BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpisah (PSAK 22, 2010). Baker, Lembke, dan King (2010) mendefinisikan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ASPEK PERPAJAKAN DALAM RANGKA MERGER DAN AKUISISI

PERTEMUAN 1 & 2 PENGGABUNGAN USAHA

AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK

PENGGUNAAN METODE BY PURCHASE DAN POOLING OF INTEREST DALAM RANGKA PENGGABUNGAN USAHA (BUSINESS COMBINATION) DAN EFEKNYA TERHADAP PAJAK PENGHASILAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN AKUNTANSI PAJAK ATAS PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PEMEKARAN USAHA

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

PENGGABUNGAN BADAN USAHA (BUSINESS COMBINATION)

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

PENILAIAN HARTA PENILAIAN HARTA MENURUT KETENTUAN PAJAK TRANSAKSI YANG BERKAITAN DENGAN PENILAIAN HARTA

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

Manajemen Pajak. Penilaian Kembali (Revaluasi) Aktiva Tetap

PENGGABUNGAN BADAN USAHA (MERGER DAN AKUISISI)

AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Tujuan Penggabungan Usaha

Bab 11 JOINT VENTURES (USAHA BERSAMA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKUNTANSI PERPAJAKAN DAMPAK TAX AMNESTY TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PSAK 70

PENILAIAN HARTA, PENILAIAN HARTA MENURUT KETENTUAN PAJAK, DAN TRANSAKSI YANG BERKAITAN DENGAN PENILAIAN HARTA.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERTEMUAN 1 PENGGABUNGAN USAHA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR AKUNTANSI TERKAIT TAX AMNESTY DAN ISSUE-ISSUE TERKAIT

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

2017, No Peleburan, atau Pemekaran Usaha sebagaimana dimaksud dalam huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel

Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

30 Juni 31 Desember

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

Modul ke: PERPAJAKAN I. PPh PASAL Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

SE - 45/PJ/2008 PENYAMPAIAN DAN PEMONITORAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 43/PMK.03/2

AKUISISI ANTARPERUSAHAAN DAN INVESTASI PADA ENTITAS LAIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

TENTANG. dilakukan. Nomor 21. diubah. Tanah dan. Tahun. Nomor...

RGS Mitra 1 of 15 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.010/2015 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Business Combination (Penggabungan Usaha)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 54/PJ/2016

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk.

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH: AKUNTANSI PERPAJAKAN (EKA 403)

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 533/KMK.04/2000 TENTANG

Kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas

PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 TABEL I.1 Perusahaan-Perusahaan Yang Melakukan Merger (Periode ) No Tahun Perusahaan Yang Merger PT.Cardig Air Tbk dengan PT.Jasa An

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Restrukturisasi Perusahaan Menurut Williamson (2010), ada empat filsafat yang selalu dibahas beberapa akademisi mengapa melakukan tindakan merger, akuisisi dan konsolidasi yaitu : a. Restrukturisasi untuk Posisi Restrukturisasi yang dilakukan untuk menyatakan posisi perusahaan kepada kompetitor atau kepada publik. Posisi perusahaan sangat penting untuk menyatakan keberadaan perusahaan. Dalam menyatakan posisi yaitu : a.1. Untuk memperkuat (strengthening) Tindakan merger, akuisisi dan konsolidasi dimaksudkan untuk memperkuat posisi perusahaan agar going concern perusahaan dapat terjamin. Semakin kuatnya perusahaan menimbulkan memperkuat posisi perusahaan. a.2. Untuk diversifikasi Tindakan merger, akuisisi dan konsolidasi dipergunakan perusahaan untuk melakukan diversifikasi usaha. Perusahaan melakukan merger, akuisisi dan Konsolidasi dengan perusahaan yang tidak sejenis usahanya. 7

