EFEKTIVITAS NODULASI Rhizobium japonicum PADA KEDELAI YANG TUMBUH DI TANAH SISA INOKULASI DAN TANAH DENGAN INOKULASI TAMBAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH INOKULASI RHIZOBIUM DAN PENAMBAHAN HARA ESENSIAL TERHADAP TANAMAN KEDELAI SKRIPSI

RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merill) PADA INOKULASI Rhizobium

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

Potential Rhizobium and Urea Fertilizer to Soybean Production (Glycine max L.) on The Former Rice Field

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

EFEKTIVITAS STRAIN Bradyrhizobium japonicum PADA TANAMAN KEDELAI VARIETAS MAHAMERU DAN BALURAN

(QlYC JNI MAX (l) MERR) KULTIYAR ORBA DAN LOKON

SKRIPSI. Oleh : TSABITA BENAZIR MUNAWWARAH SYA BI AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

PENGARUH INOKULASI LEGIN KEDELAITERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS KEDELAI(Glycine max L.) DI LAHAN PASIR PANTAI

PENGARUH PENAMBAHAN INOKULUM RHIZOBIUM TERHADAP EFEKTIVITAS NODULASI DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) PADA TANAH ULTISOL

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI

PENGARUH APLIKASI RHIZOBIUM INDIGEN TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI PADA ENTISOL DAN INCEPTISOL

PENGARUH APLIKASI LEGIN DAN PUPUK KOMPOS TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS JERAPAH

Tini Surtiningsih, Farida, dan Tri Nurhariyati Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya

DAMPAK PENAMBAHAN BAHAN AMANDEMEN DI BERBAGAI KELENGASAN TANAH TERHADAP KETERSEDIAAN HARA PADA VERTISOL. Oleh: Moch. Arifin 1)

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

TATA CARA PENELITIAN

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

PENGARUH INOKULASI Rhizobium japonicum TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KULTIVAR KEDELAI DI LAHAN PASIR PANTAI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH YANG DIBERI RHIZOBIUM PADA CEKAMAN KEKERINGAN PEANUT YIELD AND GROWTH INOCULATED RHIZOBIUM ON DROUGHT STRESS

Studi Penggunaan Pupuk Hayati Pada Tanaman Kedelai

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

KAJIAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN DALAM SISTEM TUMPANGSARI JAGUNG DENGAN EMPAT KULTIVAR KEDELAI PADA BERBAGAI WAKTU TANAM

SKRIPSI. Oleh MOCHAMAD IQBAL WALUYO H

PENGARUH TIGA INOKULAN BAKTERI Rhizobium TERHADAP PEMBENTUKAN BINTIL AKAR TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)

Pengaruh Waktu dan Cara Pemberian N Sebagai Pupuk Tambahan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) pada Budidaya asa ah')

APPLICATION OF RHIZOBIUM INOCULATION AND SP-36 FERTILIZER ON PRODUCTION AND SEED QUALITY OF SOYBEAN (Glycine max (L.) Merrill) VAR.

PENGARUH MACAM BAHAN ORGANIK DAN INOKULUM RHIZOBIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

pastura Vol. 2 No. 1 : ISSN : X

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

BOBOT BASAH DAN JUMLAH ANAKAN RUMPUT GAJAH YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN KEDELAI

TANGGAPAN BEBERAPA VARIETAS KEDELAI ( Glycine max L.) TERHADAP INOKULASI MIKROBA BERMANFAAT PADA TANAH REGOSOL

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. negara indonesia pada tahun 1750 dan mulai dikenal sebagai bahan makanan serta

TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND]

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN KERTAS UNTUK PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KEDELAI DENGAN SISTEM TANPA OLAH TANAH

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

SIFAT KIMIA ULTISOLS BANTEN AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK KOMPOS. Oleh: 1) Dewi Firnia

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MACAM DAN ph MEDIA KARIER TERHADAP KEEFEKTIFAN RHIZOBIUM ILETRISOY-2 PADA KEDELAI DI LAHAN MASAM

PENGARUH VARIETAS, DOSIS PUPUK KANDANG AYAM SECARA ALUR, DAN TATA LETAK TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

EFEKTIVITAS BIOCHARCOAL DAN Rhizobium TERHADAP NODULASI Mucuna bracteata ASAL BIJI DAN STEK

EFEKTIVITAS PENAMBATAN NITROGEN UDARA OLEH BAKTERI RHIZOBIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR HARA MOLIBDENUM PADA TANAMAN LEGUMINOSA HERBA ARMIADI

