BAB 3 METODE PENELITIAN. desain "Pre and post test control group design". Kelompok penelitian dibagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan

BAB 4 METODE PENELITIAN. post test only control group design yang menggunakan binatang

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV. only control group design yang menggunakan binatang percobaan sebagai objek

BAB IV METODE PENELITIAN Waktu, Lokasi dan Ruang Lingkup Ilmu Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Randomized post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan

BAB IV METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE

BAB 4 METODA PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. induksi selama 9 bulan didapatkan 18 ekor mencit berhasil tumbuh tumor pada

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan "Post test only control group design". Kelompok penelitian dibagi

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sampel 24 ekor mencit jantan strain Swiss, setelah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB IV METODE PENELITIAN. ilmu patologi anatomi, biologi molekuler dan farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

] 2 (Steel dan Torrie, 1980)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. coba menggunakan desain post test only control group random design. Yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan hewan coba berupa tikus putih betina galur Sprague dawley.

BAB III METODE PENELITIAN. test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap sama untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

Skema Alur ekstraksi buah lerak (Sapindus rarak DC) Buah lerak 940 gram dicuci, keluarkan bijinya, daging buah dipotong kecil (±3mm).

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

Susunan Penelitian. Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

LAMPIRAN LAMPIRAN. LXXIV

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

III. METODE PENELITIAN. denan menggunakan hewan uji berupa tikus putih betina galur Sprague

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

LAMPIRAN LAMPIRAN. lxxiv

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi dan Patologi Anatomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain "Pre and post test control group design". Kelompok penelitian dibagi menjadi 4 yaitu kelompok Kontrol (K), Perlakuan 1 (P1), Perlakuan 2 (P2), Perlakuan 3 (P3), Perlakuan 4 (P4). Adapun pembagian kelompok perlakuan adalah sebagai berikut: K : Kelompok Kontrol, mencit yang di induksi tumor, setelah timbul tumor, tidak mendapat Mahkota dewa P1 : Kelompok Perlakuan 1, mencit yang di induksi tumor, setelah timbul tumor, mendapat Mahkota dewa 0,035mg /hari (0,175 ml /hari) P2 : Kelompok Perlakuan 2, mencit yang di induksi tumor, setelah timbul tumor mendapat Mahkotadewa 0,0715 mg /hari (0,36 ml /hari) P3 P4 : : Kelompok Perlakuan 3, mencit yang di induksi tumor, setelah timbul tumor mendapat sitostatika paclitaxel dan cisplatin Kelompok Perlakuan 4, mencit yang di induksi tumor, setelah timbul tumor mendapat Mahkotadewa 0,0715 mg /hari (0,36 ml /hari) dan sitostatika paclitaxel dan cisplatin 33

Skema rancangan penelitian adalah sebagai berikut: Mencit Induksi Sel tumor - + Dikeluarkan Random Alokasi K P1 P2 P3 P4 9 minggu T E R M I N A S I Gambar 7. Skema rancangan penelitian 3.2. Sampel penelitian Hewan coba adalah mencit jantan strain Swiss yang diperoleh dari laboratorium LPPT (Lembaga Penelitian dan Pengujian terpadu) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kriteria inklusi : 1. Mencit jantan strain Swiss. 2. Tidak ada abnormalitas anatomis yang tampak. 3. Berat badan 20 30 gram setelah aklimatisasi. 4. Umur 8 9 minggu. 34

