FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMSIA DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2012 OLEH : Ajeng Galuh Wuryandari SST.

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT KESDAM BANDA ACEH. Mayang Sari 1, Imelda 2

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN USIA, GRAVIDA, DAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN PREEKLAMSIA DI RSUD WONOSARI TAHUN 2015

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RSUD dr. H SOEWONDO KENDAL

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PONTIANAK TAHUN Telly Katharina*, Katarina Iit*

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

SURVEY ANALISI KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH NAMBANGAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEYER I KABUPATEN GROBOGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

KARAKTERISTIK IBU DENGAN RIWAYAT PREEKLAMSIA PADA SAAT PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

Dini Dwi Jayani dan Bambang Kuntarto/ Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Preeklamsi/1-11

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

ANALISIS JUMLAH GRAVIDA TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA SAAT HAMIL DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2. Agustus 2011 FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MOLLA HIDATIDOSA DI RSUP DR.

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMSIA DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2012 OLEH : Ajeng Galuh Wuryandari SST., MPH ABSTRAK Angka kematian ibu yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan masih sangat tinggi, berdasarkan hasil SDKI tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survey (2003-2007) sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia salah satunya yaitu pre-eklamsia dan eklamsia dengan persentase 10-20%, jumlah kasus pre-eklamsia tahun 2010 sebanyak 133 (10,6%) dan pada tahun 2011 sebanyak 157 (17,7%). Tujuan penelitian ini untuk meng etahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian pre-eklamsia Tahun 2012. Penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan studi dokumentasi, pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara total sampling dan menggunakan data skunder yang terdapat pada data rekam medik di RSUD.Hasil analisis univariat bahwa ibu hamil dengan primigravida sebanyak 410 (46,3%), sedangkan multigravida sebanyak 476 (53,7%), pada v ariabel umur ibu dengan resiko tinggi sebanyak 401 (45,3%), sedangkan resiko rendah sebanyak 485 (54,7%), variabel usia kehamilan dengan resiko tinggi sebanyak 634 (71,6%), sedangkan resiko rendah sebanyak 252 (28,4%), dan ibu hamil dengan ada riwayat penyakit sebanyak 164 (18,5%), sedangkan tidak ada riwayat penyakit sebanyak 722 (81,5%).Sedangkan hasil analisis bivariat uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square didapat adanya hubungan yang sangat bermakna antara gravida, umur ibu, usia kehamilan dan riwayat penyakit dengan kejadian pre-eklamsia dengan p value < α = 0,05.Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut berpengaruh dengan kejadian pre-eklamsia, maka disarankan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar dapat mendeteksi sedini mungkin gejala-gejala pre-eklamsia, untuk mengurangi angka kesakitan dan angka kematian pada ibu dan bayi. Kata kunci : Pre-Eklamsia PENDAHULUAN Latar Belakang Angka kematian ibu yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan masih sangat tinggi. Menurut Word Healt Organization (WHO), sekitar 500.000 wanita hamil didunia menjadi korban proses reproduksi setiap tahun. Sekitar 4 juta bayi meninggal karena sebagian besar penanganan kehamilan dan persalinan yang kurang bermutu. WHO memperkirakan 15.000 dari sekitar 4,5 juta wanita melahirkan di Indonesia mengalami komplikasi yang menyebabkan kematian salah satunya pre-eklamsia (Hidayat, 2010) Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survey (2003-2007) sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2009). Angka kematian ibu tersebut masih cukup tinggi dari target Departemen Kesehatan Indonesia untuk menurunkan angka kamatian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup (Rahayuningsih, 2009). Mortalitas dan mobiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian usia subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi, dan eklamsia (Saifuddin, 2006). Dengan persentase kejadian perdarahan sekitar 60-70%, Pre-eklamsia dan eklamsia 10-20%, serta infeksi sekitar 10-20% (Sujiyatini, 2009). Hipertensi merupakan penyakit medis yang paling sering terjadi pada kehamilan, terjadi kirakira 10% dari seluruh kehamilan. Observasi yang cermat terhadap kondisi ini mengidentifikasikan bahwa insiden penyakit hipertensi bervariasi sesuai lokasi geografis dan ras. Gangguan hipertensi cenderung tidak dapat dicegah sehingga deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat dapat meminimalkan keparahan penyakit tersebut (Fraser, 2009). Gangguan hipertensi pada kehamilan membentuk satu dari tiga trias mematikan bersama dengan perdarahan dan infeksi, yang merupakan penyebab tersering morbiditas dan mortalitas kehamilan (Cunningham, 2009). Hipertensi selama kehamilan tidak seperti hipertensi yang terjadi pada umumnya, tetapi mempunyai kaitan erat dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi baik pada janin maupun pada ibu. Komplikasi yang umum terjadi pada ibu adalah abrubsio plasenta, disseminated intravaskular cougolation, perdarahan otak, gagal hati dan gagal ginjal akut. Janin mempunyai resiko IUGR, prematur, dan kematian. Pre-eklamsia adalah suatu penyakit yang muncul pada awal kahamilan dan berkembang secara

perlahan dan hanya akan menunjukkan gejala jika kondisi semakin memburuk. Sangatlah penting mengamati gejala awal pre-eklamsia sebelum penyakit benar-benar muncul (Varney,2006). Insidensi pre-eklamsia sering mencapai sekitar 5% meskipun angkanya sangat berpariasi dalam berbagai laporan. Insidensi pre-eklamsia di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya paritas dengan wanita nulipara memiliki resiko lebih besar jika dibandingkan dengan wanita multipara. Faktor resiko lain yang berkaitan dengan pre-eklamsia antara lain adalah kehamilan multiple, riwayat hipertensi kronis, usia ibu lebih dari 35 tahun, berat ibu berlebihan dan etnis Afrika-Amarika (Cunningham, 2009). Peran bidan dalam hubungannya dengan gangguan tekanan darah tinggi selama kehamilan terletak pada ketelitiannya melakukan pemeriksaan, mengidentifikasi dini dan melakukan konsultasi atau berkolaborasi dengan dokter. Oleh karena itu, menghindari asumsi berlebihan bahwa temuan yang diperoleh menunjukkan kondisi normal akan membantu menegakkan diagnosis yang tepat (Varney, 2006) Dari survey awal yang telah dilakukan oleh penulis di ruang kebidanan RSUD Raden Mattaher Jambi, jumlah data seluruh ibu Hamil yang pernah rawat inap sebanyak 886 orang, didapat 157 orang (17,7%) dengan kasus pre-eklamsia. Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dangan kejadian pre-eklamsia di RSUD Raden Mattaher Jambi, maka penulis mengambil judul Faktorfaktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklamsia Tahun 2012. Rumusan Masalah Faktor-faktor apa saja yang berhubungan Raden Tujuan Penelitian Tujuan Umum Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan Raden mattaher Jambi Tahun 2012 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran gravida ibu 2. Diketahuinya gambaran umur ibu dengan kejadian pre-eklamsia di RSUD Raden 3. Diketahuinya gambaran usia kehamilan ibu dengan kejadian pre-eklamsia di RSUD 4. Diketahuinya gambaran riwayat penyakit ibu dengan kejadian pre-eklamsia di RSUD 5. Diketahuinya hubungan antara gravida ibu 6. Diketahuinya hubungan antara umur ibu 7. Diketahuinya hubungan antara usia kehamilan ibu dengan kejadian preeklamsia Tahun 2012 8. Diketahuinya hubungan antara riwayat penyakit ibu dengan kejadian pre-eklamsia Tahun 2012. Ruang Lingkup Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan studi dokumentasi, untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pre-eklamsia (gravida, umur, usia kehamilan, riwayat penyakit ibu). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data skunder yang terdapat di ruang kebidanan dan poli kebidanan RSUD Raden Mattaher Tahun 2012. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2012. Analisis dilakukan dengan analisis univariat untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pre-eklamsia pada ibu hamil dan bersalin menggunakan tabel distribusi frekuensi. Sedangkan analisis bivariat menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan faktor (gravida, umur, usia kehamilan, riwayat penyakit ibu) dengan kejadian pre-eklamsia. Kerangka konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitianpenelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2005:69). Kerangka konsep penelitian ini mengacu pada kerangka teori yang dimodifikasi penulis dari Prawirohardjo (2008), Walsh (2 007), dan Varney (2006) yaitu faktor predisposisi terjadinya preeklamsia adalah Primigravida, Usia maternal > 35 tahun, Usia maternal < 18 tahun, Riwayat keluarga hipertensi akibat kehamilan, Hipertensi kronis (Walsh, 2007), Riwayat diabetes militus, Riwayat pre-eklamsia atau eklamsia dalam keluarga, Riwat pre-eklamsia sebelumnya (Varney, 2006) Hiperplasintosis : Mola hidatidosa, Gestasi multiple, Diabetes militus, Hidrops fetalis, Bayi besar, Umur yang ekstrim, Obesitas, Usia kehamilan trimester III ( > 2 8 minggu) (Prawirahardjo, 2008). Namun dalam pelitian ini penulis tidak mengambil seluruh variabel untuk diteliti karena penulis menggunakan data skunder sehingga sangat sulit untuk mendapatkan data yang tidak ada dalam rekam medik, serta karena adanya keterbatasan waktu, dana, serta tenaga untuk melakukan penelitian ini. Sehingga penulis hanya mengambil sebagian dari faktor predisposisi yaitu Gravida, Umur ibu, Usia kehamilan serta Riwayat penyakit

