BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pembangunan nasional menunjuk pada kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Bagaimanapun baiknya suatu organisasi, lengkapnya sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia. Tanpa manusia, organisasi tidak dapat berjalan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peluang bisnis yang cepat berkembang. Keadaan ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 yaitu : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Makna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Namun pada kenyataannya pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. Para pegawai yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pada unsur proses, terutama unsur output atau lulusan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. antara persepsi program diklat dengan persepsi kinerja karyawan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) terutama pada. suatu organisasi atau instansi pemerintah maupun swasta.

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengelolaan pendidikan yang terencana dan terorganisir dalam suatu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah kebutuhan yang mutlak perlu dipenuhi selama hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. harus memiliki suatu sistem pengendalian manajemen yang baik. Hal ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Asean (MEA) memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan. aspek yang sangat penting dalam pembentukan generasi bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. agar sebuah perusahaan tersebut mampu bersaing di era globalisasi. Ardana, dkk

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan karena masalah yang akhirnya menentukan dan. memprediksikan keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan, strategi

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terpenting mereka yakni ketersediaan dan pengelolaan sumber daya. manusianya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu organisasi. SDM adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang. berlangsung pada zaman ini menuntut pemahaman berbagai pihak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2005 tentang guru dan dosen serta UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mendunia. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan manajemen sekolah baik yang konvensional maupun yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Industri yang semakin pesat dan maju, memaksa perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap bertahan dalam persaingan global saat ini. Keberhasilan sebuah perusahaan dapat terlihat dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai karyawan. SDM merupakan salah satu aset terpenting dalam sebuah perusahaan karena SDM adalah mereka yang bekerja dengan cara berpikir secara inovatif dan kreatif mengenai hal hal yang tidak dapat dilakukan oleh mesin atau peralatan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perkembangan suatu industri terletak pada Sumber Daya Manusia yang ada didalamnya. Sumber Daya Manusia merupakan kekuatan daya pikir dan berkarya manusia yang tersimpan dalam diri karyawan yang perlu dibina dan digali, serta di kembangkan untuk di manfaatkan sebaik - baiknya. Sumber Daya Manusia merupakan modal tersendiri yang dibutuhkan dalam membangun sebuah industri. Dalam pengembangannya, industri membutuhkan SDM yang memiliki potensi-potensi yang diupayakan terdapat pada individu melalui suatu usaha proses pendidikan yang dinamis, sistematis, dan integratif. Mengingat pentingnya peran SDM dalam perusahaan agar tetap dapat bertahan dalam iklim persaingan bebas tanpa batas, maka peran manajemen SDM tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab para pegawai atau karyawan, 1

akan tetapi merupakan tanggung jawab pimpinan perusahaan. Pengelolaan manajemen tentu saja harus dilaksanakan oleh pemimpin yang professional. Dengan demikian, manajemen SDM dapat diartikan sebagai pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada karyawan oleh seorang pemimpin pengelolaan dan pendayagunaan. Manajemen tersebut dikembangkan secara maksimal di dalam dunia bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan itu secara terpadu. Selain itu manajemen SDM juga memberikan penekanan pada kepentingan strategi dan proses, manajemen SDM demi kelangsungan aktivitas perusahaan secara secara terus - menerus. Keberadaan SDM sangatlah dibutuhkan dalam pengembangan sebuah perusahaan, karena perusahaan tidak akan bekerja tanpa adanya unsur manusia di dalamnya. SDM menunjang pengembangan perusahaan melalui karya, bakat, kreatifitas dan peran nyata sebagai pengusaha, karyawan, manajer, atau pemilik perusahaan. Tanpa adanya unsur manusia maka perusahaan tidak mungkin dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, SDM juga merupakan salah satu unsur masukan (input) yang bersama dengan unsur lainnya, seperti : modal, bahan, mesin, dan metode/tekonologi diubah melalui proses manajemen menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa dalam usaha penacapaian tujuan perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, penempatan karyawan dalam bidang pekerjaannya seringkali tidak menjamin bahwa karyawan tersebut mengerti dengan paham peran dan tanggung jawabnya. Permintaan pekerjaan dan kemampuan karyawan harus seimbang melalui program orientasi dan 2

pelatihan. Melalui program pelatihan, perusahaan membuat keputusan tentang pentingnya mengembangkan kualitas SDM demi menunjang perkembangan perusahaan. Kualitas yang dikembangkan tersebut adalah hasil yang menjadi tanggung jawab perencana pendidikan dan pelatihan untuk mengelola dan menyususn standar pengelolaan pendidikan dan pelatihan sebagai sebuah usaha sadar dalam mengembangkan kualitas SDM. Di samping itu, globalisasi menyajikan tantangan lain yang tidak kalah beratnya karena mendorong meningkatnya mobilitas manusia dan barang yang tidak terkendali oleh batasbatas negara dan wilayah, termasuk dalam pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan. Dalam aspek peningkatan kualitas SDM tersebut diadakanlah pendidikan dan pelatihan karyawan sesuai dengan jabatan operasional serta kebutuhan perusahaan yang ingin dicapai, hal ini tercantum dalam UU RI NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 26 ayat 3. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan atau untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Peningkatan kualitas SDM dapat dikembangkan mencakup pengembangan dalam pendidikan yang meningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman keseluruhan maupun dalam pelatihan yang menambah keterampilan dalam melaksanakan tugas yang spesifik. Pendidikan sumber 3

daya manusia merupakan proses pengembangan jangka-panjang yang mencakup pengajaran dan praktek sistematik yang menekankan konsep-konsep teoritis dan abstrak. Sedangkan pelatihan yang kadang-kadang disebut latihan adalah salah satu jenis proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan dan kualitas diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. Peningkatan kualitas dan kemampuan Sumber Daya Manusia akan menguntungkan banyak pihak, baik dari diri yang bersangkutan yang akan berarti meningkatkan tanggung jawab dan wewenang di dalam pekerjaannya, sedangkan bagi perusahaan akan meningkatkan produktifitas dan daya saing. Untuk itulah sebuah pendidikan dan pelatihan perlu mendapat perhatian khusus dalam pengelolaannya. Pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya adalah suatu sistem pembelajaran. Sebagai suatu sistem, mutu pelatihan sangat tergantung pada mutu komponen-komponennya, kaitan dan ketergantungan serta kerja sama diantara komponen tersebut sehingga menimbulkan efek sinergis. Proses perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan pelatihan memiliki peran masing-masing dalam masalah mutu pelatihan termasuk juga peran evaluasi pelatihan. Proses pendidikan dan pelatihan tidak terlepas dari peranan evaluasi pelatihan. Program pelatihan sebagai salah satu strategi pengembangan SDM memerlukan fungsi evaluasi untuk mengetahui efektifitas program yang 4

bersangkutan. Evaluasi pelatihan berkaitan dengan strategi evaluasi yang meliputi evaluasi terhadap calon peserta diklat, fasilitator diklat, dan evaluasi penyelenggaraan diklat. Hasil dari evaluasi tersebut memberikan gambaran kelebihan dan kekurangan suatu pelatihan apakah sesuai dengan apa yang diharapkan ataukah tidak. Jika tidak, maka sudah menjadi tanggung jawab pengelola pelatihan untuk mendesain ulang dan memberikan solusi dalam menanggulangi kekurangan-kekurangan dalam penyelenggaraan diklat. Standar pengelolaan pendidikan merupakan hal yang menentukan kualitas pelatihan, pelatihan yang berkualitas akan menghasilkan SDM yang berkualitas pula, maka dari itu, perlu untuk mengetahui proses evaluasi pelatihan dan bagaimana standar pendidikan dan pelatihan itu dikelola berdasarkan hasil evaluasi diklat yang telah dilaksanakan. Atas dasar itulah penulis bermaksud melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang proses dan kontribusi pelaksanaan evaluasi pelatihan terhadap standarisasi pengelolaan pendidikan dan pelatihan. Penulis berusaha untuk melakukan pengkajian terhadap perencanaan evaluasi, pelaksanaan evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi sebagai faktor dan kontribusi terhadap standarisasi pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan judul penelitian Kontribusi Pelaksanaan Evaluasi Pelatihan Terhadap Standarisasi Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. KA (Persero) Bandung. 5

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah secara umum adalah: Seberapa Besar Kontribusi Evaluasi Pelatihan Terhadap Standarisasi Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. KA (Persero) Bandung? Untuk menjawab rumusan masalah umum tersebut, maka dirumuskan beberapa sub masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan yang postif dan signifikan antara perencanaan evaluasi pelatihan dengan standarisasi pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. KA (Persero) Bandung? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pelaksanaan evaluasi pelatihan dengan standarisasi pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. KA (Persero) Bandung? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan evaluasi pelatihan dengan standarisasi pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. KA (Persero) Bandung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi pelaksanaan evaluasi pelatihan terhadap standarisasi pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pealtihan PT KA (Persero) Bandung. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 6

1. Mengetahui hubungan antara perencanaan evaluasi pelatihan dengan standarisasi pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT KA (Persero) Bandung. 2. Mengetahui hubungan pelaksanaan evaluasi pelatihan dengan standarisasi pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. KA (Persero) Bandung. 3. Mengetahui hubungan pemanfaatan evaluasi pelatihan dengan standarisasi pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. KA (Persero) Bandung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai evaluasi diklat serta mendapatkan informasi mengenai perencanaan, pemanfaatan, dan pelaksanaan evaluasi pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT KA (Persero) Bandung. 2. Secara Praktis a. Manfaat bagi PT. KA Diharapkan dapat dimanfaatkan oleh PT KA (Persero) dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas evaluasi diklat dan lebih menyempurnakan rancangan program serta referensi dalam menyusun pelaksanaan evaluasi diklat. 7

b. Manfaat bagi Jususan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi program Teknologi Pendidikan dalam mengembangkan disiplin ilmu dan kualitas lulusannya. c. Manfaat bagi Instruktur / Widiaiswara Diharapkan dapat memberikan masukan pengetahuan dan sumbangan pikiran tentang pelaksanaan evaluasi diklat serta informasi mengenai kontribusi evaluasi diklat terhadap penyusunan standarisasi pengelolaan pendidikan dan pelatihan. d. Penelitian lebih lanjut Diharapkan penelitian ini dapat mendorong penelitian selanjutnya yang sejenis, yang dapat dilakukan oleh peneliti-peneliti dengan pengembangan-pengembangan pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI Bandung. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan dan agar lebih memahami isi yang terkandung dalam penelitian dan judul skripsi, maka perlu menjelaskan istilahistilah sebagai berikut: 1. Kontribusi Kontribusi adalah dukungan, keterlibatan, peranan, dan atau masukan suatu unsur tertentu baik merupakan sekumpulan informasi atau hasil tindakan yang disumbangkan untuk tujuan suatu pemenuhan dan enrichment unsur lainnya. 8

2. Evaluasi Pelatihan Evaluasi pelatihan dalam penelitian ini ialah suatu proses pengumpulan data yang sistematis untuk mengukur efektifitas program pendidikan dan pelatihan yang bertujuan memberikan informasi masukan bagi perbaikan program selanjutnya. 3. Pendidikan dan Pelatihan Salah satu praktek bagi sumber daya manusia yang berfokus pada identifikasi, pengkajian, serta melalui proses yang terencana berupaya untuk membantu mengembangkan kemampuan yang diperlukan agar individu dapat melaksanakan pekerjaan saat ini maupun dimasa yang akan datang. 4. Standarisasi Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan Standarisasi Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan merupakan suatu acuan atau landasan dasar dalam tubuh organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi yang meliputi kriteria-kriteria minimal tertentu dalam mencapai visi dan menjalankan misi sebuah organisasi lembaga diklat. 5. Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT KA (Persero) Bandung Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) PT KA (Persero) adalah sebuah lembaga yang menyelenggarakan pelatihan pelatihan pada jabatanjabatan operasional tertentu yang meliputi pelatihan Manajerial, Teknik Perkeretaapian, Operasi dan Pemasaran, serta Teknik Sinyal dan Telekomunikasi. Adapun faktor utama diadakannya pelatihan ini karena adanya kebutuhan perusahaan dalam meningkatkan kualitas SDM dan melakukan re-generasi karyawan. 9