Kriteria eksklusi : 1. Tidak tumbuh tumor setelah dilakukan induksi. 2. Mencit yang tumbuh tumor setelah induksi, setelah dilakukan insisi biopsi dan pemeriksaan patologi anatomi tidak menunjukkan gambaran karsinoma epidermoid kulit. Besar sampel menurut WHO tiap kelompok minimal 5 ekor dengan cadangan 10% (1 ekor) 31, pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan tiap kelompok 6 ekor tikus. Randomisasi: 30 mencit dan 6 ekor mencit cadangan diadaptasikan terlebih dahulu selama 1 minggu. yang sudah berhasil diinduksi dikelompokkan secara random menjadi 5 kelompok yaitu: Kelompok K : 6 mencit Kelompok P1 : 6 mencit Kelompok P2 : 6 mencit. Kelompok P3 : 6 mencit Kelompok P4 : 6 mencit 3.3. Lokasi Penelitian Perlakuan pada mencit dan proses pengambilan jaringan dilakukan di laboratorium LPPT (Lembaga Penelitian dan Pengujian terpadu) Universitas 35

Gadjah Mada Yogyakarta, proses pembuatan blok parafin dan pewarnaan imunohistokimia dengan teknik Avidin-Biotin-peroxidase Complex (ABC) yang dipakai pada paraffin embedded tissue dengan fiksasi buffer formalin dan pewarnaan antibody monoclonal anti-granzyme dilakukan di Lab Patologi Anatomi FK Universitas Gajah Mada / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 3.4. Variabel penelitian 3.4.1. Variabel bebas Ekstrak Mahkotadewa, sitostatika paclitaxel dan cisplatin 3.4.2. Variabel perantara Ekspresi granzyme sel mononuklear. 3.4.3. Variabel tergantung Perkembangan diameter tumor. 3.4.4. Definisi operasional Tabel 2. Definisi Operasional No Nama Variabel Definisi Operasional 1. Ekstrak Mahkota Dewa ekstrak yang berasal dari daging buah kering, yang diektraksi dengan pelarut etanol dengan menggunakan metoda sokletasi, dengan konsentrasi larutan hasil ekstrak 0,2 mg/ml. 2. Ekspresi granzyme dihitung dari jumlah semua sel mononuklear yang berwarna coklat pada setiap 100 sel mononuklear dengan mikroskop cahaya pembesaran 400x dengan metode Aihara 30,32. Skala Nominal dengan 4 kategori Interval 36

3. Diameter tumor didapat dengan menghitung ukuran diameter tumor menggunakan alat caliper tumor (CaliPro R ), diukur pada diameter terbesar tumor. Satuan ukurannya adalah centimeter. Untuk melakukan identifikasi terhadap perbedaan perkembangan diameter tumor, pada mencit di setiap kelompok perlakuan dilakukan penandaan menggunakan asam pikrat berwarna kuning pada area kepala, kaki depan, kaki belakang, ekor, dan tanpa tanda. Rasio 3.5. Bahan dan alat penelitian 3.5.1. Bahan untuk perlakuan - Mencit jantan strain SWISS dengan umur 8 9 minggu, berat badan 20 30 gram. - Mahkotadewa yang digunakan adalah ekstrak Mahkotadewa, diperoleh dengan cara 33 : - 1 kg daging buah Mahkotadewa yang telah dikeringkan ditumbuk halus, kemudian serbuk dimasukkan ke dalam alat soklet (kapasitas 50gr) dan dilakukan ekstraksi dengan cara sokletasi menggunakan pelarut etanol dengan siklus 8 10 kali. - Hasil ekstrak dimasukkan dalam labu rotary evaporator dan dilakukan destilasi vakum hingga menjadi pekat (suhu 40ºC). - Ekstrak dikeringkan dalam oven dengan suhu 40ºC selama 1 jam untuk menguapkan etanol. 37