yang di derita ibu. Untuk lebih jelasnya dapat lihat pada bagan 3.1 berikut ini : Bagan Kerangka Konsep Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pre-eklamsia Di RSUD Raden Mattaher Tahun 2012 Definisi Operasional Pre-eklamsia dari variabel independen dan variabel dependen, penulis menetapkan definisi operasional sebagai berikut : Definisi Operasional Faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia Di RSUD Raden Mattaher No Variabel Definisi Operasional 3. Umur ibu Umur ibu yang dihitung dari sejak lahir yang dilihat dari data rekam medik 4. Usia kehamilan 5. Riwayat penyakit yang di derita ibu Usia kehamilan ibu dalam hitungan minggu mulai hari pertama haid terakhir seperti yang tercantum dalam rekam medik 1. Preeklamsia Ibu hamil yang di diagnosis menderita pre-eklamsia di ruang kebidanan dan sesuai dengan diagnosa dokter di rekam medik RSUD Raden Mattaher Jambi 2. Gravida Jumlah kehamilan yang dihitung sejak hamil pertama yang di lihat dari data rekam medik Bila memilki salah satu atau lebih penyakit : hipertensi, preeklamsia, diabetes militus, eklamsia dan obesitas yang tercantum dalam rekam medik Cara, Alat, Skala, dan hasil ukur 0 : Jika pre-eklamsia 1 : Jika tidak pre-eklamsia 0: Jika primigravida 1: Jika multigravida (Bobak, 2004) 0: Resiko tinggi jika usia < 18 tahun atau >35 tahun 1: Resiko rendah, jika usia 18-35 tahun (Walsh, 2007) 0: Resiko tinggi jika > 28 minggu 1: Resiko rendah jika 28 minggu (Prawirohardjo, 2008) 0: Jika ada riwayat 1: Jika tidak ada riwayat Hipotesa 1. Ada hubungan antara gravida ibu dengan kejadian pre-eklamsia di RSUD Raden 2. Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian pre-eklamsia di RSUD Raden 3. Ada hubungan antara usia kehamilan ibu 4. Ada hubungan antara riwayat penyakit ibu Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan studi dokumentasi, untuk melihat faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia Tahun 2012. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di ruang kebidanan dan rekam medik RSUD Raden Mattaher Jambi Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2012 3. Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti (Notoatmodjo, 2005: 79). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang pernah mendapat perawatan di ruang kebidanan RSUD. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan oleh penulis terdapat 886 orang ibu hamil yang pernah mendapat perawatan di ruang kebidanan RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2012. Sampel Menurut Notoatmodjo (2005:79) sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara total sampling yaitu: Semua ibu hamil yang pernah mendapat perawatan di ruang kebidanan RSUD sebanyak 886 orang, terdapat 157 orang ibu hamil yang menderita pre-eklamsia. 4. Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah format cheklist. Dimana format cheklist adalah suatu daftar pengecek yang berisi nama pasien, umur, gravida, usia kehamilan, dan riwayat penyakit ibu untuk mengambil data kasar tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia Tahun 2012.

5. Teknik Pengambilan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data skunder yang terdapat pada data rekam medik di RSUD Raden Mattaher, yang dilakukan dengan menggunakan lembar cheklist. Data ini dikumpulkan pada tanggal 16 februari 23 fabruari 2012 dengan jumlah data sebanyak 886 responden. Analisis Data Analisis univariat yaitu untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dari setiap variabel yang diteliti yaitu : Gravida, Umur ibu, Usia kehamilan, Riwayat penyakit ibu. Analisis bivariat yaitu untuk memperoleh apakah ada hubungan antara variabel independen (Gravida, Umur ibu, Usia kehamilan, Riwayat penyakit ibu) dengan variabel dependen (Pre-eklamsia). Uji statistik yang digunakan adalah uji x² (chi square) untuk melihat apakah ada perbedaan proporsi yang bermakna antara distribusi frekuensi yang diamati dengan yang diharapkan dengan derajat kemaknaan 0,05. Bila p-value 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna (maka H 0 di tolak), sedangkan bila p-value 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna (maka H 0 diterima). HASIL PENELITIAN 1 Gambaran Umum RSUD Raden Mattaher Jambi Rumah Sakit Umum Daerah Raden mattaher Jambi merupakan salah satu Rumah Sakit terbesar di Provinsi Jambi, selain itu Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi menjadi tempat rujukan, pendidikan, penelitian serta pelayanan kesehatan. Adapun gambaran Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi sebagai berikut : Identitas Rumah Sakit Nama Rumah Sakit Alamat : RSUD Raden Mattaher Jambi : JL.Letjen Suprapto No. 31 Telanaipura Jambi : Telanaipura / Jambi : Type B Pendidikan Kecamatan / Kota Kelas Rumah Sakit Luas Tanah : 75.000 m² Luas Bangunan : ± 24.163 m² Tahun Dibangun : 1972 Analisis Data 1 Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk mempresentasikan variabel-variabel penelitian kedalam bentuk tabel sebagai berikut : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gravida Ibu Yang Rawat Inap di RSUD Raden Mattaher No Gravida Ibu Jumlah Persentase (%) 1 Primigravida 410 46,3 2 Multigravida 476 53,7 Dari tabel di atas diketahui bahwa ibu hamil dengan primigravida sebanyak 410 (46,3%) responden, sedangkan ibu hamil dengan mulrigravida sebanyak 476 (53,7%) responden. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu Yang Rawat Inap Tahun 2012 No Umur Ibu Jumlah Persentase (%) 1 < 18 dan 401 45,3 > 35 tahun 2 18-35 tahun 485 54,7 Dari tabel di atas diketahui bahwa ibu hamil dengan umur < 18 dan > 35 Tahun sebanyak 401 (45,3%) responden, sedangkan ibu hamil dengan umur 18-35 tahun sebanyak 485 (54,7%) responden. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan Ibu yang Rawat Inap di RSUD No Usia Kehamilan Jumlah Persentase (%) 1 > 28 minggu 634 71,6 2 28 minggu 252 28,4 Dari tabel di atas di ketahui bahwa ibu hamil dengan usia kehamilan > 28 minggu sebanyak 634 (71,6%) responden, sedangkan ibu hamil dengan usia kehamilan 28 minggu sebanyak 252 (28,4%) responden. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Ibu Yang Rawat Inap di RSUD No Riwayat Penyakit Jumlah Persentase (%) 1 Ada Riwayat 164 18,5 2 Tidak Ada Riwayat 722 81,5 Dari tabel di atas diketahui bahwa ibu hamil dengan ada riwayat penyakit sebanyak 164 (18,5%) responden, sedangkan ibu hamil

dengan tidak ada riwayat penyakit sebanyak 722 (81,5%) responden. 2 Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah analisis untuk mengetahui hubungan antara gravida, umur ibu, usia kehamilan dan riwayat penyakit terhadap kejadian pre-eklamsia di RSUD Raden Mattaher sebagai berikut : Hubungan Antara Gravida Ibu dengan Kejadian Pre-eklamsia Tahun 2012 Hubungan Antara Gravida Ibu dengan Kejadian Pre-eklamsia di RSUD Raden No Gravi da 1 Primi gravi da 2 Multi gravi da Kejadian Pre-eklamsia Table Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Pre-eklamsia di RSUD Raden No Riwayat Penyakit Jumlah Persentase (%) 1 Pre-eklamsia 157 17,7 2 Tidak Preeklamsia 729 82,3 Dari tabel di atas diketahui bahwa ibu hamil dengan kejadian pre-eklamsia sebanyak 157 (17,7%) responden, sedangkan ibu hamil dengan tidak pre-eklamsia sebanyak 729 (82,3%) responden. Preeklamsia Tidak Preeklamsia Jumlah f % F % f % 49 12,0 36 1 10 8 Jumlah 15 7 22,7 36 8 17,7 72 9 88,0 41 0 77,3 47 6 82,3 88 6 100, 0 100, 0 100 Keterengan P value = 0,000 Sangat bermakna Berdasarkan tabel diatas dari 157 (17,7 %) responden menderita pre-eklamsia, terdapat 49 (12,0%) ibu dengan primigravida yang menderita pre-eklamsia, sedangkan ibu dengan multigravida terdapat 108 (22,7%) yang menderita pre-eklamsia. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan hasil p value = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat bermakna antara gravida ibu dengan Raden Mattaher. Hubungan Antara Umur Ibu dengan Kejadian Pre-eklamsia Tahun 2012 Hubungan Antara Umur Ibu dengan Kejadian Pre-eklamsia di RSUD No Kejadian Pre-eklamsia Umur Pre-eklamsia Tidak Pre-eklamsia Jumlah Ibu f % F % f % 1 < 18 dan >35 tahun Ketereng an 126 31,4 275 68,6 401 100,0 P value = 0,000 Sangat bermakna 2 18-35 tahun 31 6,4 454 93,6 485 100,0 Jumlah 157 17,7 729 82,3 886 100 Berdasarkan tabel diatas dari 157 (17,7 %) responden menderita pre-eklamsia, terdapat 126 (31,4%) ibu dengan umur < 18 dan > 35 tahun yang menderita pre-eklamsia, sedangkan ibu dengan umur 18-35 tahun terdapat 31 (6,4%) yang menderita pre-eklamsia. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan hasil p value = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat bermakna antara umur ibu dengan Raden Mattaher. Hubungan Antara Usia Kehamilan dengan Hubungan Antara Usia Kehamilan dengan Kejadian Pre-eklamsia di RSUD No Usia Kejadian Pre-eklamsia Kehamilan Pre-eklamsia Tidak Preeklamsia Jumlah Keterengan f % f % f % 1 > 28 minggu 127 20,0 507 80,0 634 100,0 P value = 2 28 minggu 30 11,9 222 88,1 252 100,0 0,006 Jumlah 157 17,7 729 82,3 886 100 Bermakna Berdasarkan tabel diatas dari 157 (17,7%) responden menderita pre-eklamsia, terdapat 127 (20,0%) ibu dengan usia kehamilan > 28 minggu yang menderita pre-eklamsia, sedangkan ibu dengan usia kehamilan 28 minggu terdapat 30 (11,9%) yang menderita pre-eklamsia. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan hasil p value = 0,006 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia kehamilan dengan dengan kejadian preeklamsia Tahun 2011. Hubungan Antara Riwayat Penyakit dengan Hubungan Antara Riwayat Penyakit dengan Jambi Tahun 2012 N Riwayat Kejadian Pre-eklamsia Jumlah Keterengan o Penyakit Pre-eklamsia Tidak Preeklamsia f % f % f % 1 Ada riwayat 116 70,7 48 29,3 164 100,0 P value = 2 Tidak Ada 41 5,7 681 94,3 722 100,0 0,000 Riwayat sangat Jumlah 157 17,7 729 82,3 886 100 Bermakna

Berdasarkan tabel diatas dari 157 (17,7%) responden menderita pre-eklamsia, terdapat 116 (70,7%) ibu dengan riwayat penyakit yang menderita pre-eklamsia, sedangkan ibu dengan tidak ada riwayat terdapat 41 (5,7%) yang menderita pre-eklamsia. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan hasil p value = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit dengan dengan kejadian pre-eklamsia di RSUD. PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas keterbatasan penelitian, validitas data dan dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian sesuai teori yang dikemukakan pada tinjauan pustaka sebagai berikut : Keterbatasan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional dengan rancangan study dokumentasi untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor risiko ibu dengan kejadian preeklamsia Tahun 2012. Pada penelitian ini tidak semua variabel yang berhubungan dengan kejadian pre-eklamsia diteliti karena adanya keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan kemampuan peneliti, sehingga variabel yang diambil hanya yang terdapat dalam kerangka konsep penelitian (gravida, umur, usia kehamilan, riwayat penyakit ibu). Validitas Data Instrumen dalam penelitian ini adalah data rekam medik dengan teknik pemeriksaan data rekam medik ibu hamil dengan pre-eklamsia dengan ibu hamil tidak pre-eklamsia di RSUD Raden Mattaher. Pembahasan hasil Penelitian Gambaran Kejadian Pre-eklamsia di RSUD Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar kejadian pre-eklamsia terjadi pada multigravida (69,3%), usia ibu tidak berisiko (18-35 tahun), hamil 28 minggu (96,4%) serta ibu dengan tidak memiliki riwayat penyakit (83,7%). Hal ini sesuai dengan penelitian Amelda Rossa (2006) tentang Karateristik Ibu Hamil dengan Preeklamsia di RSUPH.Adam Malik Medan Tahun 2005-2006 yaitu dari 30 kasus pre-eklamsia didapat mayoritas terjadi pada umur 20-30 tahun sebanyak 10 kasus (33,3%), ibu multigravida sebanyak 14 kasus (46,7%) dan usia kehamilan mayoritas pada usia > 24-42 minggu sebanyak 30 kasus(100%). Sejalan dengan teori Sinclair (2009) ya ng mengatakan faktor risiko pre-eklamsia tidak hanya dari riwayat penyakit, ada juga beberapa faktor lain seperti adanya faktor sosio-ekonomi yang rendah yang kemungkinan akibat faktor-faktor nutrisi maupun usia lebih muda pada kehamilan pertama. Hal ini berbeda dengan teori yang dikatakan oleh Walsh (2007) dan Bobak (2004) yang mengatakan bahwa kehamilan berisiko untuk mempengaruhi kejadian pre-eklamsia adalah umur di kedua ujung reproduksi yaitu < 18 tahun dan > 35 tahun tahun, ibu primigravida, serta ibu dengan riwayat penyakit hipertensi selama kehamilan atau keluarga. Kemudian menurut Cunningham (2005) faktor risiko lain yang berkaitan dengan pre-eklamsia adalah kehamilan multipel, sosio ekonomi yang rendah, riwayat hipertensi kronik, obesitas, serta faktor ras juga ikut mempengaruhi insidensi terjadinya pre-eklamsia. Pre-eklamsia dapat menyebabkan berbagai komplikasi selama kehamilan diantaranya terjadi berbagai perubahan patologi pada hati, retina, otak, paru-paru, jantung, perubahan ginjal, dan perubhan pembuluh darah. Pengawasan saat hamil sangat penting karena pre-eklamsia dan eklamsia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi, terutama di negara berkembang. Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan oleh sebab itu pencegahan dan diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Pengawasan kehamilan sangat diperlukan untuk menemukan kelainan yang menyertai kehamilan secara dini. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan kehamilan (ANC) sesuai dengan standar pemerintah minimal 4 kali, pemeriksaan lab proteinuria, membuat kebijakan tentang prosedur tetap penanganan preeklamsia dan mengoptimalkan kesehatan ibu serta pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkahlangkah dalam pertolongan persalinannya. Hubungan Antara Gravida Ibu dengan Hasil analisis uji penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara gravida ibu dengan kejadian pre-eklamsia, artinya ibu primigravida mempunyai resiko 0,463 kali terhadap kejadian pre-eklamsia dibandingkan dengan ibu multigravida. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa kejadian pre-eklamsia lebih banyak terjadi pada ibu multigravida. Hasil penelitian ini hamper sama dengan penelitian Sudhaberata (1998) di RSU Tarakan Kalimantan Timur, yang mengatakan

bahwa tidak terdapat perbedaan kejadian yang mencolok antara primigravida dengan multigravida. Frekuensi kejadian pada multigravida 54,24% sedangkan pada primigravida 47,76%. Hal ini berbeda dengan teori yang ada seperti yang disebutkan dalam Prawirohardjo (2008) yang mengatakan bahwa kejadian pre-eklamsia sekitar 75% adalah primigravida. Faktor-faktor risiko lain yang berpengaruh terhadap kejadian pre-eklamsia yang tidak diteliti oleh peneliti. Seperti yang disebutkan dalam Sastrawinata (1984) bahwa pre -eklamsia adalah penyakit primigravida dan bila timbul pada seorang multigravida biasanya ada faktor predisposisi yang lain seperti adanya hipertensi, diabetes atau kehamilan ganda. Teori ini diperkuat oleh Bobak (2004) yang mengatakan bahwa penyebab pre-eklamsia belum dapat diketahui dengan pasti, akan tetapi banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian preeklamsia seperti keadaan sosial-ekonomi, malnutrisi, kondisi obstetrik yang berhubungan dengan massa plasenta, paritas, usia, penyakit pembuluh darah kolagen, penyakit ginjal, serta riwayat penyakit lain. Pada penelitian ini juga ditemukan cukup banyak kasus ibu primigravida terkena preeklamsia, hasil ini sama dengan hasil penelitian Baktiyani dalam Artikasari (2009) yang mengatakan bahwa kejadian pre-eklamsia pada tahun 1999 meningkat menjadi 29% terjadi pada ibu primigravida. Artinya dari 100 kejadian preeklamsia terdapat 29 kasus pre-eklamsia yang terjadi pada primigravida. Peran tenaga kesehatan sangat berpengaruh dalam mendeteksi dini kemungkinan komplikasi selama kehamilan. Bidan harus dapat mendeteksi ibu yang termasuk kedalam kehamilan risiko tinggi sehingga pengawasan kehamilan dapat dilakukan dengan tepat dan akurat. Hubungan Antara Umur Ibu dengan Kejadian Pre-eklamsia Tahun 2011 Hasil analisis uji penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan kejadian pre-eklamsia, artinya umur ibu < 18 tahun dan > 35 tahun akan berisiko mengalami pre-eklamsia hampir 6,710 kali dibandingkan dengan usia 18-35 tahun. Namun pada jumlah kasus terjadinya preeklamsia terjadi pada umur ibu tidak berisiko yaitu antara 18-35 tahun. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudhaberata pada tahun 1998 di RSU Tarakan Kalimantan Timur kejadian pre-eklamsia ditemukan pada usia ibu antara 17-46 tahun dengan frekuensi kejadian pre-eklamsia terbanyak terdapat pada kelompok umur 20-35 tahun sebesar 76,27%. Hasil ini berbeda dengan teori yang disebutkan dalam Wiknjosastro (2006) yang mengatakan bahwa kurun waktu reproduksi sehat adalah kehamilan usia 20-35 tahun, kematian maternal melahirkan pada usia < 20 tahun dan > 35 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Perbedaan ini dijelaskan oleh Bobak (2004) yang mengatakan bahwa pre-eklamsia adalah kondisi yang tidak diketahui penyebabnya, timbul selama kehamilan dan menghilang setelah janin dan plasenta lahir dan tidak ada profil tertentu yang mengidentifikasi wanita yang akan mengalami preeklamsia. Teori ini diperkuat oleh Indarti (2004) yang mengatakan bahwa pre-eklamsia dapat datang mendadak diketahui. Namun ada sekumpulan tanda yang mengawali terjadinya pre-eklamsia seperti naiknya tekanan darah, adanya pembengkakan pada tungkai dan kaki serta adanya proteinuria. Menurut peneliti umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita, umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35 tahun. Kehamilan di umur kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun dapat menyebabkan terjadinya preeklamsia, karena kehamilan pada umur kurang dari 20 tahun secara biologis alat reproduksinya belum optimal dan emosinya cenderung labil sehingga mudah mengalami keguncangan. Sedangakan pada usia lebih dari 30 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan organ reproduksi, daya tahan tubuh serta berbagai macam penyakit. Peran bidan disini terletak pada ketelitian pemeriksaan, mengidentifikasi dini ibu hamil yang berisiko atau yang menunjukkan gejala preeklamsia serta melakukan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan yang lebih lanjut bagi ibu yang telah di diagnosis menderita pre-eklamsia. Hubungan Antara Usia Kehamilan dengan Hasil analisis uji penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia kehamilan dengan kejadian pre-eklamsia, artinya usia kehamilan > 28 minggu memiliki risiko 1,854 kali terhadap kejadian pre-eklamsia dibandingkan dengan kehamilan 28 minggu. Hasil penelitian sama dengan hasil penelitian oleh Sudhaberata (1998) di RSU Tarakan Kalimantan Timur diperoleh kejadian pre-eklamsiaeklamsia terbanyak ditemukan pada umur kehamilan antara 37-42 minggu sebesar 86,44%. Adanya fisiologi masalah umum yang terjadi selama kehamilan khususnya pada trimester III kehamilan diantaranya insomnia, edema serta adanya rasa khawatir dan cemas menjelang persalinan.

