BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar adalah bagian dari system pendidikan yang merupakan lembaga pendidikan formal,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" Setiap manusia memiliki. mengembangkan secara sistematis. Langkah pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN SENI MENCETAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan adalah Sekolah Dasar (SD). Sesuai dengan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. peneliti merumuskan beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi antar bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terdiri dari berbagai konsep. Di dalam pelajaran tersebut ada materi yang

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi siswa agar memiliki

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kreativitas Pengertian Kreativitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

CREATIVE INOVATIVE EDUCATIVE

KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah potensi kreatif. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana cara agar semua siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Silma Ratna Kemala, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni budaya adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). relevan sehingga berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam. mempengaruhi hasil belajar siswa (Sagala, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. rendah dimana nilai siswa 50 sementara nilai yang diharapkan adalah 60 ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar adalah bagian dari system pendidikan yang merupakan lembaga pendidikan formal, dan secara sistematis merencanakan lingkungan pendidikan yang menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan siswa diarahkan serta didorong untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sekolah dasar merupakan tempat yang paling penting bagi manusia untuk memperoleh pendidikan, sebab disinilah ditanamkan konsep dasar bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Pendidikan disekolah dasar didefinisikn sebagai tempat proses membimbing, mengajar dan melatih siswa yang berusia 6 12 tahun yang memiliki kemampuan dasar dalam aspek intelektual, social, yang terintegrasi sesuai dengan karakter perkembangan. Proses pembelajaran di Sekolah Dasar sangat diharapkan dapat memberikan bekal kepada siswa untuk menempuh pendidikan ke sekolah lanjutan dan berupaya menjadi warga Negara yang berkualitas yang tidak lepas dri tujuan pendidikan nasional sehingga setiap melaksanakan pembelajaran guru harus menanamkan konsep dengan baik agar diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa. Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus menentukan tujuan apa yang ingin dicapai dan cara apa yang ditempuh sehingga dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai tersebut. Salah satu cara yang harus ditempuh guru dalam proses pembelajaran adalah guru harus menggunakan media yang jelas atau media yang nyata. Sebab guru harus memiliki berbagai cara dalam menggunakan media yang nyata disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa sehingga pembelajaran akan berjalan dengan lancar atau secara optimal dan tujuan pendidikan akan tercapai. Salah satu mata pelajaran di sekolah dasar adalah mata pelajaran seni budaya dan keterampilan ( SBK ). Pendidikan seni budaya dan keterampilan 1

diberikan di sekolah dasar karena bermakna dan bermanfaat terhadap kebutuhan perkembangan siswa, terletak pada pemberian pengalaman dalam betuk kegiatan berekspresi dan berkreasi serta berapresiasi. Seni budaya dan keterampilan di sekolah dasar bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan dan kreativitas seni. Pendidikan seni pada umumnya merupakan pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap siswa dan menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup, untuk mentrasmisikan warisan budaya, memperluas kesadaran social serta jalan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. Oleh sebab itu, materi pendidikan seni dan kebudayan di sekolah dasar dapat memberikan siswa peluang untuk pemenuhan dirinya melalui pengalaman seni berdasarkan sesuatu yang berkaitan dengan kehidupannya. Secara lebih konseptual pendidikan seni budaya dan keterampilan di sekolah dasar lebih diarahkan pada perolehan atau kompetensi hasil belajar yang beraspek pada pengetahuan, keterampilan dasar seni dan sikap yang berkaitan dengan kemampuan kepekaan rasa seni dan keindahan. Pendidikan seni di sekolah dasar berperan untuk mengembangkan pola pikir, kreativitas, kepekaan rasa dan indrawi dan terampil dalam kesenian. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya belajar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor akan tetapi kreativitas siswa dikembangkan melalui kegiatan seni seperti menggambar, membentuk, terutama dalam mencetak. Dari ketiga bidang pengembangan tersebut diberi stimulasi agar perkembangannya optimal sehingga siswa akan mendapatkan keterampilan hidupnya. Salah satu perkembangan kognitifnya adalah meningkatkan kreativitas sangat penting dalam kehidupan siswa dan secara tidak langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ditingkat pendidikan selanjutnya. Sebagian besar lembaga pendidikan selalu mengutamakan IQ saja padahal kreativitas sangat penting, sebab kreativitas dan intelegensi sama sama berperan dalam prestasi belajar siswa. Kreativitas yang tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar. Kreativitas sangat dibutuhkan karena banyak permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari 2