- Didapatkan hasil 5,5gr ekstrak pada setiap 1 kg bahan (0,55%), dan hasil ekstrak diencerkan dengan aquabidest sampai tercapai konsentrasi 0,2mg/mL. - Dosis yang digunakan adalah disetarakan dengan dosis yang telah digunakan pada manusia yaitu dari serbuk daging buah 5 gram 1 x sehari dikalikan konstanta uji terapi pada hewan coba (mencit) yaitu 0,0026 dikalikan konstanta hasil ekstrak 0,0055 34,36 sehingga dosis yang diberikan adalah 5000 x 0,0026 x 0,0055 = 0,0715 mg/hari (0,36 ml). Selain itu juga diberikan dosis 0,035mg (0,18 ml)/hari dan 0,14 mg (0,72 ml)/hari. - Kemoterapi Paclitaxel-Cisplatin diberikan dengan dosis Paclitaxel 175mg/m 2 dan Cisplatin 50mg/m 2 dengan BSA 0,024. Hasil tersebut dikonversi dengan dikalikan 0,0026, sehingga didapatkan kebutuhan Paclitaxel 0,01mg dan Cisplatin 0,003mg. Keduanya diencerkan dalam 100cc NaCl 0,9%, kemudian disuntikkan melalui intra vena. Dari 1 vial Paclitaxel diambil 0,17cc sebanding dengan 0,01mg dimasukkan kedalam 100cc NaCl 0,9% yang telah dibuang 1cc. Dari 1 vial Cisplatin diambil 0,3cc sebanding dengan 0,003mg dimasukkan kedalam 100cc NaCl 0,9% yang telah dibuang 1cc. Kemudian masing-masing dari kedua rejimen tersebut diambil sebanyak 1cc dari NaCl 0,9% 100cc dan disuntikkan secara IV pada ekor mencit SWISS. 38

3.5.2. Bahan induksi tumor pada mencit - Karsinoma epidermoid diinduksi pada kulit mencit dengan cara mencukur bersih rambut area interscapular dengan ukuran 1,5 x 1,5 cm. Karsinogen yang digunakan adalah 9, 12-dimethyl-1,2-benzanthracene (DMBA) 100 nmol (0,025 mg), yang dilarutkan dalam 0,1 ml reagen aseton per ekor mencit. DMBA dioleskan 2 kali perminggu selama 2 minggu, kemudian dilanjutkan dengan pengolesan 12-o-tetradecanoylphorbol-13-acetate (TPA) secara topikal pada regio interscapular dengan dosis 1,7 nmol (0,001 mg) dalam 0,1 ml aceton per ekor mencit 2 x seminggu selama 34 minggu 3.5.3. Bahan untuk pemeriksaan histopatologi rutin a. Formalin buffer 10% b. Alkohol 50%, 70%, 80%, 96%, absolute, xylol c. Parafin cair (Histoplast) d. Albumin dan Poly-L-Lysine e. Bahan pengecatan Hematoksilin-Eosin (HE) f. Canada balsam dan Entelan 3.5.4. Bahan tambahan untuk pewarnaan imunohistokimia a. Antibodi primer: Mouse Monoclonal Antibody (MoAb) anti-granzyme (Novocastra visionbiosystem R ) b. Kit Universal Streptavidin-Biotin (EnVision-DakoCytomation R ) 39

3.5.5. Alat tambahan untuk pewarnaan imunohistokimia a. Pensil PAP b. Waterbath c. Tempat pewarnaan dan pencucian d. Timer e. Pipet serologic f. Kertas saring g. Freezer h. Microwave Toshiba R i. Tabung plastic dan pipet Ependorf j. Epismikrometer sekuler 3.5.6. Alat untuk pengukuran diameter tumor Caliper merk Calipro R dengan ketepatan 10-2 3.5.7. Alat untuk pengamatan dan dokumentasi sediaan adalah : - 1 Unit Multi Head Microscope Olympus R - Nikon R Digital Net Camera DN 100 + SD Card - 1 Unit Personal Computer Intel Pentium R Processor 40

