BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Koleksi Modul 9 By: Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 9. By Yuni Nurjanah

BAB II PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA. karena itu pemeliharaan bahan pustaka sangat diperlukan untuk menunjang fungsi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Bab 4 ini, akan diuraikan hasil penelitian yang telah dijalankan

PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi

Lampiran 1: Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEGIATAN PERAWATAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Perpustakaan merupakan sumber belajar yang amat

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

By: Yuni Nurjanah 2010

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

PERAWATAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELESTARIAN DAN PERAWATAN KOLEKSI DI PERUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK

BAB IV PENUTUP. memerlukan penyimpanan dan pemeliharaan secara terpusat seperti Records Center.

Universitas Sumatera Utara

PERTEMUAN 10. Bahan Ajar 10. Metode penanganan koleksi permuseuman)

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2003 TENTANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PEMELIHARAAN ARSIP DI KANTOR PENGADILAN TINGGI PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang dan Permasalahan

SANITASI DAN KEAMANAN

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR PENYIMPANAN FISIK ARSIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. kegiatan yang sering disebut sebagai arsip. Arsip dapat diartikan sebagai

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN KOLEKSI NASKAH DI RUANG NASKAH PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI CITANINGRUM P

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 146 TAHUN 2003

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR MINIMAL GEDUNG DAN RUANG PENYIMPANAN ARSIP INAKTIF

PERALATAN & PERLENGKAPAN DALAM KEARSIPAN OLEH: PANDIT ISBIANTI, M.PD.

Arsip Puro Pakualaman Simpul Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta : Arsip Puro Perlu Perawatan Serius

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Di dalam sebuah organisasi, arsip sangatlah penting

UPT PERPUSTAKAhb! PADA PERPUSTAKAAN UNP FAKTOR PENYEBAB MEWUSAIMAN BAHAN PUSTAKA. Makalah : LIDA DJAMAWIM, S Di susun ole!

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang. bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi

PELESTARIAN KOLEKSI BUKU LANGKA DALAM UPAYA MENYELAMATKAN BENTUK FISIK BUKU DAN NILAI INFORMASINYA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

KONSERVASI BAHAN PUSTAKA MELALUI PENJILIDAN DI PERPUSTAKAAN UPT PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan.

Arsip Nasional Republik Indonesia

PRESERVASI DAN KONSERVASI PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA

RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

PRESERVASI ARSIP KONVENSIONAL DI ARSIP UNIVERSITAS GADJAH MADA. Vinis Daya M. Zega

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

Resiko Kerja Bagi Pengelola Arsip ( Resume Hasil Kajian BPAD Provinsi DIY )

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN KOLEKSI BUKU DI 3 UNIT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II Anya Q Dea

BAB II TINJAUAN TEORITIS

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Implementasi kebijakan program keluarga berencana dalam penggunaan alat

PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

Gray Literature, dan Pengawasan Bibliografi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

sebagainya, termasuk dalam proses pembentukan tanah (klimat soil) yaitu tanah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penyelamatan Arsip Pasca Bencana Letusan Merapi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/ 2011 M

BAB V PENUTUP. Kudus, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini : Rendeng Kudus juga akan meningkat.

SISTEM PELAYANAN CLOSE ACCESS, PEMELIHARAAN, DAN PERAWATAN KOLEKSI PADA LAYANAN KOLEKSI TANDON DI PERPUSTAKAAN STAIN KUDUS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

PROGRAM PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN IAIN IMAM BONJOL PADANG. Amhar Pustakawan UIN Imam Bonjol Padang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. tercipta sebagai hasil dari proses kegiatan administrasi. Kedua bidang ini sangat

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

PRESERVASI DAN KONSERVASI KOLEKSI CETAK DI PERPUSTAKAAN SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Arsip merupakan sumber informasi dan sebagai alat-alat pengawasan yang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

UJI KOMPETENSI SEMESTER II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat!

