PENGARUH MEDIA PENDINGIN DAN KONDISI PEMOTONGAN LOGAM TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES MILLING MENGGUNAKAN MESIN CNC TYPE VMC 200

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045

Optimasi Parameter Pembubutan Terhadap Kekasaran Permukaan Produk

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

ANALISIS KEAUSAN PAHAT TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES PEMBUBUTAN

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

STUDI EKSPERIMENTAL TERJADINYA KEAUSAN PAHAT PADA PROSES PEMOTONGAN END MILLING PADA LINGKUNGAN CAIRAN PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

PENGARUH JENIS PAHAT, JENIS PENDINGINAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KERATAAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 42 PADA PROSES BUBUT RATA MUKA

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

TUGAS SARJANA OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN PROSES CNC FREIS TERHADAP HASIL KEKASARAN PERMUKAAN DAN KEAUSAN PAHAT MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

Pengaruh Kedalaman Pemakanan, Jenis Pendinginan dan Kecepatan Spindel

JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP KEAUSAN PAHAT DAN KEKASARAN PERMUKAAN BENDA HASIL PROSES CNC TURNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI

PENGARUH GRADE BATU GERINDA, KECEPATAN MEJA LONGITUDINAL, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN SKRIPSI

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,

Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN ORTHOGONAL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Data Pengujian

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 38-43

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT

PENGARUH FEEDING DAN SUDUT POTONG UTAMA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN LOGAM HASIL PEMBUBUTAN RATA PADA MATERIAL BAJA ST 37

Pengaruh Kemiringan Benda Kerja dan Kecepatan Pemakanan terhadapgetaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2

PENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RINGKASAN

Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH :

Pengaruh Parameter Potong dan Geometri Pahat Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Proses Bubut

PENGUKURAN KEKASARAN PROFIL PERMUKAAN BAJA ST37 PADA PEMESINAN BUBUT BERBASIS KONTROL NUMERIK

PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS

SAT. Pengaruh Kemiringan Spindel Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Getaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2. Romiyadi, Emon Azriadi. 1.

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

PENGARUH LAJU PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PAHAT CARBIDE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BUBUT S45C KONDISI NORMAL DAN DIKERASKAN

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN

Asep Wahyu Hermawan S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

Pengaruh jenis proses pemotongan pada mesin milling terhadap getaran dan kekasaran permukaan dengan material aluminium 6061

PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPINDLE (RPM) DAN JENIS SUDUT PAHAT PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN BENDA KERJA BAJA EMS 45

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL, SUDUT POTONG UTAMA DAN KADAR SOLUBLE OIL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN HASIL PEMBUBUTAN BAJA ST 37

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Indonesia Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru,28293 Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

PENGARUH KADAR CAMPURAN PENDINGIN DAN VARIASI KECEPATAN PENYAYATAN BAJA ST 37 PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL TERHADAP KEKASARAN BENDA KERJA

PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

DESAIN DAN PABRIKASI GERINDA TOOLPOST PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL

KAJIAN UMUR PAHAT PADA PEMBUBUTAN KERING DAN KERAS BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA PVD BERLAPIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH CAIRAN PENDINGIN SEMISINTETIK DAN SOLUBLE OIL TERHADAP KEAUSAN PAHAT HIGH SPEED STEEL ( HSS ) PADA PROSES END MILLING

OPTIMASI NILAI KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT CNC DENGAN METODE TAGUCHI L 27

Alfian Eko Hariyanto S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Studi Pengaruh Sudut Potong Pahat Hss Pada Proses Bubut Dengan Tipe Pemotongan Orthogonal Terhadap Kekasaran Permukaan

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE

Politeknik Negri Batam Program Studi Teknik Mesin Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUATAN POROS ALUMINIUM MENGGUNAKAN EMCO T.U CNC -2A SMKN2 PEKANBARU DENGAN ROUNDNESS TESTER MACHINE

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 2, Juli 2017 P-ISSN : E-ISSN :

Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.1 pp 27-33, 2014 ISSN

OPTIMASI KEKASARAN PADA COPY TURNING DENGAN VARIASI PARAMETER KEDALAMAN PEMAKANAN, KECEPATAN POTONG DAN GERAK MAKAN

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

EFFECT OF CUTING SPEED USING MATERIAL HSS TOOL AND CARBIDE TOOL FOR LATHE PRICESS OF MATERIAL AISI 1010 FOR QUALITY LATHE TOOL WEAR

PENGARUH VARIASI CUTTING FLUID DAN VARIASI FEEDING PADA PROSES PEMOTONGAN ORTHOGONAL POROS BAJA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN. Febi Rahmadianto 1)

Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Kekasaran Permukaan Kayu Medang pada Proses Pembubutan

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 40-48

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

Simulasi Komputer Untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan Pada Proses Cylindrical Turning Berdasarkan Parameter Undeformed Chip Thickness

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Data yang diperlukan dalam penelitian dapat membantu proses

OPTIMALISASI PROSES GERINDA UNTUK PERMUKAAN

PENGARUH VARIASI SUDUT UJUNG MATA POTONG KARBIDA TERHADAP KEKASARAN DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM Al 6061 PADA PROSES PEMBUBUTAN

ANALISA KEAUSAN PERKAKAS POTONG PADA PROSES HOT MACHINING BAJA BOHLER K110 DENGAN 3 VARIASI SPEED MACHINING

JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2009

Studi Pengaruh Parameter Pemotongan Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Proses End Milling Dengan Menggunakan Pendinginan Minyak Kacang

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PROSES BUBUT UNTUK MATERIAL ST37

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BERBAGAI JENIS BAJA DENGAN MEDIA PENDINGIN COOLED AIR JET COOLING

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

Proses Frais. Metal Cutting Process. Sutopo Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45

ANALISA PENGARUH KECEPATAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DRAW BAR MESIN MILLING ACIERA DENGAN PROSES CNC TURNING

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

PERBANDINGAN TINGKAT KEKASARAN DAN GETARAN PAHAT PADA PEMOTONGAN ORTHOGONAL DAN OBLIQUE AKIBAT SUDUT POTONG PAHAT

PENGARUH KEMIRINGAN SPINDEL DAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GETARAN MESIN FRAIS UNIVERSAL KNUTH UFM 2

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 UNJUK KERJA VORTEX TUBE COOLER PADA PEMESINAN BAJA ST41

SURAT KETERANGAN No : 339C /UN /TU.00.00/2015

Transkripsi:

