BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuaan dan teknologi (IPTEK) berkembang demikian pesat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah program, (Azwar 2001:2), Program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan,akhlak

BAB I PENDAHULUAN. secara kompetitif dalam mengembangkan pembangunan suatu negara. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

. BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan suatu lembaga yang didesain khusus untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan diharapkan mampu menggali potensi diri untuk dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten untuk dapat berperan dalam pembangunan nasional. Dengan mengikuti proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu mendapatkan ilmu dan memiliki keunggulan di salah satu bidang agar dapat berkompetisi di dunia kerja. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menyangkut fungsi pendidikan dalam pembangunan nasional itu diwujudkan dan ditempuh melalui proses pembelajaran, baik didalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pedidikan non formal misalnya lembagalembaga pelatihan seperti kursus menjahit, memasak, musik, kecantikan, komputer maupun teknisi lainnya. Sedangkan lembaga pendidikan formal seperti Pendidikan Usia Dini (PAUD), sekolah dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Perguruan Tinggi. Salah satu lembaga pendidikan formal yang menyiapkan lulusannya untuk mampu dan siap terjun kedunia kerja adalah sekolah menengah kejuruan (SMK), tujuan pendidikan kejuruan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

SMK Negeri 1 Balige adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang menyiapkan lulusannya untuk diharapkan mampu memasuki dan bersaing di dunia usaha dan industri. Terdapat beberapa bidang jurusan yang ada di sekolah ini, salah satunya adalah Teknik Bangunan. Dalam Teknik Banguan terdapat tiga program keahlian yaitu: Teknik Konstruksi Batu Dan Beton, Teknik Gambar Bangunan dan Teknik Konstruksi Kayu. Teknik Konstruksi Batu Dan Beton adalah program keahlian yang mempelajari pengetahuan tentang bagaimana konstruksi batu dan beton dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah teknik bangunan. Pengetahuan ini disiapkan untuk dapat menetukan kualitas bangunan. Bagi siswa yang baru memasuki bangku pendidikan kejuruan Teknik Konstruksi Batu Dan Beton, akan terlebih dahulu di bekali degan ilmu Menyusun Rencana Anggaran Biaya (MRAB). Mata diklat ini berisikan konsep dasar MRAB dimana akan menjadi modal awal siswa dalam melanjutkan pendidikan di jenjang kelas berikutnya. Pembelajaran MRAB pada dasarnya dimaksudkan untuk mendidik dan melatih siswa agar dapat berkompeten dibidang konstruksi khususnya konstruksi bangunan gedung, sehingga nantinya siswa dapat mengimplementasikan kedalam dunia kerja. Hal ini sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2006, bahwa SMK memiliki tujuan khusus 1). Menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang terpilih, 2). Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam kompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesioanl dalam bidang keahlian yang diminatinya, 3). Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4). Membekali siswa dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. MRAB merupakan bagian terpenting dalam menyelenggarakan pembuatan bangunan. Mukomoko (2011 : 1) menyatakan bahwa menyusun rencana

anggaran biaya adalah merencanakan sesuatu bangunan dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya, beserta besar biaya yang dibutuhkan dan susunan-susunan pelaksanaan dalam bidang administrasi maupun pelaksanaan kerja dalam bidang teknik. Mata diklat MRAB merupakan mata diklat yang mengungkapkan tentang cara menghitung biaya dan penyelenggaraan konstruksi bangunan dengan baik. Selanjutnya Ibrahim (dalam Rahmadani, 2009) menyatakan menyusun rencana anggaran biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau suatu proyek. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah penulis lakukan pada tanggal 19 sampai 21 Oktober 2013, hasil belajar MRAB SMK Negeri 1 Balige belum memuaskan, hal ini dilihat berdasarkan nilai mata diklat MRAB untuk tahun ajaran 2011/2012 yang ada pada Daftar Kumpulan Nilai (DKN) SMK N 1 Balige diperoleh nilai sebagai berikut: Tabel 1 Nilai Hasil Belajar MRAB Kelas XI SMK Negeri 1 Balige Tahun Ajaran 2011/2012. Nilai fo fr (%) Keterangan 90-100 - - Sangat Kompeten 80-89 2 10,53 Kompeten 75-79 17 89,47 Cukup Kompeten <75 - - Tidak Kompeten Jumlah 19 100 Sumber: DKN SMK Negeri 1 Balige. Dari persentasi hasil belajar siswa di atas, seluruh siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Terdapat 17 (89,47%) siswa yang mencapai kriteria cukup kompeten, 2 (10,53%) siswa yang sudah kompeten, namun belum ada siswa yang mendapat nilai sangat kompeten. Maka perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan hasil belajarnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa melalui melalui proses pembelajaran. Dengan penelitian ini, diharapkan nilai hasil belajar siswa untuk mata pelajaran

