BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

Dosen pengasuh: Ir. Martono Anggusti.,S.H.,M.M,.M.Hum

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin bertambahnya aktivitas manusia di perkotaan membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tahun 2010 hanya naik pada kisaran bph. Artinya terdapat angka

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas udara berarti keadaan udara di sekitar kita yang mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya dalam bidang teknologi,

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

GREEN TRANSPORT: TRANSPORTASI RAMAH LINGKUNGAN DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESI DEN REPUBLIK INDONESIA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dengan Judul PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh setiap kendaraan menjadi sumber polusi utama yaitu sekitar

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

DENGAN JUDUL PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA

I. PENDAHULUAN. bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Udara juga

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia,

I. PENDAHULUAN. dilepaskan bebas ke atmosfir akan bercampur dengan udara segar. Dalam gas

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

II.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang sangat pesat di bidang perekonomian dan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, terutama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin

Kusumawati, PS.,Tang, UM.,Nurhidayah, T 2013:7 (1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONTRIBUSI BENGKEL SEBAGAI LEMBAGA UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikota-kota besar yang banyak terdapat pengguna kendaraan bermotor. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KUALITAS UDARA

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Polusi udara adalah salah satu masalah yang sangat meresahkan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor sudah menjadi kebutuhan mutlak pada saat ini. Kendaraan yang berfungsi sebagai sarana transportasi masyarakat adalah salah satu faktor penting yang mendukung mobilisasi/pergerakan kehidupan manusia. Tanpa kendaraan atau transportasi aktifitas kehidupan manusia akan menjadi lebih lamban dan sulit untuk berkembang. Semakin pesatnya kemajuan ekonomi kota-kota besar di Indonesia mendorong semakin tinggi aktifitas masyarakat hingga bertambahnya kebutuhan akan transportasi. Salah satunya bertambahnya kebutuhan akan kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi sangat menguntungkan bagi banyak masyarakat terutama dalam hal mobilitas yang tinggi dan untuk menghemat waktu serta masyarakat menilai lebih leluasa untuk melakukan aktifitas sosialnya dengan bebas. Transportasi sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni transportasi umum dan pribadi. Transportasi umum ditujukan untuk khayalak umum sedangkan pribadi digunakan secara pribadi. Menurut UU NO. 14 TAHUN 1992 Bab II Pasal 3 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, bahwa transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib, dan teratur, nyaman, dan efesien. Salah satu alat transportasi adalah kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor sendiri memiliki banyak kelebihan dan menjawab banyak kebutuhan masyarakat dewasa ini, namun juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Lingkungan alam yang mendukung hajat hidup manusia semakin terancam kualitasnya, akibat dari dampak buruk pencemaran udara dari kendaraan bermotor. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk

hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti, dengan kata lain masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir udara yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. Kualitas udara di kota Bandung dan sekitarnyapun semakin hari semakin buruk. Jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat dengan laju pertumbuhan hingga 10-15%/tahun dapat menyebabkan kondisi polusi udara semakin memburuk (data Samsat2011). Karena kondisi di Kota Bandung yang merupakan cekungan, maka pengaruh wilayah di sekitar Kota Bandung seperti Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sumedang sangat besar. Studi di kota Bandung (Lestari et al., 2002) menunjukkan bahwa kualitas udara di kota Bandung semakin memburuk, sedangkan sektor transportasi merupakan penyumbang utama untuk polutan seperti karbon monoksida (CO), Oksida nitrogen (NOX), Hidrokarbon (HC) dan juga partikulat. Bahkan di beberapa ruas jalan di kota Bandung, polutan seperti CO, NOX dan HC sudah melampaui nilai ambang batas kualitas udara ambien menurut Peraturan Pemerintah no. 41 tahun 1999. Polutanpolutan tersebut dapat menyebabkan dampak yang sangat serius terhadap kesehatan masyarakat Kota Bandung. Unsur-unsur atau polutan berbahaya yang terdapat dalam polusi udara antara lain; Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Oksida Nitrogen (Nox), Oksidan (O3), Debu (SPM), Pb (Timbal), Hidrokarbon (HC), serta adanya tingkat kebisingan. Di kota Bandung, tingkat parameter dari masing-masing unsur tersebut telah diuji di beberapa bagian kota Bandung (BPLH, Laporan Data Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien dan Jumlah Kendaraan Rata-Rata Per Jam, 2003-2006). Daerahdaerah tersebut diantaranya TPA Pasir Impun, Terminal Leuwi Panjang, Terminal Cicaheum, Jl. Dipenogoro, Jl. Soekarno-Hatta, Jl. Wastukencana, Margahayu Raya, Jl. Elang, KPAD Sarijadi, Alun-alun, Jl. Rumah Sakit, Jl. Buah Batu (STSI), Jl. Siliwangi, Jl. Ahmad Yani (Lap. Persib), Jl. Punclut, dan terminal Ledeng.