PENGARUH MEDIA PENDINGIN DAN KONDISI PEMOTONGAN LOGAM TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES MILLING MENGGUNAKAN MESIN CNC TYPE VMC 200 Ichlas Nur (1), Safril (1),Bagus Wahyudi (2) (1) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang (2) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang ABSTRACT There are many factors influencing the quality of products that are produced from milling machine process. The quality is mostly dealt with the surface roughness which is not in accordance with specifications that are required. Those influencing factors are the selection of cutting patameter regulation, for example, the speed of milling process and cutting, and selection of the cutting depth. Others factors are quality of tool life, cooling media and etc. The product quality on surface roughness can gained by arying the regulation of cutting parameter selection. The speeds for cutting are 43, 55 dan 72, while the feed rate are 40 m, 60 m and 85 m. The cooling media to be applied is air, with the ratio of water cooling media is 1:30 and 1:60. The type of machine used is CNC Type CMC 200 and surface tester deices used to measure roughness of cutting process result. Of mesasurement result, it can be seen that cooling media influence the surface roughness ery much. The relationship between surface roughness and cooling media is SR air = 4.207-0.69 f 0.45 water and cooling media is and SR idemitsu (1:60) = 1995.2-1.38 f -0.46. Keywords: Cooling media, CNC 1. PENDAHULUAN Tuntutan terhadap kualitas produk yang baik dari proses pemesinan sangat dibutuhkan di dunia industri. Kualitas produk adalah masalah kekasaran permukaan. Hasil kekasaran permukaan bergantung kepada parameter pemotongan. Jenis pendingin merupakan salah satu parameter yang berpengaruh Salah satu pengaruh yang muncul akibat perubahan parameter adalah nilai kekasaran permukaan benda kerja. Kekasaran permukaan merupakan salah satu parameter spesifikasi geometrik yang harus dipenuhi pada proses pemotongan logam. Untuk menciptakan nilai kekasaran yang memenuhi spesifikasinya maka ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Pada proses pemotongan peningkatan akan terjadi peningkatan temperatur. Temperatur ini kalau tidak dijaga akan mempengaruhi sifat mekanis bahan. temperatur akan mempengaruhi sifat material dan pahat yang dipakai. Parameter lain yang juga banyak berperan adalah kecepatan potong dan kecepatan pemakanan (feeding). Kecepatan potong adalah laju proses pemotongan benda kerja yang terjadi tiap saat. Sedangkan kecepatan pemakanan adalah besarnya pemakanan yang terjadi dalam setiap putaran pahat. Semakin tinggi kecepatan potong dan pemakanan yang besar, pada kedalaman pemakanan yang sama, akan menghasilkan dimensi hasil pemotongan yang besar. Adanya bekas bidang penyayatan yang besar akan menyebabkan terjadinya perbedaan nilai kekasaran. Dalam proses pemotongan menggunakan mesin milling, temperatur dikontrol dengan pendingin yang dipancarkan dari atas pahat. Aliran pendingin tersebut akan mengenai benda kerja dan pahat, sehingga