masalah yang imajinatif. Menyimpulkan bahwa kelompok siswa yang kreativitasnya tinggi tidak beda dalam prestasi sekolah dengan siswa yang integensinya tinggi. Selain itu secara umum orang lebih mengutamakan kecerdasan IQ saja padahal kreativitas sangat penting, hal ini juga terjadi dikelas dimana saya mengajar. Dalam pengamatan saya siswa di SDN 7 Pulubala Kabupaten Gorontalo tahun pelajaran 2013 / 2014 pada semester genap, kreativitas siswa masih kurang rendah, hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan tugas keterampilan apapun masih banyak siswa yang hanya mencontoh dan tidak berani atau tidak mau mencoba menambah bentuk lain dari contoh yang sudah ada. Selain itu siswa banyak yang terlihat bosan, ngantuk, kurang tertarik, dan bahkan ada pula yang hanya bermain dengan teman sebangkunya disaat diberikan tugas mencetak timbul. Padahal jika siswa tidak bosan mengerjakan keterampilan, hasil keterampilan atau prakarya siswa akan meningkat dapat meningkatkan kecerdasan visual spasial siswa. Dengan keterampilan tangan siswa dapat memanipulasi bahan, kreativitas dan imajinasi siswa pun terlatih. Selain itu kerajinan tangan dapat membangun kepercayaan diri siswa. Pendidikan seni terdiri dari empat yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni drama. Pendidikan seni tidak hanya kegiatan pengisi jam pelajaran disekolah dasar, akan tetapi kegiatan untuk membentuk kepribadian siswa dalam cipta, rasa, karsa secara sempurna dan bermanfaat, melalui kegiatan praktek berolah seni rupa yang sesuai dengan potensi, kompetensi pribadi, serta kepekaan apresiasi. Sehingga melaui kegiatan berolah seni rupa dapat membentuk sikap dan kemampuan kereativitas siswa. Pendidikan seni rupa bagi siswa di sekolah dasar meliputi kegiatan berkarya dua dan tiga dimensi. Kegiatan menggambar, menempel, mencetak dan kegiatan berkarya seni rupa dua dimensi lainnya yang menyenangkan siswa dengan media dan cara yang sederhana dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Ada juga kegiatan mematung, merangkai, membentuk dan menyusun dari berbagai media dan dengan cara yang menyenangkan siswa akan membantu perkembangan kreativitasnya. 3

Oleh sebab itu, dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan menuntut guru agar dapat mengembangkan pembelajaran sesuai dengan karakter perkembangan siswa sehingga keterampilan dan kreativitas seni siswa dapat meningkat. Guru sebagai ujung tombak harus membuat terobosan baru dalam proses pembelajaran pendidikan seni rupa agar siswa lebih aktif, inovatif dan efisien. Misalnya cara membelajarkan siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran, agar apa yang disampaikan guru dapat diterima baik oleh siswa. Media pembelajaran merupakan alat untuk menyampikan pesan atau informasi dari guru kepada siswa atau dari informasi dari siswa kepada guru. Materi yang disampaikan dan dapat dikuasai siswa disebut pesan. Jadi guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan kedalam symbol tertentu dan siswa sebagai penerima pesan akan menafsirkan symbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan. Media pembelajaran adalah bagian yang integral dari pembelajaran dikelas. Untuk mencapai hasil belajar yang minimal, guru harus mempunyai pengetahuan tentang penggunaan media atau alat bantu pada proses pembelajaran agar materi pelajaran semakin jelas dan mudah dipahami dan dikuasai oleh siswa Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di kelas II SDN 7 Pulubala Kabupaten Gorontalo, dalam melaksanakan pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan penggunaan media pembelajaran yang kurang optimal sehingga kreativitas dan hasil belajar siswa tidak memuaskan, masih terdapat beberapa siswa yang nilainya masih dibawah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ). KKM yang telah ditentukan di SDN 7 Pulubala Kabupaten Gorontalo pada mata pelajaran SBK dikelas II adalah 70. Ketersediaan bahan alam yang ada dilingkungan sekitar dapat menunjang pembelajaran SBK lebih khusus pada materi mencetak timbul. Mencetak merupakan seni rupa dua dimensi. Materi mencetak timbul adalah kegiatan mencetak dengan menggunakan benda atau bahan yang diolesi tinta atau pewarna kemudian dicetak atau dicapkan pada kertas. Keterampilan mencetak merupakan hal yang sangat mudah, karena proses kegiatan mencetak bagi siswa dibangku kelas II merupakan kegiatan bermain dan berkreasi sehingga kreativitas siswa lebih meningkat. 4

Bahan alam adalah bahan yang mudah didapat dari lingkungan sekitar dan daapat menunjang pembelajaran pada materi mencetak timbul. Bahan alam itu berupa pelepah pisang, pelepah talas, pelepah papaya, dan kentang menjadi media pembelajaran yang mudah didapat dan relatif murah. Penggunaan media bahan alam dalam materi ini akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk meningkatkan kreativitas mencetak timbul selain itu juga dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi dan dapat memberikan pengalamn langsung kepada siswa. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik mengangkat judul meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran Seni melalui media bahan alam di kelas II SDN 7 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Diharapkan melalui penggunaan media bahan alam dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas II pada materi mencetak timbul di SDN 7 Pulubala Kabupaten Gorontalo. I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi di SDN 7 Pulubala Kabupaten Gorontalo. a. Terdapat 85% atau 17 orang siswa yang memiliki pemahaman rendah pada pembelajaran SBK, khususnya mencetak timbul dengan menggunakan bahan alam. b. Penggunaan media yang kurang optimal oleh guru menyebabkan rendahnya pemahaman siswa pada mencetak timbul. 1.3 Rumusan Masalah Apakah dengan menggunakan media bahan alam dapat meningkatkan kreativitas siswa di kelas II SDN 7 Pulubala Kabupaten Gorontalo? 1.4 Cara Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka penulis akan menerapkan penggunaan bahan alam sebagai media pembelajaran pada materi mencetak timbul untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas II SDN 7 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Langkah langkah penggunaan bahan alam yaitu (1) memilih bahan yang akan dibuat untuk cetak timbul, seperti pelepah pisang, pelepah talas, dan umbi 5

umbian. (2) memotong penampang atau bahan yang digunakan pada cetak timbul. Arah potongan sesuai dengan yang diinginkan yang penting rata, karena kerataan dalam memotong bahan acuan cetak timbul akan mempengaruhi hasil cetakan. (3) menyipakan pewarna, untuk pewarna bisa digunakan pewarna makan atau pewarna serbuk. Untuk pewarna serbuk bisa ditaburkan ketempat yang alasnya datar seperti kaca, piring. (4) pelepah yang sudah dipotong cukup ditempelkan atau dicelupkan kepiring atau spon yang sudah diisi dengan pewarna, kemudian diangkat bahan cetak timbul tersebut dan langsung ditempelkan sambil ditekan pada kertas karton yang sudah disediakan. Angkat perlahan lahan maka akan tertera gambar cetak timbul pada kertas karton. Untuk menghasilkan cetak timbul yang bervariasi dibuat cetak timbul lebih dari satu macam, seperti buah pepaya dan buah belimbing akan menghasilkan cetak timbul yang berbentuk bintang cataklah berulang kali sesuai dengan imajinasi yang diinginkan. Media bahan alam dianggap sesuai karena memberikan pengalaman belajar yang bermakna mengenai informasi yang tekandung dalam materi yang disampaikan. Melalui media bahan alam, siswa dengan mudah memahami isi materi yang disampaikan karena memberikan pengalaman langsung kepada siswa atau secara konkrit. 1.5 Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas II di SDN 7 Pulubala Kabupaten Gorontalo, dalam pembelajaran SBK mencetak timbul melalui media bahan alam 1.6 Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa Mempermudah siswa menerima materi mencetak timbul yang diajarkan guru sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa di kelas. b. Bagi Guru Memberikan informasi kepada guru di sekolah dasar tentang penggunaan media bahan alam sebagai media pembelajaran serta memberikan semangat kepada guru untuk menggunakan media bahan alam sebagai alternatif dalam meningkatkan kreativitas siswa. 6

c. Bagi Sekolah Sebagai masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas yang berkaitan dengan perbaikan pembelajaran. Serta sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di Sekolah. 7