BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

POKOK PANDUAN PERILAKU KODE ETIK PEGAWAI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M.

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 9 SERI E

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

2016, No NonDepartemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013; 3. Peraturan Presiden Nom

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 008-A/SEK/SK/1/2012 TENT ANG ATURAN PERILAKU PEGAWAI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 512); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

K E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR TAHUN 2016

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 76/MEN/SJ/2009 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

NOMOR 01tPM.2t2007 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2013 TENT ANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. KODE ETlK PEGAWAI NEGERI SlPlL BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

PEDOMAN PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2011 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil perlu menetapkan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 134,

2 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4150); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3059); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang, Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 9. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 10. Keputusan Presiden Nomor 16/M Tahun 2007; 11. Keputusan Kepala BATAN Nomor 360/KA/XI/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir; 12. Peraturan Kepala BATAN Nomor 392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN; 13. Peraturan Kepala BATAN Nomor 393/KA/XI/2005 tentang Tata Kerja Balai Elektromekanik; 14. Peraturan Kepala BATAN Nomor 394/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Instrumentasi dan Elektromekanik; 15. Peraturan Kepala BATAN Nomor 395/KA/XI/2005 tentang Organisasi

3 dan Tata Kerja Unit Pemantauan Data Tapak dan Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir; 16. Peraturan Kepala BATAN Nomor 396/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Iradiasi, Elektromekanik dan Instrumentasi; 17. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 057/KA/III/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Jam Kerja dan Penjatuhan Hukuman Disiplin Jam Kerja; 18. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 201/KA/XI/2011 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Badan Tenaga Nuklir Nasional; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional ini, yang dimaksud dengan: 1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang selanjutnya disebut Pegawai adalah Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). 2. Kode Etik PNS BATAN, yang selanjutnya disebut Kode Etik Pegawai, adalah pedoman perilaku dalam bersikap, bertingkah laku, berbuat dan berpola tindak pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta dalam pergaulan hidup sehari-hari. 3. Komisi Etik PNS BATAN, yang selanjutnya disebut Komisi Etik Pegawai, adalah Komisi yang bersifat non struktural dan temporer

4 yang dibentuk oleh Kepala BATAN selaku pejabat pembina kepegawaian atau oleh pejabat yang ditunjuk Kepala BATAN. 4. Pejabat yang ditunjuk adalah pejabat struktural paling rendah eselon II yang diberi kewenangan oleh Kepala BATAN. 5. Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan, tulisan, dan/atau perbuatan Pegawai yang bertentangan dengan Kode Etik Pegawai. 6. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat Pembina Kepegawaian, atau Pejabat yang berwenang menghukum secara moral atau disiplin sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 2 Kode Etik Pegawai bertujuan untuk memberikan pedoman bagi seluruh Pegawai dalam rangka: a. bertingkah laku, berbuat dan berpola tindak dalam menjalankan tugas dan fungsi; b. meningkatkan disiplin; c. menjamin terpeliharanya tata tertib; d. menjamin kelancaran pelaksanaan tugas yang kondusif; e. menciptakan dan memelihara perilaku yang profesional; f. meningkatkan kinerja dan citra Pegawai; dan g. memberikan perlindungan terhadap hak Pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB II NORMA DASAR PRIBADI DAN STANDAR PERILAKU ORGANISASI Pasal 3 Setiap Pegawai harus menganut, membina, mengembangkan, dan menjunjung tinggi norma dasar pribadi sebagai berikut: a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu wajib menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, terutama yang berkaitan dengan nilai-

5 nilai universal; b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu selalu berusaha untuk memahami, menghayati serta mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari; c. jujur, yaitu dapat dipercaya dalam perkataan dan tindakan; d. terbuka, yaitu transparan dalam pelaksanaan tugas dan pergaulan internal maupun eksternal, kecuali terhadap penyampaian atau akses informasi yang karena sifatnya dinyatakan tertutup; e. berani, yaitu bersikap tegas dan rasional dalam bertindak, berperilaku, dan membuat keputusan demi kepentingan BATAN, pemerintah, bangsa dan negara; f. berjiwa pionir, visioner, inovatif, excellent dan akuntabel, yaitu sikap perilaku pegawai yang berani menghadapi tantangan, berwawasan jauh kedepan, memulai hal yang baru, dan berjiwa unggul serta dapat dipertanggungjawabkan; g. bertradisi ilmiah, yaitu sikap perilaku pegawai yang peka terhadap permasalahan, memberikan solusi secara ilmiah, dan senantiasa bersedia memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada generasi penerus dalam rangka pemeliharaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dan keberlangsungan BATAN; h. mengutamakan keselamatan dan keamanan, yaitu sikap perilaku pegawai yang peka terhadap kondisi keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja dan bersikap proaktif dengan melaporkan dan memperbaiki kondisi yang berisiko terhadap keselamatan dan keamanan personel, aset, dan kawasan BATAN; i. berintegritas, yaitu memiliki kemampuan untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika BATAN; j. berkomitmen, yaitu kemauan dan kemampuan untuk menyelaraskan sikap dan tindakan pegawai untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan/atau golongan; k. berdisiplin, yaitu kesanggupan pegawai untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-

6 undangan; l. bekerja sama, yaitu kemauan dan kemampuan pegawai untuk bekerja sama dengan rekan kerja, atasan, bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya; m. berjiwa pemimpin, yaitu kemampuan dan kemauan pegawai untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi; n. berkompeten, yaitu mempunyai keahlian dan kemampuan memutuskan dan/atau menentukan sesuatu sesuai dengan kewenangannya; o. bersikap profesional, yaitu melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan/atau keahlian serta mencegah terjadinya benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas; p. bersikap independen, yaitu tidak terpengaruh dan bersikap netral dalam melaksanakan tugas; dan q. bersikap sederhana, yaitu berperilaku wajar atau tidak berlebihan dalam tugas dan kehidupan sehari-hari. Pasal 4 Setiap Pegawai harus mengikuti, menjalankan, dan menjaga prinsip standar perilaku organisasi sebagai berikut: a. kepastian hukum, yaitu mendasarkan pada peraturan perundangundangan dalam menjalankan tugas, wewenang, dan kebijakan BATAN; b. keterbukaaan, yaitu membuka diri dan memberi akses kepada masyarakat dalam melaksanakan haknya untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang manejemen, kinerja, dan pelaksanaan tugas, serta fungsi BATAN, tanpa melanggar peraturan perundang-undangan dan asas kerahasiaan jabatan; c. kepentingan umum, yaitu mendahulukan kepentingan bersama dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif;

7 d. akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan di unit kerja BATAN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada atasannya dan/atau masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan; e. proporsionalitas, yaitu mengutamakan kepentingan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab organisasi dengan tetap memperhatikan adanya kepentingan yang sah secara seimbang; f. efektivitas, yaitu dalam melaksanakan tugas harus memperhatikan dan mempergunakan cara yang tepat untuk memperoleh hasil yang optimal; dan g. efisiensi, yaitu dalam melaksanakan tugas harus memperhatikan dan mempergunakan waktu dan sumber daya lainnya seoptimal mungkin dalam menyelesaikan tugas. BAB III KODE ETIK PEGAWAI Pasal 5 Setiap Pegawai dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan seharihari wajib: a. menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat yang dianut oleh diri sendiri dan orang lain; b. mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui BATAN; c. mematuhi dan menaati segala peraturan perundang-undangan, baik langsung maupun tidak langsung, mengenai tugas kedinasan maupun yang berlaku secara umum; d. bersikap dan bertindak akuntabel dalam menjalankan tugas; e. bersikap dan bertindak tanggap, terbuka, jujur, akurat dan tepat waktu dalam melaksanakan tugas, serta berpenampilan dan bertutur kata secara sopan dan santun dalam pergaulan; f. mematuhi, menaati dan melaksanakan tata tertib disiplin kerja pegawai serta melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Kepala BATAN maupun Pejabat yang berwenang/diberi kewenangan membuat kebijakan;