3.6. Pelaksanaan penelitian Cara perlakuan : Tiga puluh enam ekor mencit jantan strain Swiss diadaptasi di laboratorium dengan dikandangkan secara individual dan diberi ransum pakan standard selama 1 minggu secara ad libitum. Tiga puluh enam ekor mencit tersebut kemudian diinduksi tumor, diamati selama 24 minggu. Pada kelompok mencit yang berhasil diinduksi dilakukan insisi biopsi dan pemeriksaan patologi anatomi. Mencit yang menunjukkan gambaran PA karsinoma epidermoid kulit dibagi menjadi 6 kelompok yang ditentukan secara acak. Masing-masing kelompok dikandangkan secara individual dan mendapatkan pakan standard yang sama dan minum ad libitum dan diukur diameter tumornya. Kemudian diberikan perlakuan selama 9 minggu, dan pemberian ekstrak dilakukan dengan pipet mikro dan sitostatika diberikan secara injeksi pada pembuluh darah vena di ekor mencit. Setelah perlakuan selesai, diameter tumor diukur kembali. Mencit di anaestesi dengan ether selanjutnya mencit dibunuh dengan cara di dislokasi cevical-nya, kemudian diambil jaringan tumor. Jaringan tumor di proses menjadi preparat histologi setelah di buat blok paraffin. 41

3.7. Alur Penelitian 36 ekor mencit Swiss Adaptasi 1 minggu Induksi Tumor (Evaluasi 22 minggu) + insisi biopsi + PA Random Alokasi Berhasil Gagal Eksklusi K (6 ekor) P1 (6 ekor) P2 (6 ekor) P3 (6 ekor) P4 (6 ekor) Diameter Awal Tumor Diameter Awal Tumor Diameter Awal Tumor Diameter Awal Tumor Diameter Awal Tumor PM PM Pacli-Cys PM+Pacli -Cys Pengambilan Jaringan Tumor Diameter Akhir tumor Granzyme Perkembangan Massa Tumor Gambar 8. Alur penelitian 3.8. Prosedur pemeriksaan 3.8.1. Prosedur induksi tumor a. Karsinoma epidermoid diinduksi pada kulit mencit dengan cara mencukur bersih rambut area interscapular dengan ukuran 1,5 x 1,5 cm. Karsinogen yang digunakan adalah 9, 12-dimethyl-1,2-42

benzanthracene (DMBA) 100 nmol (0,025 mg), yang dilarutkan dalam 0,1 ml reagen aseton per ekor mencit. DMBA dioleskan 2 kali perminggu selama 2 minggu, kemudian dilanjutkan dengan pengolesan 12-o-tetradecanoylphorbol-13-acetate (TPA) secara topikal pada regio interscapular dengan dosis 1,7 nmol (0,001 mg) dalam 0,1 ml aceton per ekor mencit 2 x seminggu selama 20 minggu. 34 b. Pada mencit di setiap kelompok perlakuan dilakukan penandaan menggunakan asam pikrat berwarna kuning pada area kepala, kaki depan, kaki belakang, ekor, dan tanpa tanda dan dimasukkan ke dalam kandang berbeda yang diberi label berisi : jenis kelompok perlakuan, tanggal induksi. 3.8.2. Prosedur pengukuran diameter tumor Massa tumor diukur menggunakan caliper (CaliPro R ) dengan ketepatan 10-35. Kita ukur tumor pada diameter terlebar dengan ukuran satu dimensi. 3.8.3. Prosedur pembuatan preparat histopatologi a. Fiksasi Potongan karsinoma epidermoid dimasukkan dalam larutan formalin buffer (larutan formalin 10% dalam buffer Natrium asetat sampai mencapai ph 7,0). Waktu fiksasi jaringan 18-24 jam. Setelah fiksasi selesai, jaringan dimasukkan dalam larutan aquadest selama 1 jam untuk proses penghilangan larutan fiksasi. b. Dehidrasi 43

Potongan karsinoma epidermoid dimasukkan dalam alkohol konsentrasi bertingkat. Jaringan menjadi lebih jernih dan transparan. Jaringan kemudian dimasukkan dalam larutan alkohol-xylol selama 1 jam dan kemudian larutan xylol murni selama 2 x 2jam. c. Impregnasi Jaringan dimasukkan dalam paraffin cair selama 2x2 jam. d. Embedding. Jaringan ditanam dalam paraffin padat yang mempunyai titik lebur 56-58 0 C, ditunggu sampai paraffin padat. Jaringan dalam paraffin dipotong setebal 4 mikron dengan mikrotom. Potongan jaringan ditempelkan pada kaca obyek yang sebelumnya telah diolesi polilisin sebagai perekat. Jaringan pada kaca obyek dipanaskan dalam incubator suhu 56-58 0 C sampai paraffin mencair. e. Prosedur pewarnaan Mo Ab Anti granzyme Xylol I.......5-10 menit Xylol II.........5-10 menit Alkohol absolut............10 menit Alkohol 95%.............5-10 menit Alkohol 70%......5-10 menit Cuci air (celup-celup)......1-2 menit Cuci dengan Phosphat buffer saline (PBS) celup-celup.1-2 menit Slide dimasukkan kedalam tempat yang lembab dan tertutup 44

H2O2 0,3% dalam methanol......10 menit Masuk rak berdiri Cuci PBS 3 kali @ 1-2 menit Slide ditata dalam wadah gelas Rendam dengan Citrat Buffer Masukkan dalam microwave 2 kali @ 5 menit (sampai mendidih ) Keluar dari microwave didiamkan sampai dingin selama 20-40 menit. Slide ditata dirak Cuci PBS (celup-celup).........2 menit Slide ditata didalam tempat yang lembab dan tertutup. Blocking Agent (Kit).....10 menit Bloking agent dibuang (tanpa dicuci) Inkubasi MoAb primer 10 ul (diencerkan pakai PBS-BSA) overnight Simpan dalam tempat lembab tertutup dan simpan dalam lemari es bawah supaya tidak mengering Cuci PBS (celup-celup)...10 menit Cuci PBS....2-3 menit Streptavidin......10 menit Cuci PBS......2-3 menit DAB...3 menit DAB dibuang Slide ditata pada rak 45

Cuci air mengalir kemudian dicelup di tempat berisi Aquadest ( jaringan terlihat coklat) Slide ditata dalam tempat Counterstain dengan Mayer-Hematoksilin....20-1 menit Hematoksilin dibuang, cuci air mengalir kemudian dicelup di aquadest Entellan kemudian tutup deck glass. 34,37 3.9. Cara mengumpulkan data Dari masing-masing kelompok diukur diameter tumor sebelum dan sesudah perlakuan, dan diambil massa tumornya setelah perlakuan yang selanjutnya dibuat preparat setebal 6 mikron, diwarnai dengan pengecatan Immunohistokimia dengan metoda Avidin-Biotin Peroksidase Complex dengan mouse MoAb antigranzym kemudian di amati ekspresi granzyme-nya. 3.10. Analisis data Setelah data terkumpul dilakukan data cleaning, coding dan tabulasi. Analisa data meliputi analisis deskriptif dan uji hypothesis. Pada analisa deskriptif ekspresi granzyme dan perkembangan tumor adenokarsinoma payudara disajikan dalam bentuk tabel rerata, SD dan median. Pada penelitian ini karena ada satu variabel independent discreet yaitu pemberian dosis bertingkat ekstrak Mahkotadewa, dan dua variabel dependent berskala interval yaitu ekspresi granzyme dan diameter tumor. Bila data dari 46

variabel tergantung tidak normal maka kedua variabel tersebut dianalisis dengan uji Kruskal Wallis, yang dilanjutkan denganuji Mann Whitney bila hasilnya berbeda bermakna. Uji korelasi antara variabel ekspresi granzyme dengan diameter tumor dilakukan dengan uji korelasi Spearman s. 39-41 Batas derajat kemaknaan adalah apabila P 0,05. Analisa data dilakukan dengan software SPSS Ver. 15.0 for Windows. 47