MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR TETAP KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMETAAN SISTEM KONFIGURASI JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI TANGGAP DARURAT BENCANA DI INDONESIA

MEMUTUSKAN ; Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR PENGGUNAAN DANA SIAP PAKAI UNTUK TANGGAP DARURAT BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Rencana. Operasi Darurat Bencana. Penyusunan. Pedoman.

No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1554, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Distribusi. Pedoman.

PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BUPATI MALUKU TENGGARA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT CENTER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN BANTUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR KORBAN BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Powered by TCPDF (

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN AGAM

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 1 TAHUN22014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

BUPATI ENREKANG PERATURAN BUPATI ENREKANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR TETAP KOMANDO TANGGAP DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ENREKANG, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana perlu menetapkan Peraturan Bupati Enrekang, tentang Prosedur Tetap Komando Tanggap Darurat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tk. II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); 6. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010, Tentang Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Enrekang;

7. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana; 8. Peraturan Bupati Enrekang Nomor 06 Tahun 2011, tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Unsur Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah Kabupaten Enrekang; 9. Peraturan Bupati Enrekang Nomor 27 Tahun 2011, tentang Pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Enrekang; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR TETAP KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Enrekang. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Enrekang. 4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang selanjutnya disingkat BPBD adalah Perangkat daerah yang dibentuk untuk melaksanakan tugas dan fungsi penanggulangan bencana di Kabupaten Enrekang. 5. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh factor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 6. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah rangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. 7. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. 8. Korban bencana adalah orang atau kelompok orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana. 9. Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana adalah suatu system penanganan darurat bencana yang digunakan oleh semua instansi/lembaga dengan mengintergrasikan pemanfaatan sumberdaya manusia, peralatan dan anggaran. 10. Tim Reaksi Cepat BPBD adalah tim yang ditugaskan oleh kepala BPBD sesuai dengan kewenangannya untuk melakukan kegiatan kaji cepat bencana dan dampak bencana, serta memberikan dukungan pendampingan dalam rangka penanganan darurat bencana

11. Komando Tanggap Darurat Bencana adalah organisasi penanganan tanggap darurat bencana yang dipimpin oleh seorang Komandan Tanggap Darurat Bencana dibantu oleh Staf Komando dan Staf Umum, memiliki struktur organisasi standar yang mengatur satu komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan komando dalam mengkoordinasikan instansi/lembaga/organisasi terkait untuk pengerahan sumberdaya. 12. Staf Komando adalah pembantu Komando Tanggap Darurat Bencana dalam menjalankan urusan sekretariat, hubungan masyarakat, perwakilan instansi/lembaga serta keselamatan dan keamanan 13. Staf Umum adalah pembantu Komandan Tanggap Darurat Bencana dalam menjalankan fungsi utama komando untuk bidang operasi, bidang perencanaan, bidang logistic dan peralatan serta bidang administrasi keuangan untuk penanganan tanggap darurat bencana yang terjadi 14. Fasilitas Komando Tanggap Darurat Bencana adalah personil, sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan penanganan tanggap darurat bencana yang dapat terdiri dari Pusat Komando, Personil Komando, gudang, sarana dan prasarana transportasi, peralatan, sarana dan prasarana komunikasi serta informasi BAB II SUSUNAN ORGANISASI KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA Pasal 2 Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana meliputi tahapan yang terdiri dari : 1. Informasi kejadian awal; 2. Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC); 3. Penetapan Status/Tingkat Bencana; dan 4. Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana. Pasal 3 Susunan organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana terdiri dari : 1. Komandan Tanggap Darurat Bencana; 2. Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana; 3. Staf Komando, terdiri dari : a. Sekretariat; b. Hubungan masyarakat; c. Keselamatan dan keamanan; dan d. Perwakilan instansi / lembaga; 4. Staf umum, terdiri dari : a. Bidang Operasi; b. Bidang Perencanaan; c. Bidang Logistik dan Peralatan; dan d. Bidang Administrasi Keuangan; Pasal 4

(1) Struktur organisasi ini adalah organisasi standar dan dapat diperluas berdasarkan kebutuhan lapangan. (2) Sesuai dengan jenis, kebutuhan dan kompleksitas bencana dapat dibentuk unit organisasi dalam bentuk seksi-seksi yang berada dibawah bidang dan dipimpin oleh kepala seksi yang bertangggungjawab kepada kepala bidang. (3) Bagan struktur organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana dapat dilihat pada lampiran 3. BAB III TUGAS POKOK Pasal 5 (1) Komando Tanggap Darurat Bencana mempunyai tugas pokok : a. merencanakan operasi penanganan tanggap darurat bencana; b. mengajukan permintaan kebutuhan bantuan; c. melaksanakan dan mengkoordinasikan pengerahan sumberdaya untuk penanganan tanggap darurat bencana secara cepat, tepat, efisien dan efektif; d. melaksanakan pengumpulan informasi dengan menggunakan rumusan pertanyaan (lihat Lampiran 1), sebagai dasar perencanaan Komando Tanggap Darurat Bencana e. menyebarluaskan informasi kejadian bencana dan penanganannya kepada media masa dan masyarakat luas. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komando Tanggap Bencana mempunyai fungsi mengkoordinasikan, menintegrasikan, dan mensinkronisasikan seluruh unsur dalam organisasi komando tanggap darurat untuk penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan sarana dan prasarana dengan segera pada saat kejadian bencana. Bagian Kesatu Staf Komando Paragraf 1 Komandan Pasal 6 (1) Komandan Tanggap Darurat Bencana adalah personil dengan pangkat/jabatan senior peringkat pertama dalam Komando Tanggap Darurat Bencana sesuai tingkat dan kewenangannya. (2) Komandan mempunyai tugas : a. mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) menjadi Pos Komando Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah sesuai dengan jenis, lokasi, dan tingkatan bencana; b. membentuk Pos Komando Lapangan (Puskolap) di lokasi bencana dibawah komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana BPBD Kabupaten Enrekang Tata letak Poskolap, dapat dilihat pada Lampiran 4;

c. membuat rencana strategis dan taktis, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan operasi tanggap darurat bencana; d. melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumberdaya manusia, peralatan, logistic dan penyelamatan serta berwenang memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi/lembaga/organsasi/ yang terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat; (3) Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggungjawab langsung kepada Kepala BPBD Kabupaten Enrekang Bagian Kedua Wakil Komandan Pasal 7 (1) Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana adalah personil dengan pangkat/jabatan senior peringkat kedua dalam Komando Tanggap Darurat Bencana sesuai tingkat dan kewenanngannya. (2) Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana mempunyai tugas : a. membantu Komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap darurat bencana; b. mengorganisasikan tugas-tugas sekretariat, humas, keselamatan, dan keamanan serta perwakilan instansi/lembaga terkait; dan c. mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana, apabila Komandan Tanggap Darurat Bencana berhalangan; (3) Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggungjawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana. (1) Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris Bagian Ketiga Staf Komando Paragraf 1 Sekretariat Pasal 8 (2) Sekretaris bertugas dan bertanggungjawab untuk : a. menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan; dan b. pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat Bencana (3) Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana. Paragraf 2 Hubungan Masyarakat Pasal 9 (1) Hubungan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Humas (2) Hubungan Masyarakat bertugas dan bertanggungjawab untuk : a. menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi; dan

b. membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyabarluaskan informasi tentang bencana tersebut ke media massa dan masyarakat luas (3) Kepala Humas bertanggungjawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana Paragraf 3 Keselamatan dan Keamanan Pasal 10 (1) Keselamatan dan Keamanan dipimpin oleh Kepala Keselamatan dan Keamanan (2) Keselamatan dan Keamanan bertugas dan bertanggungjawab untuk : a. menjamin kesehatan dan keselamatan seluruh personil Komando Tanggap Darurat Bencana dalam menjalankan tugasnya; dan b. menjaga keamanan penanganganan tanggap darurat bencana serta mengantisipasi hal-hal diluar dugaan atau suatu keadaan yang berbahaya. (3) Kepala Keselamatan dan Keamanan bertanggungjawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana Paragraf 4 Perwakilan Instansi / Lembaga Pasal 11 (1) Perwakilan instansi/lembaga bertugas untuk membantu Komadan Tanggap Darurat Bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumberdaya yang membutuhkan dari instansi/lembaga terkait (2) Perwakilan instansi/lembaga secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara administratif bertanggungjawab kepada pimpinan instansi/lembaga terkait. Bagian Keempat Staf umum Paragraf 1 Bidang Operasi Pasal 12 (1) Bidang operasi bertugas dan bertanggungjawab atas semua pelaksanaan operasi penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana secara cepat, tepat, efisien dan efektif berdasarkan satu kesatuan rencana tindakan penanganan tanggap darurat bencana. (2) Kepala Bidang Operasi bertanggungjawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana. Paragraf 2 Bidang Perencanaan Pasal 13

(1) Bidang perencanaan bertugas dan bertanggungjawab atas pengumpulan, evaluasi, analisisa data dan informasi yang berhubungan dengan penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana tindakan operasi tanggap darurat (2) Kepala Bidang Perencanaan bertanggungjawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana. Paragraf 3 Bidang Logistik dan Peralatan Pasal 14 (1) Bidang Logistik dan Peralatan bertugas dan bertanggungjawab : a. penyediaan fasilitas, jasa dan bahan-bahan serta perlengkapan tanggap darurat; b. melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan transportasi bantuan logistic dan peralatan; c. melaksanakan penyelenggaraan dukungan dapur umum, air bersih dan sanitasi umum; dan d. mengkoordinasikan semua bantuan logistik dan peralatan dari instansi/ lembaga/organsiasi yang terkait. (2) Kepala Bidang Logistik dan Peralatan bertanggungjawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana. Paragraf 4 Bidang Administrasi Keuangan Pasal 15 (1) Bidang Administrasi Keuangan Bertugas dan bertanggungjawab : a. melaksanakan semua administrasi keuangan; b. menganalisa kebutuhan dana dalam rangka penanganan tanggap darurat bencana yang terjadi; dan c. mendukung keuangan yang dibutuhkan dalam rangka komando tanggap darurat bencana yang terjadi. (2) Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan bertanggungjawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana BAB IV POLA PENYELENGGARAAN SISTEM KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA Pasal 16 Penyelenggaraan Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana dilaksanakan sebagai berikut;

1. Rencana Operasi; 2. Permintaan Sumberdaya; 3. Pengerahan / Mobilisasi Sumberdaya; 4. Fasilitas Komando Tanggap Darurat; 5. Pengakhiran; dan 6. Pola Pengerahan Sumberdaya Pasal 17 (1) Rencana Operasi Komando Tanggap Darurat Bencana berikut Rencana Tindakan Operasi Penanganan tanggap darurat bencana, merupakan acuan setiap unsur pelaksana dalam komando (2) Format Rencana Operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, gunakan lampiran 5. (3) Contoh kegiatan operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, gunakan lampiran 6. Pasal 18 Mekanisme permintaan sumberdaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 angka 2, adalah sebagai berikut : 1. Komandan Tanggap Darurat Bencana mengajukan permintaan kebutuhan sumberdaya kepada BPBD Kabupaten Enrekang maupun ke BPBD propinsi Sulawesi Selatan dan Kepala BNPB, berdasarkan atas persediaan sumberdaya di lokasi dan tingkat bencana; 2. Kepala BPBD sesuai dengan lokasi dan tingkat bencana, meminta dukungan sumberdaya manusia, logistik dan peralatan untuk menyelamatkan dan mengevakuasi korban, memenuhi kebutuhan dasar hidup dan memulihkan fungsi sarana dan prasarana vital yang merusak kepada pimpinan instansi/lembaga terkait sesuai tingkat kewenangannya; 3. Instansi/lembaga terkait sebagaimana dimaksud pada angka 2 adalah Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, RSU, Dinas PUK, Perhubungan, Basarda, Linmas Satpol-PP, TNI, Polri, PMI, Dinas Pertambangan & Miniral, Tagana, Dinas Kehutanan serta instansi/lembaga lainnya sesuai tingkat kewenangannya. 4. Instansi/lembaga terkait wajib segera mengirimkan serta memobilisasi sumberdaya manusia, logistik dan peralatan ke lokasi bencana 5. Penerimaan serta penggunaan sumberdaya manusia, peralatan, dan logistik di lokasi bencana sebagaimana dimaksud dilaksanakan dibawah kendali kepala BPBD Kabupaten Enrekang Pasal 19 Pengerahan/mobilisasi sumberdaya untuk penanganan tanggap darurat bencana diselenggarakan dengan administrasi sesuai ketentuan sebagai berikut :

1. Instansi/lembaga/organisasi terkait dalam mengirimkan sumberdaya harus didampingi oleh personil instansi/lembaga asal dan penyerahannya dilengkapi dengan administrasi sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku 2. Apabila instansi/lembaga/organsiasi terkait pada tingkat tertentu tidak memiliki kemampuan sumberdaya yang dibutuhkan, maka BPBD sesuai tingkat kewenangannya berkewajiban membantu/mendampingi pengiriman/mobilisasi sumberdaya sampai kelokasi bencana 3. Ilustrasi permintaan dan pengerahan sumberdaya Komando Tanggap Darurat Bencana dapat dilihat pada Lampiran 7. Pasal 20 (1) Untuk meningkatkan efektifitas dan mempercepat respons penanganan tanggap darurat bencana, Komando Tanggap Darurat Bencana mempersiapkan dan menghimpun dukungan operasi penanganan darurat bencana yang terdiri dari : a. pos komando, meliputi Posko Tanggap Darurat dan Poskolap; b. personil komando, semua sumberdaya manusia yang bertugas dalam organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana dengan kualifikasi dan kompetensi yang diperlukan untuk penugasan penanganan darurat bencana; c. gudang, tempat penyimpanan logistic dan peralatan; d. sarana dan prasarana transportasi baik yang merupakan fasilitas dasar maupun spesifik sesuai jenis bencana; e. peralatan, baik yang merupakan fasilitas dasar maupun fasilitas yang spesifik sesuai jenis bencana; f. alat komunikasi dan peralatan komputer; dan g. data serta informasi bencana dan dampak bencana. (2) Konfigurasi fasilitas alat komunikasi untuk Komando Tanggap Darurat Bencana, sebagaimana terlampir pada lampiran Peraturan ini (3) Tabel contoh kebutuhan fasilitas Komando Tanggap Darurat Bencana, gunakan lampiran 9 Pasal 21 (1) Kepala BPBD membuat rencana pengakhiran operasi tanggap darurat bencana dengan mengeluarkan Surat Perintah Pengakhiran Operasi Tanggap Darurat Bencana kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana sesuai dengan kewenangannya. (2) Kepala BPBD membubarkan Komando Tanggap Darurat Bencana dengan menerbitkan Surat Keputusan Pembubaran. Pasal 22