8 g. menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dan kondusif, kooperatif, harmonis, dan sinergis antar pegawai, baik dalam unit kerja maupun di luar unit kerja; h. mempergunakan dan memelihara barang inventaris milik negara secara baik dan bertanggung jawab; i. memberikan pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain menurut bidang tugas masing-masing; dan j. memberikan contoh dan menjadi panutan yang baik bagi pegawai lain dan masyarakat. Pasal 6 Setiap Pegawai dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan seharihari dilarang: a. bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas dan memberikan pelayanan kepada pegawai maupun masyarakat; b. menjadi anggota dan/atau pengurus dan/atau simpatisan partai politik; c. membocorkan informasi yang bersifat rahasia, memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar, menyalahgunakan data, dan/atau informasi BATAN yang dianggap sensitif; d. menerima dan/atau memberi hadiah, dan/atau imbalan dalam bentuk apapun dari pihak manapun secara langsung maupun tidak langsung, yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan Pegawai yang bersangkutan; e. menyalahgunakan wewenang yang dimiliki untuk kepentingan di luar kedinasan; f. melakukan perbuatan yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan, kerusakan, dan/atau perubahan data pada sistem informasi BATAN; dan g. melakukan kegiatan atau perbuatan yang tidak terpuji yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, norma

9 kesusilaan, ketertiban umum, merusak citra profesi dan martabat BATAN, baik secara lisan maupun tertulis. Pasal 7 Segala bentuk ucapan, tulisan, sikap, perilaku, dan/atau tindakan Pegawai yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 adalah pelanggaran Kode Etik Pegawai. BAB IV KOMISI ETIK PEGAWAI Pasal 8 (1) Dalam rangka penegakan Kode Etik Pegawai dibentuk Komisi Etik Pegawai. (2) Komisi Etik Pegawai dibentuk oleh Kepala BATAN atau Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala BATAN. (3) Keanggotaan Komisi Etik Pegawai berjumlah gasal terdiri dari: a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota; b. 1 (satu ) orang Sekretaris merangkap anggota; c. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota. (4) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mewakili aspek kepegawaian, aspek pengawasan dan aspek hukum dan/atau pengamanan. (5) Komisi Etik Pegawai bersifat temporer dan dibentuk apabila terdapat Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran terhadap kode etik. (6) Pangkat anggota Komisi Etik Pegawai paling rendah setingkat dengan Pegawai yang diperiksa. Pasal 9 (1) Komisi Etik Pegawai mempunyai tugas:

10 a. melakukan penegakan dan penyelesaian pelanggaran Kode Etik Pegawai; b. melakukan pemanggilan secara tertulis kepada Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik; c. memeriksa Pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik; dan d. membuat kesimpulan dan rekomendasi setelah melakukan pemeriksaan terhadap Pegawai yang diduga melanggar Kode Etik dan menyampaikan kepada Pejabat yang berwenang. (2) Komisi Etik Pegawai mempunyai kewajiban: a. membuat Berita Acara Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah selesai melakukan pemeriksaan; b. memberi kesempatan kepada Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik Pegawai untuk menyampaikan pembelaan pada saat pemeriksaan; c. menyampaikan LHP kepada Pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi moral sebagai bahan dalam menetapkan keputusan penjatuhan sanksi moral, menggunakan format sebagaimana dalam Lampiran I Peraturan ini ; d. menyampaikan LHP kepada Atasan langsung Pegawai yang melanggar Kode Etik Pegawai untuk diteruskan secara hierarki kepada: 1) Pejabat yang berwenang menghukum guna pemeriksaan lebih lanjut, apabila rekomendasi menyangkut sanksi pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS,menggunakan format sebagaimana dalam Lampiran II Peraturan ini. 2) Kepala BATAN guna pemeriksaan lebih lanjut, apabila rekomendasi menyangkut sanksi pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d dan