temperatur akan dapat dijaga. Temperatur yang dihasilkan dari proses tersebut akan bergantung dari besarnya debit aliran pendingin dan jenis pendingin yang digunakan. Pada proses yang menggunakan pendingin dengan nilai konduksiitas panas yang tinggi akan dapat menurunkan temperatur proses pendinginan yang lebih rendah. Untuk menciptakan pendinginan yang lebih rendah diperlukan pendingin dengan kualitas yang baik, yang tentu saja harganya cukup mahal. Hal ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap nilai ekonomi produk yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh kecepatan potong dan feed rate dalam proses milling (ertical face milling) dengan menggunakan berbagai jenis pendinginan yang berbeda terhadap hasil kekasaran permukaan benda kerja dengan bahan baja ST 37.

Jurnal Teknik Mesin Vol. 5, No.2,Desember 2008 ISSN 1829-8958 2. TINJAUAN PUSTAKA a. Proses Milling Proses pemotongan logam dengan mata potong yang jamak digunakan proses freis. Proses pemotongan ada dua tipe yaitu proses face milling dan slab milling. Untuk gerakan slab dapat dibagi dua gerakan yaitu menjadi dua gerakan up milling (mendaki) dan gerakan down milling, Geram yang dihasilkan pemotongan proses milling adalah bentuk koma dan tebal sangat dipengaruhi oleh gerak makan per gigi, dan sudut potongnya. Kecepatan potong milling: d n ;...(1) 1000 Dimana d adalah diameter pahat, dan n adalah kecepatan putar pahat Gerakan makan per gigi: f z f ; mm/gigi...(2) ( z n) Kontak ataupun gesekan antara dua permukaan yang mempunyai kekasaran tertentu menyebabkan terjadinya getaran. Amplitudo yang dihasilkan dari getaran tergantung dari besarnya kekasaran permukaan. Gambar 2. Profil perbesaran permukaan c. Parameter Kekasaran Permukaan Aerage Roughness (Ra) : Parameter ini biasa digunakan untuk menunjukkan tingkat kekasaran suatu permukaan. Besarnya (Ra) didapat dengan cara mengambil nilai rata-rata dari puncak dan lembah pada profil permukaan. Dimana f adalah kecepatan pemakanan, z adalah jumlah gigi, dan n adalah kecepatan putar pahat. b Kekasaran Permukaan Material Karakteristik dari tekstur permukaaan adalah sebagai berikut : 1. Roughness : ketidakteraturan akibat proses machining dengan menghasilkan shortwaelength. 2. Wainess : Ketidakteraturan karena adanya masalah pada proses manufaktur, seperti : cutting tool yang rusak, defleksi, dan misaligment benda kerja. Permukaan yang dihasilkan berupa long-waelength. 3. Lay : Permukaan yang dihasilkan akibat arah dari proses machining, seperti : drilling, turning, milling, grinding and tool. 4. Flaws : Hasil proses manufaktur yang tidak diinginkan, seperti : retak, lubang, goresan dan cukilan, Gambar 3. Parameter Amplitudo Ra dan Rq Root-Mean Square Roughness (Rq) : Biasa disingkat dengan RMS (Rq) dan mempunyai pendekatan yang lebih teliti dalam menentukan kekasaran suatu permukaan. Rq dan Ra mempunyai hubungan yang erat, sehingga biasa di pakai dalam hubungan rasio. Rasio ini digunakan dalam proses finishing suatu material Gambar 4. Parameter amplitudo Rz dan Ry Gambar 1. Karakteristik Struktur Permukaan 84