MRAB dapat meningkat. Siswa yang cukup berkompetensi dapat meningkat dalam kategori berkompetensi dan siswa yang sudah berkompetensi dapat meningkat dalam kategori sangat berkompetensi. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan saat proses pembelajaran guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Model pembelajaran yang kurang tepat dan kurang bervariasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa. Sejumlah guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan oleh Slameto (2003) yaitu: Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor sekolah yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah, yang kurang menarik sehingga kegiatan pembelajarannya bersifat monoton. Untuk mengatasi masalah di atas, perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dikelompokkan dalam kelompok belajar secara heterogen dan menggunakan lembar kegiatan untuk

menuntaskan pokok bahasan, kemudian mereka saling membantu untuk memahami bahan pembelajaran dengan melakukan diskusi. Keunggulan model pembelajaran koopeatif tipe STAD dari pembelajaran konvensional adalah adanya teman sebaya yang dapat saling membantu di dalam kelompok yang memungkinkan siswa untuk lebih memahami materi tersebut, karena taraf berfikir mereka masih relatif sama, disamping itu pembahasan materi pembelajaran pun menjadi lebih mendalam. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga memberikan penerimaan perbedaan individu dalam kelompok, baik dalam perbedaan ras, budaya, sosial dan kemampuan siswa. Dapat dilihat pada kenyataannya, bahwa banyak perbedaan yang dijumpai pada siswa-siswa di sekolah berdasarkan latar belakang mereka masing-masing. Oleh karena itu, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Apakah aktivitas dan hasil belajar MRAB siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Balige dapat meningkat dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD? B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi permasalahan adalah hasil belajar mata diklat MRAB. Sementara variabel lainnya yang diduga mempunyai hubungan dengan hasil belajar mata diklat MRAB adalah model pembelajaran yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, dapat diidentifikasi permasalahan yang mempunyai kaitan dengan variabel penelitian. Maka masalahmasalah yang akan dihadapi dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Aktivitas belajar mata diklat MRAB siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige tahun ajaran 2011/2012 masih tergolong rendah.

2. Hasil belajar mata diklat MRAB siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige tahun ajaran 2011/2012 masih tergolong rendah 3. Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI program keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige pada tahun ajaran 2013/2014. 4. Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI program keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige pada tahun ajaran 2013/2014. C. Batasan Masalah Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah serta mengingat kemampuan penulis yang terbatas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige. 2. Penelitian ini dilakukan pada Mata diklat MRAB pada materi perhitungan harga satuan pekerjaan yang akan membahas tentang menghitung volume pekerjaan struktur dan non struktur. 3. Penelitian ini Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar Menyusun Rencana Anggaran Biaya siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige Tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Apakah dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Menyusun Rencana Anggaran Biaya siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige Tahun Pelajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar MRAB siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar MRAB siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Balige melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengguna informasi penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Manfaat secara teori untuk menambah wawasan baru dalam pembelajaran bagian-bagian bangunan gedung dan sebagai masukan atau informasi bagi guru dalam pembelajaran khususnya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran MRAB. 2. Manfaat praktis a) Bagi Sekolah. Memberikan masukan yang baik bagi sekolah sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. b) Bagi Guru - Untuk dapat berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri dan membuat guru lebih percaya diri.

- Untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru karena sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. - Untuk dapat berkembang secara professional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. c) Bagi Siswa. - Menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran MRAB. - Menambah pemahaman siswa dalam Pembelajaran MRAB d) Bagi Mahasiswa. - Menambah pengalaman dan melatih mahasiswa dalam pembuatan karya ilmiah - Sebagai masukan bagi mahasiswa ketika menjadi seorang guru untuk menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran.