BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Bab III. Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut:

KONSEP SISTEM INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 13 SISTEM INFORMASI

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

BAB III. Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Analisis dan Perancangan Sistem. Dosen : Setiyowati, S.Kom

Modul Sistem Infomasi Manajemen By : Asep Jalaludin, S.T., M.M.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem terbagi menjadi dua yaitu : pendekatan yang menekankan pada elemen / komponen.

BAB V PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB II LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1. Entitas Sistem Informasi Penyakit TBC. Universitas Indonesia

Information System Design and Analysis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI. yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Teori-teori tersebut

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan

BAB III LANDASAN TEORI. komponennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya:

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. gambaran mengenai isi keseluruhan Tugas Akhir ini. Landasan teori ini di ambil

BAB 2 LANDASAN TEORI. luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) diambil dari

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. MOKO KONVEKSI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi di jaman

BAB III LANDASAN TEORI

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN

BAB III LANDASAN TEORI. Sistem merupakan bagian-bagian atau prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB II LANDASAN TEORI. jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

Muhammad Bagir S.E., M.T.I

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA

SISTEM INFORMASI PENGADAAN SUKU CADANG KERETA PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI II BANDUNG

BAB II. Landasan Teori. [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. sehingga menghambat kegiatan operasional dalam perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

BAB III LANDASAN TEORI

( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA UD. SUMBER MUTIARA RANTAUPRAPAT

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PASIEN PADA RUMAH BERSALIN DAN KLINIK BIDAN JURNALIS MENGGUNAKAN VB.NET

BAB III LANDASAN TEORI

PERTEMUAN 1 KONSEP DATA

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA SENIMAN PADA DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA LHOKSEUMAWE

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH.

BAB III LANDASAN TEORI. Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu: Informasi yang sudah using tidak mempunyai nilai lagi

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian suatu sistem tentu mempunyai beberapa persyaratan umum,

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

STEPHANIE BETHA R.H.

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

28/10/2010 PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI KONSEP DASAR SISTEM. Materi 9 : Pengantar Sistem Informasi

BAB III LANDASAN TEORI. order penjualan, nomor penjualan. (Stair, 2006) daripada kumpulan kebenaran itu sendiri. (Stair, 2006)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB III LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS PASIEN POLIKLINIK X DI BANDUNG. Yudhi W. Arthana R. ABSTRAK

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBINAAN PANTI ASUHAN PADA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TEMBILAHAN. Abdur Rahim

KONSEP DASAR SISTEM, INFORMASI dan MANAJEMEN ABDILLAH MUNDIR, SE, MM

KONSEP DASAR PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI SERVIS KOMPUTER PADA SAFRI AL AMIN COMPUTER JEPARA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SIM. Dosen : M. Noor Fuadi,S.Sos,M.AP

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI.. RIWAYAT HIDUP PENULIS Abstrak Abstract Lembar Pengesahan KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH..

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Sistem dapat didefinisikan berdasarkan cara pendekatannya, yaitu berdasarkan prosedur dan elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan prosedur sistem menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem tersebut dalam mencapai tujuan (Sutabri, 2005). Berdasarkan pendekatan secara prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2005). Berdasarkan pendekatan secara elemen atau komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kelompok elemen-elemen yang tergabung, saling berintegrasi dan saling bekerja sama sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi dalam mencapai suatu tujuan (Sutabri, 2005). Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain (Sutabri, 2005 ) : a. Komponen Sistem Komponen sistem disebut dengan subsistem, dapat berupa orang, benda dan hal yang terlibat di dalam sistem. b. Batasan Sistem (Boundary) Batas sistem merupakan daerah yang membatasi sistem dengan lingkungan luarnya. c. Lingkungan Luar Sistem (Environment) Lingkungan luar sistem adalah batas luar sistem yang mempengaruhi operasi sistem. d. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem (interface) merupakan media yang menghubungan sistem dengan subsistem lainnya. Keluaran (output) dari suatu subsistem dapat menjadi masukan (input) subsistem lainnya melalui penghubung. e. Masukan (Input) Masukan merupakan segala sesuatu yang perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna. Masukan dapat berupa data transaksi maupun instruksi. f. Keluaran Sistem (Output) Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa hasil olahan dari masukan. g. Pengolahan (Proses) Pengolahan merupakan komponen sistem yang mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi pemakainya. h. Sasaran Sistem (Objectives) dan Tujuan Sistem (Goal) Sasaran merupakan hasil pada setiap tahapan tertentu yang mendukung pencapaian tujuan. i. Pengendalian (Control) Pengendalian merupakan komponen utama yang diperlukan untuk menjaga agar proses di dalam sistem berlangsung secara normal sesuai batasan yang ditetapkan sebelumnya. j. Umpan Balik (Feed Back) Umpan balik diperlukan sebagai pengendalian (control) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan mengembalikannya ke dalam kondisi normal. 2.2. Data dan Informasi Menurut Kadir (2003) Secara konseptual data adalah deskripsi benda, kejadian, aktivitas dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai. Data merupakan bahan mentah untuk diolah, yang hasilnya berupa informasi (Jogiyanto, 2005).

Pengolahan data menjadi informasi disebut juga sebagai proses transformasi atau manipulasi data menjadi informasi. Prosesnya dimulai dari pengumpulan data, penyimpanan, pengolahan, analisis data, serta penyajian informasi (Siregar, 1992). Data Pengumpul an Data Pengolahan Data Penyajian Data Analisis dan Penyimpulan Infor masi Instrumen Pengumpulan Data Database Tabel Grafik Chart Gambar 1. Pengalih Bentukan Data Menjadi Informasi (Siregar, 1992) Bentuk pengolahan data menjadi informasi terdiri dari pengumpulan data, pembacaan, pemeriksaan, perekaman, klasifikasi, sortir, peringkasan, kalkulasi, perbandingan, pemindahan, penampilan kembali (Retreiving), penggandaan, penyimpulan dan penyebarluasan. Metode pengolahan data dikelompokkan antara lain metode manual, metode mekanik, dan metode elektronik (Siagian, 2008). Informasi adalah data yang sudah diolah dengan cara tertentu sesuai dengan bentuk yang diperlukan (Amsyah, 2000). Lippelveld, et al (2000) mendefinisikan informasi sebagai kumpulan fakta atau data yang mempunyai arti. Informasi merupakan hasil pengolahan data yang dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi membantu pihak manajemen dalam mencapai tujuan yang direncanakan sesuai sasaran secara efektif dan efisien. Menurut Kadir (2003) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Sutabri (2005) menjelaskan bahwa Informasi

adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sutabri (2003) menyatakan bahwa kualitas dari suatu informasi tergantung pada tiga hal, yaitu : a. Akurat Informasi dikatakan akurat jika bebas dari kesalahan, tidak bias atau menyesatkan. b. Tepat Waktu Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi merupakan dasar pengambilan keputusan, jika terjadi keterlambatan informasi maka berakibat fatal bagi organisasi. c. Relevan Informasi bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi berbeda pada setiap orang, oleh sebab itu sebaiknya informasi disesuaikan dengan kebutuhan si pemakai. Sutanta (2003) menjelaskan tentang sepuluh sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu : a. Kemudahan dalam memperoleh Informasi akan bernilai lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan tidak bernilai jika sulit diperoleh. b. Sifat luas dan kelengkapannya Informasi akan bernilai jika lingkup/cakupannya luas dan lengkap. c. Ketelitian Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan. d. Kecocokan dengan pengguna Informasi akan bernilai jika sesuai dengan kebutuhan penggunanya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. e. Ketepatan waktu

Informasi yang tepat waktu dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan. f. Kejelasan Kejelasan informasi akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. g. Fleksibilitas/keluwesan Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer pada saat pengambilan keputusan. Fleksibilitas informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format tampilan informasi. h. Dapat dibuktikan Kebenaran informasi tergantung pada validitas dan sumber yang diolah. i. Tidak ada prasangka Informasi akan bernilai jika tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi. j. Dapat diukur Informasi untuk pengambilan keputusan harus dapat diukur berdasarkan validitas data sumber yang digunakan. 2.3. Sistim Informasi Menurut Sutabri (2003) Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem Informasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu hubungan dari komponen-komponen pengumpulan, proses, penyimpanan dan distribusi informasi untuk bahan pengambilan keputusan dan kontrol dalam suatu organisasi (Whitten et al, 2004). Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran dan tujuan, adapun komponen sistem informasi antara lain (Kadir, 2003) :

a. Perangkat keras (hardware), yang mencakup piranti fisik seperti komputer dan printer. b. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data. c. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk memproses data. d. Orang, yaitu semua pihak yang bertanggungjawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan informasi. e. Basis data (database), yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. f. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu berupa sistem penghubung yang memungkinkan sumber daya (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh pemakai lain. 2.4. Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen (SIM) didefinisikan sebagai sekumpulan subsistem yang saling berinteraksi satu dengan lainnya dengan cara tertentu dalam pengolahan data untuk mengasilkan suatu informasi yang dapat mendukung kegiatan operasional, manajerial dan strategis organisasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia guna mencapai tujuan (Sutanta, 2003). McLeod (2004) mendefinisikan SIM sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Secara garis besar SIM berbasis komputer mengandung unsur-unsur sebagai berikut (Sutabri, 2005): a. Manusia, unsur manusia merupakan penentu keberhasilan suatu SIM. Unsur ini terdiri dari staf komputer profesional dan para pemakai. b. Perangkat keras (hardware), terdiri dari komputer dan pendukungnya. c. Perangkat lunak (software), terdiri dari program komputer yang dirancang secara khusus untuk melakukan pengolahan data hingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen. d. Data, berupa fakta-fakta yang akan diolah menjadi informasi yang bermanfaat.

e. Prosedur, terdiri dari peraturan-peraturan yang menentukan operasi sistem komputer. 2.5. Sistem Informasi Kesehatan 2.5.1. Definisi Sistem informasi kesehatan (SIK) adalah suatu sistem yang mengintegrasikan pengumpulan data, pengolahan, pelaporan dan penggunaan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien melalui manajemen yang lebih baik pada semua tingkat pelayanan kesehatan (Lippeveld, et al 2000). Menurut Hartono (2002) sistem informasi kesehatan terdiri dari komponen yang saling berhubungan yang dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu proses informasi dan struktur manajemen sistem informasi. Proses informasi, yang terdiri dari: pengumpulan data, pengiriman data, pengolahan data, analisis data, presentasi informasi sedangkan struktur manajemen sistem informasi, terdiri dari sumber daya sistem informasi kesehatan yang meliputi orang-orang (perencana, manajer, ahli statistik, ahli epidemiologi, pengumpul data), perangkat keras (register, telepon, komputer), perangkat lunak (kertas karbon, format laporan, program pengolah data) dan sumber dana serta aturanaturan organisasi, misalnya penggunaan standar diagnosa dan penanganan, uraian tugas staf, prosedur manajemen distribusi, prosedur pemeliharaan komputer yang akan memungkinkan efisiensi penggunaan sumber daya sistem informasi kesehatan. Ada beberapa prinsip umum yang dianut dalam penyempurnaan sistem informasi kesehatan yaitu (Budiharto, M, 2006): a. SIK merupakan bagian integral dari sistem kesehatan. b. Setiap data/informasi yang dikumpulkan harus jelas kegunaannya. c. Setiap perubahan dalam pencatatan dan pelaporan, harus dikaitkan dengan upaya pelayanan tanpa menghilangkan informasi yang penting. d. Desain SIK disesuaikan dengan kemampuan manajerial unit pelaksana. e. Tidak terjadi duplikasi data, terutama dalam kegiatan pencatatan.

