BAB I PENDAHULUAN. penunjang dan sarana pendukung dalam instansi pemerintah adalah. oleh masyarakat umum. (PSAP No. 7 tahun 2010).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memiliki jenis aset dalam jumlah yang beragam. Hal ini didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjang efektifitas dan efisiensi usaha. tahan lama untuk kegiatan operasi sehari-harinya dapat menggelompokkan

AKUNTANSI ASET TETAP PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPPKAD) KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, untuk itu diperlukan adanya pengendalian intern yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan dan sarana pendukung lainnya untuk memperlancar pekerjaan dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya harus ditunjang

BAB I PENDAHULUAN. sarana penunjang yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah aset tetap. Aset

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi yang diserahkani tugas untuk melaksanakan tujuan tersebut dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari operasional suatu organisasi atau instansi. Aset tetap menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II DASAR TEORI. A. Pengertian Aset Tetap. 1. Definisi Aset Tetap. Aset tetap memiliki peranan besar dalam organisasi atau

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI ASET TETAP KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam pengelolaan keuangan negara. yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi,

BAB I PENDAHULUAN. tentu memiliki aktiva tetap. Aktiva tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 9 TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ekonomi saat ini banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan output yang baik berupa barang maupun jasa. Salah satu. faktor-faktor produksi tersebut adalah aktiva tetap.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk kegiatan pemerintahan. Aset tetap tersebut merupakan salah

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan pemberian Otonomi Daerah kepada Daerah atas dasar. desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB I PENDAHULUAN. sejak diwajibkannya penyusunan Laporan Posisi Keuangan sebagai bagian dari

TAHUN ANGGARAN Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas per 31 Desember 2015 (audited).

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam sektor perekonomian teknologi yang semakin maju mempengaruhi

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURW OREJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/ KEKAYAAN DAERAH BUPATI PURWOREJO,

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan keuangan. Seiring berjalannya waktu, akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin maju sebuah

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dipimpinnya.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

LAPORAN KEUANGAN 2014

BUPATI PAKPAK BHARAT. NOMOR l0 TAHUN 20{ f

SALINAN SURAT EDARAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEDK.02/2015 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DAN ASET TAKBERWUJUD

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

AKTIVA TETAP BERWUJUD

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (KSAP)

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

B A B V PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET T ETAP

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II BAHAN RUJUKAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang timbul karena banyaknya perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JAWA TIMUR I RANGKUMAN TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, instansi pemerintah membutuhkan sarana penunjang dan sarana pendukung dalam mencapai tujuan yang diinginkan oleh instasi pemerintah itu sendiri. Salah satu sarana penunjang dan sarana pendukung dalam instansi pemerintah adalah penggunaan aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. (PSAP No. 7 tahun 2010). Aset tetap merupakaan bagian yang terpenting pada instansi pemerintah. Setiap instansi pemerintahan memiliki jenis aktiva dalam jumlah yang beragam. Hal ini didasarkan pada jenis kegiatan yang dijalankan pada instansi pemerintah dan tergantung pada skala dari instansi pemerintahan itu sendiri. Instansi pemerintah yang berskala besar akan membutuhkan investasi dalam bentuk aset tetap yang banyak agar dapat menunjang efektifitas dan efisiensi kinerjanya. Pada instansi pemerintah, aset tetap biasanya terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, dan kontruksi dalam pengerjaan. Semua aset tetap yang dimiliki oleh instansi pemerintah akan digunakan dalam kegiatan operasional sehari- 1

hari dan tidak untuk dijual. Aset tetap yang dimiliki oleh pemerintah dapat diperoleh dengan cara melakukan pembelian baik secara tunai maupun kredit, ditukarkan dengan aset tetap lain, atau merupakan hibah atau donasi. Semua aset tetap yang dimiliki oleh instansi pemerintahan harus ditentukan berapa harga perolehannya. Harga perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang telah dan yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah dan yang masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu aset pada perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. Apabila suatu instansi pemerintah mengeluarkan biayabiaya dalam memperoleh aset tetap tersebut, maka biaya-biaya yang dapat dikapitalisasi adalah biaya yang mempunyai dampak yang langsung terhadap penggunaan aset tetap tersebut. Biaya-biaya yang dapat dikapitalisasikan kedalam aset tetap diantaranya : harga beli, pajak, biaya angkut yang dikeluarkan, biaya teknisi dalam pemasangan aset tetap, biaya asuransi. Apabila terdapat pengeluaran yang tidak memberikan dampak yang langsung kepada perolehan aset tetap tersebut, maka instansi pemerinah harus mengakui sebagai biaya pada periode berjalan, dan tidak boleh dikapitalisasi kedalam harga perolehan aset tetap tersebut. Seiring dengan penggunaan aset tetap pada tahun berjalan, aset tetap tersebut akan mengalami penurunan kemampuannya karena telah digunakan dalam kegiatan operaional dalam instansi pemeritah. Oleh sebab itu, diperlukannya pencatatan pembebanan atas nilai asaet tetap yang telah 2

