BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kuantitas untuk memenuhi kebutuhan akan pemerataan dalam

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BACA TULIS DENGAN METODE CERITA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I SDN 04 TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

A. Latar Belakang Masalah

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak sampai dengan orang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. interaksi belajar mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang dipelajari para siswa disekolah diharapkan

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat dijalur pendidikan sekolah (PP No. 27 Th 1990). Tugas utama SD

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dasar akan sangat membantu siswa dalam menghadapi pembelajaran. khususnya pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa dan Sastra Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan. Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa dalam pembelajaran membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang masih senang bermain. Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Tujuan membaca di kelas I adalah agar Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat (Depdiknas, 2005: 4). Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas I. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa. Peranan strategis tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses pembelajaran. guru yang berkompetensi tinggi akan sanggup menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan membentuk 1

2 ilmuwan dan tenaga ahli. Sedangkan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka.dengan orang lain, Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara terus-menerus. Dengan menulis secara terus-menerus dan latihan yang sungguh-sungguh, keterampilan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja. Keterampilan itu juga bukanlah suatu keterampilan yang sederhana, melainkan menuntut sejumlah kemampuan. Betapapun sederhananya tulisan yang dibuat, penulis tetap dituntut memenuhi persyaratan seperti yang dituntut apabila menulis tulisan yang rumit. Dalam proses belajar mengajar di kelas, guru pasti dihadapkan pada kondisi pembelajaran dengan jumlah siswa, gender, latar belakang etnis, agama, sosio-ekonomi, budaya, tingkah laku dan kemampuan akademik siswa yang beraneka ragam sehingga untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran, bukanlah suatu hal yang mudah. Guru dituntut profesional untuk melaksanakan semua itu. Peranan yang diemban oleh guru tidak hanya sekedar mengupayakan agar siswa dapat memperoleh berbagai ragam ilmu pengetahuan dan keterampilan. Akan tetapi lebih dari itu, seorang guru harus dapat mendorong siswa untuk dapat bekerja secara berkelompok dalam

3 rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistimatis, kreatif, cerdas, dan rasa ingin tahu dan dapat menciptakan suasana yang membuat aktif siswa di dalam proses pembelajaran. Menurut Mulyasa (2005:13) bahwa guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum sehingga perlu untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas, kualitas, dan profesionalisme. Karena itu maka masalah rendahnya keterampilan baca tulis pada siswa kelas I harus disikapi dengan melakukan berbagai modifikasi penggunaan strategi pembelajaran melalui keterlibatan penuh siswa, kerja sama murni, variasi dan keragaman dalam metode belajar, motivasi internal, adanya kegembiraan dan kesenangan dalam belajar, dan integrasi belajar yang lebih menyeluruh ke dalam segenap pengorganisasian pembelajaran. Bila siswa diberikan tanggung jawab yang lebih besar, maka siswa akan lebih serius belajar. Hal ini senada dengan pandangan Bejarono (1987) yang mengatakan bahwa pembelajaran yang dianggap paling baik yaitu siswa terlibat secara aktif di dalam proses belajar mengajar. Membaca dan menulis dipahami oleh siswa sebagai pembelajaran yang membosankan dan tidak menarik., sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap siswa yang kurang aktif dan tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini berakibat pada rendahnya prestasi hasil belajar yang diperoleh oleh siswa pada setiap mata pelajaran dari kurangnya keterampilan dalam pembelajaran membaca dan menulis.