f. SIK mencakup informasi sektor terkait lain dan swasta, serta hasil survai. 2.5.2. Masalah Dalam Sistem Informasi Kesehatan Terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan di Indonesia, diantaranya data yang kurang akurat, kurang sesuai dengan kebutuhan, pengiriman laporan/data yang tidak tepat waktu, banyaknya pencatatan yang dilakukan di lapangan, sehingga memberi beban pada petugas. Selain itu juga kuantitas dan kualitas tenaga pelaksana yang masih sangat kurang, demikian pula pengolahan dan pemanfaatan data di berbagai tingkat administrasi belum optimal. Identifikasi lainnya adalah pelaksanaan umpan balik sangat jarang ditemui, perlengkapan komputer yang belum memadai, dana pengelolaan SIK yang terbatas dan belum terakomodasinya data dari sektor yang terkait. Menurut Hartono (2002), buruknya sistem informasi kesehatan karena disebabkan oleh beberapa kelemahan yang ada, yaitu: a. Pemanfaatan data dan informasi kesehatan masih sangat terbatas pada semua tingkat dan unit dalam manajemen kesehatan dan sistem kesehatan. b. Sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak dikoordinir mengakibatkan duplikasi pengumpulan data dari sumber yang sama. c. Kebanyakan kota/kabupaten dan propinsi terbatas kapasitas, terutama di dalam membangun sistem informasi kesehatan. d. Pemanfaatan komputer dan fasilitas jaringan, terutama oleh para manajer kesehatan, masih rendah. e. Dukungan keuangan untuk membangun sistem informasi kesehatan yang efektif sangat terbatas. f. Hanya sedikit orang-orang statistik dan para profesional informasi kesehatan lain bekerja penuh untuk sistem informasi kesehatan. Menurut (Lippeveld, et al 2000) permasalahan sistem informasi kesehatan menyangkut informasi yang tidak relevan dengan kebutuhan, kualitas data yang kurang baik, duplikasi data menyebabkan tidak efisiennya informasi dan tidak tepat waktu dalam pelaporan sehingga

keterlambatan dalam tindak lanjut yang secara keseluruhan mengakibatkan informasi yang didapat kurang berguna. 2.6. Pengembangan Sistem Informasi Sistem informasi harus terus dikembangkan untuk mememenuhi kebutuhan kebutuhan sesuai dengan perkembangan yang ada, sistem yang lama perlu di perbaiki atau diganti seluruhnya, karena apabila tidak mengikuti perkembangan maka sistem informasi tersebut tidak akan berfungsi lagi. Sistem yang lama perlu dikembangkan atau diganti karena kemungkinan adanya permasalahan yang timbul, antara lain (Sutabri, 2003): a. Adanya permasalahan pada sistem yang lama, seperti : 1) Ketidakberesan pada sistem yang menyebabkan sistem tidak dapat beroperasi sesuai harapan. 2) Pertumbuhan organisasi yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan informasi menjadi semakin luas, volume pengolahan data menjadi meningkat. Oleh karena itu sistem lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi kebutuhan informasi manajemen. b. Untuk meraih kesempatan. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi sangat diperlukan untuk penyediaan informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan. Kecepatan dan efisiensi waktu sangat menentukan berhasil tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan yang ada. c. Adanya intruksi-intruksi. Penyusunan sistem baru dapat terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari pimpinan atau luar organisasi atau peraturan pemerintah. Pengembangan sistem dari sistem lama menjadi sistem baru diharapkan memberikan peningkatan didalam organisasi, diantaranya (Sutanta 2003): a. Kinerja, peningkatan kinerja sistem baru sehingga menjadi lebih efektif. b. Informasi, peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan. c. Ekonomis, peningkatan terhadap manfaat-manfaat, keuntungan dan penurunan biaya.

d. Pengendalian, peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang sedang dan akan terjadi. e. Efisiensi, peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya dapat meminimumkan pemborosan. Efisiensi dapat diukur dari pembagian output terhadap input. f. Pelayanan, peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem. Whitten et. al (2004) mengemukakan prinsip-prinsip dasar pengembangan sistem informasi sebagai berikut : a. Melibatkan para pengguna sistem, keterlibatan pengguna sistem adalah kebutuhan yang absolut dalam keberhasilan pengembangan sistem. b. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah, pendekatan pemecahan masalah yang klasik, diataranya : 1) Mempelajari dan memahami masalah, konteks dan dampaknya. 2) Mendefinisikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh semua solusi. 3) Mengidentifikasikan solusi-solusi calon yang memenuhi persyaratan dan memilih solusis terbaik. 4) Mendesain dan mengimplementasikan solusi terpilih. 5) Mengamati dan mengevaluasi impak solusi dan memperbaiki solusi tersebut. c. Membentuk fase dan aktifitas. Semua metodologi menentukan fase-fase dan aktivitas. d. Melakukan dokumentasi sepanjang pengembangan. Dokumentasi dimanfatkan untuk meningkatkan komunikasi yang baik antara para stakeholder yang berubah secara konstan. Dokumentasi meningkatkan komunikasi dan penerimaan, membuka tabir kekuatan dan kelemahan sistem pada banyak stakeholder, merangsang keterlibatan pengguna dan meningkatkan kemajuan manajemen. e. Membentuk standarisasi. Standar arsitektur teknologi informasi diantaranya teknologi database, teknologi perangkat lunak dan teknologi antar muka.

f. Mengelola proses dan proyek. g. Membenarkan sistem informasi sebagai investasi modal. Saat mempertimbangkan investasi modal dalam pengembangan sistem, harus selalu memperhatikan : 1) Identifikasi atas solusi alternatif atas permasalahan yang ditawarkan. 2) Evaluasi tiap solusi yang bersifat praktis, terutama untuk cost-effectiveness melalui analisis cost-benefit. h. Bersiap membatalkan atau merevisi lingkup. Revisi dan pembatalan pengembangan sistem perlu dilakukan untuk menjamin kepraktisan sistem dan resiko yang dihadapi. i. Melakukan pembagian sistem menjadi subsistem-subsistem dan komponen agar lebih mudah menaklukkan masalah dan membangun sistem yang lebih besar. j. Mendesain sistem untuk pertumbuhan dan perubahan. Sistem-sistem harus didesain untuk mengakomodasi persyaratan-persyaratan pertumbuhan dan perubahan. Pengembangan sistem informasi dapat dilakukan dengan berbagai metode. Proses pengembangan sistem yang dimulai dari tahap perencanaan sampai implementasinya disebut dengan istilah System Development Life Cycle (SDLC). Tahapan-tahapan SDLC menurut Kendall (2003) adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan. Pada tahap ini merupakan kegiatan perencanaan sistem, yaitu menentukan permasalahanpermasalahan apa yang terjadi dan apa yang menyebabkan sasaran pada sistem lama belum tercapai. Kemudian mengidentifikasi peluang pengembangan sistem termasuk fisibilitas secara teknis, ekonomis dan operasional bahwa peningkatan dapat dilakukan melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi, selanjutnya pada tahap ini juga dilakukan identifikasi tujuan dari pengembangan sistem informasi. 2. Menentukan syarat-syarat informasi Dalam fase ini lebih ditekankan untuk memahami informasi apa yang dibutuhkan pemakai agar bisa ditampilkan dalam pekerjaan. Juga mengetahui detil fungsi-fungsi dalam sistem termasuk

mengetahui siapa saja yang terlibat, kegiatan apa saja yang ada, lingkungan kerja yang mana, waktu yang diperlukan serta bagaimana mekanisme atau prosedur yang berlaku. 3. Menganalisis kebutuhan sistem. Pada tahap analisis kebutuhan sistem ini dilakukan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam komponen-komponennya untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan, peluang-peluang, maupun hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Tahapan analisis kebutuhan dari segi kelemahan dan kelebihan adalah menganalisis proses yang dilakukan, data yang dimasukkan, diolah dan dihasilkan dari sistem lama. Kemudian dijadikan dasar pengembangan model pada sistem baru. 4. Merancang sistem yang direkomendasikan. Dalam tahap perancangan sistem ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dari rancang bangun yang lengkap. Terdapat dua bagian dalam perancangan sistem, yaitu rancangan sistem secara umum atau desain makro dan rancangan sistem secara terinci atau rancangan fisik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi : a. Desain model dari sistem informasi yang akan dikembangkan, yaitu rancangan fisik yang digambarkan dari bagan alir sistem (flow chart system) dan rancangan model logis berupa diagram arus data (DAD). b. Desain output adalah keluaran dari sistem informasi yang dapat dilihat, dapat berupa tampilan dilayar, kertas laporan dan sebagainya. c. Desain input yang perlu didesain secara rinci dari input adalah bentuk dari dokumen dasar yang digunakan dan bentuk tampilan dari input di alat input. Kegiatan dari desain input ini adalah menentukan kebutuhan dari sistem yang baru dan menentukan bentuk, sumber, alat serta periode dari input. d. Desain basis data ini adalah mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya dan membuatnya tersedia untuk aplikasi yang bermacam-macam

di dalam suatu organisasi, yang terdiri dari beberapa file yang diperlukan dalam suatu proses pengolahan data. e. Desain tehnologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan. Tehnologi ini perlu dirancang untuk menyesuaikan dengan sistem informasi yang akan digunakan dengan memperhatikan tiga hal pokok, yaitu perangkat keras, perangkat lunak dan tehnisi. 5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak. Tahap ini dilakukan untuk mengembangkan suatu perangkat lunak yang diperlukan, dalam kegiatannya diperlukan kerjasama antara penganalisis dan pemograman. 6. Menguji dan mempertahankan sistem. Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap adanya masalah sebelum sistem tersebut ditetapkan 7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem. Implementasi sistem dilakukan setelah rancangan selesai dan melakukan evaluasi untuk revisi dengan segera terhadap sistem untuk memastikan kesesuaian dengan kebutuhan. Evaluasi diharapkan bahwa sistem baru lebih efisien operasionalnya dan efektif dalam pencapaian tujuan dan lebih mudah digunakan. Sebelum sistem dari suatu organisasi di desain untuk memperoleh data, megupdate file dan menghasilkan laporan-laporan, maka harus diketahui terlebih dahulu tentang bagaimana organisasi tersebut menangani operasi-operasinya seperti formulir- formulir yang digunakan untuk menyimpan informasi secara manual, laporan-laporan yang dihasilkan, untuk apa laporan tersebut digunakan dan kemana informasi dari laporan tersebut ditujukan (Kristanto, 2003).

Dalam desain sistem, model (skema aplikasi) akan menggambarkan arsitektur teknis yang akan merefleksikan kemampuan dan batasan teknis teknologi dengan 4 (empat) model (Kristanto, 2003) : a. Model fisik dari sistem saat itu. Bagaimana sistem beroperasi saat itu meliputi input sistem, proses yang dilaksanakan, urutan proses, data yang digunakan saat proses dan lainnya. b. Model logik sistem saat itu. Apa yang dilakukan sistem saat itu tanpa melihat proses sistem manual atau komputerisasi meliputi proses yang diperlukan, aliran data, data yang diperlukan dan input sistem. c. Model fisik sistem baru. Bagaimana sistem baru beroperasi dan digunakan meliputi proses yang dilaksanakan, urutan proses, data yang digunakan untuk proses, bagaimana proses dilaksanakan termasuk orang, formulir dan lainnya serta batasan antara proses manual dan automatik. d. Model logik sistem baru. Apa yang dilakukan sistem baru dan diterapkan untuk tujuan organisasi meliputi proses yang diperlukan, aliran data, data yang diperlukan dan input sistem.

2.7. Kerangka Pikir Laporan SP2TP Laporan Program Output: - Profil Kesehatan Kabupaten - Laporan ke Dinkes Propinsi Desain Formulir Laporan Puskesmas Terintegrasi