Pengaruh Media Pendingin dan Kondisi Pemotongan Logam terhadap Kekasaran Permukaan pada Proses Milling Menggunakan Mesin CNC Type VMC 200 (Ichlas Nur) Peak-to-alley Height : Disini ada 2 jenis pengukuran yaitu yaitu 10-point height (Rz) dan maximum peak-to-peak height (Ry). Rz adalah jarak rata-rata 5 puncak tertinggi dan 5 lembah terendah pada suatu panjang tertentu, diukur dari garis referensi yang tidak memotong profil. Ry diukur dari jarak puncak tertinggi dan lembah terendah. 3. METODOLOGI PENELITIAN a. Langkah Percobaan Eksperimen dilakukan dengan menggunakan EMCO Milling CNC type VMC 200 di Politeknik Negeri Malang. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan pahat HSS dengan diameter 16 mm dengan 2 sisi potong. Material yang digunakan dalam eksperimen adalah baja karbon rendah St 37. Depth of cut dibuat konstan 1,5 mm, sedangkan feeding dan kecepatan potong diberikan beberapa ariasi nilai, yaitu 43, 55 dan 72. Jenis Pendingin Kecepatan potong Jenis pendingin Udara Idemitsu + Air (1:30) Feed rate Idemitsu + Air (1:60) A-xx B-xx Tabel 1. Parameter Eksperimen Air V 3 = 43 (845 rpm) 40 m Idemitsu + air 1:60 (1034 rpm) 60 m Tabel 2. Matrik pengambilan data feed rate (m) V 1 = 72 Kecepatan potong (V) Idemitsu + air 1:30 V 1 = 72 (1456 rpm) 80 m Tool HSS dia = 16 mm V 3 = 43 (1432 rpm) (1034 rpm) (845 rpm) 40 A-11 / B- 11 60 A-12 / B- 12 80 A-13 / B- 13 40 A-21 / B- 21 60 A-22 / B- 22 80 A-23 / B- 23 40 A-31 / B- 31 60 A-32 / B- 32 80 A-33 / B- 33 Pengujian pertama Pengujian kedua A-14 / B- 14 A-15 / B- 15 A-16 / B- 16 A-24 / B- 24 A-25 / B- 25 A-26 / B- 26 A-34 / B- 34 A-35 / B- 35 A-36 / B- 36 A-17 / B- 17 A-18 / B- 18 A-19 / B- 19 A-27 / B- 27 A-28 / B- 28 A-29 / B- 29 A-37 / B- 37 A-38 / B- 38 A-39 / B- 39 Kecepatan pemakanan dilakukan dengan ariasi 40, 60, dan 80 m. Pengukuran kekasaran hasil pemotongan digunakan peralatan flat surface roughness tester (Surftest 401-Mitutoyo). Proses pemotongan dilakukan dengan tiga kelompok, yaitu pemotongan dengan pendinginan udara, pemotongan dengan pendinginan air dan idemitsu coolan dengan perbandingan 1:30 dan 1:60. Jumlah pengujian seluruhnya adalah 54 pengujian. Terdiri dari 3 ariasi kecepatan potong kali 3 ariasi kecepatan pemakanan, pada 3 kondisi cooling yang berbeda. Dari jumlah tersebut dilakukan replikasi sekali. Untuk selanjutnya dari data dianalisa dalam 3 kategori jenis pendingin. b. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam eksperimen adalah sebagai berikut: 1. Mesin Milling CNC kelas menegah dengan type VMC 200 EMCO 2. Pahat HSS dengan diameter 16 mm, jumlah gigi 2 3. Surface tester, SURFTEST 401 series 178. 4. Gergaji 5. Kikir Bahan benda kerja yang dipakai dalam eksperimen ini adalah: 1. Baja St 37, berbentuk balok berdimensi 60 mm x 16 mm x 16 mm. 2. Air untuk pendingin. 3. Minyak pendingin IDEMITSU. c. Prosedur Percobaan Berikut ini adalah deskripsi eksperimen perautan benda kerja baja St 37 yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Benda kerja diambil dari batang baja dengan penampang 16 x 16 mm. Kemudian benda kerja dipotong dengan ukuran 60 mm menggunakan gergaji. 2. Benda kerja dibersihkan sisi-sisinya dengan menggunakan kikir untuk mencegah bentuk tajam yang berbeda pada tiap spesimen. 3. Membuat program dalam Mesin Milling CNC untuk menciptakan model perautan yang sama. 4. Menyiapkan jenis cooling yang akan dipakai. 5. Benda kerja dipasang pada ragum yang terletak di atas meja milling. Setelah pahat HSS dipasang pada tempatnya, posisi benda kerja diatur sedemikian rupa sehingga siap diraut. 85

