BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan. operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan, biasanya para penyedia

BAB I PENDAHULUAN. disini sudah barang pasti akan berbeda dengan pasar komoditas dan pasar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan perusahaan dalam

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan adalah dengan menjual saham ke masyarakat umum melalui pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

BAB I PENDAHULUAN. Jogiyanto (1998) dan Anggarwal et al. (2001) mengemukakan bahwa salah satu

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya melakukan ekspansi. Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go

Repositori STIE Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public di pasar modal.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengapa perusahaan memutuskan go public adalah: (1) pendiri perusahaan ingin

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber. Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

harga, yaitu penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah

BAB I PENDAHULUAN. Tajamnya kompetisi dan luasnya skala persaingan didukung oleh

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

BAB I PENDAHULUAN. modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk berkembang dan berinovasi guna berjalannya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak 2008 hingga pada saat ini kinerja perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan, permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran umum saham perdana dikenal dengan istilah Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. dan membuat inovasi-inovasi baru di dalam menghadapi persaingan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

PERBANDINGAN UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

tunggal (biasanya investor institusi), secara privat (private placement), dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. iklim persaingan semakin ketat sehingga setiap perusahaan akan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. membayar hutang dan modal kerja (Porman, 2013:59). Underpricing terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

perusahaan emiten dan underwriter (penjamin emisis efek). Sedangkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk go public untuk yang pertama kalinya, saham dilepas terlebih

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. mewujudkannya dengan kebutuhan dana yang semakin besar pula.

BAB I PENDAHULUAN. dengan go public. Dalam proses go public, sebelum diperdagangkan di pasar

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di BEI sekitar 500 perusahaan, hal ini tidak lepas dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjual surat berharganya di pasar modal. Dapat dikatakan bahwa pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya melakukan usaha pendanaan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offerings)

BAB I PENDAHULUAN. tambahan dana dalam rangka mengembangkan usahanya yang sedang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penawaran yang umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Kegiatan perusahaan harus

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, faktor keuangan diwakili oleh rasio

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebesar $878 juta. Keadaan ekonomi yang baik ini dapat. persaingan pasar yang semakin kompetitif. Kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. diobservasi untuk dipakai sebagai penetapan. Ada 2 meode untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompetitornya, baik pada pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. penawaran saham ataupun surat utang di pasar modal. Penawaran saham dapat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyedia sumber pendanaan selain perbankkan. Dana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, pajak merupakan suatu sumber dana terbesar pada

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah untuk memperoleh capital gain. Menurut Darmadji dan

BAB I PENDAHULUAN. strategi manajemen perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediasi). Fungsi ini menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan komunikasi menyebabkan iklim persaingan usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu, melalui penambahan jumlah kepemilikan saham dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN. underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan go public, pihak menguntungkan para investor (Johnson,2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal sekarang ini dijadikan alternatif pendanaan yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, termasuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang semakin banyak ditempuh perusahaan dalam rangka pendanaan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Abstrak. Kata kunci : Underpricing, Reputasi Auditor, Size, Return on Assets, Financial Leverage

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada suatu iklim bisnis yang kompetitif. Kondisi tersebut. menyebabkan perusahaan-perusahaan harus dapat memiliki good

Judul : Pengaruh Variabel Keuangan, Non Keuangan dan Ekonomi Makro terhadap Underpricing

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Banyak perusahaan yang membutuhkan dana besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi pembiayaan-pembiayaan kegiatan operasional perusahaan melalui penjualan saham mau pun penerbitan obligasi oleh perusahaan yang membutuhkan dana. Bagi perusahaan yang telah berkembang dengan pesat dan membutuhkan dana yang besar untuk perluasan rencana bisnis maka perusahaan tersebut akan membutuhkan dana yang tidak sedikit dan kadang kala kebutuhan dana ini tidak bisa dipenuhi dengan hanya mengandalkan dana dari pihak internal perusahaan saja. Karena keterbatasan tersebut, maka perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan modalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat melalui penawaran surat tanda kepemilikan (saham) atau surat hutang (obligasi) kepada masyarakat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menambah jumlah kepemilikan, antara lain dengan menjual saham kepada pemegang saham yang sudah ada,menjual saham kepada karyawan lewat ESOP (employee stock ownership plan), menambah saham lewat Devidend Reinvestment Plan, menjual saham langsung kepada investor tunggal secara privat (private placement) atau menawarkan saham kepada publik. Proses penawaran sebagian saham perusahaan kepada masyarakat melalui bursa efek disebut go-public. Dalam proses go public sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder terlebih dahulu dijual di pasar

2 primer atau sering disebut pasar perdana. Penawaran saham secara perdana ke public ini dikenal dengan istilah Initial public offering (IPO). Langkah awal perusahaan untuk masuk go public adalah melakukan persiapan awal yaitu Direksi perusahaan datang kepada perusahaan sekuritas untuk membicarakan harga saham dan mempersiapkan dokumen yang diperlukan, selanjutnya perusahaan mempersiapkan prospektus yang akan dibagikan kepada calon investor yang tertarik terhadap perusahaan IPO tersebut. Harga saham IPO yang akan dijual di pasar perdana ditentukan oleh kesepakatan antara emiten dengan underwriter sedangkan harga saham yang dijual di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu permintaan dan penawaran. Terdapat dua fenomena dalam melakukan initial public offering yaitu fenomena underpricing dan overpricing. Fenomena underpricing terjadi apabila harga penawaran di pasar perdana lebih rendah dari harga di pasar sekunder pada hari pertama, dan ini menyebabkan investor akan mendapatkan laba dari investasinya yang disebut initial return, sebaliknya fenomena overpricing terjadi jika harga pasar perdana lebih tinggi dari pada harga di pasar sekunder pada hari pertama dan ini menyebabkan investor akan menjadi rugi atau tidak mandapatkan initial return dari investasinya. Pada umumnya perusahaan yang melakukan IPO sering mengalami underpricing. Hal ini disebabkan karena adanya Asimmetry information antara pihak emiten dengan underwriter dan juga antara pihak underwriter dengan investor. Perusahaan yang baru pertama kali go public kurang memahami tentang proses penjualan saham di pasar bursa. Oleh karena itu pihak emiten meminta

3 bantuan underwriter untuk melakukan penjualan sahamnya kepada masyarakat umum. Tentunya pihak underwriter lebih banyak mengetahui informasi dalam perdagangan saham daripada emiten dan hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan harga saham IPO. Underwriter akan menjual saham IPO lebih murah (underpricing) agar pihak investor berminat membeli saham IPO. Setiap investor hanya menginginkan saham IPO yang Underpricing, karena pada saat underpricing investor mendapatkan return. Ketika melakukan pembelian saham IPO, investor harus benar-benar melakukan analisis, apakah membeli saham IPO atau tidak. Informasi yang diperoleh investor pada saat ingin membuat keputusan investasinya hanya berasal dari propektus yang diberikan oleh pihak emiten. Prospektus adalah dokumen tertulis yang berisi tentang keadaan perusahaan, histori, laporan keuangan, tujuan penggunaan dana dan prospek perusahaan. Pihak emiten berusaha memberi kejelasan isi prospektus agar pihak investor tertarik untuk membeli saham IPO. Informasi di dalam prospektus dapat dibagi menjadi dua, yaitu informasi akuntansi dan informasi non akuntansi. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan, sedangkan informasi non akuntansi adalah informasi penjamin emisi, auditor, notaris, konsultan hukum, nilai penawaran saham,umur perusahaan, persentase kepemilikan saham, standar deviasi, dan control return. Kedua informasi ini sering digunakan sebagai bahan penelitian untuk menganalisis return awal saham pada saat IPO.Adanya pembedaan antara informasi keuangan dan informasi non keuangan diambil dari Pelaporan keuangan sesuai dengan SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No.1 terdiri dari:

4 1. Laporan keuangan dasar (Basic Financial Statements) yang terdiri dari laporan keuangan (Financial Statement) dan catatan atas laporan keuangan (Notes of Financial Statements). 2. Informasi- informasi tambahan (Supplementary Informations) 3. Laporan-laporan lain selain laporan keuangan (Other Means of Financial reporting). Finally Accounting Standart Board (FASB) (Badan standar tentang prinsip-prinsip akuntansi di amerika menyatakan bahwa pelaporan keuangan tidak hanya terdiri dari laporan-laporan keuangan (neraca, laba-rugi, dan perubahan posisi keuangan), tetapi juga informasi-informasi yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi. Informasi yang berupa informasi akuntansi maupun non akuntansi dari perusahaan IPO sangat terbatas, investor hanya mengetahui informasi tersebut berdasarkan prospektus yang diberikan perusahaan dan ini mengakibatkan investor kesulitan dalam menilai tingkat keuntungan dan resiko yang sebenarnya dari saham IPO. Ketidakpastian informasi akuntansi dan non akuntansi menimbulkan kerugian pengambilan keputusan dalam menilai kinerja perusahaan yang sebenarnya.informasi sangat penting bagi investor baik informasi akuntansi untuk mengambil keputusan dalam melakukan investasi pada penawaran saham perdana dan dari informasi yang di dapat investor tersebut bisa mengambil keputusan yang baik untuk melakukan investasi.

5 Informasi akuntansi dan non akuntansi yang di dapat investor dari prospektus yang diterbitkan emiten tidak cukup untuk melihat perusahaan tersebut apakah berkualitas baik atau berkualitas buruk. Ada beberapa informasi akuntansi dan non akuntansi yang dapat digunakan investor untuk mengambil keputusan informasi akuntansi meliputi ukuran perusahaan (Size), Earnings per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Invesment (ROI), dan Financial Leverange. Sedangkan informasi non akuntansi meliputi reputasi auditor, reputasi underwriter dan jenis industri (Sulistio,2005). Informasi ukuran perusahaan mempengaruhi kebijakan investor untuk melakukan investasi, semakin besar perusahaan maka akan semakin dikenal masyarakat, dan akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan, sehingga mengurangi ketidakpastian akan nilai initial return yang rendah. Penelitian yang dilakukan Irawati (2008) dan Marta (2012) berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap initial return. Dan penelitian Indah (2006) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap initial return, hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Sulistio (2005) dan Juma atin (2006) yang menunjukkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return. Penelitian yang dilakukan Murdiyani (2009) menyatakan bahwa umur perusahaan memiliki pengaruh terhadap initial return. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian Sulistio (2005) yang tidak memiliki pengaruh signifikan antara umur perusahaan dengan initial return.

6 Earning per Share yang semakin tinggi menyebabkan initial return akan semakin rendah, hal ini dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian IPO sehingga tingkat Underpricing akan rendah sehingga initial return akan rendah. Penelitian yang dilakukan Marta (2012) berhasil membuktikan bahwa Earning per share berpengaruh signifikan terhadap initial return,hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Sulistio (2005) dan Juma atin (2006) yang menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan terhadap initial return. Sama halnya dengan price earning ratio yang rendah menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik. Bagi investor, price earning ratio yang terlalu tinggi tidak menarik karena harga saham mungkin tidak akan naik lagi, ini berarti untuk memperoleh capital again akan lebih kecil sehingga initial return akan semakin kecil. Pengaruh price earning rasio terhadap initial return secara signifikan dapat dibuktikan oleh Marta (2012) yang bertentangan dengan hasil Sulistio (2005) tidak dapat membuktikan pengaruh price earning ratio terhadap initial return. Semakin besar return on investment maka initial return nya akan semakin kecil. Dikarenakan return on investment yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian bagi para investor. Pengaruh return on investment terhadap initial return secara signifikan dapat dibuktikan oleh Irawati (2008) dan Marta (2012) yang bertentangan dengan hasil Juma atin (2006) yang tidak dapat membuktikan adanya pengaruh antar return on investment terhadap initial return. Demikian hal nya financial leverange, semakin tinggi persentase financial leverange maka initial return nya akan kecil sehingga resiko suatu perusahaan akan tinggi juga. Hal ini

7 konsisten dengan penelitian sulistio (2005) dan Irawati (2008) yag membuktikan adanya pengaruh signifikan financial leverange terhadap initial return. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Juma atin (2006). Auditor yang berkualitas dan perpengalaman akan mengurangi ketidakpastian di masa mendatang karena diyakini tidak akan menyesatkan prospeknya di masa mendatang. Hasil auditan yang dilakukan oleh auditor yang berkualitas harus sesuai dengan SAK dan PSAK yang berlaku di indonesia, Sehingga semakin berkualitas reputasi auditor maka initial return nya semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan Juma atin (2006) berhasil membuktikan pengaruh signifikan antara reputasi auditor dengan initial return yang hal ini tidak konsisten dengan penelitian Sulistio (2005), Irawati (2008) dan Marta (2012) yang menunjukkkan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return. Begitu juga Underwriter, semakin berkualitas dan berpengalaman underwriter dalam menangani penawaran saham perusahaan maka semakin tinggi initial return yang akan di dapat. Hal ini dikarenakan underwriter yang berkualitas dan berpengalaman banyak mengetahui informasi pasar modal, sehingga mengurangi underpricing yang rendah. Penelitian-penelitian terdahulu tidak dapat membuktikan hal ini, namun mampu dibuktikan oleh Murdiyani (2009) dan Yasa (2008) bahwa reputasi underwriter berpengaruh terhadap initial return. Jenis industri dikaitkan dengan jenis produksi perusahaan, investor akan mempertimbangkan jenis industri yang lebih menguntungkan dan mengalami underpricing yang tinggi ketika ingin melakukan investasi. Hasil penelitian Murdiyani (2009) berhasil Membuktikan adanya pengaruh jenis industri terhadap

8 initial return, namun hal ini bertentangan dengan penelitian Sulistio (2005) dan Juma atin (2006) yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara jenis industri terhadap initial return. Dari berbagai hasil penelitian diatas bahwa peranan informasi akuntansi dan non akuntansi mempunyai pengaruh terhadap initial return pada penawaran saham perdana di BEI. Namun terdapat ketidak konsistenan dari hasil penelitianpenelitian sebelumnya terhadap informasi akuntansi dan non akuntansi yang mempengaruh initial return. Atas dasar penelitian sebelumnya, penelitian termotivasi untuk mereplikasi dari penelitian Sulistio (2005) tersebut. Dengan mengkombinasi informasi akuntansi dan non akuntasi sebagai variabel independen. Penelitian ini menggunakan data tahun 2011 sampai 2014 dan populasi yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan yang melakukan IPO dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2014 yang terdaftar di BEI. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah periode pengamatan dan variabelnya yaitu menambahkan variabel current ratio dan debt to equity ratio dalam informasi akuntansi dan umur perusahaan dalam informasi non akuntansi yang merupakan rujukan dari penelitian yang terdahulu untuk menambahkan variabel lain yang menpengaruhi initial return,dan mengeluarkan variabel proporsi kepemilikan yang ditahan pemegang saham lama dalam informasi non akuntansi karena keterbatasan penulis untuk mendapatkan data mengenai proporsi kepemilikan saham lama. Peneliti menambahkan variabel current rasio untuk melihat apakah investor melihat kesanggupan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek perusahaan berpengaruh terhadap initial return,

9 begitu juga dengan variabel debt to equty ratio apakah investor melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri untuk membayar hutang berpengaruh terhadap initial return. Peneliti menambahkan umur perusahaan dalam informasi non akuntansi untuk melihat dengan umur perusahaan yang sudah lama dan sudah terkenal dapat meningkat kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut berpengaruh terhadap initial return. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Variabel-Variabel keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Initial Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di BEI Periode 2011-2014).

10 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi initial return? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi underpricing dan overpricing? 3. Variabel Keuangan apakah yang harus di pertimbangkan investor dalam pembuatan keputusan investasi pada saham IPO? 4. Variabel non Keuangan apakah yang harus dipertimbangkan investor dalam pembuatan keputusan investasi pada saham IPO? 5. Apakah ukuran perusahaan,current Rasio, Debt to Equity Ratio, EPS, PER, ROI, berpengaruh terhadap initial return? 6. Apakah reputasi auditor,reputasi underwriter, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap initial return? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan indentifikasi masalah diatas, maka penelitian ini melakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Variabel Keuangan yang diteliti adalah Firm size,current Rasio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on Invesment (ROI) 2. Variabel non Keuangan yang diteliti adalah reputasi auditor, reputasi underwriter, dan umur perusahaan. 3. Penelitian ini mengunakan periode tahun 2011 sampai 2014.

11 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah variabel keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return ON Invesment (ROI), Firm Size berpengaruh secara simultan terhadap initial return pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI? 2. Apakah variabel non keuangan yang terdiri dari reputasi auditor,reputasi underwriter, dan umur perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap initial return pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh variabel keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on Invesment (ROI), Firm Size, dan terhadap initial return pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI. 2. Mengetahui pengaruh variabel non keuangan yang terdiri dari reputasi auditor, reputasi underwriter, dan umur perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap initial return pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI.

12 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh variabel keuangan dan non keuangan terhadap keputusan investasi dan return saham. 2. Bagi kalangan akademis, diharapkan dapat memberikan tambahan literatur yang membantu di dalam perkembangan mengenai teori akuntansi di pasar modal, 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan bagi penelitian yang terkait dan sejenis serta mendukung teori atau hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang sama di bidang pasar modal.