BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I. empat dekade mendatang, proporsi jumlah penduduk yang berusia 60 tahun. 10% hingga 22% (World Health Organization, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. lansia. Semua individu mengikuti pola perkemban gan dengan pasti. Setiap masa

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang satu akan memberikan pengaruh pada tahap perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak hanya dilihat secara obyektif, tapi kebahagiaan juga bisa di lihat secara

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah lanjut usia (lansia) sekarang ini semakin meningkat. Hal ini

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. biasanya disebabkan oleh usia yang semakin menua (Arking dalam Berk, 2011). Dari masa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Psychological Well Being. perspektif besar mengenai psychological well being yang diturunkan dari dua

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2007 sebesar 18,96 juta dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Para individu lanjut usia atau lansia telah pensiun dari pekerjaan yang

para1). BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan interaksi tersebut dalam berbagai bentuk. Manusia. malam harinya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki arti tersendiri di dalam hidupnya dan tidak mengalami kesepian.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utamanya dapat dipisahkan satu sama lain. Keluarga. dengan baik maka akan terjadi suatu ketimpangan antar anggota keluarga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan mengaitkan kebahagiaan sebagai bagian dari kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Periode perkembangan hidup manusia terdiri dari masa pranatal, masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seseorang perlu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi fisiologis yang. berkaitan dengan penurunan kemampuan untuk hidup

PENYESUAIAN PRIBADI DAN SOSIAL USIA LANJUT

2015 INTIMACY WANITA KORBAN KEKERASAN DALAM BERPACARAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Papalia, 2008). Berkembangan manusia tidak hanya secara fisik tetapi juga secara

Perkembangan Kognitif & Sosioemosi Usia Lanjut. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi.

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB I PENDAHULUAN. seorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih. menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan (usia lanjut). Pada masa lansia

BAB I PENDAHULUAN. ( orang di tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi

PENDAHULUAN Latar Belakang

kemunduran fungsi-fungsi fisik, psikologis, serta sosial ekonomi (Syamsuddin, 2008, Mencapai Optimum Aging pada Lansia, para.1).

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Keberadaan anak dalam keluarga di indonesia umumnya masih

BAB I PENDAHULUAN. Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian

BAB I PENDAHULUAN. adalah lingkungan pertama yang dimiliki seorang anak untuk mendapatkan pengasuhan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orangtua. Anak bukan hanya sekedar hadiah dari Allah SWT, anak adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menjadi tua itu pasti dan menjadi dewasa itu pilihan. Kalimat tersebut mengingatkan individu bahwa menjadi tua adalah sebuah kepastian dalam rentang hidup seseorang. Salah satu artikel pada majalah Gemari bulan Oktober 2011 menuliskan bahwa Menteri Sosial RI Dr. Salim Segaf Al Jufri menyatakan bahwa penduduk lansia saat ini ada 10 persen mendekati 23 juta lansia, sedangkan jumlah lansia terlantar diperkirakan sekitar 1,9 juta. Sebuah artikel online pada situs psychologmania.com menuliskan penggolongan usia lanjut menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yaitu dimulai dari usia 60 tahun ke atas. Dalam Undang-undang nomor 12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) juga menyebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia di atas 60 tahun. Periode lanjut usia yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Bila seseorang yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya yang terdahulu, ia sering melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh penyesalan, dan cenderung ingin hidup pada masa sekarang, mencoba mengabaikan masa depan sedapat mungkin (Hurlock, 1980: 380). Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Penyebab kemunduran fisik ini merupakan suatu perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Dalam aspek psikologis, motivasi memainkan peranan penting dalam kemunduran. Efek-efek tersebut menentukan, sampai sejauh tertentu, apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk (Hurlock, 1980: 380).