4 Adapun pembelajaran baca tulis dengan metode cerita bergambar adalah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip belajar sambil bermain, sehingga dengan metode ini memungkinkan murid belajar sambil bermain, mempelajari materi secara santai dan tidak membuat tertekan, serta murid melakukan dengan senang hati atau dengan kata lain pembelajaran baca tulis dengan metode cerita bergambar adalah metode pembelajaran yang memberikan pengembangan dan peningkatan wawasan murid dalam menyusun suatu organisasi tulisan sehingga menjadi tulisan yang utuh, selain itu, melatih murid untuk lebih kreatif untuk menemukan susunan kata atau kalimat yang lebih baik dari susunan aslinya. Metode cerita bergambar ini merupakan metode pembelajaran membaca dan menulis yang dalam aplikasi menggunakan kelompok kerja dan memberikan waktu khusus bagi murid untuk berfikir kritis dan analisis secara mandiri sebelum diskusi dengan pasangannya, sehingga memungkinkan siswa dapat menyalurkan pendapatnya secara optimal. Sehubungan dengan uraian di atas, kegiatan pembelajaran baca tulis di SD menjadi salah satu bagian pengetahuan yang harus diajarkan kepada siswa dan dikuasai oleh siswa. Dengan kemampuan yang dimilikinya, siswa akan mampu berkomunikasi dengan masyarakat di lingkungannya. Pembelajaran baca tulis ini adalah satu keterampilan yang harus dibekalkan kepada setiap siswa sejak dini. Dalam mengajar guru memilih metode yang paling tepat untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mengekspresikan ide, gagasan ke dalam bentuk pengajaran. Guru memilih

5 penggunaan metode cerita bergambar ini diharapkan menjadi solusi dalam peningkatan kemampuan baca tulis. Dalam menerapkan model ini guru harus menguasai materi yang diajarkan, karena model pembelajaran ini memerlukan media yang diujikan atau pelajaran pokok. pembelajaran baca tulis semakin baik, karena siswa diberi kesempatan untuk berpikir kritis dan analitis ke dalam sebuah pembelajaran secara bebas dan terkendali. Untuk memupuk bakat dan kreativitas siswa perlu diberi bimbingan-bimbingan yang berupa pengetahuan dasar tentang cara dan unsur-unsur yang perlu diterapkan dalam pembelajaran baca tulis. Frekuensi latihan perlu ditambah sehingga timbul rasa senang jika mengikuti pelajaran. Implikasi uraian di atas berkaitan dengan penelitian ini adalah perlu adanya peningkatan kemampuan siswa kelas I dalam pembelajaran baca tulis dengan metode cerita bergambar. Namun, berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, kualitas kemampuan baca tulis siswa kelas I SD Negeri 04 Tawangmangu masih tergolong rendah. Hal ini terlihat ketika mereka disuruh menulis dan membaca masih banyak yang belum baik dalam membaca dan menulis. Dari 30 siswa di kelas itu, hanya 10 siswa yang menjawab bisa membaca dan menulis dengan baik. Menurut hasil wawancara dengan siswa dan guru kelas I SD Negeri 04 Tawangmangu, rendahnya kemampuan siswa disebabkan oleh beberapa faktor. 1. Siswa jarang diberi kesempatan menyampaikan pendapatnya. 2. Guru tidak menggunakan kiat-kiat khusus dalam mengajarkan pembelajaran baca tulis kepada siswanya. 3. Siswa bosan ketika diajak berkomunikasi dengan guru. 4. Masih rendahnya perhatian siswa terhadap pembelajaran.

6 Permasalahan-permasalahan tersebut memerlukan suatu upaya untuk pemecahannya agar dalam pembelajaran membaca lebih menarik dan lebih bermakna serta dapat meningkatkan ketrampilan membaca dan menulis siswa dalam pembelajaran baca tulis, karena itu penulis mengambil judul Upaya Peningkatan Kemampuan Baca Tulis dengan Metode Cerita Bergambar pada Siswa Kelas I SDN 04 Tawangmangu Karanganyar Tahun pelajaran 2012/2013. B. Pembatasan masalah Agar dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini tidak terlepas dari tujuan, serta untuk menghindari adanya kesalahan dalam pembahasan dan penafsiran judul maka dibuat batasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas I SD Negeri 04 Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. 2. Pelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah Pembelajaran Tematik dengan tema. 3. Teknik pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dengan menggunakan media cerita bergambar. 4. Faktor yang diteliti adalah meningkatnya pembelajran baca tulis permulaan.