Hal ini diperkuat oleh teori Soefoewan S (2008) dalam Artikasari (2009) yang mengatakan bahwa peningkatan gradual dari tekanan darah, proteinuria dan edema selama kehamilan merupakan tanda-tanda pre-eklamsia. Gejala tersebut menjadi jelas dan nyata pada usia kehamilan trimester III, jika timbul sebelumnya kemungkinan terjadinya hamil anggur (mola hydatidosa). Seperti yang dikatakan dalam Manuaba (1998) bila dijumpai tekanan darah sekitar 140/90 mmhg sudah harus menjadi perhatian bidan untuk dapat mengulanginya dalam tenggang waktu 6 jam. Bila tetap sama ibu dianjurkan konsul ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, karena terdapat kemungkinan kehamilan disertai hipertensi sewaktu-waktu dapat menjadi pre-eklamsia tidak murni. Oleh sebab itu bidan sangat berperan dalam menemukan gejala dini dari pre-eklamsia selama pengawasan kehamilan dalam antenatal care. Salah satu indikator yang mendapat perhatian seksama adalah tekanan darah yang seharusnya dalam batas normal. Selama di temukannya kecurigaan terhadap gejala dini terjadinya pre-eklamsia, bidan harus melakukan pengawasan yang ketat terutama pada usia kehamilan > 28 minggu, sebab pada usia kehamilan ini memiliki resiko untuk terjadinya preeklamsia, sehingga mencegah keparahan penyakit dan dapat mempersiapkan persalinan yang aman bagi ibu. Hubungan Antara Riwayat Penyakit ibu dengan Hasil analisis uji penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit ibu dengan kejadian pre-eklamsia, yang artinya ibu yang memiliki riwayat penyakit mempunyai resiko 40,140 kali terhadap kejadian pre-eklamsia dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat penyakit. Namun dalam penelitian ini jumlah terjadinya pre-eklamsia lebih banyak pada ibu yang tidak memiliki riwayat penyakit. Hasil penelitian ini hampir sama dengan Rozikhan (2008) yaitu pada responden yang tidak memiliki riwayat penyakit yang mengalami pre-eklamsia sebanyak 64 (64%) dan yang tidak mengalami pre -eklamsia sebanyak 94 (94%). Seperti yang disebutkan oleh Bobak (2004) banyak faktor resiko yang dapat menyebabkan preeklamsia diantaranya paritas, ras, etnis, faktor lingkungan, sosio-ekonomi, kehamilan multipel, usia dan hipertensi kronis serta riwayat penyakit lain. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian pre-eklamsia dan tidak semuanya terpapar pada data skunder yang peneliti dapatkan dan tidak semua variabel peliti ambil untuk diteliti. Dalam pengkajian asuhan kebidanan sangatlah baik dan membantu jika ditanyakan juga mengenai riwayat kesehatan dan penyakit yang berhubungan dengan komplikasi selama kehamilan, sehingga bidan dapat lebih mudah mendeteksi dini kemungkinan berbagai komplikasi dan gangguan selama kehamilan. Pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan secara tepat dan cepat sehingga menurunkan angka kesakitan ibu, angka kematian ibu dan bayi akibat pre-eklamsia dan eklamsia. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap karateristik ibu hamil dengan pre-eklamsia di RSUD maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Gambaran gravida ibu dengan kejadian preeklamsia Tahun 2012 sebanyak 476 (53,7%) multigravida. Gambaran umur ibu dengan kejadian preeklamsia Tahun 2011 sebanyak 485 (54,7%) resiko rendah. Gambaran usia kehamilan ibu dengan kejadian pre-eklamsia Tahun 2012 sebanyak 634 (71,6%) resiko tinggi. Gambaran usia kehamilan ibu dengan kejadian pre-eklamsia Tahun 2012 sebanyak 722 (81,5%) tidak ada riwayat. Adanya hubungan yang signifikan antara gravida ibu dengan kejadian pre-eklamsia di RSUD. Adanya hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan kejadian pre-eklamsia di RSUD. Adanya hubungan yang signifikan antara usia kehamilan ibu dengan kejadian pre-eklamsia di RSUD. Adanya hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit ibu dengan kejadian preeklamsia Tahun 2012. DAFTAR PUSTAKA Bobak. 2004. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Cunningham, F. Gary. 2005-2009. Obstetri William Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Fraser, M. Diane. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin, Abdul bari. 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sinclair, Constance. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC Subakti, Yasid. 2009. Panduan Pintar Kehamilan Untuk Muslimah. Jakarta: Qultum Media. Sujiyatini. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jogyakarta: Nuha Medika. Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Walsh, V. Linda. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Wiknjosastro, G. Hanifa. 2006-2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Artikasari, Kurniawati. 2009. Hubungan Antara Primigravida dengan Angka Kejadian Preeklamsia/eklamsia di SUD Dr.Moewardi Surakarta Periode 1 januari-31 Desember 2008.http//:www.docstoc.com. Departemen Kesehatan. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. http//:www.depkes.go.id Rahayuningsih, B.Faizah.2009 http//:etd.eprints.ums.ac.id64441j2 10070140.pdf Rossa, Amelda. 2006. Gambaran KarakteristikIbu Hamil dengan Pre-eklamsia di RSUP H.Adam Malik Medan Periode Mei 2005-Mei 2006. Rozikhan, 2008. Faktor-faktor Risiko Terjadinya Pre-eklamsia Berat di RS Dr.H Soewoendo Kendal. http//:www.docstoc.com. Sudhaberata, Ketut. 1998. Profil Penderita Pre-eklamsia Eklamsia di RSU Tarakan, Kaltim dari 1 Januari 1996 sampai 31 Desember 1998. http//:www.tempo.co.id/medika/arsi o/022001/art-2.htm