TENT ANG KERJASAMA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKAJIAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

dokumen-dokumen yang mirip
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

~ ' REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

t. ' ~ _.J "'-... ~... -'

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia; menimbulkan ancaman yang nyata terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat kedua negara;

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

REPUBLIK INDONESIA. Berkeinginan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama;

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip-prinsip kedaulatan, kesetaraan, saling menghargai, dan saling menguntungkan;

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

REPUBLIK INDONESIA. terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak; PASALI TUJUAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPIJBl,IK INDONESIA

REPUBLIKINDONESlA. BERKEINGINAN untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama dibidang kepemudaan dan keolahragaan antara Para Pihak;

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Agama Republik Kosta Rika (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihakn);

MENGAKUI pentingnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERKEINGINAN untuk memperkuat ikatan persahabatan dan kerja sama antara kedua pihak dan untuk meningkatkan arus perdagangan pada masingmasing

REPUBLIK 11'1>0NESIA

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

w,= REPUBLIJ[ INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DAN

PASAL1 "PASAL4 MITRA KERJA

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENGENAI. KERJASAMA Dl SEKTOR TRANSPORT AS!

1. Perlukaran program radio dan berita mengenai sosial, pariwisata/tempat menarik, perdagangan, masalah seni dan budaya secara timbal balik.

REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

disebut sebagai "Para Pihak";

Pemerintah Selandia Baru dan Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pes ~ rta ");

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG KERJA SAMA MARITIM ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

~. -~ :~~ \ ) ) '../ft

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NORTHERN TERRITORY OF AUSTRALIA TENT ANG

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA DAN TENT ANG KEGIA TAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-,"''.-., W 1 ' I ' B.EPUBLII IIIDONESIA

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Komisi Olahraga Filipina Republik Filipina, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

REPUBLIK INDONESIA UNTUK IKAN DAN PRODUK PERIKANAN

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

REPUBUK INDONESIA. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Gambia untuk selanjutnya disebut "Para Pihak";

REPUBLIK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk memajukan dan memperkuat hubungan persahabatan yang telah ada di antara kedua negara;

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASAL 1 PEMBEBASAN VISA

~ REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

University di bidang pelatihan dan peningka.tan kapasitas para diplomat Indonesia dalam hal isu-isu terkait diplomasi;

MEMPERTIMBANGKAN pentingnya kerjasama internasional dan peran dari negara sahabat dalam memperkuat kapasitas di bidang manajemen kebakaran hutan; dan

~~...-;-- ~ ' --;_~ ' - '_.. "'_ -:; REPUBLIK. INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip kedaulatan, kemerdekaan nasional, kesetaraan, dan saling menguntungkan;

llbpublik INDONESIA Pasal 1 Tujuan

REPUBLIK INDONESIA. MEY AKINI perlunya kerja sama efektif dan berkesinambungan yang menjadi kepentingan dari Para Pihak;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

MENGUNGKAPKAN kekhawatiran akan meningkatnya dan meluasnya lingkup peredaran narkotika, zat psikotropika dan prekursornya;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK KOLOMBIA MENGENAI PEMBENTUKAN KOMISI BERSAMA

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA NOTA KESEPAHAMAN ANT ARA LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN NATIONAL DEFENSE COLLEGE OF THE PHILIPPINES TENT ANG KERJASAMA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKAJIAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI) dan The National Defense College of the Philippines (NDCP), selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"; MENGAKUI bahwa Republik Indonesia dan Republik Filipina telah menjalin hubungan diplomatik sejak 24 November 1949; MERUJUK pada rencana aksi Indonesia - Filipina Tahun 2014-2016 yang ditandatangani di Jakarta, Indonesia pada tanggal 24 Februari 2014; BERKEINGINAN untuk memperkuat hubungan persahabatan antara kedua negara di bidang pendidikan, pelatihan dan pengkajian di bidang studi pertahanan dan keamanan; MENGAKUI pentingnya pengkajian tentang isu-isu terkini di bidang. pertahanan dan keamanan regional dan internasional; MENYADARI kebutuhan untuk meningkatkan kerja sama dan saling membantu dalam penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan pengkajian strategis di bidang studi pertahanan dan keamanan; MENEGASKAN kebutuhan untuk melakukan kerja sama sesuai dengan peraturan perundang-undangan masing-masing negara; TELAH MENCAPAI kesepahaman sebagai berikut: 1

PARAGRAF1 TUJUAN Para Pihak berusaha untuk meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan, pelatihan dan pengkajian termasuk pengembangan hubungan kelembagaan, bila memungkinkan. PARAGRAF2 BENTUK KERJASAMA Para Pihak akan melakukan bentuk kerjasama, dalam kerangka MoU ini sebagai berikut: 1. Meningkatkan jejaring dan pertukaran akademik, serta akses timbal balik keperpustakaan antar Para Pihak; 2. Pertukaran staf akademik, pengajar, pengkaji, dan pembicara tamu; 3. Penyelenggaraan kunjungan studi timbal balik, bantuan biaya pengkajian strategis dan/atau beasiswa yang dikelola masing-masing Pihak, sesuai ketersediaan anggaran; 4. Memfasilitasi pelatihan pengajar dan pengkaji di masing-masing Pihak, sesuai ketersediaan anggaran; 5. Pertukaran publikasi literatur dan dokumentasi, bila memungkinkan; 6. Menyelenggarakan dan mendorong partisipasi secara timbal balik dalam konferensi, lokakarya, simposium, kursus-kursus pelatihan dan pameran sesuai kepentingan bersama; 7. ldentifikasi bidang kajian sesuai dengan kepentingan bersama dalam rangka pengkajian strategis bersama di bidang studi pertahanan dan keamanan; 8. Memberi kemudahan untuk publikasi hasil kajian strategis bersama; dan 9. Melaksanakan bentuk kerjasama lainnya yang disepakati bersama. 2

PARAGRAF3 MEKANISME KERJASAMA (1) Sesuai dengan hukum negara masing-masing, Para Pihak akan menunjuk Pusat Penghubung masing-masing. a. Pusat Penghubung untuk Lemhannas RI adalah Biro Kerja Settama Lemhannas RI. b. Pusat Penghubung National Defense College of the Philippines adalah Divisi Penelitian dan Studi lstimewa. (2) Para Pihak akan membentuk Kelompok Kerja Bersama yang terdiri dari perwakilan Para Pihak. Kelompok Kerja Bersama akan diketuai secara bersama oleh anggota yang paling senior dari delegasi kelompok kerja bersama dari Para Pihak. (3) Tugas dari kelompok Kerja Bersama adalah: a. Merumuskan dan merencanakan kegiatan, program atau proyek yang akan dilaksanakan. b. Melaksanakan kegiatan, program atau proyek yang sudah disepakati bersama. c. Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan, program atau proyek kepada pimpinan Para Pihak. (4) Kelompok Kerja Bersama akan melaksanakan pertemuan berkala dengan tempat bergantian di Indonesia dan di Filipina, sebagaimana diputuskan bersama. PARAGRAF 4 KERAHASIAAN DAN PERLINDUNGAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (1) Para Pihak wajib menjamin bahwa data pendidikan, hasil pengkajian, dan informasi terkait lainnya yang diberikan, diperoleh, dan dikembangkan secara bersama, sebagai hasil pelaksanaan atas Nata Kesepahaman ini, tidak akan diberikan atau dipindahtangankan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari salah satu Pihak. 3