PENJABARAN INSTRUMENT GREEN UNIT AWARD DAN PENGEMBANGAN SEBAGAI PROGRAM DI TIAP FAKULTAS/UNIT KERJA

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

2.1 Pengertian Arsip. Universitas Sumatera Utara

NIASTr~ PRESERV ASI ARSIP ST A TIS INSTRUKSI KERJA UNIVERSITAS AIRLANGGA. Dr. M. Hadi Sl'(ubhan, SH.,M.H.,CN SISTEM MANAJEMEN MUTU

PRESERVASI DAN KONSERVASI KOLEKSI CETAK DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA


BAB IX SANITASI PABRIK

PEMELIHARAAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 7 PADANG

PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA

KEAMANAN KOMPUTER SECARA FISIK. Pertemuan 8 (Setelah UTS)

PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki

UPAYA PELESTARIAN PENINGGALAN PURBAKALA DI WILAYAH PROPINSI MALUKU. Drs. M. Nendisa 1

PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

Transkripsi:

75 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perpustakaan BPHN merupakan perpustakaan khusus dalam bidang hukum. Namun, keberadaannya sebagai sebuah lembaga pembinaan hukum nasional dalam pemenuhan kebutuhan akan informasi hukum belum mampu diwujudkan secara maksimal. Pengelolaan koleksi buku langka di Perpustakaan ini, terutama dalam kaitannya dengan pemeliharaan dan penyimpanan koleksi belum berjalan sebagaimana mestinya karena terkait dengan berbagai hambatan dan kendala yang ada. Hasil identifikasi yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah: 1. Koleksi buku langka di perpustakaan BPHN masih banyak dimanfaatkan. Pengguna koleksi tersebut berasal dari berbagai kalangan, mulai dari praktisi hukum, pengacara, dosen, peneliti, dan orang-orang yang tertarik mengetahui sejarah hukum masa pemerintahan kolonial Belanda. Meski masih banyak pihak yang membutuhkan isi informasi dari koleksi buku langka sebagai penunjang penelitian atau kegiatannya, keberadaannya di Perpustakaan BPHN masih belum terpelihara dengan baik dan sesuai. 2. Pemeliharaan koleksi belum dilakukan secara optimal. Hal ini terlihat dari kondisi fisik koleksi buku langka yang kurang baik, artinya banyak ditemukan kerusakan pada koleksi mulai dari kerusakan akibat faktor biota seperti serangga, kutu buku; faktor fisika seperti debu, cahaya dan kelembaban serta suhu yang tidak stabil serta pelaksanaan program kebersihan yang tidak teratur menyebabkan kotornya ruangan tidak terkendali. Hal ini tentu akan semakin memperparah keadaan koleksi dari waktu ke waktu. 3. Selain itu, masalah struktural ternyata juga turut menjadi penyebab timbulnya hambatan. Secara struktur, perpustakaan hanya merupakan sebuah unit yang hanya berada pada tingkat eselon 4 dan dengan tingkat eselon yang terlalu rendah, kewenangan yang dimiliki oleh perpustakaan terkait dengan pemeliharaan koleksi, penyimpanan dan pengembangan 75