7 C. Perumusan Masalah Siswa kelas I SDN 04 Tawangmangu seharusnya sudah bisa memahami cerita yang dibacanya dengan baik, tetapi kenyataannya siswa kelas I SDN 04 Tawangmangu belum bisa memahami cerita yang dibacanya dengan baik. Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan di lapangan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan metode cerita bergambar dapat meningkatkan pembelajaran baca tulis siswa kelas I SDN 04 Tawangmangu? 2. Apakah pelaksanaan penerapan metode cerita bergambar dapat menarik pembelajaran baca tulis siswa kelas I SDN 04 Tawangmangu? D. Tujuan Masalah Mengacu kepada permasalahan yang muncul dalam penelitian ini, penulis mengambil suatu alternatif tindakan yang diharapkan mampu meningkatkan pembelajaran baca tulis siswa serta keterampilan membaca dan menulis Alternatif tindakan tersebut yaitu penerapan metode cerita bergambar dalam upaya peningkatan pembelajaran baca tulis. Alasan penulis dengan penerapan metode cerita bergambar. Karena dengan penerapan metode cerita bergambar dapat meningkatkan keterampilan baca tulis. Penerapan metode cerita bergambar ini, penulis berasumsi bahwa ini akan cukup efektif untuk diterapkan dalam upaya peningkatan pembelajaran baca tulis siswa kelas I SDN 04 Tawangmangu dengan pertimbangan: 1. Metode cerita bergambar ini dapat meningkatkan pembelajaran baca

8 tulis pada siswa, seperti yang diketahui dalam pembelajaran metode sangat penting. 2. Metode cerita bergambar akan terasa lebih menarik dibandingkan dengan metode ceramah atau yang lainnya. Ada beberapa indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu terkait dengan proses dan hasil belajar. Untuk proses pembelajaran, target yang ingin dicapai adalah dapat menarik perhatian siswa dalam membaca cerita, terciptanya kegiatan belajar mengajar yang optimal, siswa dapat memusatkan perhatian dan memperlihatkan pemahaman dalam pembelajaran. Untuk hasil pembelajaran, target yang ingin dicapai yaitu peningkatan kemampuan siswa dalam membaca yang ditunjukan dengan menjawab pertanyaan berkaitan dengan cerita bergambar serta mengeja huruf pada gambar dan menirukannya kemudian memperagakan cara penulisan secara tertulis. Dari data awal didapatkan hasil yang kurang memuaskan, diharapkan 80% siswa berhasil dalam pembelajaran. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis maupun teoritis. 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pendidikan terutama pada peningkatan pembelajaran khususnya pembelajaran baca tulis dengan metode cerita bergambar.

9 b. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan kesastraan, terutama dalam pembelajaran baca tulis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti 1) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan hal yang sama 2) Dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti b. Bagi Guru : 1) Guru mendapatkan pengetahuan tentang penggunaan metode cerita bergambar yang dapat meningkatkan keterampilan baca tulis siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siswa kelas I SD Negeri 04 Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. 2) Memudahkan guru dalam penanaman berpikir kritis dan analitis dalam konsep baca tulis dengan metode cerita bergambar. 3) Guru bisa menciptakan pembelajaran yang PAIKEM yang berpusat pada siswa. c. Bagi Siswa : 1) Siswa dapat belajar sambil bermain dengan menggunakan metode cerita bergambar. 2) Tertanamnya cara berpikir yang kritis dan analitis dengan memiliki keterampilan baca tulis dari penerapan pembelajaran dengan metode cerita bergambar.

10 3) Meningkatnya keterampilan baca tulis siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode cerita bergambar. d. Peneliti Lain Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini kepada semua guru baik yang telah berpredikat profesional atau yang baru dalam proses menuju proses profesional dapat mengaplikasikan metode cerita bergambar dalam pembelajaran di sekolahnya masing-masing.