(2) Para Pihak wajib melindungi, di dalam wilayahnya, hak atas kekayaan intelektual salah satu pihak, sesuai dengan hukum nasional yang berlaku di negara masing-masing. (3) Dalam hal kegiatan, program atau proyek tertentu yang berakibat pada timbulnya hak atas kekayaan intelektual, Para Pihak wajib membuat pengaturan tersendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara. PARAGRAF5 PEMBIAYAAN Biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan MoU 1m akan dibiayai berdasarkan pengaturan yang disepakati bersama dan berdasarkan ketersediaan anggaran. PARAGRAF6 PENYELESAIAN SENGKETA Perbedaan di antara Para Pihak yang timbul dari perbedaan penafsiran, pelaksanaan, penerapan setiap ketentuan di dalam MoU ini akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi bersama antar Para Pihak melalui saluran diplomatik. PARAGRAF7 AMAN DEM EN Setiap perubahan atau revisi terhadap teks MoU ini akan dibuat dengan persetujuan tertulis dari Para Pihak. Perubahan atau revisi mulai berlaku sesuai dengan kententuan Paragraf 9 dari MoU ini. PARAGRAF8 PENANGGUHAN Para Pihak, dapat menghentikan sementara, sebagian atau seluruh pelaksanaan MoU, karena pertimbangan keamanan, ketertiban umum atau kesehatan masyarakat, yang akan berlaku efektif enam puluh (60) hari setelah pemberitahuan disampaikan ke satu pihak melalui jalur diplomatik. 4

PASAL 9 MULAI BERLAKU, JANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN (1) MoU ini mulai efektif setelah 30 (tiga puluh) hari tanggal pemberitahuan tertulis terakhir oleh Para Pihak, melalui saluran diplomatik, yang memberitahukan bahwa persyaratan nasional untuk berlakunya MoU ini telah terpenuhi. (2) MoU ini berlaku untuk jangka waktu lima (5) tahun, dan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu yang sama, kecuali salah satu Pihak memberitahukan keinginannya untuk mengakhiri MoU ini kepada Pihak lainnya melalui saluran diplomatic. Pengakhiran MoU ini akan berlaku setelah enam puluh (60) hari tanggal yang terdapat dalam pemberitahuan tertulis dimaksud. (3) Pengakhiran MoU ini tidak mempengaruhi keabsahan dan jangka waktu program, proyek dan kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan MoU sampai dengan selesainya program, proyek, dan kegiatan tersebut, kecuali disepakati lain oleh Para Pihak. SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, telah menandatangani MoU ini. DIBUAT dalam rangkap dua di Manila, Filipina, pada tanggal sembilan bulan Februari tahun dua ribu lima belas, dalam bahasa Indonesia dan bahasa lnggris, semua naskah mempunyai kekuatan yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, naskah Bahasa lnggris yang digunakan. 5

UNTUK NATIONAL DEFENSE COLLEGE OF THE PHILIPPINES UNTUK LEMBAGA KET AHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, FERM~ON BUOi SUSILO SOEPANDJI GUBERNUR PRESIDEN 6

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE NATIONAL RESILIENCE INSTITUTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE NATIONAL DEFENSE COLLEGE OF THE PHILIPPINES ON COOPERATION IN EDUCATION, TRAINING, AND RESEARCH IN AREAS OF DEFENSE AND SECURITY The National Resilience Institute of the Republic of Indonesia (Lemhanas RI) and the National Defense College of the Philippines (NDCP), hereinafter referred to as "the Participants" RECOGNIZING that the Republic of Indonesia and the Republic of the Philippines have established formal diplomatic relations on 24 November 1949; RECALLING the 2014-2016 Indonesia - Philippines Plan of Action signed in Jakarta, Indonesia on 24 February 2014; DESIRING to strengthen friendly relations between the two countries in the field of education, training and research in defense and security studies; RECOGNIZING the importance of research on current international and regional defense and security issues; COGNIZANT of the need to enhance cooperation and mutual assistance in the provision of education, training and research in the field of defense and security studies; AFFIRMING the need to carry out cooperation in accordance with the laws and related regulations of each country; 1