2 Motivasi merupakan salah satu faktor penentu penyesuaian diri karena motifmotif dan kebutuhan manusia memiliki banyak hubungan dengan proses penyesuaian diri. Kebutuhan manusia adalah hal yang penting untuk memahami penyesuaian diri dan kesehatan mental, karena kebutuhan adalah tuntutan internal yang harus dipenuhi untuk mencapai penyesuaian diri. Kebutuhan adalah kecenderungan dinamis yang berorientasi objek, kualitas, atau pengalaman yang diperlukan untuk fisik, psikologis, dan kesejahteraan organisme (Schneiders, 1964: 183). Selain tututan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh lanisa, salah satu tema yang utama pada lansia adalah kehilangan dan sedih karena kematian orang lain, baik kehilangan sanak saudara ataupun pasangan. Dalam konteks kehilangan pasangan, kehilangan dapat disebabkan oleh kematian atau perceraian, walaupun umumnya lebih banyak disebabkan oleh kejadian kematian (Hurlock, 1980: 425). Penyesuaian diri terhadap kematian pasangan atau terhadap perceraian sangat sulit bagi pria maupun wanita pada usia lanjut, karena pada masa ini semua penyesuaian semakin sulit dilakukan (Hurlock, 1980: 385), termasuk integritas ego yang sering sukar dipertahankan ketika orang telah kehilangan aspek yang akrab dengan dirinya (Alwisol, 2009: 104), yaitu salah satunya ketika seseorang kehilangan pasangan. Maka penyesuaian diri yang baik sangatlah berperan untuk mempertahankan integritas ego pada lansia yang kehilangan pasangan. Mempertahankan integritas ego berkaitan dengan krisis psikososial yang dihadapi oleh lansia. Erikson menyebutkan bahwa pada setiap tahap perkembangan manusia akan muncul konflik sosial yang khas. Dalam teori Erikson, usia lansia berada dalam rentang tahap perkembangan mature age. Pada tahap mature age, krisis psikososial yang muncul adalah integrity vs despair (integritas vs keputusasaan)

3 Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda dan orang-orang, produk-produk dan ide-ide, dan setelah menyesuaikan diri dengan keberhasilan-keberhasilan dan kegagalankegagalan dalam hidup. Lewat prestasi-prestasi semacam itu individu-individu dapat menikmati keuntungan-keuntungan dari ketujuh tahap kehidupan yang pertama. Meskipun orang yang telah mencapai suatu keadaan integritas menyadari berbagai gaya hidup orang lain, namun dengan bangga ia memelihara gaya hidupnya sendiri dan mempertahankannya dari berbagai potensi ancaman (Hall&Lindzey, 1993: 154). Lawan integritas adalah keputusasaan menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, belum lagi kefanaan hidup di hadapan kematian. Ini dapat memperburuk perasaan bahwa kehidupan ini tak berarti, bahwa ajal sudah dekat ketakutan akan- dan bahkan keinginan untuk- mati. Sekarang waktunya sudah terlalu singkat untuk berbalik dan mencoba gaya hidup yang lain (Hall&Lindzey, 1993: 155). Dari hasil pertemuan antara integritas dan keputusasaan akan timbul nilai yang berkembang yaitu kebijaksanaan. Kebijaksanaan yang sederhana menjaga dan memberikan integritas pada pengalaman-pengalaman yang terkumpul dari tahuntahun yang silam (Hall&Lindzey, 1993: 155). Selain penyesuaian diri yang dilakukan dalam menghadapi konflik sosial, penyesuaian terhadap lingkungan dimana lansia tinggal juga merupakan hal yang penting, apakah bersama keluarga atau di panti sosial. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial RI, Drs. Samsudi, MM, dalam artikel online di detik.com Mei 2013, menyatakan bahwa : Banyaknya lansia yang dititipkan oleh anaknya di tempat selain rumah sering membuat lansia kesepian. Kondisi ini lama-lama juga bisa merusak kesehatannya. Dulu para lansia masih bisa tinggal serumah dengan anak dan cucunya. Ini karena rumah pada waktu itu rata-rata masih berukuran besar, cukup untuk menampung keluarga besar. Selain itu, aktivitas pada saat itu belum sebanyak sekarang.

4 Peran keluarga memang sangatlah penting bagi lansia, baik bagi aspek fisik maupun psikologisnya karena pada zaman sekarang peran dan fungsi usia lanjut dalam keluarga mulai bergeser. Hal tersebut salah satunya disebabkan karena sudah mandirinya anak-anak, sudah memiliki keluarga, dan memiliki pekerjaan sendiri sehingga suasana rumah menjadi sepi karena masing-masing angoota rumah memiliki aktivitas lain di luar rumah. Bagaimanapun juga, semua masalah tersebut nampaknya lebih sulit disesuaikan pada usia lanjut daripada apabila masalah-masalah tersebut terjadi pada masa sebelumnya. Maka berdasarkan pada uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai penyesuaian diri pada lansia yang kehilangan pasangan (khususnya yang disebabkan karena kematian) ditinjau dari kebutuhan psikologis yang dimiliki, dengan judul penelitian Penyesuaian Diri Lansia yang Kehilangan Pasangan (Studi Kasus terhadap Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga ditinjau dari Kebutuhan Psikologis). B. Fokus Penelitian Penyesuaian diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitas respon lansia yang kehilangan pasangan berdasarkan seberapa baik atau seberapa buruk aktivitas mental ataupun perilaku yang sesuai dengan kebutuhan psikologis yang dimiliki oleh lansia yang diteliti. Kebutuhan psikologis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebutuhan akan afeksi/kasih sayang dan kepemilikan (affection and belonging), keamanan dan status (security and status), perhatian (attention), kebebasan (independence), prestasi (achievement), dan pengalaman (experience) yang dapat memengaruhi penyesuaian diri yang dilakukan. Lansia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lansia perempuan yang berada dalam rentang usia dari 60 tahun ke atas yang tinggal bersama keluarga dan

5 ditinggal meninggal oleh pasangan ketika sudah masuk rentang usia 60 tahun ke atas. C. Indentifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perasaan dan pendapat lansia yang tinggal bersama keluarga terhadap kehilangan pasangan yang dialaminya? 2. Apa akibat yang dirasakan dan dialami setelah lansia kehilangan pasangannya? 3. Bagaimana pengaruh kebutuhan psikologis terhadap penyesuaian diri lansia yang kehilangan pasangan? 4. Bagaimana bentuk penyesuaian diri lansia yang tinggal bersama keluarga terhadap kehilangan pasangan yang dialaminya? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. mengetahui perasaan dan pendapat lansia yang tinggal bersama keluarga terhadap kehilangan pasangan yang dialaminya, 2. mengetahui akibat yang dirasakan dan dialami lansia setelah kehilangan pasangannya, 3. mengetahui pengaruh kebutuhan psikologis terhadap penyesuaian diri lansia yang kehilangan pasangan, 4. mengetahui bentuk penyesuaian diri lansia yang tinggal bersama keluarga terhadap kehilangan pasangan yang dialaminya. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian memiliki manfaat, baik secara praktis maupun secara teoritis, yang diurakan sebagai berikut.

6 1. Manfaat teoritis a. Penelitian ini dapat menjadi sumbangan karya ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan, baik bagi para mahasiswa psikologi khususnya dan para pembaca pada umumnya. b. Hasil penelitian dapat digunakan sabagai referensi bagi penelitian serupa di kemudian hari. c. Dapat memperkaya pengetahuan tentang perkembangan psikososial lansia. 2. Manfaat praktis a. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para mahasiswa psikologi agar termotivasi dalam mempelajari, memahami, dan memperhatikan masalah psikologis pada lansia. b. Beranjak dari penelitian ini, maka dapat dikembangkan pendekatan alternatif dalam meningkatkan kualitas hidup lansia. c. Penelitian ini diharapkan dapat membantu terbentuknya social support yang efektif bagi lansia, khususnya lansia yang tinggal bersama keluarga. F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Fokus Penelitian C. Identifikasi dan Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Struktur Organisasi Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia) B. Penyesuaian (Adjustment) C. Minat pada Usia Lanjut D. Emosi dan Akibat E. Hasil Penelitian Terdahulu F. Kerangka Pemikiran

7 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Instrumen Penelitian C. Teknik Pengumpulan Data D. Teknik Analisis Data E. Keabsahan Data F. Lokasi dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Profil Subjek Penelitian B. Display Data C. Hasil Penelitian D. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan B. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN