1 of 5 02/09/09 11:45

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA HUTAN RAKYAT DAN PADA TANAH MILIK

1 of 5 02/09/09 11:36

1 of 6 02/09/09 11:42

1 of 5 02/09/09 11:40

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 of 7 02/09/09 11:26

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 of 6 02/09/09 10:52

1 of 5 02/09/09 11:07

1 of 7 02/09/09 11:19

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 09 TAHUN 2001 TENTANG PERIZINAN DAN RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Nomor : 20 Tahun 2001 Seri : B Nomor : 12

1 of 6 02/09/09 11:29

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 of 6 02/09/09 11:27

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 7 TAHUN 1999 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN LAIK TANGKAP KAPAL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKKAN PENGGUNAAN TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KTP DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMANFAATAN LAHAN PADA HUTAN NEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBORAN AIR BAWAH TANAH DAN IZIN PEMAKAIAN AIR BAWAH TANAH

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 17 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

1 of 5 02/09/09 11:30

1 of 6 02/09/09 11:21

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Nomor : 24 Tahun 2001 Seri : B Nomor : 16

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENGINAPAN/PESANGGRAHAN/ VILLA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Nomor : 16 Tahun 2001 Seri : B Nomor : 08

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAD TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN BENGKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 17 TAHUN 2006 RETRIBUSI IZIN TRAYEK

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 19 tahun 1998 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN TRAYEK

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 33 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KTP DAN AKTA CATATAN SIPIL

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN CILACAP

Transkripsi:

Home Galeri Foto Galeri Video klip Peraturan Daerah Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA HUTAN RAKYAT DAN PADA TANAH MILIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, Menimbang : Mengingat : Menetapkan : a. bahwa pemanfaatan kayu pada hutan rakyat dan pada tanah milik perlu dilakukan pembinaan agar kondisi lingkungan di Kabupaten Pelalawan tetap lestari; b. bahwa untuk melakukan pembinaan terhadap kegiatan pemanfaatan kayu pada hutan rakyat dan pada tanah milik; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Izin Pemanfaatan Kayu Pada Hutan Rakyat dan Pada Tanah Milik; 1. Undang undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 25 ); 2. Undang undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok pokok Agraria ( Lembaga Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2034); 3. Undang undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaga Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209 ) 4. Undang undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaga Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang undang Nomor 34 Tahun 2000 ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048 ); 5. Undang undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699 ); 6. Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 ); 7. Undang undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran.Negara Nomor 3888 ); 8. Undang undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902 ) sebagaimana telah di ubah dengan Undang undang Nomor 13 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3968 ); 9. Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang undang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258 ); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952 ); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139 ); 12. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Tehnik Penyusunan Peraturan Perundang -undangan dan Bentuk Rancangan Undang undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PELALAWAN MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA HUTAN RAKYAT DAN PADA TANAH MILIK. Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Daerah adalah Kabupaten Pelalawan. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah otonom yang lain sebagai Badan Esekutif Daerah Kabupaten Pelalawan. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Pelalawan. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Pelalawan. 5. Dinas Kehutanan adalah Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan. 7. Hutan rakyat adalah hutan yang dibuka oleh masyarakat / kelompok tanii diatas tanah di luar kawasan hutan. 8. Hutan tanah milik adalah hutan yang tumbuh diatas yang dibebani hak milik secara sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 9. Pemanfaatan kayu adalah penebangan pohon atau pegumpulan batang, cabang dan ranting yang ada didalam areal hutan rakyat / hutan milik. 10. Badan adalah orang dan / atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi peseroan terbatas, perseroan komoditer, perseroan lainnya, Badan usaha milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan dan firma, kongsi, koperasi, yayasan, organisasi yang sejenis lembaga dan dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya. 11. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Pelalawan. 12. Peredaran Hasil Hutan Kayu adalah sistem lalu lintas atau perpindahan hasil hutan kayu dari suatu lokasi izin hutan kayu rakyat atau pada tanah milik ke tempat tujuan lainnya dlam rangka pemungutan hasil hutan kayu rakyat atau pada tanah milik. 13. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yag menurut peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, temasuk pungutan atau pemotongan Retribusi tertentu. 14. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib Retribusi untuk 1 of 5 02/09/09 11:45

memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah. 15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan yang menentukan besarnya jumlah retribusi. 16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDKB adalah surat ketetapan yang menetukan besarnya Retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok Retriusi, besarnya Administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. 17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah Surat ketetapan yang menentukan tambahan atas jumlah yang telah ditentukan. 18. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah surat yang digunakan oleh wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetornan Reribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ketempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. 19. Surat Tagihan Retribusi Daerah selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan Retribusi dan atau sanksi Adminstrasi berupa bunga dan atau denda. 20. Pemeriksaan adalah serangkai kegiatan untuk mencari dan mengumpulkan dan mengelola data dan / atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan Reribusi Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan. 21. Penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri Sipil yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangka. BAB II P E R I Z I N A N Pasal 2 1. Setiap orang atau badan yang melakukan kegiatan pemanfaatan kayu pada hutan rakyat dan pada tanah milik dengan diameter minimal 5 ( Lima ) cm pangkal batang dan kayunya dipergunakan untuk diperdagangkan harus mendapat izin. 2. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diberikan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk. 3. Persyaratan untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) adalah : a. Lokasi yang dimohon dibuktikan dengan bukti kepemilikan yang sah / surat keterangan Kepala Desa / Camat; b. Lokasi yang dimohon benar-benar diluar kawasan / hak penguasa hutan yang masih dibebani kewajibankewajiban kepada negara / pemerintah. 4. Tata Cara mengajukan izin sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) adalah : Permohonan yang dibuat dan ditujukan kepada kepala Daerah melalui Dinas kehutanan berisi dokumen-dokumen : a. Surat bukti kepemilikan / keterangan Kepala Desa atau Camat. b. Peta lokasi dan perkiraan potensi produksi. c. Permohonan diproses seterusnya diturunkan Tim peninjau lapangan atau dibuat berkas berita acara pemeriksaan menyangkut status lahan, dan potensi kayu yang dibuat dalam Daftar Laporan Hasil Cruising ( DLHC ) untuk seterusnya sebagai dasar pemberian surat Keputusan IPKR dan dokumen pengangkutannya oleh pejabat yang berwewenang. Pasal 3 Izin pemanfaatan kayu pada hutan rakyat dan pada tanah milik dengan diameter 5 ( Lima ) cm diberikan untuk jangka waktu 6 ( enam ) bulan dengan luas tanah maksimal100 Ha dan Volume maksimal 20.000 m3. Pasal 4 Izin Pemanfaatan Kayu Pada Hutan Rakyat dan Pada Tanah Milik dapat dicabut apabila : a. Melakukan tindakan yang bertentangan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku atau melanggar kepentingan umum ; b. Tidak melakukan kegiatan sesuai dengan izin yang diberikan ; c. Melalaikan kewajiban sebagai pemilik izin sebagaimana diatur peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau kewajiban lain yang akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah BAB III KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN Pasal 5 1. Setiap pemegang izin wajib membayar Retribusi. 2. Melaksanakan prosedur tata usaha hasil hutan sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Menjaga, mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. BAB IV PEREDARAN HASIL HUTAN KAYU RAKYAT DAN PADA TANAH MILIK Pasal 6 1. Pemilik kayu yang berasal dari lokasi izin hutan kayu rakyat dan pada tanah milik yang akan mengangkut hasil produksinya harus melaporkan tentang rencana pengangkutan kayunya kepada Dinas kehutanan setempat untuk diproses dokumennya. 2. setiap hasil kayu yang dapat diangkut dari lokasi izin hutan kayu rakyat dan pada tanah milik ketempat atau tujuan lainnya dalam rangka pemungutan, pengangkutan, pemasaran dan pengelolaan hasil hutan kayu rakyat atau pada tanah milik harus disertai dengan Dokumen Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan ( SKSHH ) yang dibubuhi cap kayu rakyat pada sudut kanan dokumen SKSHH. 3. Tata cara pengangkutan hasil hutan kayu rakyat dan pada tanah milik dan pelaporan dilaksanakan sesuai prosedur tata usaha hasil hutan yang berlaku. BAB V NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 7 Dengan nama Retribusi Izin pemanfaatan kayu pada hutan rakyat dan pada tanah milik dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin pemanfaatan kayu pada hasil hutan rakyat dan pada tanah milik. Pasal 8 Obyek Retribusi adalah setiap pemberian Izin Pemanfaatan kayu pada hutan rakyat dan pada tanah milik yang diberikan kepada orang pribadi atau Badan oleh Kepala Daerah. Pasal 9 Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan Izin Pemanfaatan Kayu pada Hutan Rakyat dan pada Tanah Milik. BAB VI GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 10 2 of 5 02/09/09 11:45

Retribusi Izin Pemanfaatan Kayu Pada Hutan Rakyat dan Pada Tanah Milik termasuk golongan retribusi perizinan tertentu. BAB VII CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 11 Tingkat penggunaan jasa Retribusi Izin Pemanfaatan Kayu Pada Hutan Rakyat dan Pada Tanah Milik diukur berdasarkan klasifikasi dan jenis. BAB VIII PRINSIP PENETAPAN STRUKTUR BESARNYA DAN TARIF RETRIBUSI Pasal 12 Prinsip tarif Retribusi izin Pemanfaatan Kayu pada Hutan Rakyat dan pada Tanah Milik berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin Pemanfaatan Kayu pada Hutan Rakyat dan pada Tanah Milik Serta untuk pengendalian dan penggunaan. BAB IX STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RESTRIBUSI Pasal 13 Struktur dan besarnya tarif Retribusi sebagai berikut : Kelompok Kayu Produksi Hutan Rakyat dan Hutan Tanah Milik : a. Kelompok Kayu pertukangan sebesar Rp. 5.000,- (Lima ribu rupiah) / M3; b. Kelompok Baku Serpih sebesar ( BBS) Rp. 2.500,- (Dua ribu lima ratus rupiah). Wilayah pemungutan Retribusi adalah Kabupaten Pelalawan. BAB X WILAYAH PEMUNGUTAN RETRIBUSI Pasal 14 BAB XI TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 15 1. Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. 2. Retribusi dipungut dengan mengunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. 3. Hasil pungutan retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 disetor ke Kas Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB XII MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERHUTANG Pasal 16 Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang lamanya ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai dasar untuk menetapkan besarnya Retribusi terhutang. Pasal 17 Retribusi terhutang terjadi pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB XIII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 18 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi Administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang, yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. BAB XIV TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 19 1. Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus. 2. Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. 3. Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran Retribusi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB XV TATA CARA PENAGIHAN Pasal 20 1. Pengeluaran Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran. 2. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi Retribusi yang terutang. 3. Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran Retribusi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 21 Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah. BAB XVI PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 22 1. Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi. 2. Pemberian pengurangan dan keringanan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan masyarakat. 3. Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah. B A B XVII KADALUARSA Pasal 23 3 of 5 02/09/09 11:45

1. Penagihan Retribusi, kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 3 ( tiga ) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang Retribusi. 2. Kadaluarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) tertangguh apabila : a. Diterbitkan Surat Teguran dan atau ; b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung. BAB XVIII TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUARASA Pasal 24 1. Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapus. 2. Kepala Daerah menetapkan Keputusan penghapusan Piutang Retribusi Daerah yang sudah Kadaluarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BAB XIX INSTANSI PEMUNGUT Pasal 25 1. Instansi pemungut Retribusi Izin Pemanfaatan Kayu pada Hutan Rakyat dan Pada Tanah Milik ditetapkan oleh Kepala Daerah. 2. Uang perangsang atas pungutan retribusi ini ditetapkan sebesar 5 % dari jumlah pungutan. BAB XX PENGAWASAN Pasal 26 Kepala Daerah menunjuk pejabat tertentu untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini. BAB XXI P E N Y I D I K A N Pasal 27 1. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. 2. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah ; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah ; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; j. menghentikan penyidikan ; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut Hukum yang bertanggung jawab. 3. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. BAB XXII KETENTUAN PIDANA Pasal 28 1. Barang siapa yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini dapat diancam dengan Pidana kurungan paling lama 6 ( enam ) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- ( lima juta rupiah ), dengan tidak mengurangi kewajibannya untuk membayar Retribusi yang terhutang. 2. Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. 3. Atau sesuai dengan ketentuan Perundang undangan yang berlaku. BAB XXIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Pasal 30 Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pelalawan. Disahkan di Pangkalan Kerinci pada tanggal 1 Oktober 2003 BUPATI PELALAWAN, Dto. T. AZMUN JAAFAR Diundangkan di Pangkalan Kerinci pada tanggal 1 Oktobert 2003 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PELALAWAN, 4 of 5 02/09/09 11:45

MARWAN IBRAHIM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2003 NOMOR 16 5 of 5 02/09/09 11:45