JURNAL REALISASI PEMENUHAN HAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA KHUSUSNYA PEMBANTU RUMAH TANGGA

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tawuran antar pelajar, kekerasan terhadap anak, perempuan, maupun pembantu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan menyenangkan bagi anggota keluarga, di sanalah mereka saling

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. TINJAUAN PUSTAKA. kekerasan itu tidak jauh dari kebiasaan kita. Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. proses saling tolong menolong dan saling memberi agar kehidupan kita. saling mencintai, menyayangi dan mengasihi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan-hubungan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

JURNAL EVEKTIVITAS PIDANA DENDA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. memberikan jaminan bahwa orang berhak membentuk suatu keluarga guna

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

Daftar Isi TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Penyusun: Justice for the Poor Project. Desain Cover: Rachman SAGA. Foto: Luthfi Ashari

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

BUPATI POLEWALI MANDAR

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pengendalian diri setiap orang di lingkup rumah tangga tersebut. 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

Vol 13 No. 2 Oktober 2017 ISSN

NASKAH AKADEMIK PERAN KEPOLISIAN DALAM MELINDUNGI HAK ISTRI SEBAGAI KORBAN PENELANTARAN KELUARGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

JURNAL IMPLEMENTASI HAK KORBAN UNTUK MENDAPATKAN RESTITUSI MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BAB I PENDAHULUAN. sesutu tentang tingkah laku sehari-hari manusia dalam masyarakat agar tidak

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

JURNAL SKRIPSI KAJIAN TERHADAP PERAN KONSULTAN HUKUM DALAM MENYELESAIKAN MASALAH TERHADAP KLIEN YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP ISTRI. A.Kajian Hukum Mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan

BAB I PENDAHULUAN. ciptaan makhluk hidup lainnya, Hal tersebut dikarenakan manusia diciptakan dengan disertai

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkawinan merupakan hal yang sakral bagi manusia, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS YURIDIS TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak pihak merasa prihatin dengan maraknya peristiwa kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN

Kata kunci: mediasi penal, tindak pidana, penganiayaan ringan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan

BAB II. PENGATURAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Tindak Pidana Kekerasan Dalam Hukum Pidana

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

SKRIPSI PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN PSIKIS DAN FISIK DALAM RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP ISTERI.

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SUAMI SEBAGAI KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN OLEH ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keharmonisan dan keutuhan rumah tangga merupakan dambaan setiap

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

: : Ilmu Hukum FAKULTAS HUKUM

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

ANALISIS KEBIJAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2004)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

Transkripsi:

JURNAL REALISASI PEMENUHAN HAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA KHUSUSNYA PEMBANTU RUMAH TANGGA Diajukan oleh : Mathsyah Alam Akbar N P M : 080509973 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Peradilan dan Penyelesaian Hukum Sengketa UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM 2013 1

Dr. Y. Sari MurtiWidiyastuti, S.H., M.Hum. I. Judul : Realisasi Pemenuhan Hak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Khususnya Pembantu Rumah Tangga II. Nama :BernardusSeptianKrisnaDwiWuryadi, C. Kastowo III. IlmuHukum, FakultasHukumUniversitasAtma Jaya Yogyakarta IV. Abstract: Legal writing / thesis is entitled " The realization of Victim 's Rights Domestic Violence Domestic especially domestic servants." Legal issues in legal writing / thesis is how the realization of the fulfillment of the rights of victims of domestic violence, especially domestic servant. This legal writing is made by the author aims to determine the actual fulfillment of the rights of victims of domestic violence especially domestic servant. Type of research is normative legal research and this study used secondary data as the main data. Research location chosen by the researcher is in sleman yogyakarta Police. Data used in this study is a secondary data. Secondary data obtained from primary legal materials which include norms of positive law in the form of legislation, secondary legal materials, which include : books, papers, research, internet, legal scholars opinion, opinion scholars law. Methods of data collection is done through the results of the study and analyzed qualitatively. from the analysis conducted by the author, it can be concluded that the fulfillment of the rights of victims of domestic violence especially domestic servants have not been too well - realized in accordance with Law No. 23 years 2004 about the Elimination of Domestic Violence Key woards : Realization, fulfillment right, victim, domestic violence, domestic servants 3

