Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

I. PENDAHULUAN. Dalam sebuah negara yang berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan para pemakai laporan akuntansi (stockholder) badan untuk

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa.kesejahteraan umum dapat dicapai jika masalah. kemiskinan dapat ditanggulangi, ketidakmampuan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan. intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

Kata Kunci: Pemberdayaan, Masyarakat Miskin, PNPM Mandiri Pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik. Data Penduduk Indonesia Per Maret Diakses 14 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. saling menghidupkan dengan nilai-nilai moral dan etika. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani,

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan sebelumnya tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan. intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO

BAB I P E N D A H U L U A N

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap pembangunan di suatu daerah seyogyanya perlu dan

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara berkembang akan selalu mengalami permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

I. PENDAHULUAN. pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

ANGGARAN DASAR DAPM TOMPOBULU

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO. Oleh FERA HANDAYANI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mangadakan salah satu program adalahprogram Nasional Pemberdayaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

Transkripsi:

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan campur tangan semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Untuk meningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi hingga pelestarian. Melalui

proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan. Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 merupakan kelanjutan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sejak tahun 1999. Sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di pedesaan disertakan program pendukungnya seperti PNPM Generasi, Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan, dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen / sektor dan pemerintah daerah. Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri Perdesaan, cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan juga dapat diwujudkan dengan tidak terjadinya tumpang tindih antar program maupun proyek pemerintah. Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat, meliputi : penyediaan dan perbaikan prasarana / sarana lingkungan pemukiman, sosial, dan kegiatan ekonomi, meliputi : penyediaan sumber daya keuangan melalui dana

bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat, kegiatan yang terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah lokal melalui penyadaran kritis, pelatihan keterampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik. Dalam PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir Program Pengembangan Kecamatan tahun 2005, Unit Pengelola Kegiatan (UPK) merupakan lembaga di tingkat Kecamatan sebagai pegelola dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri yang dapat dialokasikan untuk berbagai jenis kegaitan meliputi kegiatan prasarana / sarana, pendidikan, kesehatan, UEP (Usaha Ekonomi Produktif) dan SPP (Simpan Pinjam kelompok Perempuan). Kegiatan UEP dan SPP dikelola dan disalurkan sebagai dana bergulir di tingkat Kecamatan yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Dalam penyaluran dana bergulir tidak diperbolehkan memberikan pinjaman secara individu melainkan kepada kelompok yakni Kelompok Usaha Bersama dan Kelompok Simpan Pinjam. Prinsip transparansi, partisipasi, keberpihakan pada orang miskin, akuntabilitas, pelestarian dan pengembangan merupakan dasar-dasar pegelolaan dana bergulir. Sejalan dengan tujuan umum PNPM Mandiri Perdesaan, yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin secara mandiri, maka dunia usahapun termotivasi untuk semakin berkembang dengan banyaknya bermunculan usahausaha di perdesaan. Sehingga mereka mendapat peluang kerja, meningkatkan usaha, dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga sehingga meningkat pula kesejahteraan daerahnya, baik yang bergerak dibidang jasa maupun industri terutama

industri rumah tangga dan industri kecil. Untuk menumbuhkan kegiatan usaha tersebut, melalui Program PNPM Mandiri Perdesaan, pemerintah telah menggulirkan kredit pada Lembaga Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM Mandiri khususnya di kecamatan Kalijambe kabupaten Sragen. Dalam PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir Program Pengembangan Kecamatan tahun 2005 menjelaskan bahwa penilaian aspek keuangan ditekankan pada pendekatan rasio-rasio keuangan yang mengarah kepada operasional UPK yang sehat. Penilaian ini dilakukan untuk menghasilkan kualitas pengelolaan keuangan yang sehat, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Penilaian aspek keuangan meliputi : manajemen antara lain : perencanaan, administrasi, pelaporan ; rasio keuangan antara lain : rasio pendapatan, rasio biaya, rasio laba, rasio likuiditas, efektivitas pengelolaan dana. Analisis tingkat kesehatan UPK merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemerintah, pengelola (manajemen), masyarakat, dan pihak lainnya. Analisis tingkat kesehatan UPK adalah analisis terhadap hasil usaha UPK dalam kurun waktu tertentu yang dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait untuk mengevaluasi kinerja UPK dalam menerapkan prinsip-prinsip kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko. Hasil analisis tingkat kesehatan UPK memberikan gambaran penilaian kinerja UPK. Kinerja yang sehat menunjukkan bahwa UPK sebagai tangan panjang pemerintah dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin yang mandiri, berhasil membawa misi program. Dalam Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Program Pengembangan Kecamatan (PPK) III 2005 dan Petunjuk Pelaksanaan Audit Keuangan UPK PPK 2006 mengatur tentang penilaian kinerja UPK khususnya tingkat kesehatan UPK dalam pengelolaan dana

kegiatan SPP maupun UEP yang dapat dinilai dari beberapa indikator. Sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan UPK yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan UPK. Dari uraian tersebut diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai analisis kesehatan UPK dengan menggunakan laporan keuangan UPK PNPM Mandiri kecamatan Kalijambe kabupaten Sragen untuk tahun 2003 sampai dengan tahun 2008. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul : ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA UNIT PENGELOLA KEGIATAN (STUDI KASUS PADA UPK PNPM KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN). B. Perumusan Masalah UPK sebagai suatu lembaga keuangan non profit di tingkat Kecamatan yang mengelola dana bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), yang berprinsip pada transparansi, keberpihakan terhadap orang miskin, akuntabilitas, serta partisipasi masyarakat maka diperlukan penilaian terhadap tingkat kesehatan lembaga UPK. Dengan adanya tujuan penilaian terhadap klasifikasi tingkat kesehatan UPK tersebut, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : Bagaimana tingkat kesehatan Lembaga UPK PNPM Mandiri kecamatan Kalijambe selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 bila ditinjau dari Indikator Klasifikasi Tingkat Kesehatan UPK.

C. Tujuan Penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan Lembaga UPK PNPM Mandiri kecamatan Kalijambe selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 bila ditinjau dari Indikator Klasifikasi Tingkat Kesehatan UPK. D. Manfaat Penelitian a. Bagi Lembaga Berguna sebagai masukan kepada pihak manajemen sehubungan dengan kebijakan yang telah diambil pada periode sebelumnya untuk menentukan kebijakan operasional di masa mendatang serta sebagai informasi dalam kegiatan operasional lembaga UPK PNPM Mandiri kecamatan Kalijambe. b. Bagi Pemerintah Daerah kecamatan Kalijambe Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pengelolaan dana bergulir di Lembaga UPK PNPM Mandiri Perdesaan kecamatan Kalijambe. c. Bagi Akademisi Dapat digunakan sebagai sumber data atau informasi untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam bidang yang sejenis di masa yang akan datang.