11 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS menggunakan format sebagaimana dalam Lampiran III Peraturan ini. e. Penyampaian LHP sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal laporan diterbitkan. Pasal 10 Pemeriksaan lebih lanjut terhadap pegawai yang diduga melakukan pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf d, dilakukan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima LHP dari Komisi Etik Pegawai. BAB V PENGADUAN PELANGGARAN KODE ETIK PEGAWAI Pasal 11 (1) Dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Pegawai diperoleh secara tertulis dari Pengaduan Masyarakat, Atasan langsung Pegawai, atau Pejabat yang berwenang. (2) Setiap Pegawai yang mengetahui adanya pelanggaran Kode Etik Pegawai dapat menyampaikan pengaduan kepada Atasan langsung Pegawai yang melakukan pelanggaran atau Pejabat yang berwenang. (3) Penyampaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan tertulis secara elektronik atau non-elektronik dengan menyebutkan pelanggaran yang dilakukan, bukti-bukti dan identitas Pelapor. (4) Setiap Atasan langsung Pegawai atau Pejabat yang berwenang yang menerima pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib menindaklanjuti pengaduan tersebut dan menjaga kerahasiaan identitas Pelapor. (5) Atasan langsung Pegawai apabila meyakini adanya dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Pegawai, wajib melaporkan kepada Kepala

12 BATAN secara hierarki. (6) Kepala BATAN atau Pejabat yang ditunjuk, membentuk Komisi Etik Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) setelah menerima laporan adanya dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Pegawai. BAB VI TATA CARA PEMANGGILAN DAN PEMERIKSAAN Pasal 12 (1) Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik, dipanggil secara tertulis oleh Komisi Etik Pegawai untuk dilakukan pemeriksaan, menggunakan format sebagaimana dalam Lampiran IV Peraturan ini. (2) Pemanggilan secara tertulis bagi Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik, dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan. (3) Apabila Pegawai tidak hadir pada tanggal pemeriksaan yang ditentukan, pemanggilan kedua dilakukan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja sejak hari ketidakhadiran pada pemanggilan pertama. (4) Apabila pada tanggal pemeriksaan yang ditentukan dalam surat pemanggilan kedua, Pegawai yang bersangkutan tidak hadir juga, dianggap telah melanggar Kode Etik. (5) Dalam hal Pegawai tidak hadir pada pemanggilan kedua, Komisi Etik Pegawai memberi rekomendasi kepada Pejabat yang berwenang atau Atasan langsung Pegawai yang bersangkutan agar dikenakan sanksi moral atau hukuman disiplin. Pasal 13 (1) Komisi Etik Pegawai melakukan pemeriksaan berdasarkan laporan

13 dan/atau bahan pelanggaran Kode Etik yang diduga dilakukan oleh Pegawai yang bersangkutan. (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertutup, yang diketahui dan dihadiri oleh Pegawai yang bersangkutan dan Komisi Etik Pegawai. (3) Pegawai yang diperiksa karena diduga melakukan pelanggaran Kode Etik, wajib menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh Komisi Etik Pegawai. (4) Apabila Pegawai yang diperiksa tidak bersedia menjawab pertanyaan, yang bersangkutan dianggap mengakui pelanggaran Kode Etik yang didugakan kepadanya. (5) Hasil pemeriksaan dituangkan dalam bentuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP), dengan menggunakan format sebagaimana dalam Lampiran V Peraturan ini. BAB VII PENEGAKAN KODE ETIK Pasal 14 (1) Pegawai yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dijatuhi sanksi atau hukuman sesuai dengan tingkat pelanggarannya. (2) Sanksi atau hukuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa: a. sanksi moral berupa perintah/kewajiban untuk menyampaikan permohonan maaf secara lisan, tertulis, dan/atau pernyataan penyesalan; dan/atau b. hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan peraturan pelaksanaannya. (3) Pengenaan sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, disampaikan secara tertutup atau terbuka. (4) Pemberian sanksi moral dilakukan oleh Pejabat yang berwenang,

14 dengan menggunakan format sebagaimana dalam Lampiran VI Peraturan ini, paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Komisi Etik Pegawai. (5) Keputusan penyampaian sanksi moral secara tertutup atau terbuka didasarkan pada pertimbangan besar atau kecilnya akibat dari perbuatan dan/atau sensitivitas perbuatan yang dilakukan. Pasal 15 (1) Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf a ditetapkan dengan Keputusan Pejabat yang berwenang. (2) Sanksi moral disampaikan secara tertutup oleh Pejabat yang berwenang dalam ruang tertutup dan diutarakan secara lisan yang hanya diketahui oleh Pegawai yang bersangkutan dan Pejabat lain yang terkait dengan syarat pangkat Pejabat terkait paling rendah setingkat dengan Pegawai yang dikenakan sanksi. (3) Sanksi moral disampaikan secara terbuka oleh Pejabat yang berwenang melalui: a. forum pertemuan resmi; b. upacara bendera; c. papan pengumuman; d. media massa; atau e. forum lain yang dipandang sesuai untuk itu. (4) Dalam hal tempat kedudukan Pejabat yang berwenang dan tempat Pegawai yang dikenakan sanksi moral berjauhan, Pejabat yang berwenang dapat menunjuk Pejabat lain dalam lingkungannya atau meminta bantuan Pejabat lain untuk menyampaikan sanksi moral tersebut dengan syarat pangkat Pejabat tersebut paling rendah setingkat dengan Pegawai yang dikenakan sanksi. (5) Sanksi moral yang disampaikan secara tertutup, berlaku sejak tanggal diterima oleh Pegawai yang dikenakan sanksi. (6) Sanksi moral yang disampaikan secara terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, huruf b, dan huruf e dilakukan 1 (satu)

15 kali dan berlaku sejak tanggal disampaikan oleh Pejabat yang berwenang. (7) Sanksi moral yang disampaikan secara terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (3 ) huruf c dan huruf d, dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal ditetapkan. (8) Dalam hal pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak hadir tanpa alasan yang sah pada waktu penyampaian keputusan sanksi moral, dianggap telah menerima keputusan sanksi moral tersebut dan keputusan sanksi moral disampaikan kepada Pegawai yang dikenakan sanksi baik langsung maupun menggunakan sarana lain. (9) Sanksi moral berupa perintah/kewajiban untuk menyampaikan permohonan maaf secara lisan, tertulis, dan/atau pernyataan penyesalan dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak keputusan sanksi moral diterima oleh Pegawai yang dikenai sanksi. (10) Dalam hal pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak bersedia menyampaikan permohonan maaf secara lisan, tertulis, dan/atau membuat pernyataan penyesalan, dapat dijatuhi salah satu hukuman disiplin ringan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan peraturan pelaksanaannya. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 (1) Setiap Pimpinan unit kerja, sesuai dengan jenjang jabatan berkewajiban untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan kode etik oleh pegawai yang berada di bawahnya. (2) Pimpinan unit kerja sesuai dengan jenjang jabatan, baik langsung maupun tidak langsung, yang mengetahui adanya pelanggaran kode etik tetapi tidak mengambil tindakan pengenaan sanksi atas pelanggaran tersebut atau membantu melakukan pelanggaran kode

16 etik, dikenakan sanksi atau hukuman sesuai dengan tingkat pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (2). (3) Dalam rangka efektivitas dan efisiensi penegakan kode etik, BATAN dapat bekerja sama dengan instansi/lembaga lain. Pasal 17 Penjabaran Kode Etik Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 terdapat dalam buku Panduan Perilaku Pegawai BATAN. Pasal 18 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 April 2012 KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, -ttd- HUDI HASTOWO Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat, Ferhat Aziz

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TANGGAL : 11 April 2012 (KOP SURAT DINAS UNIT KERJA) RAHASIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP) NOMOR : R..../KP 0302/. /20.. Yth....(Pejabat yang berwenang) di 1. Berkenaan dengan adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Pegawai, pada hari.tanggal..bulan tahun..telah dilakukan pemeriksaan sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Nomor... kepada: a. Nama : b. NIP : c. Pangkat/Golongan : d. Jabatan : e. Unit Organisasi : yang bersangkutan terbukti telah melakukan perbuatan 2. Perbuatan tersebut melanggar Kode Etik Pegawai Pasal 5/Pasal 6 *) huruf..., sehingga kepada Sdr., NIP... direkomendasikan untuk dikenakan sanksi moral berupa.. secara tertutup/terbuka *) sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala BATAN Nomor 113/KA/IV/2012 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional.,... 20...