V Pendahuluan Kekerasan sering terjadi dalam kehidupan sehari hari seperti maraknya tawuran antar pelajar, kekerasan terhadap anak, perempuan, maupun pembantu semua bisa saja menjadi korban dari kekerasan.kekerasan juga merupakan permasalahan yang serius yang harus ditanggapi secara tegas oleh pemerintah dengan mengkhususkan Undang Undang yang mengatur tentang pelaksanaan perlindungan hak seseorang yang menjadi korban kekerasan. Di Indonesia tindakan kekerasan banyak terjadi dan yang paling sering terjadi adalah kekerasan fisik pada tingkat tertentu, baik yang mengakibatkan kematian ataupun cedera ringan sampai yang berat. Kekerasanadalah setiap tindakan yang berakibat penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi. Rumah tangga sering dianggap sebagai tempat yang paling aman bagi setiap orang atau individu.rumah tangga idealnya adalah tempat yang aman untuk berlindung dari segalam macam bentuk kejahatan terutama kekerasan yang bisa terjadi dimana saja.tetapi anggapan mengenai hal tersebut belum semuanya benar, karena sekarang ini banyak sekali terjadi tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( KDRT ) Korban kekerasan dalam rumah tangga tentu saja tidak hanya anggota keluarga saja tetapi juga orang yang berada dalam ruang lingkup rumah tangga yaitu pembantu rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dalam pasal 2 UU Nomor 23 4

Tahun 2004 yang berisi Lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini meliputi : a) Suami, isteri, dan anak b) Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud ada huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga dan atau c) orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PRT juga dilindungi dalam pasal ini. Menyangkut pada fakta yang terjadi di Indonesia perlindungan hak korban Kekekrasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) khususnya pembantu rumah tangga belum ter-realisasikan sebagaimana seharusnya. Dsini penulis akan membahas mengenai atau bagaimana merealisasikan bagaimana perlindungan hak bagi korban KDRT terutama terhadap pembantu rumah tangga dengan dasar hukum berupa Undang Undang Nomor 23 tahun 2004. VI. Isi A. Tinjauan Tentang Hak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga 1. Pengertian Kekerasan Kekerasan sendiri dalam bahasa kriminologi adalah violent yang artinya ditandai atau disebabkan oleh hal kekejaman, penyerangan atas diri orang lain dengan suatu paksaan yang hebat. Pengertian kekerasan dalam pasal 89 Undang 5

undang No. 1 Tahun 1946 tentang KUHP LNRI No. 127 tahun 1958 disebutkan bahwa membuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan. Pengertian kekerasan adalah kegiatan yang menunjukan suatu kekuatan tertentu yang sifatnya keras dan mengandung paksaan baik secara fisik, mental yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. 2. Jenis jenis Kekerasan Kekerasan dalam rumah tangga tentunya ada berbagai jenis dan cara sesuai dengan penggolongannya. Yang menjadi korban ini sering kali menganggap bahwa semua tindakan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban adalah perbuatan fisik semata, tetapi pada faktanya kekerasan dalam rumah tangga ini dapat digolongkan menjadi beberapa bentuk yaitu : a. Kekerasan fisik b. Kekerasan psikis c. Kekerasan seksual d. Kekerasan ekonomi B. Tinjauan Kekerasan Dalam Rumah Tangga 1. Kekerasan Dalam Rumah Tangga Berdasarkan Undang-Undang No 23 tahun 2004 tentang PKDRT pada pasal 1 butir 1 menyebutkan bahwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah 6

setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum. 2. Hak Hak Korban Kekerasan Korban kekerasan telah diatur dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga secara jelas bahwa : a. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan,advokat, lembaga social, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan b. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis c. Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahisaan korban d. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum Pelayanan bimbingan rohani. 3. Perlindungan Hukum Bagi Saksi dan Korban Undang Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalma Rumah Tangga juga membagi perlindungan itu menjadi perlindungan yang bersifat sementara dan perlindungan dengan penetapan pengadilan serta pelayanan. Perlindungan dan pelayanan diberikan oleh institusi 7

dan lembaga sesuai tugas dan fungsinya masing-masing, perlindungan yang diberikan berupa : a. Perlindungan oleh kepolisian berupa perlindungan sementara b. Perlindungan oleh advokat diberikan dalam bentuk konsultasi hukum, melakukan mediasi dan negosiasi di antara pihak termasuk keluarga korban dan keluarga pelaku (mediasi), dan mendampingi korban di tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan dalam sidang pengadilan (litigasi), melakukan koordinasi dengan sesama penegak hukum, relawan pendamping, dan pekerja sosial (kerja sama dan kemitraan). c. Perlindungan dengan penetapan pengadilan dikeluarkan dalam bentuk perintah perlindungan yang diberikan selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang. d. Pelayanan tenaga kesehatan penting sekali artinya terutama dalam upaya pemberian sanksi terhadap pelaku kekerasan dalam rumah tangga e. Pelayanan pekerja sosial diberikan dalam bentuk konseling untuk menguatkan dan memberi rasa aman bagi korban, memberikan informasi mengenai hak-hak korban f. Pelayanan relawan pendamping diberikan kepada korban mengenai hak-hak korban untuk mendapatkan seorang atau beberapa relawan pendamping, mendampingi korban 8