Jurnal Teknik Mesin Vol. 5, No.2,Desember 2008 ISSN 1829-8958 6. Proses perautan dimulai. Parameter perautan diariasikan dengan mengubah kecepatan potong (cutting speed, V), kecepatan gerak meja (table feed rate, F), dan ariasi jenis cooling. Masingmasing kondisi pearutan tersebut ditentukan pada tiga harga yang berbeda-beda seperti terlihat dalam tabel. 7.Pengukuran kekasaran permukaan dilakukan dengan menggunakan surface tester yang diletakkan pada meja rata yang sama. Pengukuran dilakukan dengan arah seperti pada Gambar 1. dengan satu kali pengukuran. Kemudian proses tersebut diulang dengan jalan yang sama. Data-data hasil pengukuran kekasaran permukaan untuk berbagai kombinasi perlakuan yang berbedabeda pada baja St 37 masing-masing dapat dilihat pada Tabel (3). dan Tabel (4). Gambar 5. Bentuk Benda kerja 4. HASIL PENGUJIAN dan ANALISIS DATA Hasil pengukuran yang diperoleh dari pengukuran adalah sebagai berikut: Jenis pendingin Udara Tabel 3. Data pengambilan data I Feed rate (m) V 1 = 43 Kecepatan potong (V) V 3 = 72 40 1.7 1.4 1.2 60 1.9 1.6 1.2 80 2.2 2.0 1.7 Idemitsu + Air 40 2.2 1.6 0.9 1:30 60 1.2 1.3 0.9 80 1.4 1.1 0.8 Idemitsu + Air 40 2.6 2.2 1.7 0,0833333 60 1.8 1.9 1.4 80 1.5 1.6 1.3 Jenis pendingin Udara Tabel 4. Matrik pengambilan data II Feed rate (m) V 1 = 43 Kecepatan potong (V) V 3 = 72 40 1.8 1.3 1.2 60 1.9 1.6 1.4 80 2.3 2.0 1.6 Idemitsu + Air 40 2.8 1.5 0.8 1:30 60 1.7 1.1 0.8 80 1.5 1.0 0.9 Idemitsu + Air 40 2.5 2.3 2.0 0,0833333 60 1.8 1.6 1.4 80 1.6 1.5 1.5 a. Pendinginan dengan Udara Pengaruh parameter kecepatan potong dan pemakanan terhadap kekasaran permukaan pada proses perautan dengan pendingin udara dapat di tabelkan sebagai berikut: Tabel 5. hasil perhitungan pendinginan dengan udara Replikasi V () f (m) Ra Log V Log F Log Ra 1 43 40 1,7 1,633 1,6021 0,23 1 55 40 1,4 1,74 1,6021 0,146 1 72 40 1,2 1,857 1,6021 0,079 1 43 60 1,9 1,633 1,7782 0,279 1 55 60 1,6 1,74 1,7782 0,204 1 72 60 1,2 1,857 1,7782 0,079 1 43 80 2,2 1,633 1,9031 0,342 1 55 80 2 1,74 1,9031 0,301 1 72 80 1,7 1,857 1,9031 0,23 2 43 40 1,8 1,633 1,6021 0,255 2 55 40 1,3 1,74 1,6021 0,114 2 72 40 1,2 1,857 1,6021 0,079 2 43 60 1,9 1,633 1,7782 0,279 2 55 60 1,6 1,74 1,7782 0,204 2 72 60 1,4 1,857 1,7782 0,146 2 43 80 2,3 1,633 1,9031 0,362 2 55 80 2 1,74 1,9031 0,301 2 72 80 1,6 1,857 1,9031 0,204 5. Regression Analysis: log Ra ersus log V; logf Predictor Coef SE Coef T P Constant 0,6244 0,1490 4,19 0,001 log V -0,6910 0,06839-10,10 0,000 log F 0,45062 0,05064 8,90 0,000 S = 0,02653 R-Sq = 92,4% R-Sq(adj) = 91,3% PRESS = 0,015157 R-Sq(pred) = 89,03% The Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 0,127570 0,063785 90,63 0,000 Residual Error 15 0,010557 0,000704 Lack of Fit 6 0,006957 0,001159 2,90 0,074 Pure Error 9 0,003600 0,000400 Total 17 0,138126 Durbin-Watson statistic = 1,53 Dari hasil perhitungan diatas, dapat dianalisa sebagai berikut. Nilai Residual square yang dihasilkan dari model persamaan regresi cukup tinggi, sampai berkisar pada 92,4 %. Hal itu berarti persamaan suduah cukup mendekati titik-titik linier garis hasil transformasi yang dilakukan. Tren dapat dilihat pada uji kenormalan yang dilakukan, maka besar kemungkinan akan membentuk distribusi normal. Dalam pengujian, yang perlu di amati lagi adalah korelasi antara residual. Uji korelasi dilakukan 86

Pengaruh Media Pendingin dan Kondisi Pemotongan Logam terhadap Kekasaran Permukaan pada Proses Milling Menggunakan Mesin CNC Type VMC 200 (Ichlas Nur) dengan menggunakan Durbin-Watson statistic test. Uji Durbin-Watson statistic pada perhitungan diatas bernilai 1,53, berarti dalam data yang amati secara umum korelasi antara residual cukup kecil. Adapun bentuk persamaan yang dihasilkan adalah sebagi berikut: log SR = log + a log + b log f log Ra = 0,624-0,691 log + 0,451 log f sehingga bentuk persamaannya: SR udara SR udara Probability,999,99,95,80,50,20,05,01,001 Aerage: -0,0000000 StDe: 0,0249193 N: 18 a b 0,691 0,451 4,207 Normal Probability Plot -0,06-0,04-0,02 0,00 0,02 0,04 RESI1 Kolmogoro-Smirno Normality Test D+: 0,073 D-: 0,149 D : 0,149 Approximate P-Value > 0.15 Gambar 6. Grafik a. Normal probability b. Pendingin Air dan Idemitsu 1:30 Pengaruh parameter kecepatan potong dan pemakanan terhadap kekasaran permukaan pada proses perautan dengan pendingin Air dan Idemitsu 1:30 dapat di tabelkan sebagai berikut: Replikasi Tabel 6. hasil pendingin Idemitsu 1:60 V () F (m) Ra Log V Log F Log Ra 1 43 40 2,2 1,633 1,602 0,3424 1 55 40 1,6 1,74 1,602 0,2041 1 72 40 0,9 1,857 1,602-0,046 1 43 60 1,2 1,633 1,778 0,0792 1 55 60 1,3 1,74 1,778 0,1139 1 72 60 0,9 1,857 1,778-0,046 1 43 80 1,4 1,633 1,903 0,1461 1 55 80 1,1 1,74 1,903 0,0414 1 72 80 0,8 1,857 1,903-0,097 2 43 40 2,8 1,633 1,602 0,4472 2 55 40 1,5 1,74 1,602 0,1761 2 72 40 0,8 1,857 1,602-0,097 2 43 60 1,7 1,633 1,778 0,2305 2 55 60 1,1 1,74 1,778 0,0414 2 72 60 0,8 1,857 1,778-0,097 2 43 80 1,5 1,633 1,903 0,1761 2 55 80 1 1,74 1,903 0 2 72 80 0,9 1,857 1,903-0,046 Dari hasil uji regresi dengan menggunakan software MINITAB diperoleh hasil sebagai berikut: Regression Analysis: log Ra ersus log V; log F The regression equation is log Ra = 2,01-0,442 log V - 0,564 log F Predictor Coef SE Coef T P Constant 2,0078 0,2019 9,94 0,000 log V -0,44242 0,09267-4,77 0,000 log F -0,56372 0,06861-8,22 0,000 S = 0,03594 R-Sq =85,8% R-Sq(adj)= 83,9% PRESS = 0,028453 R-Sq(pred) = 79,09% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 0,116669 0,058335 45,15 0,00 Residual Error 15 0,019380 0,00129 Lack of Fit 6 0,011056 0,001843 1,99 0,17 Pure Error 9 0,008324 0,000925 Total 17 0,136049 Durbin-Watson statistic = 1,55 Dari hasil perhitungan diatas, dapat dianalisa sebagai berikut. Nilai Residual squere yang dihasilkan dari model persamaan regresi adalah 85,8%. Hal itu berarti persamaan suduah cukup mendekati titik-titik linier garis hasil transformasi yang dilakukan. Adapun bentuk persamaan yang dihasilkan adalah sebagi berikut: log SR = log + a log + b log f log Ra = 2,01-0,442 log - 0,564 log f sehingga bentuk persamaannya: Probability,999,99,95,80,50,20,05,01,001 Aerage: 0,0000000 StDe: 0,0337638 N: 18 SR udara a SR idemitsu ( 1:30) 102, 32 b Normal Probability Plot 0,442 0,564-0,05 0,00 0,05 RESI1 Kolmogoro-SmirnoNormality Test D+: 0,153 D-: 0,090 D : 0,153 Approximate P-Value > 0.15 Gambar 7. Grafik a. Normal probability 87