2 Komisi Etik Pegawai: No. Nama NIP Jabatan Tanda Tangan 1.... Ketua merangkap anggota 2.... Sekretaris merangkap anggota 3.... Anggota 4.... Anggota 5.... Anggota 6.... Anggota 7....dst... Anggota Tembusan:... (Jabatan atasan langsung pegawai yang bersangkutan) *) coret yang tidak perlu KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, -ttd- HUDI HASTOWO Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat, Ferhat Aziz LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012

3 TANGGAL : 11 April 2012 (KOP SURAT DINAS UNIT KERJA) RAHASIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP) NOMOR : R.../KP 0302/.. /20.. Yth....(Atasan Langsung Pegawai yang bersangkutan) di 1. Berkenaan dengan adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Pegawai, pada hari.tanggal.bulan tahun..telah dilakukan pemeriksaan sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Nomor... kepada : a. Nama : b. NIP : c. Pangkat/Golongan : d. Jabatan : e. Unit Organisasi : yang bersangkutan terbukti telah melakukan perbuatan 2. Perbuatan tersebut melanggar Kode Etik Pegawai yang dapat dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan Pasal 7 ayat (2) huruf..., ayat (3) huruf... dan ayat (4) huruf a, huruf b dan huruf c *) Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010, sehingga terhadap Sdr,.., NIP.... perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.,... 20... Komisi Etik Pegawai No. Nama NIP Jabatan Tanda Tangan

4 1.... Ketua merangkap anggota 2.... Sekretaris merangkap anggota 3.... Anggota 4.... Anggota 5.... Anggota 6.... Anggota 7....dst... Anggota Tembusan:... (Jabatan atasan langsung pegawai yang bersangkutan) *) coret yang tidak perlu KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, -ttd- HUDI HASTOWO Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat, Ferhat Aziz LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TANGGAL : 11 April 2012

5 (KOP SURAT DINAS UNIT KERJA) RAHASIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP) NOMOR : R...../KP 0302/ /20.. Yth.... (Atasan Langsung Pegawai yang bersangkutan) di 1. Berkenaan dengan adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Pegawai, pada hari.tanggal.bulan tahun..telah dilakukan pemeriksaan sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Nomor... kepada : a. Nama : b. NIP : c. Pangkat/Golongan : d. Jabatan : e. Unit Organisasi : yang bersangkutan terbukti telah melakukan perbuatan 2. Perbuatan tersebut melanggar Kode Etik Pegawai yang dapat dijatuhi hukuman sesuai dengan Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, Sdr......, NIP...., perlu dilaporkan kepada Kepala BATAN secara hierarki untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.,... 20... Komisi Etik Pegawai: No. Nama NIP Jabatan Tanda Tangan 1.... Ketua merangkap

6 anggota 2.... Sekretaris merangkap anggota 3.... Anggota 4.... Anggota 5.... Anggota 6.... Anggota 7.... Anggota Tembusan:... (Jabatan atasan langsung pegawai yang bersangkutan) *) coret yang tidak perlu KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, -ttd- HUDI HASTOWO Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat, Ferhat Aziz LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TANGGAL : 11 April 2012 ( KOP SURAT DINAS UNIT KERJA) RAHASIA SURAT PANGGILAN I / II *) NOMOR : R.../KP 0302/ /20..

7 1. Dengan hormat kami mohon kehadiran Saudara : Nama :. NIP :. Pangkat :. Jabatan :. Unit Kerja :. untuk menghadap kepada Komisi Etik Pegawai, pada : Hari :. Tanggal :. Waktu :. Tempat :. 2. Untuk dimintai keterangan sehubungan dengan dugaan pelanggaran Kode Etik Pegawai, Pasal 5/Pasal 6 *) huruf... Peraturan Kepala BATAN Nomor 113/KA/IV/2012 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional. 3. Demikian untuk dilaksanakan.,... 20... Ketua... NIP.... Tembusan:... (Jabatan atasan langsung pegawai yang bersangkutan) *) coret yang tidak perlu Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat, Ferhat Aziz KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, -ttd- HUDI HASTOWO LAMPIRAN V PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TANGGAL : 11 April 2012 (KOP SURAT DINAS UNIT KERJA) RAHASIA BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP)

8 Pada hari ini..tanggal..bulan..tahun Komisi Etik Pegawai: No. Nama NIP Jabatan Tanda Tangan 1.... Ketua merangkap anggota 2.... Sekretaris merangkap anggota 3.... Anggota 4.... Anggota 5.... Anggota 6.... Anggota 7.... Anggota berdasarkan wewenang yang ada pada Komisi Etik Pegawai, telah melakukan pemeriksaan terhadap : Nama : NIP : Pangkat/Golongan : Jabatan : Unit Kerja : karena yang bersangkutan diduga telah melakukan pelanggaran Kode Etik Pegawai, Pasal 5/Pasal 6 *) huruf... Peraturan Kepala BATAN Nomor 113/KA/IV/2012 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional. 1. Pertanyaan:...... Jawaban:...... 2. Pertanyaan:...... Jawaban:.........

9 dst. Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya....,... 20... Yang diperiksa : Nama : NIP : Tanda tangan : Komisi Etik Pegawai 1. Nama : NIP : Tanda tangan : 2. Nama : NIP : Tanda tangan : 3. dst. *) Coret yang tidak perlu Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat, Ferhat Aziz KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, -ttd- HUDI HASTOWO LAMPIRAN VI PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TANGGAL : 11 April 2012 ( KOP SURAT DINAS UNIT KERJA) RAHASIA KEPUTUSAN... (diisi oleh pejabat yang mempunyai kewenangan memberikan sanksi moral) NOMOR : R.../KP 0302/.. /20.. TENTANG PENGENAAN SANKSI MORAL KEPADA SDR..., NIP... PANGKAT/GOLONGAN... JABATAN... PADA...

10 Menimbang : a. bahwa berdasarkan laporan pelanggaran Kode Etik Pegawai Nomor.. tanggal... yang dilakukan oleh Sdr.... NIP.... ; b. bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan tanggal..., Sdr... telah melakukan perbuatan berupa...; c. bahwa perbuatan tersebut merupakan pelanggaran Kode Etik Pasal d 5/Pasal 6 *) huruf..., Peraturan Kepala BATAN Nomor 113/KA/IV/2012 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan tentang Pengenaan sanksi moral kepada Sdr....., NIP...; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3059); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang wewenang, pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 6. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departeman sebagaimana telah beberapa kali diubah

11 terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 7. Keputusan Presiden Nomor 16/M Tahun 2007; 8. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 360/KA/XI/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir; 9. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional; 10. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 057 /KA/III/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Jam Kerja dan Penjatuhan Hukuman Disiplin Jam Kerja; 11. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 113/KA/IV/2012 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional. 12. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor.../KA/.../2012 tentang Komisi Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KESATU : Pengenaan sanksi moral kepada: a. Nama : b. NIP : c. Pangkat/Golongan : d. Jabatan : e. Unit Organisasi : f. Berupa : g. Disampaikan : karena telah terbukti dengan sah melakukan pelanggaran Kode Etik Pegawai Pasal 5/Pasal 6 *) huruf..., Peraturan Kepala BATAN Nomor 113/KA/IV/2012 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional. KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. KETIGA : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

12 Ditetapkan di... pada tanggal...... NIP :... (diisi oleh pejabat yang mempunyai kewenangan memberikan sanksi moral) *) coret yang tidak perlu KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat, -ttd- HUDI HASTOWO Ferhat Aziz