PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
SYARAT-SYARAT DAN PENYEDERHANAAN KEPARTAIAN (Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1959 TENTANG SUSUNAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GARIS-GARIS BESAR DARI PADA HALUAN NEGARA (Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1960 Tanggal 29 Januari 1960) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1966 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERPRES 37/1964, PEMBENTUKAN LEMBAGA PERTAHANAN NASIONAL... Bentuk: PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) PEMBENTUKAN LEMBAGA PERTAHANAN NASIONAL

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1964 TENTANG BADAN MUSYAWARAH PENGUSAHA NASIONAL SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1959 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG SEMENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1959 TENTANG PEMERINTAH DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1964 TENTANG BADAN MUSYAWARAH PENGUSAHA NASIONAL SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1959 TENTANG MENYESUAIKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 80 TAHUN 1958 TENTANG DEWAN PERANCANG NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 1958 TENTANG DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1961 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEPOLISIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1960 TENTANG SUSUNAN DEWAN MARITIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1959 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGAWAS KEGIATAN APARATUR NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBENTUKAN BADAN PENGAWAS KEGIATAN APARATUR NEGARA BADAN PENGAWAS KEGIATAN APARATUR NEGARA.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 45 PRP. TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERUSAHAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 80 TAHUN 1958 (80/1958) TENTANG DEWAN PERANCANG NASIONAL *) Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1952 TENTANG STAF KEAMANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PJ. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH DAERAH (Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 Tanggal 7 September 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA,

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA

KEADAAN TERTIB SIPIL (Penetapan Presiden Nomor 4 Tahun 1962 Tanggal 28 Desember 1962) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 1980 TENTANG LEMBAGA PEMILIHAN UMUM DAN PANITIA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU 80/1958, DEWAN PERANCANG NASIONAL *) Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:80 TAHUN 1958 (80/1958) Tanggal:23 OKTOBER 1958 (JAKARTA)

Halaman PEMBUKAAN

UU 13/1961, KETENTUAN KETENTUAN POKOK KEPOLISIAN... Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 13 TAHUN 1961 (13/1961)

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA.

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b.segala Peraturan Perundangan yang bertentangan dengan Undang-undang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERTEKSTILAN. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1958 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYALURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1987 TENTANG KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Reuni tersebut memberikan makna positif dari semua alumni yang telah lama terpisah dengan kesibukannya masing masing.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1959 TENTANG

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

POSDAYA BERSERI DUSUN I

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1959 TENTANG PERKEMBANGAN GERAKAN KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 c. bahwa beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakila

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1966 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS KEPADA PARTAI POLITIK

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1959 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 3 TAHUN 1967 (3/1967) Tanggal: 6 MEI 1967 (JAKARTA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 1959 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS BADAN PENGAWAS KEGIATAN APARATUR NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PENERBANGAN

Menimbang : Bahwa perlu disempurnakan usaha-usaha untuk menjamin keamanan di daerahdaerah di mana berlaku Peraturan S.O.B.;

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

ORGANISASI PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 1960 Tanggal 28 Juli 1960 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 1959 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS BADAN PENGAWAS KEGIATAN APARATUR NEGARA

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN INDONESIA Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1990 Tanggal 14 Desember 1990

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 09 TAHUN 2001 TENTANG TATACARA PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

Bahwa penerapan prinsip dan program kerja kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1957 TENTANG DEWAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Demokrasi Parlementer (Liberal)

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1967 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

sherila putri melinda

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN. Presiden Republik Indonesia,

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin, untuk mempersatukan segenap kekuatan progressif dan memimpin gerak masyarakat untuk mencapai cita-cita yang terkandung dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dan Undang-undang Dasar 1945. Mengingat: Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Dasar; Mendengar: 1. Dewan Pertimbangan Agung Sementara pada tanggal 22 Oktober 1959; 2. Musyawarah Kabinet Kerja pada tanggal 16 Desember 1959; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN TENTANG FRONT NASIONAL. Pasal 1 Nama dan tempat kedudukan Organisasi massa yang dimaksudkan dalam Peraturan Presiden ini dinamakan "Front Nasional" dan bertempat kedudukan di empat kedudukan Pengurus Besarnya. Pasal 2 Tujuan Tujuan Front Nasional ialah: 1. menyelesaikan Revolusi Nasional Indonesia; 2. pembangunan semesta untuk mencapai masyarakat adil dan makmur; 3. mengembalikan Irian Barat kedalam wilayah kekuasaan Negara Republik Indonesia. 1 / 8

Pasal 3 Tugas Untuk mencapai tujuan tersebut pada pasal 2 maka Front Nasional bertugas: 1. Menghimpun dan mempersatukan kekuatan-kekuatan revolusioner dalam masyarakat serta memimpin gerak masyarakat untuk menyelesaikan Revolusi Nasional dalam bidang-bidang pembangunan semesta, kesejahteraan sosial, keamanan pertahanan; 2. Menyelenggarakan kerja-sama yang seerat-eratnya dengan Pemerintah dan Lembaga-lembaga Negara lainnya. Pasal 4 Keanggotaan Yang dapat menjadi anggota Front Nasional ialah setiap warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 dan menyetujui dasar dan tujuan Front Nasional, baik yang tergabung dalam organisasi-organisasi golongan karya dan golongan politik, maupun yang tidak. Pasal 5 Program Program Front Nasional terdiri dari perperincian Manifesto Politik Presiden tanggal 17 Agustus 1959, yang dibagi dalam program jangka pendek dan jangka panjang. Pasal 6 Bentuk organisasi Front Nasional merupakan suatu badan persatuan yang bersifat vertikal dan tersusun sesuai dengan tugas dan lapangan kegiatannya. Pasal 7 Sendi organisasi Front Nasional bekerja atas dasar demokrasi terpimpin, yang mengandung unsur-unsur: 1. Musyawarah dan mufakat; 2. Demokrasi; 3. Korektif dan konstruktif; 4. Iklim kerja sama yang baik; 5. Program bersama; 6. Tanggung jawab; 7. Disiplin dalam pelaksanaan; 8. Menjamin hak-hak azasi manusia. 2 / 8

Pasal 8 Pimpinan Organisasi (1) Pimpinan Front Nasional terdiri dari orang-orang yang mendapat kepercayaan dari rakyat, diambil dari golongan-golongan karya, golongan-golongan politik dan perseorangan, yang sepenuhnya menyetujui azas, tujuan dan program Front Nasional. (2) Pimpinan Front Nasional berbentuk: a. Pengurus Besar untuk seluruh wilayah Negara Republik Indonesia; b. Pengurus Daerah untuk tiap-tiap daerah tingkat I; c. Pengurus Cabang untuk tiap-tiap daerah tingkat II; d. Pengurus Ranting untuk kesatuan-kesatuan di bawah cabang menurut keperluan. (3) Pengurus Besar Front Nasional diketuai oleh Presiden. Keuangan Front Nasional terdapat dari: 1. bantuan dari Pemerintah; 2. uang pangkal; 3. uang iuran; Pasal 9 Keuangan 4. sumbangan, pemberian dan usaha-usaha lain yang sah, yang tidak melanggar dan mengikat azas dan tujuan Front Nasional. Pasal 10 Ketentuan-ketentuan lain Ketentuan-ketentuan lain mengenai Front Nasional ditetapkan oleh pimpinannya bagi wilayahnya masingmasing dengan pengertian bahwa ketentuan-ketentuan termaksud: 1. ditetapkan dengan mengikat dasar musyawarah yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan; 2. tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan Negara dan Peraturan-peraturan Daerah; 3. Yang dibuat oleh pengurus bawahan tidak bertentangan dengan yang dibuat oleh pengurus atasannya. Pasal 11 Pembentukan Presiden menunjuk suatu panitia persiapan untuk mempersiapkan pembentukan Front Nasional. Pasal 12 Penutup 3 / 8

Peraturan Presiden ini berlaku mulai tanggal diundangkannya. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan Di Jakarta, Pada Tanggal 31 Desember 1959 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. SOEKARNO Diundangkan Di Jakarta Pada Tanggal 31 Desember 1959 MENTERI MUDA KEHAKIMAN, Ttd. SAHARDJO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1959 NOMOR 151 4 / 8

PENJELASAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PENJELASAN UMUM Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan cita-cita yang terkandung dalam Undang-undang Dasar 1945 dapat tercapai dengan lebih cepat dan baik, jika diperjuangkan bersama oleh segenap alat perlengkapan Negara dan seluruh rakyat. Setelah Dekrit Presiden Panglima Tertinggi Angkatan Perang tertanggal 5 Juli 1959 tentang pernyataan berlakunya kembali Undang-undang Dasar 1945 diamanatkan, maka pimpinan pemerintahan Negara dan Angkatan Bersenjata diletakkan ditangan Presiden. Untuk melengkapkan kesatuan komando, sesuai dengan: prinsip demokrasi terpimpin, maka pimpinan rakyat perlu diserahkan secara formil pula kepada Presiden. Pimpinan rakyat termaksud memerlukan realisasi, yang dapat dicapai dengan mengadakan suatu organisasi massa, yang dipimpin oleh Presiden sendiri. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Organisasi massa Yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden ini dinamakan Front Nasional, karena berbeda dengan partai politik atau organisasi golongan karya dan lain-lain. Seperti halnya dengan organisasi lain maka Front Nasional bertempat kedudukan ditempat kedudukan Pengurus Besarnya. Pasal 2 Front Nasional adalah suatu organisasi massa yang memperjuangkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan cita-cita yang terkandung dalam Undang-undang Dasar 1945. Mengingat akan hal itu maka tujuan Front Nasional tidak dapat lain dari pada yang tercantum dalam pasal 2 ini. Pasal 3 Untuk mencapai tujuan tersebut pada pasal 2 maka Front Nasional harus berusaha: 1. mengumpulkan semua tenaga yang progressif dan revolusioner dari segala lapisan rakyat dan menyusun mereka dalam suatu barisan yang teratur guna mengerahkan seluruh masyarakat untuk menyelesaikan Revolusi Nasional kita disemua bidang; 2. bekerja-sama seerat-eratnya dengan semua instansi resmi, baik sipil dan militer, maupun dipusat dan didaerah, sehingga terwujudlah perjuangan bersama Pemerintah dan rakyat. 5 / 8

Pasal 4 Syarat-syarat untuk menjadi anggota Front Nasional ialah, bahwa orang itu harus: a. berjiwa Proklamasi 17 Agustus 1945; b. menyetujui dasar dan tujuan Front Nasional. Dalam hal ini tidak menjadi soal apakah ia tergabung dalam salah satu organisasi golongan karya atau golongan politik, ataupun tidak. Pasal 5 Perperincian Manifesto Politik Presiden tertanggal 17 Agustus 1959 telah disusun oleh Dewan Pertimbangan Agung sementara dan ditetapkan dalam sidangnya pada tanggal 25 September 1959. Perperincian termaksud kemudian disetujui oleh Presiden pada Hari Pahlawan 1959. Pasal 6 Front Nasional mengadakan organisasi-organisasi dipusat maupun didaerah-daerah, sampai kesatuan-kesatuan yang sekecil-kecilnya, menurut keperluan. Disamping itu Front Nasional mengadakan bagian-bagian untuk menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang tertentu. Pasal 7 Dalam pekerjaan sehari-hari Front Nasional harus berpegang pada prinsip demokrasi terpimpin, dengan pengertian sebagai berikut: 1. harus diusahakan bahwa musyawarah-musyawarah dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan yang menuju kepermufakatan, dan dijauhkan segala perdebatan dengan mengadakan siasat-siasatan yang diakhiri dengan adu kekuatan dan pungutan suara; 2. harus diikhtiarkan bahwa segala persoalan dipecahkan secara demokratis atau kerakyatan, yaitu dengan bermusyawarah dengan rakyat atau perwakilannya, dengan mengerahkan tenaga rakyat dan dengan mengutamakan kepentingan rakyat; 3. harus berbuat dalam segala pembicaraan atau tindakan dengan maksud menyempurnakan dan membangun untuk kepentingan bersama; 4. harus diciptakan suasana kekeluargaan, yang tidak mengenal pertentangan antara golongan-golongan, dan senantiasa mengejar keselamatan bersama; 5. harus disediakan daftar tujuan-tujuan yang hendak dicapai bersama dalam jangka waktu yang tertentu, dan rencana pelaksanaannya yang hendak dikerjakan secara kolektif; 6. harus dididik dan dipertebal rasa tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara dan Masyarakat, baik yang dipikul sendiri maupun secara bersama; 7. harus dididik dan dipertebal pada disiplin, baik dalam melaksanakan sesuatu secara individuil atau kolektif, maupun dalam mengerjakan sesuatu atas perintah atau atas inisiatif sendiri; 8. harus diindahkan hak-hak azasi manusia, yang diakui oleh Undang-undang Dasar dan perundangundangan nasional. 6 / 8

Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Pasal 8 Pemimpin Front Nasional adalah pemimpin rakyat. Untuk menjadi pemimpin rakyat, orang, pertama-tama harus mendapat kepercayaan rakyat yang dipimpin. Dalam hal itu tidak menjadi soal dari golongan manakah ia berasal. Yang penting pula ialah bahwa ia menyetujui azas, tujuan dan program Front Nasional. Selanjutnya dalam penunjukan pemimpin-pemimpin rakyat itu untuk menghadapi tugas-tugas yang tertentu harus senantiasa diusahakan penempatan "the right man behind the gun" atau "the right man in the right place". Differensiasi dalam pimpinan Front Nasional ini tidak hanya perlu untuk mengatur hierarchi dan sebagainya dalam organisasi, tetapi juga untuk memelihara hubungan baik dan kerjasama yang erat dengan Pemerintah. Pengurus Besar berhubungan sehari-hari langsung dengan instansi-instansi Pemerintah Pusat. Pengurus Daerah dengan Kepala Daerah tingkat I, Pengurus Cabang dengan Kepala Daerah tingkat II dan Pengurus Ranting dengan Kepala (2) kesatuan wilayah didalam Daerah tingkat II. Pengurus Besar Front Nasional diketuai oleh Presiden sebagai Pemimpin Rakyat Indonesia. Pasal 9 Yang dimaksud dengan "bantuan dari Pemerintah" bukan hanya sokongan/sumbangan berupa uang, tetapi juga pemberian tugas oleh Pemerintah kepada Front Nasional untuk mengerjakan suatu usaha dengan menyerahkan keuangan yang disediakan untuk itu dalam Anggaran Belanda Negara. Adapun wujud-wujud lain dari keuangan Front Nasional sudah cukup jelas. Pasal 10 Pimpinan Front Nasional dapat mengadakan ketentuan-ketentuan lain yang diperlukan oleh organisasinya dengan memperhatikan syarat-syarat yang tersebut pada pasal 10. Pasal 11 Untuk mempersiapkan pembentukan Front Nasional Presiden membentuk suatu Panitia Persiapan, yang terdiri atas tokoh-tokoh golongan politik, golongan karya dan perseorangan. Dalam usahanya Panitia Persiapan dengan mendengar pertimbangan-pertimbangan dari badan-badan yang telah dan mempunyai pengalaman dalam penggalangan dan usaha-usaha front-front nasional, seperti misalnya Front Nasional Pembebasan Irian Barat dan sebagainya. Cukup jelas. Pasal 12 7 / 8

Diketahui: MENTERI MUDA KEHAKIMAN, Ttd. SAHARDJO TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1959 NOMOR 1918 8 / 8