Jurnal Teknik Mesin Vol. 5, No.2,Desember 2008 ISSN 1829-8958 c. Pendingin Air dan Idemitsu 1:60 Pengaruh parameter kecepatan potong dan pemakanan terhadap kekasaran permukaan pada perautan dengan pendingin udara: Replikasi Tabel Hasil Pendingin Idemitsu 1:60 V () F (m) Ra Log V Log F Log Ra 1 43 40 2,6 1,6335 1,6021 0,415 1 55 40 2,2 1,7404 1,6021 0,3424 1 72 40 1,7 1,8573 1,6021 0,2305 1 43 60 1,8 1,6335 1,7782 0,2553 1 55 60 1,9 1,7404 1,7782 0,2788 1 72 60 1,4 1,8573 1,7782 0,1461 1 43 80 1,5 1,6335 1,9031 0,1761 1 55 80 1,6 1,7404 1,9031 0,2041 1 72 80 1,3 1,8573 1,9031 0,1139 2 43 40 2,5 1,6335 1,6021 0,3979 2 55 40 2,3 1,7404 1,6021 0,3617 2 72 40 2 1,8573 1,6021 0,301 2 43 60 1,8 1,6335 1,7782 0,2553 2 55 60 1,6 1,7404 1,7782 0,2041 2 72 60 1,4 1,8573 1,7782 0,1461 2 43 80 1,6 1,6335 1,9031 0,2041 2 55 80 1,5 1,7404 1,9031 0,1761 2 72 80 1,5 1,8573 1,9031 0,1761 Dari hasil uji regresi dengan menggunakan software MINITAB diperoleh hasil sebagai berikut: Regression Analysis: log Ra ersus log V; log F The regression equation is log Ra = 3,30-1,38 log V - 0,461 log F Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 0,34387 0,17194 36,02 0,000 Residual Error 15 0,07160 0,00477 Lack of Fit 6 0,04642 0,00774 2,77 0,083 Pure Error 9 0,02518 0,00280 Total 17 0,41548 Durbin-Watson statistic = 1,70 Dari hasil perhitungan diatas, dapat dianalisis sebagai berikut. Nilai Residual squere yang dihasilkan dari model persamaan regresi adalah 82,8%. Hal itu berarti persamaan sudah cukup mendekati titik-titik linier. Sementara itu dalam perhitungan diatas juga diketahui, nilai p lack of fit yang dihasilkan cukup kecil Nilai F hitung (2,77) lebih kecil dari nilai F tabel (0,05) (3,37), sehingga persamaan ini dianggap cukup significance untuk = 0,05. Adapun bentuk persamaan yang dihasilkan adalah sebagi berikut: log SR = log + a log + b log f log Ra = 3,30-1,38 log - 0,461 log f sehingga bentuk persamaannya: Probability,999,99,95,80,50,20,05,01,001 SR Aerage: -0,0000000 StDe: 0,0649003 N: 18 6. PENUTUP udara a SR idemitsu ( 1:60) 1995, 2 Normal Probability Plot -0,1 0,0 RESI1 b 1,38 0,1 0,461 Kolmogoro-SmirnoNormality Test D+: 0,163 D-: 0,113 D : 0,163 Approximate P-Value > 0.15 Gambar 7. Grafik Normal probability 6.1. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan maka hal yang dapat disimpulkan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan potong, kecepatan makan dan jenis media pendingin sangat mempengaruhi kekasaran permukaan. 2. Pada pemotongan dengan media pendingin udara pada eksperimen diatas diperoleh persamaan model: SR udara 0, 691 4,207 0, 451 3. Pada pemotongan dengan media pendingin Idemitsu Air 1:30 pada eksperimen diatas diperoleh persamaan model: SR idemitsu ( 1:30) 102, 32 0,442 0,564 4. Pada pemotongan dengan media pendingin Idemitsu ir 1:60 pada eksperimen diatas diperoleh persamaan model: PUSTAKA 1,38 0,461 SR idemitsu ( 1:60) 1995, 2. 1. Mongemery, Design Of Experiment, McGraw Hill, 1989 2. Rochim,Taufiq, Teori dan Teknologi Proses Pemesinan, Laboratorium Teknik Produksi dan Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FTI ITB 88

Pengaruh Media Pendingin dan Kondisi Pemotongan Logam terhadap Kekasaran Permukaan pada Proses Milling Menggunakan Mesin CNC Type VMC 200 (Ichlas Nur) 3. Rochim, Taufiq, Spesifikasi, Metrologi, & Kontrol Kualitas Geometrik, Laboratorium Teknik Produksi dan Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FTI ITB, 2001 4. Tlusty, George, Manufacturing Process And Equipment, Prentice Hall, USA, 2000. CURICULUM VITAE Ichlas Nur, ST., MT., Alamat email yang dapat dihubungi : ichlasnur@hotmail.com 89