Dari hasil pengukuran tersebut juga pihak BPLH Asep Sudrajat, 2006 kepala bagian penanganan AMDAL(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), menyatakan bahwa 90 persen penyebab terjadinya pencemaran udara akibat hidrokarbon ini adalah berasal dari kendaraan bermotor roda dua. Dari lokasi-lokasi tersebut dapat di lihat hasil dari pengukuran kualitas udara ambien di kota bandung bahwa tingkat kandungan Hidrokarbon (HC) di lokasi-lokasi tersebut sudah melebihi ambang standar atau di atas 0,24 ppm. Hidrokarbon yang dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor roda dua penyebab polusi udara adalah zat-zat senyawa organik yang mudah menguap, yang dihasilkan dari uap bensin yang tidak terbakar dan produk samping dari pembakaran tak sempurna (Bank Dunia, Pemantauan Lingkungan Indonesia, 2003). Hidrokarbon juga dapat menyebabkan leukimia, dan kanker pada manusia. Dampak buruk yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor masih dapat direduksi oleh pemerintah dengan kebijakannya maupun para penggunanya secara langsung. Jadi kita sebagai pengguna kendaraan bermotor juga bisa ikut menyumbang kontribusi secara langsung untuk mengurangi polusi udara dari kendaraan bermotor. Kontribusi langsung yang dapat dilakukan para pengguna kendaraan bermotor untuk menjaga lingkungan hidup adalah dengan senantiasa merawat kendaraannya agar mesinnya senantiasa prima guna menjaga pembakaran bahan bakar yang efisien. Karena jika mesin kendaraan tidak terawat dengan baik akan menyumbang polusi yang lebih banyak dan membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak pula dibandingkan mesin kendaraan yang terawat dengan baik. Menurut penelitian yang dilakukan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan dari Departemen Pekerjaan Umum tahun 2008; Dalam kondisi negara yang masih berkembang maka strategi penyertaan masyarakat dalam melakukan pengelolaan dan pengendalian kualitas udara merupakan alternatif yang sangat penting. Bagian yang sangat kritis dalam pengembangan konsep kota berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan adalah mengubah atau mempengaruhi kebiasaan pola konsumsi atau pola pikir masyarakat. Untuk itu perlu dikembangkan program atau strategi penyuluhan dan pendidikan yang melibatkan peran serta masyarakat, melakukan

kampanye melalui mass-media mengenai keuntungan- keuntungan dalam penerapan program pengelolaan lingkungan berkelanjutan di masa yang akan datang. Dalam beberapa kegiatan yang disebutkan adalah peran masyarakat dalam pemeliharaan dan pengujian emisi kendaraan secara teratur. Dengan demikian, masyarakat harus melakukan pemeliharaan/perawatan pada mesin kendaraannya guna mereduksi polusi udara. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan uji emisi kendaraan, namun dikota Bandung kebijakan tesebut masih dalam tahap sosialisasi. Padahal faktanya dari 400.000 kendaraan roda empat hanya sekitar 20.000 yang lulus uji emisi (Pikiran Rakyat, 09/03/2011 dan www.dishub.bandung.go.id). Hal ini berarti masih banyak kendaraan roda empat yang menyumbang polusi udara diatas batas toleransi yang ditetapkan. Bedasarkan data Samsat bandung tahun 2010, ada sekitar 1.2juta kendaraan yang terdapat dikota Bandung. Terdiri dari 800.000 kendaraan roda dua dan 400.000 kendaraan roda empat. Sampai dengan tahun 2012 saat ini uji emisi kendaraan yang ada hanya wajib berlaku pada kendaraan roda empat, namun menurut data yang ada jumlah kendaraan roda dua dikota Bandung dua kali lipat lebih banyak dibandingkan roda empat. Namun, uji emisi kendaraan roda dua dikota Bandung belum disosialisasikan (Dinas Perhubungan Kota Bandung). Jadi berdasarkan jumlah yang ada sudah jelas kendaraan roda dua adalah yang terbesar menyumbang polusi udara dibandingkan roda empat yang disisi lain memiliki parameter gas buang dari uji emisi. Hal ini dibuktikan berdasarkan statistik nasional tahun 2011 yang memperlihatkan kendaraan roda dua sebagai penyumbang polusi udara tertinggi. Penulis mengambil topik ini karena banyaknya para pengguna kendaraan yang kurang atau bahkan tidak mengerti betapa pentingnya merawat kendaraan yang juga memiliki tujuan untuk menjaga lingkungan hidup dengan mengurangi polusi udara yang dihasilkan. Banyak orang berasumsi bahwa penggunaan kendaraan bermotor memang sudah menjadi penyebab polusi udara yang merusak lingkungan hidup dan berasumsi untuk mengurangi polusi yang dihasilkan sebaiknya menggunakan kendaraan umum atau kendaraan zero polution sebagai alternatif lain seperti sepeda.