8 b. Restrukturisasi untuk Platform Perusahaan yang ingin melakukan merger, akuisisi dan konsolidasi mempunyai tujuan yaitu ingin membuat platform perusahaan. Adapun platform yang dilaksanakan dalam rangka tindakan sebagai berikut : b.1. Untuk pengembangan bisnis baru b.2. Untuk mengembangkan pada daerah terbaru b.3. Untuk meningkatkan pasar terbaru atau model bisnis terbaru c. Restrukturisasi Kompetensi Kompetensi perusahaan sangat dibutuhkan agar publik memahami keberadaan perusahaan. Kompetensi ini akan memberikan image, pengetahuan dan persepsi publik terhadap perusahaan. Akibatnya, publik atau konsumen memahami bila produk yang dihasilkan merupakan satu-satunya tujuan konsumen untuk mendapatkannya. d. Restrukturisasi sebagai sebuah pilihan (Choice) Tindakan korporasi dengan merger, akuisisi dan konsolidasi merupakan keharusan atau sebuah opsi yang harus dilakukan oleh perusahaan. Bila tindakan ini tidak dilakukan maka perusahaan mempunyai kemungkinan going concern tidak jelas. Adanya keempat filsafat ini membuat para pengusaha melakukan merger, akuisisi dan konsolidasi, tetapi ketika melakukan tindakan korporasi tersebut pengusaha hanya berpikir untuk bertumbuh atau mempertahankan diri agar bisa berlangsung hidup (going concern).

9 Menurut ketentuan Pasal 72 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tujuan restrukturisasi adalah untuk kepentingan: 1. Meningkatkan kinerja dan nilai perseroan. 2. Memberikan manfaat berupa deviden dan pajak kepada Negara. 3. Menghasilkan produk dan layanan dengan karya yang kompetitif kepada konsumen. 4. Memudahkan privatisasi. Dalam banyak kasus krisis keuangan yang dihadapi perseroan milik negara dan perseroan swasta dapat diatasi dengan jalan melakukan restrukturisasi. Strategi restrukturisasi yang diterapkan masing-masing perseroan tidak sama, sebab strategi restrukturisasi itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan strategi restrukturisasi adalah: 1) Tingkat krisis yang dihadapi perseroan. 2) Penyebab utama krisis tersebut. 3) Pengorbanan yang harus diberikan pemilik perseroan. 4) Manfaat yang diperkiraan dapat diperoleh. 2. Merger Merger merupakan salah satu strategi yang diambil perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Selain itu merger

10 dapat menciptakan sistem perbankan yang sehat, efisien, tangguh, dan mampu bersaing, diperlukan upaya yang dapat mendorong bank memperkuat dirinya, diantaranya adalah dengan melakukan merger. Merger berasal dari kata merger yang artinya bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger didefinisikan sebagai penggabungan dua atau perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya. Merger menurut Lawrence J Gitman (2009:762) adalah sebagai berikut: The combination of two or more firm, in which the resulting firm maintains the identity of one of the firms, usually the larger King (2010) mendefinisikan merger sebagai penggabungan usaha dimana hanya akan ada satu perusahaan yang bertahan dari berbagai perusahaan yang bergabung dan perusahaan lainnya dibubarkan. Aset dan kewajiban perusahaan yang diambil alih ditransfer ke perusahaan yang mengambil alih dan perusahaan yang diambil alih tersebut bubar atau dilikuidasi. Pada sebagian besar kasus merger, perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar yang dipertahankan hidup dan tetap mempertahankan nama dan status hukumnya, sedangkan perusahaan yang berukuran lebih kecil atau perusahaan yang dimerger akan menghentikan aktivitas atau dibubarkan sebagai badan hukum (Dharmasetya dan Sulaimin, 2009)

11 Undang Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, ayat 1 menyatakan bahwa Penggabungan (penulis sebut : Merger) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum. Biasanya merger, ditempuh oleh perusahaan-perusahaan besar untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan karena cara-cara tersebut dapat dilakukan untuk tujuan-tujuan, antara lain: 1. Membeli product line atau lines untuk melengkapi product lines dari perusahaan yang akan mengambil alih atau menghilangkan ketergantungan perusahaan tersebut pada product lines atau service lines yang ada pada saat ini; 2. Untuk memperoleh akses pada teknologi baru atau teknologi yang lebih baik yang dimiliki oleh perusahaan yang menjadi objek merger, konsolidasi, atau akuisisi; 3. Memperoleh pasar atau pelanggan-pelanggan baru yang tidak dimilikinya tetapi dimiliki oleh perusahaan yang menjadi objek merger, konsolidasi, atau akuisisi;

