ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

dokumen-dokumen yang mirip
Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS USAHATANI SAYURAN

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI UDANG WINDU ORGANIK DAN NONORGANIK (STUDI KASUS: BATANG KILAT KOTA MEDAN PROPINSI SUMATERA UTARA)

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

Endang Sri Sudalmi, JM Sri Hardiatmi Fakultas Pertanian UNISRI Surakarta. Kata kunci: biaya, penerimaan, pendapatan usahatani

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani Padi Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Sarana. Produksi

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

USAHATANI PADI ORGANIK DI KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAYAM CABUT (AMARANTHUS TRICOLOR) SECARA MONOKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI JAGUNG (Zea mays L.) (Studi kasus di Desa Sidodadi, Kec. Patean Kab. Kendal)

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

e-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN :

ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH LAHAN SEMPIT DIBANDINGKAN DENGAN LAHAN LUAS

3. METODE KAJIAN A. Lokasi, Waktu dan Biaya Penelitian Metode Kerja 1. Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

IV. METODE PENELITIAN

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KUBIS DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI CABAI MERAH BESAR DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

Leo Amran 1), Eliza 2), Suardi Tarumun 2) Hp: ;

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014 PENDAPATAN PETANI JAGUNG ANGGOTA DAN NONANGGOTA KOPERASI TANI MAKMUR DESA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI SALAK (Salacca Edulis) YANG MENJUAL HASIL PANEN KE PABRIK DAN LUAR PABRIK DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

Research Fair Unisri 2017 ISSN: Vol 1, Number 1, Maret 2017

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016.

Darmawan et al., Perbedaan Pendapatan...

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KOPI ATENG YANG MENJUAL DALAM BENTUK GELONDONG MERAH (Cherry red) DENGAN KOPI BIJI

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT (Kasus : Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang) COMPARISON ANALYSIS OF THE FARM INCOME LEVEL IN DIVERSIFICATION AND MONOCULTURE AT LIMITED LAND (Case : Sei Mencirim Village, Sunggal Subdistrict, Deli Serdang Regency) Suci Rahmadani 1), Salmiah 2) dan Sinar Indra Kesuma Ginting 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2) dan 3) Dosen Program Studi Agribisnis ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan total biaya produksi pada usahatani pola diversifikasi dengan usahatani pola monokultur, menganalisis perbandingan penerimaan pada usahatani pola diversifikasi dengan pola monokultur, membandingkan tingkat pendapatan usahatani pola diversifikasi dengan pola monokultur dan menganalisis R/C ratio pada usahatani pola monokultur dan diversifikasi. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari petani. Petani responden ditentukan secara acak berstrata sederhana secara proporsional (proportional stratified random sampling) sebanyak 30 orang yang terdiri dari 18 orang petani pola monokultur dan 12 pola diversifikasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik uji beda rata-rata dua sampel bebas (independent sampel t-test). Hasil penelitian menunjukkan total biaya produksi pada usahatani pola diversifikasi lebih daripada monokultur, penerimaan pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada monokultur, pendapatan pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada monokultur dan nilai R/C ratio pada usahatani pola monokultur dan diversifikasi >1, yang artinya usahatani yang dilakukan pada pola monokultur dan diversifikasi layak atau menguntungkan bagi petani. Kata Kunci : diversifikasi, monokultur, uji beda ABSTRACT The aims of research is to analyze the total cost comparison in diversification with monoculture farm, to analyze the revenue comparison in diversification with monoculture farm, to compare the farm income level in diversification and monoculture, and to analyze R/C ratio in monoculture and diversification farm. This research use primary data which obtained from farmers. The farmers taken randomly (proportional stratified random sampling). There are 30 persons consist of 18 person did monoculture farm and 12 persons did diversification farm. The analysis methods by using statistical analysis of different test (independent sample t-test). The result shows that total cost in diversification is bigger than monoculture farm, the revenue in diversification is bigger than monoculture farm, the income in diversification is bigger than monoculture farm, and the values of R/C ratio in monoculture and diversification farm are more than one (>1), that means monoculture and diversification farm have given profit for farmers. Keywords : diversification, monoculture, different test 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pembangunan yang semakin pesat mengakibatkan banyak lahan pertanian produktif beralih fungsi menjadi lahan pemukiman dan industri yang menyebabkan penggunaan lahan untuk usahatani semakin lama semakin kecil. Kebanyakan petani sekarang hanya memiliki lahan pertanian kurang dari satu hektar yang sering disebut sebagai petani kecil. Di Indonesia, batasan petani kecil telah disepakati pada seminar petani kecil di Jakarta pada tahun 1979 yang menetapkan bahwa yang dinamakan petani kecil salah satunya adalah petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 hektar lahan sawah di Jawa atau 0,5 hektar di luar Jawa. Bila petani tersebut juga mempunyai lahan tegal, maka luasnya 0,5 hektar di Jawa dan 1 hektar di luar Jawa (Soekartawi dkk, 1984). Dengan lahan yang sempit tersebut petani berupaya melakukan berbagai hal dalam usahatani agar dapat menambah produksi sehingga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan. Usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh petani ada yang dilakukan dengan usahatani pola monokultur dan pola diversifikasi. Desa Sei Mencirim merupakan daerah pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang diusahakan dengan pola monokultur maupun pola diversifikasi dimana petani lebih banyak yang memilki lahan kurang dari 1 Ha. Seberapa besar biaya produksi yang dikeluarkan, penerimaan dan pendapatan yang dihasilkan, serta besarnya rasio penerimaan terhadap biaya yang dikeluarkan petani di desa tersebut perlu dilakukan penelitian sehingga dapat diketahui jika melakukan usahatani pada lahan yang sempit mana yang lebih menguntungkan petani. Untuk itulah peneliti tertarik melakukan penelitian untuk menganalisis perbandingan tingkat pendapatan usahatani pola diversifikasi dengan monokultur pada lahan sempit di daerah penelitian. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 2

1. Bagaimana perbandingan total biaya produksi pada usahatani pola diversifikasi dan monokultur di daerah penelitian? 2. Bagaimana perbandingan penerimaan pada usahatani pola diversifikasi dan monokultur di daerah penelitian? 3. Bagaimana perbandingan tingkat pendapatan pada usahatani pola diversifikasi dengan monokultur di daerah penelitian? 4. Bagaimana rasio penerimaan terhadap total biaya produksi (R/C) pada usahatani pola diversifikasi dan pola monokultur di daerah penelitian? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis perbandingan total biaya produksi pada usahatani pola diversifikasi dan monokultur di daerah penelitian. 2. Menganalisis perbandingan penerimaan pada usahatani pola diversifikasi dan monokultur di daerah penelitian. 3. Membandingkan tingkat pendapatan pada usahatani pola diversifikasi dengan monokultur di daerah penelitian. 4. Menganalisis rasio penerimaan terhadap total biaya produksi (R/C) pada usahatani pola diversifikasi dan pola monokultur di daerah penelitian. 1.4 Kerangka Pemikiran Dalam melakukan usahatani dengan luas lahan yang sempit (<1 Ha), petani di Desa Sei Mencirim menerapkan pola diversifikasi dan monokultur. Untuk mengelola usahatani tersebut petani membutuhkan biaya-biaya atau pengeluaran dalam proses produksinya, seperti biaya benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan biaya lainnya. Banyaknya produksi yang dihasilkan dalam usahatani tersebut akan mempengaruhi penerimaan. Pendapatan yang dihasilkan dalam usahatani tersebut adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya. Besarnya total biaya dan penerimaan akan mempengaruhi besarnya pendapatan petani. Dengan asumsi luas lahan yang sama, antara petani yang melakukan diversifikasi dengan petani monokultur terdapat perbedaan pendapatan karena total biaya produksi dan penerimaan yang dihasilkan berbeda. Biaya produksi, penerimaan dan pendapatan yang dihasilkan dari usahatani pola diversifikasi dan 3

monokultur dapat dilakukan perbandingan untuk mengetahui perbedaan total biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan antara usahatani pola diversifikasi dengan monokultur serta dilakukan analisis rasio penerimaan terhadap biaya untuk mengetahui apakah usahatani yang dilakukan menguntungkan petani atau tidak. Secara sistematis kerangka pemikiran dapat dituliskan sebagai berikut: Usahatani Lahan Sempit Pola Diversifikasi Pola Monokultur R/C Ratio Total Biaya Produksi Penerimaan Total Biaya Produksi Penerimaan R/C Ratio Pendapatan Pendapatan Analisis Perbandingan Keterangan : Menyatakan Pengaruh Menyatakan Proses Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran Analisis Perbandingan Tingkat Pendapatan Usahatani Pola Diversifikasi dengan Monokultur Pada Lahan Sempit 1.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini disusun sebagai berikut: 1. Total biaya produksi pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada monokultur di daerah penelitian. 2. Penerimaan pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada monokultur di daerah penelitian. 3. Tingkat pendapatan pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada monokultur di daerah penelitian. 4. Nilai R/C yang diperoleh pada usahatani pola diversifikasi dan pola. 4

monokultur masing-masing >1 sehingga usahatani tersebut dikatakan layak II. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), berdasarkan pertimbangan bahwa di desa tersebut terdapat petani yang melakukan usahatani dengan pola diversifikasi dan monokultur. Selain itu jumlah petani di desa tersebut adalah yang terbanyak diantara desa lainnya di Kecamatan Sunggal dan rata-rata kepemilikan lahan pertaniannya yaitu 0.85 Ha (<1 Ha) sehingga dapat dikatakan memiliki luas lahan pertanian yang sempit. 2.2 Metode Pengambilan Sampel Penetapan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Proportional Stratified Random Sampling yaitu pemilihan sampel secara acak berstrata dari keseluruhan populasi yang ada dimana setiap strata diwakili oleh sampel yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional. Strata dalam hal ini adalah pola usahatani yang dilakukan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 petani sampel. Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982 : 253) memberikan saran tentang penelitian salah satunya adalah ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara 30 sampai dengan 500 (Sugiyono, 2010). Sampel penelitian dihitung dengan persamaan Soepomo (1997): Dimana: Spl = Sampel n = Jumlah petani N = Total populasi Js = Besar sampel Spl Diversifikasi = 310 x 30 = 12 776 Spl Monokultur = 466 x 30 = 18 776 5

2.3 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, terdiri dari : data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada responden, yaitu petani dengan mempergunakan kuisioner yang dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau dinas yang terkait dengan penelitian seperti Balai Penyuluhan Pertanian Medan Krio dan Kantor Kepala Desa Sei Mencirim. 2.4 Metode Analisis Data Untuk menguji hipotesis 1, 2 dan 3, dapat dilakukan dengan analisis statistik uji beda rata-rata atau t-hitung (independent sample t-test) dengan uji satu arah yang digunakan untuk penelitian yang membandingkan dua variabel. Menurut Sugiyono (2010) bila jumlah sampel berbeda (n₁ n₂) dan varians homogen ₁ ₂ ), sehingga dapat digunakan rumus pooled varian, derajat kebebasan (dk) = n₁ + n₂ - 2. Secara matematis rumus pooled varian adalah : ₁ ₂ ₁ ₁ ₂ ₂ ₁ ₂ ₁ ₂ Keterangan : ₁ dan ₂ = Rata-rata data pertama dan data kedua ₁ dan ₂ = Estimasi perbedaan kelompok n₁ = Banyaknya sampel pengukuran kelompok pertama n₂ = Banyaknya sampel pengukuran kelompok kedua Dengan kriteria uji : Jika t-hitung t-tabel, maka Ho diterima dan H₁ tidak diterima. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho tidak diterima dan H₁ diterima. Dimana : Ho : ₁ ₂ H₁ : ₁ ₂ Keterangan : ₁ = Rata-rata variabel 1 (usahatani pola diversifikasi) ₂ = Rata-rata variabel 2 (usahatani pola monokultur) 6

Menurut Soekartawi (1995), untuk menghitung total biaya produksi dapat dihitung dengan rumus : TC = FC + VC Dimana : TC = Total biaya (Rp) FC = Biaya tetap (Rp) VC = Biaya variabel (Rp) Untuk menghitung besarnya penerimaan usahatani dapat dihitung dengan rumus : TR = Y. Py Dimana : TR =Total penerimaan (Rp) Y = Jumlah produksi (Kg) Py = Harga jual produk (Rp/Kg) Untuk menghitung pendapatan bersih usahatani dapat dihitung dengan rumus : Pd = TR TC Dimana : Pd = Pendapatan usahatani (Rp) TR = Total penerimaan (Rp) TC = Total biaya (Rp) Pada hipotesis 4, untuk mengetahui kelayakan usahatani dianalisis dengan metode analisis R/C. Analisis R/C membandingkan nilai penerimaan dengan total biaya produksi dengan menggunakan kriteria, bila R/C >1, maka usahatani ini layak, bila R/C =1, maka usahatani ini berada pada titik impas dan bila nilai R/C<1, maka usahatani ini tidak layak. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Perbedaan Biaya Produksi Usahatani pola Monokultur (Monokultur) dengan Diversifikasi Rata-rata biaya produksi usahatani pola monokultur (monokultur) per luas tanam per tahun dan per Ha per tahun adalah Rp. 5.631.891,667 dan Rp. 25.218.107,46/Ha sedangkan rata-rata biaya produksi usahatani pola diversifikasi per luas tanam per tahun dan per Ha per tahun adalah Rp.10.749.558,33 dan 7

31.244.618,06/Ha. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata biaya produksi per tahun usahatani pola monokultur dengan usahatani pola diversifikasi maka digunakan analisis uji beda rata-rata (t-test) hasilnya yang dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini : Tabel 1. Analisis Uji Beda Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Pola Monokultur dan Usahatani Pola Diversifikasi Per Tahun Uraian Usahatani Pola Monokultur Usahatani Pola Diversifikasi Jumlah Sampel (KK) 18 12 Rata-Rata Biaya Produksi (Rp) Per 5.631.891,667 10.749.558,33 L.Tanam/Tahun Rata-Rata Biaya Produksi (Rp/Ha)Per Ha/Tahun 25.218.107,46 31.244.618,06 Signifikansi : 0,001 (Per L.Tanam) Signifikansi : 0,023 (Per Ha) t-hitung : -3,690 (Per Luas Tanam/Tahun) t-hitung : -2,407 (Per Ha/Per Tahum) t-tabel(0,05;28) : 1,701 Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 (<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara total biaya produksi pola monokultur dengan pola diversifikasi per luas tanam per tahun. Nilai t-hitung diperoleh sebesar -3,690 yang lebih kecil dari t-tabel (0,05;28) = 1,701, yang berarti Ho diterima dan H1 tidak diterima yang artinya secara uji statistik terdapat perbedaaan yang nyata pada rata-rata biaya produksi dimana rata-rata biaya produksi pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada rata-rata biaya produksi usahatani pola monokultur per luas tanam per tahun. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,023 (<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara total biaya produksi pola monokultur dengan pola diversifikasi per Ha per tahun. Nilai t-hitung diperoleh sebesar -2,407 yang lebih kecil dari t-tabel (0,05;28) = 1,701 yang berarti Ho diterima dan H 1 tidak diterima yang artinya secara uji statistik terdapat perbedaaan yang nyata dalam hal rata-rata biaya produksi dimana rata-rata biaya produksi pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada rata-rata biaya produksi usahatani pola monokultur per Ha per tahun. Pada usahatani pola diversifikasi lebih besar biaya produksinya karena tanaman yang diusahakan lebih dari satu jenis tanaman sehingga membutuhkan 8

biaya yang lebih banyak dalam penyediaan pupuk, benih, pestisida, tenaga kerja dan perawatannya dibandingkan pada usahatani dengan pola monokultur yang hanya mengusahakan satu tanaman saja sehingga biaya produksi yang diperlukan lebih kecil daripada usahatani pola diversifikasi. Besarnya biaya produksi yang menjadi salah satu alasan beberapa petani di desa tersebut untuk tidak melakukan usahatani pola diversifikasi karena biaya produksi yang diperlukan lebih besar daripada melakukan usahatani pola monokultur yang membutuhkan biaya lebih kecil dalam proses produksinya dan perawatan untuk usahatani pola monokultur lebih mudah dibandingkan pola diversifikasi sehingga masih banyak petani yang melakukan usahatani pola monokultur. 3.2 Analisis Perbedaan Penerimaan Usahatani pola Monokultur (Monokultur) dengan Diversifikasi Rata-rata penerimaan usahatani pola monokultur (monokultur) per luas tanam per tahun dan per Ha per tahun adalah Rp. 9.989.500 dan Rp. 42.944.444,44/Ha sedangkan rata-rata penerimaan usahatani pola diversifikasi per luas tanam per tahun dan per Ha per tahun adalah Rp. 21.531.250 dan Rp.62.997.619,05/Ha. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata penerimaan per tahun usahatani pola monokultur dengan usahatani pola diversifikasi maka digunakan analisis uji beda rata-rata (t-test) yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini : Tabel 2. Analisis Uji Beda Rata-Rata Penerimaan Usahatani Pola Monokultur dengan Usahatani Pola Diversifikasi Uraian Usahatani Pola Monokultur Usahatani Pola Diversifikasi Jumlah Sampel (KK) 18 12 Rata-Rata Penerimaan (Rp) 9.989.500 21.531.250 Per L.Tanam/Tahun Rata-Rata Penerimaan (Rp) Per Ha Per Tahun 42.944.444,44 62.997.619,05 Signifikansi : 0,000 (Per Luas Tanam) Signifikansi : 0,001 (Per Ha) t-hitung : -4,066 (Per Luas Tanam/Tahun) t-hitung : -3,903 (Per Ha/Tahun) t-tabel(0,05;28) : 1,701 Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05), yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara total penerimaan usahatani pola monokultur dengan usahatani pola diversifikasi per luas tanam per tahun. Nilai t-hitung diperoleh sebesar -4,066 yang lebih kecil 9

dari t-tabel (0,05;28) = 1,701 yang berarti Ho diterima dan H 1 tidak diterima yang artinya secara uji statistik rata-rata penerimaan pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada usahatani pola monokultur per luas tanam per tahun. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 (<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara penerimaan pola monokultur dengan pola diversifikasi per Ha per tahun. Nilai t-hitung diperoleh sebesar -3,903 yang lebih kecil dari t-tabel (0,05;28) = 1,701 yang berarti Ho diterima dan H1 tidak diterima yang artinya secara uji statistik rata-rata penerimaan pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada usahatani pola monokultur per Ha per tahun. Pada usahatani pola diversifikasi produksi yang dihasilkan lebih beragam sehingga penerimaan yang diperoleh juga lebih besar karena tanaman yang diusahakan lebih dari satu jenis tanaman dibandingkan pada usahatani dengan pola monokultur yang hanya mengusahakan satu tanaman saja sehingga produk yang dihasilkan tidak beragam dan penerimaan yang diperoleh lebih kecil. Besarnya penerimaan yang diperoleh dari usahatani pola diversifikasi menjadi alasan petani untuk melakukan usahataninya dengan pola diversifikasi yang memperoleh penerimaan yang beragam dan lebih banyak dibandingkan dengan pola monokultur yang hanya memperoleh penghasilan dari satu jenis tanaman saja. Selain itu usahatani dengan pola diversifikasi tidak hanya sekali panen, namun bisa dipanen beberapa kali seperti halnya tanaman cabe, kacang panjang dan timun yang dapat dipanen beberapa kali sehingga adanya keberlanjutan penghasilan yang diperoleh petani. 3.3 Analisis Perbedaan Pendapatan Bersih Usahatani pola Monokultur (Monokultur) dengan Diversifikasi Rata-rata pendapatan bersih usahatani pola monokultur (monokultur) per luas tanam per tahun dan per Ha per tahun adalah Rp. 4.357.608,333 dan 17.726.336,98/Ha sedangkan rata-rata pendapatan bersih usahatani pola diversifikasi per luas tanam per tahun dan per Ha per tahun adalah Rp. 10.781.691,67 dan Rp. 31.753.000,99/Ha. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata pendapatan bersih per tahun usahatani pola monokultur dengan usahatani Rp. 10

pola diversifikasi maka digunakan analisis uji beda rata-rata (t-test) yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini: Tabel 3. Analisis Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Bersih Usahatani Pola Monokultur dan Usahatani Pola Diversifikasi Uraian Usahatani Pola Monokultur Usahatani Pola Diversifikasi Jumlah Sampel (KK) 18 12 Rata-Rata Pendapatan Bersih (Rp) Per 4.357.608,333 10.781.691,67 L.Tanam/Tahun Rata-Rata Pendapatan Bersih Per Ha Per Tahun 17.726.336,98 31.753.000,99 Signifikansi : 0,000 (Per Luas Tanam) Signifikansi : 0,001 (Per Ha) t-hitung : -4,038 (Per L.Tanam/Tahun) t-hitung : -3,787 (Per Ha/Tahun) t-tabel(0,05;28) : 1,701 Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05) yang artinya terdapat perbedaan pendapatan bersih secara signifikan antara pendapatan bersih pola usahatani monokultur dengan diversifikasi per luas tanam per tahun. Nilai t-hitung diperoleh sebesar -4,038 yang lebih kecil dari t-tabel (0,05;28) = 1,701 yang berarti Ho diterima dan H1 tidak diterima yang artinya secara uji statistik rata-rata pendapatan bersih pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada usahatani pola monokultur per luas tanam per tahun. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 (<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan bersih pada usahatani pola monokultur dengan usahatani pola diversifikasi per Ha. Nilai t-hitung diperoleh sebesar -3,787 yang lebih kecil dari t-tabel (0,05;28) = 1,701 yang berarti Ho diterima dan H 1 tidak diterima yang artinya secara uji statistik rata-rata pendapatan bersih pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada usahatani pola monokultur per Ha per tahun. Pada usahatani pola diversifikasi produksi yang dihasilkan lebih beragam sehingga penerimaan yang diperoleh juga lebih beragam dan pendapatan yang dihasilkannya juga lebih besar karena tanaman yang diusahakan lebih dari satu jenis tanaman dibandingkan pada usahatani dengan pola monokultur yang hanya mengusahakan satu tanaman saja sehingga produksi yang dihasilkan tidak 11

beragam dan pendapatan yang diperoleh lebih kecil. Besarnya pendapatan yang diperoleh dari usahatani pola diversifikasi menjadi alasan bagi petani untuk melakukan usahatani pola diversifikasi yang memberikan kesinambungan atau keberlanjutan pendapatan bagi petani. Usahatani pola diversifikasi juga dapat mengurangi resiko gagal panen dan resiko turunnya harga pada salah satu jenis produksi yang dihasilkan, dengan usahatani pola diversifikasi petani tidak bergantung pada salah satu hasil pertanian saja. Misalnya saja dalam usahatani pola diversifikasi kombinasi tanaman jagung dan cabai, bila produksi jagung menurun dan harga jagung juga menurun, maka petani masih bisa memperoleh penghasilan dan keuntungan dari tanaman cabai yang juga diusahakan petani. 3.4 Hasil Analisis R/C Ratio pada Usahatani Pola Monokultur dan Pola Diversifikasi Penerimaan yang diperoleh petani dan total biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam melakukan usahatani kemudian dilakukan analisis ekonomi penerimaan terhadap biaya produksi dengan menggunakan analisis R/C ratio untuk mengetahui kelayakan usahatani yang dilakukan pada usahatani dengan pola monokultur maupun pola diversifikasi. Hasil analisis R/C ratio dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Hasil Analisis R/C Ratio pada Usahatani Pola Monokultur Penerimaan (Rp) Total Biaya Produksi (Rp) R/C Ratio Rata-Rata 9.989.500 5.631.891,667 1,75 Sumber : Analisis Data Primer Pada usahatani pola monokultur diperoleh rata-rata penerimaan sebesar Rp. 9.989.500 dan total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp. 5.631.891,667. Dari jumlah penerimaan yang dihasilkan dan biaya produksi yang dikeluarkan dapat dianalisis bahwa rasio penerimaan terhadap biaya produksi yang dikeluarkan sebesar 1,75. Nilai R/C ratio = 1,75 (>1), artinya usahatani pola monokultur yang dilakukan oleh petani di daerah penelitian masih layak atau memberikan keuntungan bagi petani. 12

Tabel 5. Hasil Analisis R/C Ratio pada Usahatani Pola Diversifikasi Penerimaan (Rp) Total Biaya Produksi (Rp) R/C Ratio Rata-Rata 21.531.250 10.749.558,33 2 Sumber : Analisis Data Primer Pada usahatani pola diversifikasi diperoleh rata-rata penerimaan sebesar Rp. 21.531.250 dan total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp. 10.749.558,33. Dari jumlah penerimaan yang dihasilkan dan biaya produksi yang dikeluarkan dapat dianalisis bahwa rasio penerimaan terhadap biaya produksi yang dikeluarkan sebesar 2. Nilai R/C ratio = 1,75 (>1), artinya usahatani pola diversifikasi yang dilakukan oleh petani di daerah penelitian masih layak/menguntungkan bagi petani. Dari hasil analisis R/C ratio antara usahatani pola diversifikasi dengan usahatani pola monokultur diperoleh nilai R/C ratio yang lebih besar adalah nilai R/C ratio pada usahatani pola diversifikasi yaitu 2 sedangkan usahatani pola monokultur memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,75. Dapat diartikan bahwa usahatani pola diversifikasi yang dilakukan oleh petani lebih menguntungkan daripada usahatani pola monokultur. Meskipun usahatani pola diversifikasi lebih menguntungkan daripada usahatani pola monokultur, namun di daerah penelitian masih lebih banyak petani yang mengusahakan usahatani pola monokultur karena pada usahatani pola diversifikasi membutuhkan biaya produksi yang lebih banyak daripada usahatani pola monokultur. Pada usahatani pola monokultur juga lebih mudah perawatannya daripada usahatani pola diversifikasi. Selain itu juga karena di daerah penelitian lebih banyak petani yang memiliki luas lahan lebih sempit yang mengusahakan usahatani pola monokultur daripada usahatani pola diversifikasi. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata luas lahan petani yang mengusahakan pola diversifikasi memiliki rata-rata luas lahan yang lebih luas daripada petani yang mengusahakan pola monokultur yaitu rata-rata luas lahan yang mengusahakan pola monokultur memiliki luas lahan 0,238 Ha dan petani yang mengusahakan pola diversifikasi memiliki luas lahan rata-rata 0,358 Ha (dapat dilihat pada lampiran 3a dan 3b). Dari beberapa alasan tersebut yang membuat petani di daerah penelitian masih 13

lebih banyak yang mengusahakan usahatani pola monokultur meskipun usahatani pola diversifikasi lebih menguntungkan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara total biaya produksi usahatani pola monokultur dengan pola diversifikasi dimana rata-rata biaya produksi usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada rata-rata biaya produksi usahatani pola monokultur per luas tanam per tahun dan per Ha per tahun. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara total penerimaan usahatani pola monokultur dengan pola diversifikasi dimana rata-rata penerimaan pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada rata-rata penerimaan pada usahatani pola monokultur per luas tanam per tahun dan per Ha per tahun. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan bersih usahatani pola monokultur dengan pola diversifikasi dimana pendapatan bersih pada usahatani pola diversifikasi lebih besar daripada pendapatan bersih pada usahatani pola monokultur per luas tanam per tahun dan per Ha per tahun. 4. Nilai R/C ratio pada usahatani pola monokultur maupun pola diversifikasi >1, yang artinya usahatani yang dilakukan pada pola monokultur maupun diversifikasi layak atau menguntungkan bagi petani. 4.2 Saran Saran 1. Disarankan kepada petani untuk melakukan usahatani pola diversifikasi yang lebih menguntungkan meskipun biaya produksi lebih besar namun dapat mengurangi resiko gagal panen dan fluktuasi harga. 2. Kepada pemerintah disarankan agar dapat memberikan bantuan modal atau pinjaman kepada petani yang ada didaerah penelitian dengan bunga yang rendah agar petani yang ingin melakukan usahatani pola diversifikasi memiliki modal yang cukup karena dalam usahatani pola diversifikasi memerlukan biaya produksi yang lebih banyak. 3. Kepada mahasiswa dan peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan pendapatan usahatani yang 14

dilakukan berdasarkan komoditi yang diusahakan dengan pola monokultur dan pola diversifikasi dengan berbagai kombinasi tanaman yang diusahakan sehingga dapat diketahui mana yang lebih menguntungkan. DAFTAR PUSTAKA Soekartawi, A.Soeharjo, John L. Dillon, J.Brian Hardaker. 1984. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press. Jakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Cetakan Pertama. UI Press. Jakarta. Soepomo. 1997. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-11. Alfabeta. Bandung. 15