Tapi pada kenyataannya dilapangan kendaraan/angkutan umum memiliki perbandingan yang sangat jauh dari kendaraan pribadi, dari segi kenyamanan hingga keamanan. Apalagi jika pengendara sepeda motor yang dialihkan dengan menggunakan sepeda, dilihat dari infrastruktur jalan dan relevansi fungsi juga cukup jauh. Menggunakan sepeda lebih membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak selain itu juga tidak ada jaminan keamanan dijalan tidak seperti dikebanyakan negara maju yang memiliki jalur khusus sepeda. Penulis mengambil topik ini untuk meningkatkan kesadaran akan polusi udara akibat kendaraan bermotor yang berkaitan dengan menjaga kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Maka penulis mengambil judul Kampanye Perawatan Kendaraan Bermotor roda dua untuk Mengurangi Polusi Udara guna Menjaga Lingkungan Hidup yang Sehat 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan fenomena kejadian dan data dilapangan berikut ini akan diidentifikasi permasalahan yang muncul yaitu permasalahan yang dapat mengganggu kehidupan manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung. 1) Penyumbang terbesar polusi udara berasal dari kendaraan bermotor. 2) Jumlah kendaraan bermotor roda dua dikota Bandung lebih banyak dibandingkan kendaraan roda empat. 3) Kurangnya kesadaran akan pentingnya merawat kendaraan (perawatan mesin kendaraan) yang menyebabkan polusi udara karena kandungan polutan yang lebih tinggi dari yang seharusnya 4) Banyak masyarakat yang belum tersadarkan akan dampaknya bagi kesehatan. 5) Sikap apatis pengguna kendaraan terhadap kendaraanya dan lingkungan hidup

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasikan diatas berikut ini akan dirumuskan pokok-pokok persoalan yang akan dibahas, diteliti, dan dipecahkan yaitu sebagai berikut. 1) Bagaimana cara yang tepat untuk menumbuhkan/menggugah kesadaran pengguna kendaraan akan pentingnya merawat kendaraan? 2) Bagaimana cara yang tepat untuk mengkomunikasikan hubungan antara pentingnya merawat kendaraan bermotor dengan kesehatan manusia dan lingkungan hidup? 1.4 Ruang Lingkup Kajian Untuk memecahkan dan menjawab setiap permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah berikut ini akan dikemukakan aspek-aspek yang ditelaah dan diteliti serta prinsip-prinsip teori yang digunakan sebagai kerangka pikir atau tolok ukur pembahasan dan pemecahan masalah yaitu sebagai berikut: 1) Untuk menjawab dan memecahkan masalah dalam butir (1) aspek-aspek yang diteliti dan dijadikan kerangka acuan adalah informasi-informasi menguntungkan yang bersifat persuasif untuk mengajak masyarakat melakukan perawatan kendaraannya. 2) Untuk menjawab dan memecahkan pertanyaan butir (2) dalam rumusan masalah, prinsip-prinsip teori yang dijadikan tolok ukur adalah informasiinformasi yang disampaikan secara visual dari dampak kendaraan bermotor yang tidak terawat yang mengakibatkan gas buang mengandung polutan tinggi dan berpengaruh pada kesehatan manusia dan lingkungan hidup. 1.5 Tujuan Perancangan Berdasarkan pokok-pokok persoalan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah berikut ini akan dipaparkan garis besar hasil yang ingin diperoleh setelah masalah dibahas dan dipecahkan yaitu sebagai berikut:

1) Menjabarkan faktor-faktor yang tepat yang dapat ditempuh sebagai solusi untuk menumbuhkan/menggugah kesadaran pengguna kendaraan akan pentingnya merawat kendaraan guna menjaga kesehatan dan lingkungan hidup. 2) Mendesain dan merancang kampanye yang komunikatif dan efektif untuk menyoliasikan pentingnya merawat kendaraan bermotor guna mengurangi angka penurunan polusi udara dan mereduksi dampak-dampak negatif yang ditimbulkanya. 1.6 Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1. Studi Literatur Mencari bahan atau landasan teori dari berbagai buku mengenai panduan perawatan kendaraan, juga mengenai kesehatan dan keterkaitanya dengan polusi udara serta teori mengenai kampanye. 2. Pencarian Data di Internet Browsing di internet melalui situs mengenai polusi udara dan dampaknya terhadap kesehatan. 3. Observasi (partisipasi aktif dan pasif) Penulis menggunakan pengalamannya dalam berkendara roda dua dan mengamati perilaku masyarakat/lingkungan sekitar yakni bagaimana memperlakukan kendaraanya. 4. Wawancara Bertanya kepada orang-orang, teman, keluarga, dan orangtua teman mengenai prilakunya dalam berkendara, dan bagaimana pemahamanya tentang bahaya asap kendaraan bermotor bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dan juga bertanya kepada para ahli untuk mencari solusi yang tepat untuk menanggulangi permasalahan.

1.7 Skema Perancangan