g. Pelayanan oleh pembimbing rohani diberikan untuk memberikan penjelasan mengenai hak, kewajiban dan memberikan penguatan iman dan takwa kepada korban. C. Realisasi Pemenuhan Hak Pembantu Rumah Tangga Sebagai Korban 1. Pembantu Rumah Tangga Pembantu Rumah Tangga (PRT) adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan rumah tangga dengan menerima upah 2. Hak Pembantu Rumah Tanggga yang Menjadi Korban Kekerasan Menurut Undang Undang Nomor 23(10) Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga mengenai hak hak pembantu rumah tangga yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( KDRT ) adalah: a. perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan b. pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis c. penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban 9

d. pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan, pelayanan bimbingan rohani. 3. Realisasi Pemenuhan Hak Pembantu Rumah Tangga Realisasi pemenuhan hak pembantu rumah tangga belum terealisasikan dengan baik walaupun sudah diatur dengan jelas mengenai perlindungan hak korban kekerasan dalam Undang undang No. 23 tahun 2004 tidak sesuai dengan fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari hari. VII Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa realisasi pemenuhan hak korban kekerasan dalam rumah tangga khususnya pada pembantu rumah tangga belum ter-realisasikan sesuai dengan Undang Undang No.23 tahun 2004Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dimana dalam Undang Undang tersebut pembantu rumah tangga yang menjadi korban kekerasan mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan baik secara jasmani maupun rohani tetapi pada kenyataannya, upaya pemenuhan hak korban belum ter-realisasikan karena pada faktanya sebagian besar tidak ada kasus yang ditangani naik ke pengadilan, tetapi diselesaikan secara kekeluargaan karena kurangnya pengetahuan dari pembantu rumah tangga mengenai hak hak mereka sebagai korban kekerasan dalam rumah tangga. 10

Saran 1. Untuk memperjelas status pembantu rumah tangga maka pemerintah harus mengkategorikan pembantu rumah tangga dalam Undang Undang tenaga kerja yaitu Undang Undang No 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan 2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat awam tentang pemenuhan hak pembantu rumah tangga agar tidak terjadi lagi kekerasan terhadap pembantu dalam rumah tanggga 3. Bagi para majikan diharapkan memberikan kelonggaran waktu bagi pembantu rumah tangga untuk bersosialisasi dan menambah wawasan mengenai hak hak pembantu rumah tangga 11

VIII DaftarPustaka Buku Muladi, Hak Asasi Manusia, Hakekat, Konsep dan Implikasinya Dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat, Bandung, Refika Aditama, 2005 Moeljanto, Asas Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, 2002, hal. 54 Rena Adrian, Kekerasan Terhadap Perempuan, Karya Nusantara, Bandung2005. Website http://kompasiana.com/2012/10/20/hentikan-kekerasan-terhadap-pembanturumah-tangga-502996.html http://www.lbh-apik.or.id/prt%20-%20ruu%20versi%20jala.htm http://penelitian.lppm.upi.edu/detil/209/perlindungan-hak-hak-pembanturumah-tangga http://suaramerdeka.com/index.php/read/news/2008/12/21/19904 http://www.lautanindonesia.com/blog/tulisangakpenting/blog/1555/bentuk---bentukkdrt http://gendo.multiply.com/journal/item/7/urgensi_vonis_rehabilitasi_terha DAP_KORBAN_NAPZA_DI_INDONESIA http://humas.kutaikartanegarakab.go.id/index.php/readfaktor-penyebab-terjadinyakdrt-adalah-budaya-patriarki-yangmasihkuat/http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/rochmat%20wahab,%20m.pd., MAKEKERASAN%20DALAM%20RUMAH%20TANGGA(Final).pdf 12

http://www.apikescm.ac.id/infokes/volume1nomor1/mewaspadaikekerasan/mewaspada i%20kekerasan_.pdf 13