PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 13 TAHUN TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IZIN PERDAGANGAN DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTA KUPANG NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BERITA KOTA SERI : E NOMOR PERATURAN TENTANG. memperkuat. struktur. Peraturan. No. DAG/PER/9/ Penerbitann Perdagangan. 2. Undang-U. tentang.

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA. Nomor : 28 A Tahun 2005 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN USAHA PERDAGANGAN DAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KETENTUAN PEMBERIAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN KOTA BATAM


PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG USAHA PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Programing di Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 591/MPP/Kep/10/1999

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 75 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 74 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 5 Tahun 2006 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 12 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG IJIN USAHA INDUSTRI ( IUI ) WALIKOTA DENPASAR,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI USAHA DI BIDANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERGUDANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 18 Tahun : 2005 Serie : E Nomor : 8

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERGUDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU- BAU,

LEMBARAN DAERAH TANDA DAFTAR GUDANG (TDG) PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2003

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBAHANAHUWATA ALA BUPATI ACEH BESAR

BUPATI PAKPAK BHARAT. PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 3l TAHUN 2011 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Walikota Cilegon KEPUTUSAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) WALIKOTA CILEGON,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN USAHA BIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 02 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2008 NOMOR 1 SERI C

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 127 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2007 NOMOR 8

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 5 TAHUN 2000 IZIN GANGGUAN

WALIKOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DI KOTA BONTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 06 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP )

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PEMBERIAN SURAT IZIN USAHA INDUSTRI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73/MPP/Kep/3/2000 TENTANG KETENTUAN KEGIATAN USAHA PENJUALAN BERJENJANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN USAHA BIDANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 3 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM RETRIBUSI IZIN USAHA PERINDUSTRIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU PENERBITAN SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL PAS KAPAL DAN REGISTRASI KAPAL

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DAN RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 23 Tahun 2004 Lampiran : 1 ( satu) berkas.

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa kemajuan dan pertumbuhan perekonomian Kota Bontang yang cukup pesat perlu terus didorong dan ditumbuh kembangkan demi terwujudnya Kota Bontang sebagai Kota perdagangan, Industri dan Jasa; b. bahwa agar arah dan laju pertumbuhan Dunia Usaha Kota Bontang tetap terjaga perlu adanya pembinaan yang terus menerus dari Pemerintah Kota Bontang; c. bahwa untuk mencapai maksud sebagaimana huruf a dan b diatas, maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Bedrifjsreglementerings Ordonnantie Tahun 1934 (Stbl 1938 Nomor 86) ; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587) ; 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3611) ; 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ; 5. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten

Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 175, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3896), Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3962) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 3952, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ; 7. Peraturan Daerah kota Bontang Nomor 5 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BONTANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Bontang.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Bontang. 3. Kepala Daerah adalah Walikota Bontang. 4. Dinas adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bontang. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bontang. 6. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 7. Surat izin adalah Naskah Dinas yang berisi persetujuan atas suatu permohonan yang diajukan oleh masyarakat dan dikeluarkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 8. Perdagangan adalah suatu kegiatan, tindakan atau perbuatan yang bertujuan untuk mengalihkan hak atas barang dengan maksud untuk mendapatkan laba atau kompensasi. 9. Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh orang atau badan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba. 10. Surat Ijin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disingkat SIUP adalah naskah dinas yang dikeluarkan Kepala Daerah kepada orang pribadi atau badan hukum untuk melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. 11. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus yang didirikan, bekerja serta berkedudukan di Kota Bontang untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba. 12. Barang Berbahaya adalah barang-barang yang bila terjadi kecelakaan atau insiden dapat menimbulkan kekhawatiran dan atau keselamatan masyarakat sekitar lingkungan seperti gas, methanol, amoniak, bahan bakar gas dan bahan-bahan kimia lainnya. 13. Barang Beracun adalah barang-barang yang berbentuk padat, cair dan gas yang mengandung racun yang berbahaya seperti pestisida,

herbisida, insektisida dan sejenisnya. BAB II SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) Pasal 2 (1) Setiap perusahaan yang melakukan perdagangan di Kota Bontang wajib memperoleh Surat izin Usaha Perdagangan ( SIUP ). (2) Surat Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri : a. SIUP Kecil; b. SIUP Menengah; c. SIUP Besar; Pasal 3 Kewenangan pemberian SIUP berada pada Kepala Daerah Pasal 4 SIUP berlaku selama Perusahaan yang bersangkutan masih menjalankan kegiatan usaha Perdagangan Pasal 5 (1) Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih perusahaan dari Rp. 0,- sampai dengan Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah) tidak termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha, wajib memperoleh SIUP Kecil; (2) Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih antara Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta

rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) tidak termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha, wajib memperoleh SIUP menengah; (3) Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih seluruhnya diatas Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk nilai tanah dan bangungan tempat usaha, Wajib memperoleh SIUP Besar. Pasal 6 Perusahaan yang melakukan perubahan modal dan kekayaan bersih baik karena peningkatan maupun penurunan yang dibuktikan dengan Akta Perubahan dan Neraca perusahaan, wajib menyesuaikan SIUP sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 (lima) Pasal 7 Perwakilan/Cabang perusahaan dari daerah lain yang beroperasi di Bontang wajib memperoleh SIUP yang diterbitkan oleh Pemerintah daerah Pasal 8 Perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban memperoleh SIUP adalah : a. Perusahaan kecil perorangan yang tidak berbentuk Badan Hukum atau Persekutuan yang diurus, dijalankan serta dikelola sendiri oleh pemiliknya atau yang mempekerjakan anggota keluarga atau kerabat terdekat. b. Perdagangan keliling, asongan, Pedagang pinggir jalan atau Pedagang kaki Lima Pasal 9 Setiap perusahaan yang telah memperoleh SIUP selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterbitkannya SIUP, wajib mendaftarkan Perusahaannya dalam Daftar Perusahaan

Pasal 10 (1) Permintaan SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (enam) diajukan kepada Kepala daerah melalui Dinas dengan mengisi formulir surat permohonan SIUP (2) Permintaan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditanda tangani oleh pemilik atau Direktur Utama atau Penanggung jawab Perusahaan BAB III TATA CARA PERMINTAAN PENERBITAN SIUP Pasal 11 (1) Permintaan SIUP sebagaimana dimaksud Pasal 5 (lima) bagi perusahaan yang berbentuk Perseorangan Terbatas harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen : a. Copy Akta Notaris Pendirian Perusahaan yang dilengkapi dengan Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Menteri Kehakiman; b. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Bontang Direktur Utama atau Penanggung jawab Perusahaan c. Pas foto Direktur Utama atau penangung jawab Perusahaan sebanyak 2 (dua) lembar; d. Copy NPWP Perusahaan; e. Copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemerintah Daerah bagi kegiatan usaha Perdagangan yang dipersyaratkan SITU berdasarkan ketentuan Undang-Undang

Gangguan (HO); f. Neraca Perusahaan; (7) Permintaan SIUP sebagaimana dimaksud dengan Pasal 5 (lima) bagi perusahaan yang berbentuk Koperasi : a. Copy Akta Pendirian Koperasi dari Instansi yang berwenang; b. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Bontang Pimpinan/Penanggung jawab Koperasi; c. Pas foto Direktur Utama atau penangung jawab Koperasi sebanyak 2 (dua) lembar; d. Copy NPWP Koperasi; e. Copy surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemerintah Daerah bagi kegiatan usaha Perdagangan yang dipersyaratkan SITU berdasarkan ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO); f. Neraca Koperasi; (7) Permintaan SIUP sebagaimana dimaksud Pasal 5 (lima) bagi perusahaan yang tidak berbentuk Perseroan Terbatas dan Koperasi harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen : a. Perusahaan Persekutuan : 1. Copy Surat Akta Pendirian perusahaan / akta Notaris yang telah didaftarkan pada Pengadilan Negeri; 2. Copy kartu tanda penduduk (KTP) Bontang Direktur Utama atau penangung jawab Perusahaan.

3. Pas foto Direktur Utama atau penangung jawab Perusahaan sebanyak 2 (dua) lembar; 4. Copy NPWP Perusahaan; 5. Copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemerintah Daerah bagi kegiatan usaha Perdagangan yang dipersyaratkan SITU berdasarkan ketentuan Undang- Undang Gangguan (HO); 6. Neraca Perusahaan; b. Perusahaan Perorangan : 1. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Bontang Direktur Utama atau Penanggung jawab Perusahaan; 2. Pas foto Direktur Utama atau penangung jawab Perusahaan sebanyak 2 (dua) lembar; 3. Copy NPWP perusahaan; 4. Copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

dari Pemerintah Daerah setempat bagi kegiatan usaha Perdagangan yang dipersyaratkan SITU berdasarkan ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO); 5. Neraca perusahaan; Pasal 12 (1) Bagi Pemohon SIUP yang belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 11 ayat (1) huruf a, apabila dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari sejak pengajuan permohonan pengesahan Perseroan Terbatas kepada Menteri Kehakiman belum mendapatkan Surat keputusan pengesahan, maka Pemohon SIUP cukup melampirkan copy Akta Pendirian Perusahaan dan Copy Bukti Setor Biaya Administrasi Pembayaran proses pengesahan Perseroan Terbatas dari Departemen Kehakiman. (2) Apabila permohonan pengesahan sebagaimana maksud ayat (1) pasal ini tidak dikabulkan oleh Departemen Kehakiman, maka SIUP yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah akan dicabut. Pasal 13 Dalam hal penyampaian copy Dokumen sebagaimana dimaksud Pasal 11 dan 12 harus melampirkan aslinya guna penelitian dan akan dikembalikan kepada Pemohon setelah penelitian dokumen selesai. Pasal 14 (1) Selambat - lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya surat permohonan SIUP yang telah dilengkapi dengan dokumen yang benar sebagaimana Pasal 11 dan Pasal 12 Kepala Daerah wajib

menerbitkan SIUP. (2) Apabila pengisian surat permohonan SIUP dan perlengkapannya sebagaimana dimaksud Pasal 11 dan Pasal 12 belum lengkap dan benar, Kepala Daerah Wajib melakukan penundaan penerbitan SIUP dengan memberitahukan secara tertulis kepada pemohon SIUP beserta alasan-alasannya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak permohonan SIUP diterima. (3) Permohonan SIUP yang ditolak atau ditunda permintaan SIUP nya dapat mengajukan kembali permintaan SIUP dengan persyaratan yang telah ditentukan sebagaimana Pasal 11. Pasal 15 Jenis, bentuk, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan format penerbitan SIUP akan ditentukan lebih lanjut melalui keputusan Kepala Daerah. BAB IV PENUNJUKAN PEJABAT PENERBIT SIUP Pasal 16 (1) Kepala Daerah menunjuk Kepala Dinas sebagai pejabat yang berwenang menerbitkan SIUP; (2) Apabila Kepala Dinas berhalangan selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, Kepala Daerah wajib menunjuk satu pejabat dilingkungan Dinas setingkat lebih rendah yang bertindak untuk dan atas nama Kepala Daerah untuk menerbitkan SIUP. BAB V PENGGANTIAN SIUP

Pasal 17 (1) SIUP harus diganti apabila sudah tidak sesuai lagi dengan fakta sebagaimana dimaksud Pasal 6. (2) SIUP yang hilang dapat diganti dengan SIUP yang baru dengan melampirkan surat keterangan Polisi. (3) SIUP yang rusak dapat diganti dengan SIUP yang baru dengan mengajukan permintaan pengantian SIUP dengan melampirkan SIUP asli yang rusak. BAB VI KEWAJIBAN PEMEGANG SIUP Pasal 18 Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha Perdagangan atas barangbarang berbahaya, beracun, beralkohol atau usaha lain yang menimbulkan kekhawatiran/keresahan masyarakat, perizinannya akan diatur dalam ketentuan tersendiri. Pasal 19 Penanggung jawab perusahaan mempunyai kewajiban melaporkan kepada Kepala Daerah/ Pejabat penerbit SIUP apabila akan ditutup baik sementara atau selamanya atas perusahaan yang dikelolanya, paling lama 1 (satu) bulan sebelum ditutup. Pasal 20 Perusahaan pemegang SIUP wajib memberikan laporan perusahaan, jika sewaktu-waktu diperlukan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang berwenang.

BAB VII S A N K S I Pasal 21 (1) Kepala Daerah berhak memberikan sanksi berupa peringatan tertulis, pembekuan, dan pencabutan SIUP. (2) Apabila suatu Perusahaan telah dibekukan, atau dicabut SIUP nya, maka Perusahaan dilarang melakukan kegiatan usaha Perdagangan. Pasal 22 (1) Perusahaan akan diberikan peringatan tertulis apabila: a. Perusahaan pemegang SIUP tidak mentaati Peraturan Daerah ini atau Peraturan lain yang berlaku. b. Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan bidang usaha yang tercatat dalam SIUP yang diperoleh. c. Adanya laporan dari Pejabat yang berwenang bahwa Perusahaan tersebut tidak memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. Adanya laporan dari Pejabat yang berwenang bahwa Perusahaan tersebut telah melakukan pelanggaran atas aturan perundang-undangan yang berlaku. e. Perusahaan tersebut belum mendaftarkan Perusahaannya sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9. (6) SIUP Perusahaan dapat dibekukan apabila: a. Telah mendapatkan peringatan tertulis sebagaimana ayat (1) sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 1 (satu) bulan. b. Berdasarkan bukti yang cukup yang dimiliki oleh aparat yang berwenang bahwa Perusahaan tersebut telah merugikan konsumen, lingkungan hidup atau masyarakat banyak. c. Sedang diperiksa / disidang pengadilan karena didakwa melakukan tindak pidana. (4) SIUP Perusahaan dapat dicabut apabila: a. SIUP yang diperoleh berdasarkan data yang tidak benar/ palsu dari perusahaan yang bersangkutan. b. SIUP Perusahaan yang dibekukan karena tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a, di atas. c. Perusahaan yang bersangkutan telah dijatuhi Hukum Pidana yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap atas pelanggaran sebagaimana dimaksud Ayat (2) huruf b dan c di atas. Pasal 23 SIUP yang dibekukan dapat diberlakukan lagi apabila Perusahaan pemegang SIUP: a. Telah melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Apabila ternyata tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana alasan pembekuan SIUP menurut keputusan hukum yang berkekuatan tetap.

Pasal 24 (1) Perusahaan yang telah dicabut SIUP nya dapat mengajukan keberatan kepada Kepala Daerah selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencabutan SIUP. (2) a. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya keberatan pencabutan SIUP, Kepala Daerah harus memberikan jawaban menerima atau menolak keberatan Perusahaan. b. Apabila sampai batas waktu sebagai mana maksud huruf a diatas Kepala Daerah belum memberikan tanggapan, maka secara otomatis dianggap menerima keberatan dan harus menerbitkan kembali SIUP yang telah dicabut. (3) Dalam hal Kepala Daerah menerima permohonan keberatan atas pencabutan SIUP, maka SIUP tersebut dapat diterbitkan kembali. BAB VIII B I A Y A Pasal 25 Dalam pelaksanaan penerbitan SIUP pemohon tidak dikenakan biaya administrasi. BAB XIX KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini SIUP yang dimiliki Perusahaan yang berkedudukan di Kota Bontang namun diterbitkan oleh selain

Pemerintah Daerah dinyatakan tidak berlaku. Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah. Disahkan di Bontang pada tanggal 30 Desember 2002 WALIKOTA BONTANG ANDI SOFYAN HASDAM Diundangkan di Bontang pada tanggal 31 Desember 2002 SEKRETARIS DAERAH KOTA BONTANG M. NURDIN. MT LEMBARAN DAERAH KOTA BONTANG TAHUN 2002 NOMOR 30