12 4. Memperoleh hak-hak pemasaran dan hak-hak produksi yang belum dimilikinya namun dimiliki oleh perusahaan yang menjadi objek merger, konsolidasi, atau akuisisi; 5. Memperoleh kepastian atas pemasokan bahan-bahan baku yang kualitasnya baik yang selama ini dipasok oleh perusahaan yang menjadi objek merger, konsolidasi, atau akuisisi; 6. Melakukan investasi atas keuangan perusahaan yang berlebih dan tidak terpakai (idle); 7. Mengurangi atau menghambat persaingan; 8. Mempertahankan kontinuitas bisnis. Penggabungan perusahaan merupakan suatu tindakan perseroan yang dapat mengakibatkan hapus atau berubahnya eksistensinya perusahaan itu sendiri. Tindakan ini juga mempengaruhi pihak lainnya baik di dalam maupun di luar perusahaan, meskipun demikian tindakan ini sering dilakukan untuk mengembangkan usaha perusahaan. Menurut Zen Umar Purba (1995), tujuan penggabungan badan usaha, yaitu: a. Memperbaiki manajemen perusahaan sehingga dapat meningkatkan probility perseroan yang bergabung. b. Menghambat persaingan, yaitu jumlah perseroan yang bersaing berkurang sehingga kebijaksanaan dipegang oleh suatu kelompok tertentu yaitu perseroan yang mengambil alih. c. Mempertahankan kesinambungan semula

13 d. Memperbesar bagian pangsa pasar kelompok perseroan e. Memperkuat sumber pemasukan barang f. Memperluas usahanya dalam bidang kegiatan yang telah tertutup atau akan ditutup Tujuan penggabungan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain secara umum dilakukan sebagai upaya untuk restrukturisasi perusahaan. Restrukturisasi perusahaan tersebut biasanya diakukan untuk mencapai tujuan antara lain yaitu memperbaiki kinerja perusahaan, mengadakan persiapan untuk menghadapi kompetisi, memperkuat aset atau modal perusahaan, menghindari kerugian, menghindari kehancuran dan kebangkrutan, serta menambah modal karena adanya ketentuan yang baru. 3. Aspek Akuntansi Merger Menurut PSAK No. 22 (revisi 2010) : Kombinasi Bisnis, metode pencatatan akuntansi dalam transaksi penggabungan usaha yaitu menggunakan Metode Purchase (Nilai Pasar) digunakan untuk penggabungan usaha melalui akuisisi. Pada metode ini aktiva bersih dibukukan sesuai biaya perolehan (Cost of Investment) yaitu sejumlah kas atau harga pasar aktiva lain yang dikeluarkan untuk membeli perusahaan. Nilai aktiva diadjust sesuai harga pasar (Fair Value) dan menjadi dasar pengenaan depresiasi dan amortisasi yang baru bagi perusahaan setelah akuisisi. Goodwill diakui sebagai selisih biaya

14 perolehan (Cost of Investment) dengan harga pasar (Fair Value) aktiva perusahaan yang diakuisisi. Nantinya akan diamortisasi oleh perusahaan setelah akuisisi. Menurut PSAK 38 (revisi 2012) : Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali, transaksi kombinasi bisnis antara entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan laba atau rugi. Berhubung transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dipertukarkan, transaksi tersebut diakui pada jumlah tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Metode penyatuan kepemilikan dianggap sebagai metode yang paling tepat untuk mencerminkan sifat transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali yang pada dasarnya tidak mengakibatkan perubahan subtansi ekonomi yang signifikan. Metode ini juga masih digunakan dalam FASB ASC Topic 805 Business Combination dan praktik di negara lain seperti Inggris, Hongkong, dan Singapura. Metode penyatuan kepemilikan dianggap tidak bertentangan dengan IFRS yang berlaku saat ini karena tidak diatur secara spesifik dalam IFRS. Saat ini IASB sedang dalam proses memformulasikan metode akuntansi untuk transaksi