digunakan tersebut. Pembebanan atas nilai aset tetap disebut dengan penyusutan atau depreciation. Penyusutan merupakan Alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi, penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapataan baik secara langsung maupun tidak langsung. (Ikatan Akuntan Indonesia No. 17 Paragraf 2). Dalam PSAP No. 07 menjelaskan bahwa Penyusutan adalah alokasi yang sitematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan ( depreciable asset) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Tujuan dasar penyusutan aset tetap adalah menyesuaikan nilai aset tetap untuk mencerminkan nilai wajarnya. Penyusutan suatu aset tetap dapat dilakukan dengan menggunakan metode penyusutan yang telah ditetapkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan ( KSAP ). Penggunaan metode penyusutan aset tetap harus diukur dan di-review minimal setiap akhir tahun buku guna membandingkan nilai buku dengan manfaat masa depannya. Dalam menghitungkan besarnya penyusutan suatu aset tetap akan memperhitungkan nilai residu dan takisaran umur manfaat aset tetap tersebut. Hal ini akan memengaruhi besar ataupun kecilnya nilai penyusutan pertahun. Nilai residu merupakan jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aset setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan. Untuk memahami mengenai pencatatan akuntansi aset tetap di instansi pemerintahan, penulis akan mengambil kasus mengenai perlakuan aset tetap pada lingkungan Universtas Andalas. Universitas Andalas sebagai salah satu 3

perguruan tinggi terbesar di Indonesia membutuhkan aset tetap untuk menunjang rutinitas kesehariannya. Dengan adanya aset tetap yang disediakan, rutinitas Universitas Andalas akan dapat berlangsung dengan baik. Adapun contoh dari aset tetap yang dimiliki oleh Universitas Andalas adalah : (a) Gedung Perkuliahan, (b) Bus Operasional, (c) sarana penunjang proses perkuliahan seperti : Infocus, papan tulis, (d) Jalan, dll. Oleh karena inilah penulis ingin mengangkat judul untuk proposal ini yaitu Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual Pada Universitas Andalas. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin merumuskan masalah yaitu: a. Bagaimana pencatatan akuntansi saat terjadinya belanja aset tetap di Universitas Andalas? b. Biaya-biaya apa saja yang dikapitalisasikan oleh Universitas Andalas saat perolehan Aset Tetap? c. Bagaimana perlakuan akuntansi atas penyusutan aset tetap di Universitas Andalas? d. Bagaimana penyajian aset tetap di Universitas Andalas? 4

1.3. Batasan Masalah Berhubungan dengan banyaknya aset tetap yang dimiliki oleh Uiversitas Andalas, maka penulis akan memfokuskan pokok permasalahan mengenai Penerapan Akuntansi Aset Tetap di Lingkungan Rektorat Universitas Andalas. 1.4. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah : Untuk mengetahui pencatatan dan perlakuan aset tetap di Universitas Andalas Untuk mengetahui komponen biaya yang dapat dikapitalisasikan sebagai harga perolehan aset tetap di Univeritas Andalas Untuk mengetahui metode penyusutan aset tetap yang 1.5. Manfaat Penulisan a. Bagi Penulis digunakan di Universitas Andalas. Untuk memperdalam pemahaman mengenai Perlakuan Akuntansi Aset Tetap. Untuk membandingkan pelajaran dan didapat di bangku perkuliahab dengan dunia kerja. b. Bagi Pembaca Dapat dijadikan sebagai rujukan bahan pembelajaran ataupun dalam bidang penelitian dimasa depan, dan sebagai sumber 5

referensi apabila pembaca ingun mengetahui bagaimana cara penerapan kebijakan akuntansi aset tetap. 1.6. Sistematika Penulisan Berikut ini adalah gambaran umum mengenai sistematika penulisan laporan : BAB SATU PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB DUA LANDASAN TEORI Bab ini berisi tinjauan pustaka berupa teori-teori yang didapatkan baik melalui literatur dan pemahaman selama menduduki bangku perkuliahan. BAB TIGA GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini berisikan hal-hal mengenai gambaran umum Universitas Andalas secara lengkap yang dimulai dari sejarah berdirinya, dan struktur organisasinya. BAB EMPAT PEMBAHASAN Bab ini berisikan pembahasan mengenai aset tetap pada Universitas Andalas dan membandingkan dengan ketentuan yang telah ditetapkan BAB LIMA PENUTUP Bab ini merupakan penutup laporan yang berisikan kesimpulan mengenai data yang di olah dan saran mengenai temuan yang di temukan pada studi kasus. 6