Mekanisme Pola Pengerahan Sumberdaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 angka 6, sebagai berikut : 1. Kepala BPBD mengerahkan sumberdaya manusia, peralatan dan logistik sesuai kebutuhan ke lokasi bencana; 2. Bila kebutuhan sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak tersedia/tidak memadai, maka Pemerintah Daerah dapat meminta bantuan kepada Pemerintah Kabupaten /Kota terdekat; 3. Bila Pemerintah Kabupaten/Kota terdekat yang dimintai bantuan tidak memiliki persediaan sumberdaya/tidak memadai, maka Pemerintah Daerah dapat meminta bantuan kepada Pemerintah Propinsi; 4. Bila terdapat keterbatasan sumberdaya manusia, peralatan dan logistic yang dikerahkan oleh kepala BPBD maka BNPB dapat membantu melalui pola pendampingan; 5. Pola pendampingan oleh BNPB dapat berupa dukungan biaya pengepakan, biaya pengiriman, jasa tenaga pengangkutan dan dukungan peralatan tanggap darurat bencana; 6. Pelaksanaan pengerahan sumberdaya dari asal sampai dengan lokasi bencana dilaksanakan dibawah kendali Kepala BPBD Kabupaten Enrekang; 7. Ilustrasi pengerahan sumberdaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana terlampir pada lampiran 7 Peraturan ini BAB V EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 23 Komandan Tanggap Darurat Bencana melakukan rapat evaluasi setiap hari dan merencanakan kegiatan hari berikutnya. Hasil Evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan laporan harian kepada kepala BPBD dengan tembusan kepada pimpinan instansi/lembaga terkait dan bupati Pasal 24 (1) Instansi/lembaga/organisasi yang terkait dalam penanganan darurat bencana berkewajiban membuat laporan kepada kepala BPBD sesuai tingkat kewenangannya dengan tembusan kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana. (2) Pelaporan meliputi pelaksanaan Komando Tanggap Darurat Bencana, jumlah/kekuatan sumberdaya manusia, jumlah peralatan, jumlah setiap jenis/macam logistic dan sumberdaya lainnya serta dilengkapi dengan system distribusinya secara tertib dan akuntabel (3) Komandan Tanggap Darurat Bencana sesuai tingkat kewenangannya mengirimkan laporan harian, laporan khusus dan laporan insidentil tentang pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana kepada kepala BPBD dengan tembusan kepada instansi/lembaga/organasasi terkait. (4) Kepala BPBD melaporkan kepada Bupati, tembusan kepada BPBD Propinsi dan kepada BNPN di Jakarta BAB VI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Enrekang. Ditetapkan di Enrekang Pada tanggal, BUPATI ENREKANG, HAJI LA TINRO LA TUNRUNG Diundangkan di Enrekang Pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ENREKANG, MUHAMMAD AMIRUDDIN BERITA DAERAH KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2011 NOMOR

LAMPIRAN 5 PERATURAN BUPATI NOMOR : TANGGAL : RENCANA OPERASI PENANGANAN DARURAT BENCANA Nomor : Lokasi Bencana :.. Komandan Operasi :.. Tanggal Operasi :.. I. SITUASI : a. Macam/jenis kejadian yang terjadi terdiri dari : 1) Macam/jenis bencana, tanggal waktu kejadian, lokasi/daerah bencana, korban jiwa manusia, kerusakan bangunan, sarana prasarana umum, sosial, ekonomi, dampak sosial, kerugian harta benda seperti hewan ternak, persawahan, perkebunan 2) Informasi lanjutan tentang perkembangan situasi bencana dan informasi dukungan bantuan kemanusiaan b. Kebijakan pemerintah pusat, pemerintah propinsi atau pemerintah daerah terkait dengan penanganan bencana tersebut II. TUGAS POKOK : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) beserta instansi / lembaga / organisasi terkait melakukan tugas bantuan kemanusiaan mulai dari : ( jam, hari, tanggal, bulan, tahun) sampai hari/bulan di ( daerah, cantumkan daerah/lokasi bencana dalam wilayah Kabupaten Enrekang) dalam rangka operasi penanganan Darurat Bencana ( Cantumkan macam/jenis bencana yang terjadi) III. PELAKSANAAN a. Konsep Dasar Diuraikan konsep operasi untuk tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran operasi tanggap darurat b. Badan Penanggulangan Bencana Daerah bersama instansi/lembaga/organisasi terkait Diuraikan tugas, tanggungjawab, dukungan sumber daya personil, peralatan dan logistic

c. Komando Tanggap Darurat Bencana Daerah Diuraikan struktur organisasi komando tanggap darurat, tugas dan tanggungjawab masingmasing pejabat dan unsur pelaksana d. Instruksi Koordinasi, memuat hal-hal sebagai berikut : 1) Penetapan hari H dan Jam J rencana operasi 2) Masalah keamanan, pengawasan dan laporan IV. ADMINISTRASI DAN LOGISTIK Dijelaskan pelibatan personil, alat peralatan, logistic, dukungan administrasi umum dan keuangan operasi tanggap darurat bencana V. KOMANDO DAN PENGENDALIAN Diuraikan prosedur penggunaan komunikasi dan tempat/lokasi kantor BPBD ( nama jalan, nomor Telp/Fax/Email) untuk memudahkan koordinasi, komando dan pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana Kepala BPBD Lampiran : 1. Susunan Tugas 2. Jaringan Komunikasi ( ) BUPATI ENREKANG ttd HAJI LA TINRO LA TUNRUNG