15 kombinasi bisnis entitas sepengendali, sehingga IFRS 3 Business Combinations mengeluarkan hal ini dari ruang lingkupnya. Apabila terdapat selisih imbalan yang dialihkan, maka selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali diakui di ekuitas dan di sajikan dalam pos tambahan modal disetor. Pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan kombinasi bisnis diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Pengeluaran mencakup biaya pendaftaran dan penerbitan saham, biaya yang timbul dalam usaha memberikan informasi kepada pemegang saham atau regulator, biaya konsultan, gaji, dan biaya lain untuk karyawan yang terlibat dalam kombinasi bisnis. Pengeluaran ini juga termasuk biaya atau kerugian yang timbul akibat kombinasi kegiatan entitas atau bisnis yang sebelumnya merupakan entitas atau bisnis yang saling terpisah. 4. Aspek Hukum atas Merger Penggabungan usaha merupakan satu jenis perjanjian yang terjadi disebabkan oleh kesepakatan para pemilik saham baik entitas yang mengakuisisi maupun yang diakuisisi perjanjian penggabungan usaha merupakan salah satu bentuk perjanjian yang dapat dikatakan esensial dan memiliki kontribusi yang besar secara hukum bagi Perseroan terbatas. Perjanjian penggabungan usaha akan mempengaruhi perjanjianperjanjian lain yang melekat pada Perseroan terbatas. Perjanjian utama

16 yang terpengaruh adalah adanya pembatalan perjanjian lama dan pembatalan perjanjian baru. Perjanjian lama ini mengakibatkan pembubaran Perseroan terbatas yang diakuisisi Dalam Pasal 122 ayat (1) UUPT disebutkan : Penggabungan dan Peleburan mengakibatkan Perseroan yang mengabungkan atau meleburkan diri berakhir karena hukum Oleh sebab itu, perjanjian penggabungan usaha baru dapat diakui jika telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham yang tertuang pada akta. Kesepakatan dalam persetujuan dari para pemegang saham dalam proses penggabungan usaha yang akan dilakukan oleh Perseroan Terbatas merupakan syarat wajib dilakukannya penggabungan tersebut. Hal ini sesuai dengan UUPT Pasal 123 ayat (3) yang menyatakan : Rancangan Penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris dari setiap Perseroan diajukan kepada RUPS masing-masing untuk mendapat persetujuan. 5. Aspek Pajak Penghasilan Atas Merger Aktifitas merger dan akuisisi perusahaan menimbulkan dampak perpajakan. Pasal 4 Ayat 1 huruf d angka 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan (UU PPh), menyebutkan bahwa keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,

17 pemecahan, atau pengambil alihan usaha adalah salah satu objek pajak. Kemudian Pasal 10 Ayat 3 UU PPh juga mengatur tentang dasar pengenaan pajak atas penggabungan usaha. Pasal ini mengatur bahwa : Nilai perolehan atau pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilan usaha adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar (Market Price), kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan. Menteri Keuangan diberi wewenang untuk menetapkan nilai lain selain harga pasar yaitu atas dasar nilai sisa buku (Pooling of Interest). Wajib Pajak yang melakukan merger dapat menggunakan nilai buku dalam proses penilaian aset asetnya dengan harus memenuhi persyaratan mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan melampirkan alasan dan tujuan melakukan merger, melunasi seluruh utang pajak dari tiap badan usaha yang terkait, dan memenuhi persyaratan tujuan bisnis (Business Purpose Test). Peraturan pajak yang terkait dengan penggabungan usaha di Indonesia antara lain adalah : 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2006 Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561/KMK.04/2004 Tentang Pemberian Pengurangan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan menyatakan bahwa Wajib Pajak Badan yang melakukan penggabungan usaha (merger) atau

18 peleburan usaha (konsolidasi) dengan atau tanpa terlebih dahulu mengadakan likuidasi dan telah memperoleh keputusan persetujuan penggunaan nilai buku dalam rangka penggabungan atau peleburan usaha dari Direktur Jenderal Pajak, dapat diberikan pengurangan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan sebesar 50% dari pajak yang terutang. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 Tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2000 menyatakan bahwa PPN terutang atas penyerahan barang kena pajak dalam rangka perubahan bentuk usaha, penggabungan usaha, pemekaran usaha, atau pengalihan seluruh aktiva perusahaan yang diikuti dengan perubahan pihak yang berhak atas barang kena pajak tersebut, terjadi pada saat yang disepakati atau ditetapkan sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham yang tertuang dalam perjanjian perubahan bentuk usaha, penggabungan usaha, pemekaran usaha, atau pengalihan seluruh aktiva perusahaan tersebut. 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 Tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan menyatakan bahwa atas selisih lebih penilaian kembali

19 aktiva tetap perusahaan di atas nilai sisa buku fiskal semula dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 10% (sepuluh persen). Dalam Pasal 8 disebutkan bahwa Dalam hal perusahaan melakukan pengalihan aktiva tetap berupa : a. Aktiva tetap kelompok 1 (satu) dan kelompok 2 (dua) yang telah memperoleh persetujuan penilaian kembali sebelum berakhirnya masa manfaat yang baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (1) huruf b. b. Aktiva tetap kelompok 3 (tiga), kelompok 4 (empat), bangunan, dan tanah yang telah memperoleh persetujuan penilaian kembali sebelum lewat jangka waktu 10 (sepuluh) tahun. Maka atas selisih lebih penilaian kembali diatas nilai sisa buku fiskal semula, dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan tarif sebesar tarif tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dalam negeri yang berlaku pada saat penilaian kembali dkurangi 10% (sepuluh persen). Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi pengalihan aktiva tetap perusahaan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha yang mendapat persetujuan. 4. Keputusan Menteri Keuangan No. 567/KMK/.04/2000 Tentang Nilai lain Sebagai Dasar Penggunaan Pajak mengatur bahwa nilai lain untuk aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjual belikan sepanjang PPN atas pemerolehan aktiva tersebut menurut

20 ketentuan dapat dikreditkan, adalah harga pasar wajar. PPN yang dikenakan atas pengalihan aktiva tersebut merupakan PPN keluaran bagi transferor company yang dapat dikreditkan sebagai PPN masukan oleh acquiring company. Selain peraturan di atas, terdapat pula Peraturan Menteri Keuangan No. 43/PMK.03/2008 Tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha yang menyatakan bahwa Wajib Pajak yang melakukan merger dapat menggunakan nilai buku. Wajib Pajak yang ingin menggunakan nilai buku, wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan melampirkan alasan dan tujuan melakukan merger dan pemekaran usaha. 2. Melunasi seluruh utang pajak dari tiap badan usaha yang terkait, dan 3. Memenuhi persyaratan tujuan bisnis (Business Purpose Test). Wajib Pajak tersebut tidak boleh mengkompensasikan kerugian/sisa kerugian dari Wajib Pajak yang menggabungkan diri/wajib Pajak yang dilebur. B. Kerangka Pemikiran Berdasarkan pengamatan penulis, terdapat beberapa permasalahan terkait penggabungan usaha (merger) jika dilihat dari sisi akuntansi dan

21 perpajakan. Persoalan pajak kembali menghambat bisnis, khususnya ketika dua unit badan usaha akan merger. Terdapat beberapa permasalahan dalam penggabungan usaha (merger) dari sisi akuntansi dan perpajakan yaitu antara lain terkait perbedaan perlakuan terhadap Wajib Pajak yang bergerak dalam bidang usaha Perbankan atau Wajib Pajak yang akan menjual sahamnya di Bursa Efek di mana kedua Wajib Pajak tersebut diperkenankan menggunakan nilai buku dalam rangka penggabungan usaha (merger). Masalah lain yang muncul adalah adanya kewajiban melakukan penggabungan usaha (merger) oleh peraturan Perundang Undangan (By The Law) atau oleh tuntutan bisnis yang mengharuskan perusahaan tersebut melakukan penggabungan usaha (merger). Selain itu terdapat perdebatan terkait batasan bahwa jenis harta yang dapat dialihkan dalam rangka penggabungan usaha dengan menggunakan nilai buku hanya terbatas pada aktiva tetap. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, penulis berusaha melakukan analisis dengan metode penelitian dengan pendekatan yuridis normatif terutama terkait Perundang Undangan di bidang perpajakan yang terkait dengan penggabungan usaha (merger) yang dihubungkan dengan teori akuntansi yang disepakati secara umum berdasarkan PSAK dan kajian teori akuntansi yang lain. Berdasarkan analisis tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan dan berusaha memberikan saran atas ananisis yang telah dilakukan sebelumnya. Secara ringkas, kerangka berfikir dari penelitian ini adalah sebagaimana Gambar 2.1 di bawah ini :

22 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penggabungan Usaha (Merger) Sudut Pandang Akuntansi Sudut Pandang Perpajakan 1. PSAK 22 2. PSAK 38 3. PSAK 16 Permasalahan Nilai Buku Vs Nilai Pasar WP Perbankan atau WP yang akan menjual sahamnya di Bursa Efek Merger by the law dan tuntutan bisnis Harta yang dialihkan terbatas pada aktiva tetap atau tidak 1. UU Nomor 36 Tahun 2008 2. PMK Nomor 43 Tahun 2008 Landasan Teori Pendekatan Yuridis Normatif Studi Kasus Analisis Kesimpulan dan Saran C. Penelitian Sebelumnya Penulis menggunakan landasan teori dari penelitian sebelumnya yang meneliti tentang topik yang sama. Rincian penelitian sebelumnya yang menjadi pijakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagaimana Tabel 2.1 di bawah ini.

23 Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya No Nama Penelitian Variable Yang Diteliti 1 Yenni Mangoting (1999) 2 Ali Muktiyanto (2011) 3 Ginting, Diana Malemita (2013) Penggunaan Metode By Purchase dan Pooling of Interest dalam rangka penggabungan usaha (Business Combination) dan efeknya terhadap Pajak Penghasilan Akuntansi Perpajakan dalam penggabungan usaha (studi kasus pada perusahaan Listed di BEI) Kombinasi bisnis (Business Combination) suatu kajian komparatif dari aspek akuntansi dan pajak Sumber : Hasil - hasil penelitian yang diolah Ada dua metode yang bisa digunakan dalam penggabungan usaha yaitu metode pembelian dan metode penyatuan kepentingan Pencatatan akuntansi terkait metode by purchase dan pooling of interest Implikasi kedua metode ini terhadap perpajakannya Pengertian dan pengklasifikasian berbagai kegiatan kombinasi bisnis dilihat dari bisnis baik dari aspek akuntansi maupun perpajakan (Pajak Penghasilan), Serta kaitan antara aspek akuntansi dan aspek perpajakan dalam rangka kegiatan kombinasi bisnis ini Hasil Penelitian Penggabungan yang dilakukan dengan menggunakan metode purchase, maka selisih antara nilai wajar (market value) dan nilai buku (book value) aktiva adalah penghasilan yang merupakan objek pajak Metode by purchase berdampak pengenaan pajak atas goodwill akibat kenaikan nilai aset atas penggabungan usaha, sedangkan pooling of interest tidak ada dampak atas akuntansi perpajakannya Badan usaha yang menerima pengalihan tetap dapat mengkompensasikan kerugiannya disamping juga melakukan penggabungan usaha yang menggunakan nilai buku