76 lainnya sangatlah terbatas sehingga seringkali bukan menjadi urutan prioritas. Padahal keberadaan koleksi buku langka dan informasi yang terkandung di dalamnya masih sangat dibutuhkan terutama karena banyak hukum negara Indonesia yang masih mengacu pada hukum pada zaman kolonial Belanda. Namun seharusnya hal tersebut tidaklah dijadikan kendala besar karena ini juga harus didukung oleh sumber daya manusia yang menguasai pengelolaan koleksi dengan baik, ahli di bidangnya dan sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Dengan adanya sumber daya manusia yang baik dan memadai, berbagai kendala lain timbul, mulai dari sarana dan prasarana yang tidak mendukung, sosialisasi yang kurang, alokasi dana atau anggaran yang minim, dapat diminimalisir sehingga pemeliharaan dan penyimpanan yang sesuai dengan standar dapat terwujud. 5.2 Saran Beragam faktor perusak yang timbul, baik dari internal maupun eksternal tentu dapat memicu kondisi buku langka semakin buruk. Untuk itu, perlu segera adanya perhatian yang serius dari seluruh pihak terkait di perpustakaan BPHN agar hambatan yang ada dapat segera diatasi dan kerusakan tidak semakin bertambah parah dan membahayakan Kandungan intelektual dalam koleksi karena nyatanya informasi dalam koleksi masih banyak dibutuhkan. Saran yang dapat peneliti berikan adalah: 1. Perlakuan terhadap koleksi harus lebih diperhatikan dengan seksama dan hati-hati. Sebaiknya tidak memperlakukan koleksi dengan cara menyusun buku di rak dengan padat agar antara buku tidak saling menempel. Kondisi koleksi buku langka sudah rapuh dan mulai rusak, dan jangan lagi diperparah dengan perlakuan yang salah terhadap buku. Kedudukan buku yang benar dan sesuai aturan harus diperhatikan oleh petugas perpustakaan karena menyangkut tugas rutin yang mereka lakukan. Perlakuan yang salah seperti cara pengambilan buku dan penyimpanan buku kembali di rak akan menyebabkan kerusakan pada jilidan buku, punggung buku dan kerusakan lainnya. Ini juga perlu diperhatikan.

77 2. Kontrol ruangan simpan koleksi buku langka harus diperhatikan secara serius karena ini juga berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan. Suhu dan temperatur ruangan harus diatur sesuai dengan standar agar kondisi koleksi dapat terus terjaga, karena suhu dan kelembaban yang tidak stabil akan menyebabkan kondisi koleksi cepat rusak. Untuk itu, Perpustakaan sebaiknya memasang AC selama 24 jam. Hal ini diperlukan untuk menjaga kestabilan ruangan, karena turun naiknya temperatur udara turut berdampak pada turun naiknya tingkat kelembaban udara. Untuk menjaga agar tetap stabil, perlu pula dipasang thermohygrometer yang merupakan alat pengukur temperatur sekaligus kelembaban. Kelembaban udara juga dapat diserap dengan dehumidifier. Jadi ketika kelembaban udara tinggi, uap air dapat dikeringkan dengan alat ini hingga mencapai kelembaban standar yang disarankan, yaitu antara 45% sampai 60% RH, tapi ini juga harus disesuaikan dengan anggaran perpustakaan, sehingga cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan kipas angin di waktu malam hari. 3. Kontrol cahaya juga perlu diperhatikan. Kenyataan yang ada, setiap jendela di ruangan koleksi buku langka belum dipasang tirai penyekat untuk menghindari cahaya langsung dari sinar matahari. Ini jelas akan membahayakan koleksi dan menyebabkan koleksi cepat rapuh. Cara yang bisa dilakukan untuk meredam cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan adalah menempelkan kertas kalkir atau plastik plexy glass pada jendela kaca, ataupun dengan pemasangan tirai (blind) sebagai pengatur cahaya. 4. Meski fumigasi merupakan upaya yang dilakukan oleh perpustakaan BPHN dalam menanggulangi kerusakan terhadap koleksi, upaya ini harus tetap diperhatikan mengingat pemberian fumigasi juga dapat menimbulkan bahaya bagi manusia dan menimbulkan efek samping, terutama ketika tidak dilakukan sesuai aturan. Untuk itu, pelaksanaannya harus dilakukan oleh orang yang ahli dan memahami benar teknis pelaksanaannya. 5. Perpustakaan BPHN juga bisa mulai menerapkan sistem survai dimana setiap kerusakan yang terjadi pada koleksi beserta kondisi yang terkait dengan koleksi, misalnya ruangan, sarana dan prasarana serta perangkat

78 pendukung dapat dideteksi sejak dini. Perpustakaan dapat membuat lembaran survai yang dapat diadaptasi dari perpustakaan lain. Di dalam lembaran tersebut bisa memuat kondisi koleksi untuk mengetahui terdapatnya gangguan jamur dan serangga, tingkat kerapuhan kertas pada bahan pustaka dan menganalisis tingkat kerusakan pada sampul buku. Survai juga bisa dilakukan sebagai bagian dari kesigapan menghadapi bencana. Perlu pula penanganan atau kontrol terhadap sistem dengan membuat pedoman atau kebijakan tertulis mengenai pemeliharaan, termasuk pemeliharaan ruangan, koleksi, dan kesigapan terhadap bencana. Dengan adanya pedoman yang disepakati bersama, diharapkan pelaksanaannya dapat dilakukan secara periodik dan dilaksanakan oleh semua pihak. 6. Untuk buku-buku yang jilidannya mulai lepas, restorasi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penjilidan kembali (rebinding) pada koleksi. Ini bisa dilakukan dengan kerjasama antara pihak yang sudah ahli dan terlatih untuk menangani jenis kerusakan koleksi seperti ini. 7. Laminasi merupakan pelapisan bahan pustaka dengan kertas khusus agar bahan pustaka menjadi lebih awet. Pelapis ini menahan polusi atau debu yang menempel di bahan pustaka sehingga tidak beroksidasi dengan polutant. Biasanya, bahan yang dilaminasi merupakan koleksi yang sudah tua dan berwarna kuning kecoklatan. Cara ini bisa ditempuh untuk koleksi buku langka yang sudah tidak bisa diperbaiki dengan cara lain, karena proses ini biasanya dilakukan pada kertas ketika cara lain sudah tidak dapat digunakan. 8. Perpustakaan BPHN bisa membentuk atau mengadaptasi model program pemeliharaan yang sudah ada dari perpustakaan lain atau literatur terkait sebagai upaya untuk memperjelas fungsi dari setiap bagian dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Karena selama ini alur kerja organisasi yang ada, belum memfokuskan kepada pemeliharaan, khususnya untuk koleksi buku langka. Belum ada acuan yang jelas mengenai pengelolaan koleksi, khususnya proses pemeliharaan buku

79 langka karena ini merupakan koleksi khusus sehingga dibutuhkan pula perawatan yang serius. 9. Selain itu, diperlukan pula pemahaman yang sama mengenai penentuan prioritas kebijaksanaan yang merupakan syarat penting bagi tiap perpustakaan dalam melakukan upaya pelestarian. Apakah terlebih dahulu melakukan pelestarian kandungan informasi dari tiap koleksi atau melestarikan bentuk fisik dari koleksi. Prioritas dilakukan agar setiap kegiatan pelestarian dapat lebih terfokus. Pemahaman yang sama antara segala lapisan pegawai internal BPHN mengenai pentingnya keberadaan koleksi buku langka tersebut juga diperlukan, sehingga semua orang mampu dan mau bergerak bersama-sama untuk segera menyelamatkan baik isi informasi maupun fisik buku langka tersebut. Pimpinan harus mulai tanggap, karyawan juga harus mulai cekatan untuk mewujudkan pemeliharan koleksi yang baik, karena perhatian terhadap koleksi harus didukung oleh kerjasama semua pihak dengan deskripsi kerja dan pedoman kerja yang jelas serta sumber daya manusia yang ahli di bidangnya. 10. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti berharap penelitian semakin dikembangkan dengan membahas mengenai aspek penyebaran informasi dan sosialisasi koleksi, karena peneliti merasa ini merupakan bagian yang penting pula untuk diteliti. Koleksi yang masih bermanfaat tidak akan dapat diberdayakan secara maksimal ketika koleksi tersebut tidak disosialisasikan dengan baik sehingga kandungan intelektualnya tidak mampu dimanfaatkan pengguna dengan optimal.