PERATURAN BUPATI ENREKANG NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR TETAP (PROTAP) KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) LAMPIRAN 4 PERATURAN BUPATI NOMOR : TANGGAL :

TATA LETAK RUANG UNTUK KEBUTUHAN PENDUKUNG PELAKSANAAN KEGIATAN YANG BERADA DI POSKOLAP RUANG ISTIRAHAT DAPUR KAMAR MANDI/WC RUANG ALAT KOMUNIKASI RUANG DATA/ KOMPUTER RUANG KERJA TIM TANGGAP DARURAT BENCANA RUANG RAPAT RUANG TAMU BUPATI ENREKANG ttd HAJI LA TINRO LA TUNRUNG LAMPIRAN 6 PERATURAN BUPATI NOMOR : TANGGAL : RENCANA KEGIATAN OPERASI PENANGANAN DARURAT BENCANA

No. PROGRAM PELAKSANAAN a b c 1. Rencana Evakuasi Persiapan tempat-tempat, peta dan jalur 2. Pertolongan pertama, penyelamatan, keselamatan ecvakuasi Persiapan tim penyelamatan yg tergabung dalam bidang medis, PMI, dan keamaman SAR, dan sumber daya lainnya. 3. Posko Bencana Tersedia posko bencana, peta lokasi bencana, daftar personil tim dan alat komunikasi pendukung serta No. telp/fax penting 4. Perlengkapan dan peralatan Persiapan dan tersedianya alat dan peralatan pendukung untuk penyelamatan dan penanggulangan bencana 5. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Persiapan dan tersedianya bahan-bahan pokok berupa sandang, pangan, papan, air bersih, sanitasi dan kesehatan BUPATI ENREKANG ttd HAJI LA TINRO LA TUNRUNG LAMPIRAN 9 PERATURAN BUPATI NOMOR : TANGGAL : TABEL CONTOH KEBUTUHAN FASILITAS KOMANDO TANGGAP DARURAT No. FASILITAS JENIS KEBUTUHAN KLARIFIKASI 1 Pos Komando 1. Pos Komando tanggap 1. Fasilitas dasar darurat 2. Fasilitas dasar 2. Pos Komando lapangan

2 Personil Komando Semua SDM yg bertugas dalam organisasi Komando dengan kualifikasi dan kompetensi penanganan darurat bencana 3 Gudang 1. Gudang Logistik 2. Gudang Peralatan 4 Sarana dan 1. Mobil Rescue unit prasarana 2. Perahu karet bermesin transportasi 3. Perahu evakuasi 5 Peralatan 1. Tenda Pleton, tenda regu 2. Velbed,Matras, kantong tidur 3. Genset 4. Unit dapur umum 5. Mobil tangki air/water treatment 6. Unit sanitasi 7. Excavator, Loader, alat berat 6 Alat Komunikasi 1. Telpon genggam/hp 2. Telp. Satelit 3. Radio UHV/VHF 4. Radio SSB/Fax 5. Komputer/akses internet 7 Data dan informasi 1. Data dan informasi bencana 2. Data dan informasi korban bencana Fasilitas dasar 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar (banjir) 3. Fasilitas dasar (banjir) 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas bencana longsor 1. Fasilitas Dasar 2. Fasilitas Dasar 3. Fasilitas Dasar 4. Fasilitas Dasar 5. Fasilitas Dasar 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar BUPATI ENREKANG ttd HAJI LA TINRO LA TUNRUNG LAMPIRAN 8 PERATURAN BUPATI NOMOR : TANGGAL :

BUPATI ENREKANG, ttd HAJI LA TINRO LA TUNRUNG