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

SKRIPSI OLEH: M. ZAHRIN SARAGIH HPT

Pertumbuhan dan Hasil Kedelai di Lahan Rawa Lebak dengan Aplikasi Pupuk Hayati dan Kimia

PENGARUH JENIS ZAT PENGATUR TUMBUH DAN UKURAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN NAGA SKRIPSI

Agrium, Oktober 2011 Volume 17 No 1

Peningkatan Produksi dan Protein Kedelai dengan Aplikasi Bokasi dan Rhizo-Plus di Lahan Podsolik Merah Kuning

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN 2,4-D DAN BAP TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) Oleh Nurul Mufidah H

Sidang Hasil Tugas Akhir (SB )

PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

PENGARUH MIKROBA TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN KEDELAI (Glycine max L.)

HASIL. Gambar 4 Fluks CH 4 dari beberapa perlakuan selama satu musim tanam pada sawah lahan gambut

BAHAN METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN MIKROBA PELARUT PHOSPHAT DAN MIKORIZA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI PUPUK PHOSPAT PADA TANAH ULTISOL KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA

PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH

KADAR SERAT KASAR DAN KECERNAAN SECARA In Vitro JERAMI KEDELAI YANG DITANAM DENGAN PERLAKUAN PENYIRAMAN AIR LAUT DAN INOKULASI BAKTERI Rhizobium

hasil pengamatan terhadap persentase infeksi mikoriza, setelah

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

Nanik Lutfiyah, Mashuri Dosen Fakultas Pertanian Universitas Darul Ulum Jombang

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK N DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN BEKAS PADI

Pendahuluan. Jumrawati

The Role of Mycorrhyza, Rhizobium and Hurnic Acid on The Growth and Nutrient Content of Several Legrune Cover Crop Species

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Jurnal AGRI PEAT, Vol. 16 No. 1, Maret 2014 : 9 19 ISSN :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LEGUMINOSA PAKAN HASIL ASOSIASI DENGAN RHIZOBIUM PADA MEDIA TANAM SALIN

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

STUDI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA LAHAN GAMBUT DENGAN SISTEM OLAH TANAH DAN PEMBERIAN MULSA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merril.) Terhadap Aplikasi Pupuk Hayati dan Tepung Cangkang Telur

AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN

INVIGORASI UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS, VIGOR, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) SKRIPSI

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PEMBERIAN DUA JENIS PUPUK KANDANG PADA DUA KALI PENANAMAN

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

Transkripsi:

Usman Kris Joko S., Nodulasi pada Kedelai di Tanah Sisa Inokulasi dan Ditambah Inokulasi 31 EFEKTIVITAS NODULASI Rhizobium japonicum PADA KEDELAI YANG TUMBUH DI TANAH SISA INOKULASI DAN TANAH DENGAN INOKULASI TAMBAHAN THE EFFECTIVITY OF Rhizobium japonicum NODULATION ON SOYBEAN GROWN IN THE INOCULATED SOIL AND GIVE ADDITIONAL INOCULATION Usman Kris Joko Suharjo Program Studi Agronomi,Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT Objective of the experiment were to study the effectivity of nodule formation by Rhizobium japonicum on soybean that were planted on the inoculated soil and to study wether it was necessary or not to give additional inoculation to the soil that was already inoculated bacteria R japonicum. The three levels of kinds of soil treatment and two levels of additional inoculations treatment were arranged on factorial completely randomized design with 3 replications. The study showed that R japonicum was still effective and able to form effective nodules after 1 season on the soil without soybean. But, the soil that was planted by soybean with R japonicum inoculation need additional inoculation. Therefore, if plant inoculant was not available, soil that was planted by soybean with R japonicum inoculation one season ago can be used as source of inoculant. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembentukan bintil akar oleh Rhizobium japonicum pada tanaman kedelai yang ditanam pada tanah sisa inokulasi dan menentukan perlu tidaknya inokulasi tambahan pada tanahtanah yang pernah diinokulasi bakteri R. japonicum. Perlakuan jenis tanah dengan tiga level dan inokulasi tambahan dengan dua level disusun dalam Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan tiga ulangan. R. japonicum masih efektif dan mampu membentuk bintil akar efektif setelah satu musim berada dalam tanah tanpa tanaman kedelai. Namun demikian, tanahtanah bekas tanaman kedelai dengan inokulasi R. japonicum masih memerlukan inokulasi tambahan. Oleh karena itu, apabila tidak ada sumber inokulan dari pabrik, tanah bekas tanaman kedelai yang telah diinokulasi R. japonicum 1 musim yang lalu dapat digunakan sebagai sumber inokulan PENDAHULUAN Sejak manusia menyadari manfaat simbiosis Rhizobium japonicum dengan tanaman kedelai dalam memfiksasi N bebas dari udara, penelitian-penelitian dalam bidang fiksasi N secara biologis terus berkembang. Penelitianpenelitian tersebut dilakukan dalam rangka mencari alternatif sumber N sehubungan dengan meningkatnya pemakaian pupuk N di dunia. R. japonicum yang diketahui mampu memberikan sumbangan N dalam bentuk asam amino kepada tanaman kedelai mendapat perhatian yang besar dari para ahli. Inokulasi secara besar-besaran dilakukan di berbagai negara. Secara umum inokulasi dilakukan dengan memberikan biakan R. japonicum ke dalam tanah agar bakteri ini berasosiasi dengan tanaman kedelai mengikat N 2 bebas dari udara. Seringkali tanah-tanah bekas tanaman kedelai baik yang diberi inokulasi maupun tanpa inokulasi dapat digunakan sebagai sumber inokulant. Hal ini dilakukan karena adanya anggapan bahwa pada tanah bekas tanaman kedelai akan tumbuh bakteri R. japonicum (Jutono, 1981). Namun demikian tidak dike-

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 3. No. 1, 2001. Hal 31-35 32 tahui dengan pasti apakah Rhizobium tersebut efektif atau tidak. Sebab, efektivitas R. japonicum dalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, seperti ph tanah, viabilitas R. japonicum di lapangan, dan daya saing bakteri Rhizobium itu sendiri dengan parasit bakteri yang dikenal dengan nama Rhizobiophage. Apabila ternyata bakteri R. japonicum itu sudah tidak efektif lagi, inokulasi tambahan perlu diberikan kepada tanah-tanah bekas tanaman kedelai tersebut. Oleh karena itu, sebuah penelitian untuk menguji efek sisa inokulasi R. japonicum dan inokulasi tambahan perlu dilakukan terhadap tanah-tanah bekas tanaman kedelai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembentukan bintil akar oleh bakteri R. japonicum pada tanaman kedelai yang ditanam pada tanah sisa inokulasi dan untuk menentukan perlu tidaknya inokulasi tambahan pada tanah-tanah yang pernah diinokulasi bakteri R. japonicum. METODE PENELITIAN Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dalam kombinasi perlakuan Faktorial (3x2), masing-masing unit percobaan diulang 3 kali. Analisis data dilakukan dengan Analisis of Variance (ANOVA) dilanjutkan dengan uji nilai tengah Duncan Multiple Range Test (DMRT). Faktor-faktor yang diuji dalam percobaan ini meliputi jenis tanah (T) terdiri atas tanah belum pernah ditanami kedelai (T 0 ), tanah bekas tanaman kedelai yang diinokulasi bakteri R. japonicum 1 musim yang lalu (T 1 ), tanah bekas tanaman kedelai yang diinokulasi bakteri R. japonicum dua musim yang lalu (T 2 ); dan inokulasi tambahan bakteri R. japonicum, terdiri atas tanpa inokulasi (I 0 ) dan dengan inokulasi tambahan (I 1 ) Tanah yang digunakan dalam penelitian dikeringanginkan, kemudian diayak dengan saringan berukuran 200 mesh. Tanah selanjutnya dimasukkan ke dalam pot dengan kapasitas 5 kg tanah pot -1. Inokulasi bakteri dilakukan dengan mengikuti petunjuk Hinson dan Hartwig (1982) yang dikenal dengan Slurry Method. Biakan bakteri R. japonicum diberi sedikit air sehingga bentuknya seperti pasta, kemudian biji kedelai di-tuangkan ke dalam kemasan bakteri dan dikocok-kocok agar partikel bakteri menyelimuti permukaan benih yang akan ditanam. Benih ditanam 2 biji per pot. Pada saat tanam dilakukan pemupukan KCl dan TSP masingmasing dengan dosis 200 kg ha -1. Untuk melihat efektivitas pembentukan bintil akar dari bakteri R. japonicum tanaman kedelai harus dipanen pada saat tanaman belum mencapai fase pertumbuhan generatif. Tanaman kedelai dipanen pada umur 6 minggu setelah tanam. Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman pada saat panen (tanaman dicabut), bobot kering akar dan tajuk, jumlah dan bobot total bintil akar, dan jumlah dan bobot bintil akar efektif. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemberian inokulasi tambahan (I 1 ) memberikan hasil jumlah dan bobot bintil akar total lebih baik daripada tanpa inokulasi tambahan (I 0 ). Pada perlakuan jenis tanah (T), tanah bekas tanaman kedelai yang diinokulasi R. japonicum satu musim yang lalu (T 1 ) memberikan hasil jumlah dan bobot bintil akar total terbaik. Sementara itu, tanah bekas tanaman kedelai yang diinokulasi (T 1 dan T 2 ) memberikan hasil jumlah dan bobot bintil akar efektif lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang tidak pernah ditanami kedelai. Sedang pemberian inokulasi tambahan (I 1 ) terbukti memberikan hasil jumlah dan bobot bintil akar efektif lebih baik daripada perlakuan tanpa pemberian inokulasi tambahan (Tabel 1). Kecuali perlakuan inokulasi tambahan, semua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot kering tajuk, dan

Usman Kris Joko S., Nodulasi pada Kedelai di Tanah Sisa Inokulasi dan Ditambah Inokulasi 33 bobot kering akar. Pemberian inokulasi tambahan (I 1 ) meningkatkan tinggi tanaman dari 52.88 cm (I 0 ) menjadi 58.79 cm dan meningkatkan berat kering akar dari 1.19 g (I 0 ) menjadi 1.23 g (Tabel 2). Bobot bintil akar total, jumlah bintil akar total, bobot bintil akar efektif, dan jumlah bontil akar efektif dipengaruhi oleh perlakuan pemberian inokulasi tambahan. Perlakuan inokulasi tambahan terbukti meningkatkan nilai rata-rata pada empat variabel yang disebut di atas. Dengan demikian hasil percobaan ini mendukung hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Mulatsih (1987) dan Suharjo (1988). Pemberian inokulasi tambahan juga meningkatkan bobot kering tajuk dan tinggi tanaman. hal ini menunjukkan bahwa bintil akar efektif yang terbentuk mampu memberikan sum-bangan terhadap pertumbuhan tanaman kedelai melalui fiksasi N yang dilakukannya (Freire, 1977). Rao (1979) mengungkapkan bahwa bintil akar efektif mampu memfiksasi N dari udara dan mengkonversi N menjadi asam amino untuk disumbangkan kepada tanaman kedelai. Pada percobaan ini juga terlihat bahwa bakteri Rhizobium yang diinokulasikan satu musim yang lalu (T1) dan diinokulasikan dua musim yang lalu (T2) masih efektif terbukti dengan terbentuknya bintil akar efektif pada kedua perlakuan tersebut. Dengan demikian hasil ini sesuai dengan pendapat Jutono (1981) yang menyatakan bahwa tanah bekas tanaman kedelai masih mengandung bakteri R. japonicum dan dapat digunakan sebagai sumber inokulan. Namun demikian perlu ditekankan disini bahwa tingkat efektivitas R. japonicum semakin menurun seiring dengan lamanya waktu bakteri tersebut berada di dalam tanah tanpa tanaman kedelai. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata perlakuan T 1 yang lebih tinggi dari T 2 untuk beberapa variabel yang diamati. Hal demikian adalah wajar mengingat pada T 2 bakteri R. japonicum lebih lama berada dalam tanah sehingga viabilitasnya menurun (Danso, 1977), kemungkinan terserang oleh bakteriophage (Rao, 1979), dan banyak yang mati oleh faktor lingkungan yang kurang menguntungkan (Freire, 1982). Tabel 1. Pengaruh perlakuan faktor tunggal terhadap jumlah dan bobot bintil akar total dan jumlah dan bobot bintil akar efektif _ Bintil akar total Bintil akar efektif Perlakuan Jumlah (butir) Bobot (g) Jumlah (butir) Bobot (g) _ T 0 7.67 a 1.29 a 3.42 a 0.58 a T 1 15.92 b 2.66 b 6.58 ab 1.09 ab T 2 12.27 a 2.33 ab 5.25 ab 0.90 a _ I 0 6.94 a 1.23 a 2.33 a 0.49 a I 1 17.22 b 2.96 b 7.83 b 1.23 b _

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 3. No. 1, 2001. Hal 31-35 34 Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang sama berarti berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5% Tabel 2. Pengaruh perlakuan faktor tunggal terhadap tinggi tanaman, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar _ Perlakuan Tinggi tanaman Bobot kering tajuk Bobot kering tajuk (cm) (g) (g) _ T 0 47.68 14.23 1.19 T 1 48.21 15.29 1.29 T 2 49.34 14.20 1.18 _ I 0 52.88 a 10.12 1.19 I 1 58.79 b 7.35 1.23 _ Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang sama berarti berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5% Tabel 3. Pengaruh kombinasi 2 perlakuan terhadap jumlah dan bobot bintil akar total, jumlah dan bobot bintil akar efektif, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar _ Bintil akar total Bintil akar efektif Bobot kering Perlakuan Jumlah Bobot Jumlah Bobot Tajuk Akar (butir) (g) (butir) (g) (g) (g) _ T 0 I 0 1.17 a 0.13 a 0.00 0.00 7.44 1.24 T 0 I 1 14.17 b 2.44 bc 6.83 2.11 6.97 1.16

Usman Kris Joko S., Nodulasi pada Kedelai di Tanah Sisa Inokulasi dan Ditambah Inokulasi 35 T 1 I 0 9.50 b 1.59 b 3.83 0.90 6.62 2.27 T 1 I 1 22.83 c 3.72 c 9.33 1.29 7.19 1.19 T 2 I 0 10.17 b 1.96 b 3.17 0.57 7.48 1..25 T 2 I 1 15.17 b 2.74 bc 7.33 1.24 8.02 1.34 _ Angka-angka sekolom yang diikuti oleh huruf yang berbeda berarti berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5% Pada kombinasi perlakuan jenis tanah dan inokulasi tambahan. T 1 I 1 menunjukkan hasil jumlah dan bobot bintil akar total tertinggi meskipun tidak berbeda nyata dengan T 2 I 1 dan T 0 I 1. Sementara itu, kombinasi per-lakuan tanah bekas inokulasi dan pemberian inokulasi tambahan tidak perpengaruh nyata pada variabel jumlah dan bobot akar efektif, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar (Tabel 3). KESIMPULAN Bakteri Rhizobium japonicum masih efektif dan mampu membentuk bintil akar efektif setelah satu musim berada dalam tanah tanpa tanaman kedelai. Namun demikian, tanah-tanah bekas tanaman kedelai dengan inokulasi R. japonicum masih memerlukan inokulasi tambahan. Oleh karena itu, disaran- kan apabila tidak ada sumber inokulan dari pabrik, tanah bekas tanaman kedelai yang telah diinokulasi R. japonicum satu musim yang lalu dapat digunakan sebagai sumber inokulan. DAFTAR PUSTAKA Danso, S.K.A. 1977. The ecology of Rhizobium and recent advances in the study of the ecology of Rhizobium. pp. 115-125. In A. Ayanaba and P.J. Dard (ed). Biological nitrogen fixation in farming systems of the tropics. John Wiley & Sons, New York.. Freire, J.R.J. 1977. Inoculation of Soybean. pp. 335-379. In J.M. Vincent, A.S. Whiteney and J. Bose (eds.). Exploiting the Legumes-Rhizobium symbiosis in tropical agriculture. Dept. Agron. Soil Sci., Hawai University. Freire, J.R.J. 1977. 1982. Some important soil limiting factors of the symbiosis Rhizobium-Legumes. Paper presented at Training Course on Biological Nitrogen Fixation. Caracas. 40 p. Jotono. 1981. Fiksasi nitrogen pada leguminosae dalam pertanian. Lab. Mikrobiologi, Faperta, UGM. Yogyakarta. 11 p. Mulatsih, S. 1987. Pengaruh inokulasi Rhizobium dan dosis posfor terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Skripsi Faperta UNIB. Bengkulu. (Tidak dipublikasikan). Rao, N.S.S. 1979. Chemically and biological ly fixed nitrogen potentials and prospect. pp 1-7. In N.S. Subba Rao (ed.). Recent advances biological nitrogen fixation. Oxford IBH Publ. Co. New York. Suharjo, U.K.J. 1988. Pengaruh kemasan inokulan Rhizobium japonicum terhadap nodulasi pada tanaman kedelai (Glycine max (l.) Merr.). Faperta UNIB. Bengkulu. (Tidak dipublikasikan)

Nodulasi pada Kedelai di Tanah Sisa Inokulasi dan Ditambah Inokulasi (Usman Kris Joko S.) 36.