HAVE REACHED the following understanding: PARAGRAPH 1 OBJECTIVE The Participants will strive to promote cooperation in education, training and research, including the development of institutional linkages, where appropriate. PARAGRAPH 2 FORMS OF COOPERATION The Participants will undertake cooperation activities, within the framework of this Memorandum of Understanding (MOU) in the following forms: 1. Promotion of academic networking and exchanges, as well as reciprocal access to the libraries of the Participants; 2. Exchange of academic staff, teachers, researchers, and guest speakers; 3. Provision of reciprocal study visits, research grants or scholarships administered by each Participant, subject to the availability of funds; 4. Facilitation of the training of academic teachers and researchers in each Participant's institutions, subject to the availability of funds; 5. Exchange of published literature and documentation, where appropriate; 6. Organization and encouragement of reciprocal participation in conferences, workshops, symposia, training courses, and exhibits of mutual interest; 7. Identification of mutual areas of interest for purposes of conducting joint strategic research in the field of defense and security studies; 8. Facilitation of publications of joint researches; and, 9. Other forms of cooperation as may be mutually determined. 2

PARAGRAPH 3 COOPERATION MECHANISM 1. In accordance with the laws of their respective countries, the Participants will designate Focal Point. a. The focal point for Lemhanas RI is the Cooperation Bureau of the Secretariat of Lemhanas RI. b. The focal point for NDCP is the Research and Special Studies Division. 2. The Participants will establish a Joint Working Group (JWG) consisting of representatives of the Participants. It shall be co-chaired by the most senior member from both Participants. 3. The tasks of the JWG will be: a. Formulate and plan programs, projects and activities to be implemented; b. Implement programs, projects and activities mutually agreed upon; c. Monitor, evaluate and report the result of the implementation of the programs, projects and activities to the respective highest authority of the Participants. 4. The JWG shall conduct regular meetings, which will take place in Indonesia or in the Philippines, as may be mutually determined. PARAGRAPH 4 CONFIDENTIALITY AND INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS 1. The Participants shall ensure that the educational data, result of the research and other information mutually provided, obtained, and developed, as a result of the implementation of this MOU, will not be transferred or supplied to a Third Participant without the prior written consent of the other Participant. 3

2. The Participants shall protect, within its territory, intellectual property rights of the other Participant in accordance with the domestic law in force in their respective countries. 3. In case a specific program, project or activity may result in intellectual property, the Participants shall determine a separate arrangement in accordance with their respective laws and regulations. PARAGRAPH 5 FUNDING The cost of cooperative activities under this MOU will be funded on terms to be mutually determined and will be subject to the availability of funds. PARAGRAPH 6 SETTLEMENT OF DISPUTES Any difference between the Participants arising out of the interpretation or implementation or application of any of the provisions of this MOU will be jointly settled through mutual consultation between the Participants through diplomatic channels. PARAGRAPH 7 AMENDMENTS Any amendment or revision to the text of this MOU will be made by mutual written consent of the Participants. Such an amendment or revision will come into effect in accordance with Paragraph 9 of this MOU. PARAGRAPH 8 SUSPENSION The Participants reserve the right, for reasons of security, public order, or public health, to suspend temporarily, either in whole or in part, the implementation of this MOU which will be effective sixty (60) days after notification has been given to the other Participant, through diplomatic channels. 4

PARAGRAPH 9 EFFECTIVITY, DURATION AND TERMINATION 1. This MOU will be effective after thirty (30) days as of the later written notification by both Participants through diplomatic channels indicating that their internal legal requirements for its effectivity have been complied with. 2. This MOU will remain in effect for a period five (5) years, and will be automatically renewed for similar periods, unless a Participant notifies the other, in writing through diplomatic channels, of its intention to terminate this MOU. The termination will take effect sixty (60) days after the date of said written notice. 3. The termination of this MOU will not affect the validity and duration of any programs, projects and activities made under this MOU until the completion of such programs, projects and activities, unless otherwise agreed by the Participants. IN WITNESS WHEREOF, the undersigned have signed this MOU. SIGNED IN Manila, Philippines on the ninth day of February in the year two thousand and fifteen in duplicate, both in Bahasa Indonesia and in English languages, both texts being equally authentic. In case of divergence of interpretation, the English text shall prevail. FOR THE NATIONAL FOR THE NATIONAL DEFENSE RESILIENCE INSTITUTE COLLEGE OF THE PHILIPPINES, OF THE REPUBLIC OF INDONESIA, ~ BUOi SUSILO SOEPANDJI GOVERNOR FERMIN R DE LEON, JR PRESIDENT 5