BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Kampar dan mempunyai luas wilayah kurang lebih ha/m 2.

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III URGENSI PERNIKAHAN DINI DI DESA LABUHAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG. A. Gambaran Umum Wilayah Desa Labuhan Kecamatan Sreseh

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II PROFIL DESA DALAN LIDANG. Kecamatan Linggabayu Kabupaten Mandailing Natal. Tabel 2. 1 Potensi Desa Dalan Lidang No Potensi Luas

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB III PERSEPSI BURUH BATIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI KELURAHAN PRINGREJO KOTA PEKALONGAN

BAB III SANKSI TERHADAP NIKAH SIRRI YANG DIKENAKAN DENDA JIKA MELEWATI 3 BULAN DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KAMPUNG RANTAU PANJANG KUCHING SARAWAK. Secara umum Kampung Rantau Panjang termasuk dalam kawasan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

BAB III PRAKTEK ARISAN JAJAN DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI TAMBAK LUMPANG KELURAHAN SUKOMANUNNGAL KECAMATAN SUKOMANUNGGAL SURABAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB III PERAMPASAN HAK MILIK PEMBELI ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN DENGAN JAMINAN YANG DITANGGUHKAN

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1

BAB III PRAKTIK PERNIKAHAN DENGAN MENGGUNAKAN WALI HAKIM KARENA ORANG TUA DI LUAR NEGERI DI DESA DAMPUL TIMUR KECAMATAN JRENGIK KABUPATEN SAMPANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Pematang Pasir menjadi desa definitif relatif masih baru yaitu pada tahun

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. kuning dan bawahnya tanah hitam gambut derajat celcius sampai dengan 34.2 derajat celcius.

BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

BAB III KERJASAMA PERTANIAN DI DESA PADEMONEGORO

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB III DISKRIPSI ANAK HASIL PEMERKOSAAN AYAH TERHADAP ANAK KANDUNG DI KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTA SURABAYA

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

b. Tanah kering No Tanah Kering Luas 1 Pekarangan / Bangunan 25,717

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

BAB IV GAMBARAN UMUM KONDISI MASYARAKAT DESA GEDANGAN. Arteri Sekunder (jalan provinsi) yang cukup startegis membujur arah Utara-

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK)

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB III PELAKSANAAN ZAKAT FITRAH DI DESA MOJKERTO KEC. KRAGAN KAB. REMBANG. A. Keadaan Umum Desa Mojokerto kec. Kragan kab.

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah ini berdataran tinggi dan rendah mudah dilanda banjir karena desa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. program yang ada di lokasi KKN tersebut. Yogyakarta. Kelurahan Seloharjo, dibatasi oleh:

BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR

3.1. Kondisi Umum Kelurahan Kertamaya Kondisi Fisik. A. Letak Geografis

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

Transkripsi:

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak geografis, luas wilayah dan kependudukan Desa Petaonan merupakan salah satu daerah yang ada di wilayah Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. Luas daerah ini 351 Ha, terdiri dari lima dusun. Lokasi Desa Petaonan banyak terdapat empang atau tambak. Oleh karena itu mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan dan petani. Adapun batas wilayah Desa Petaonan adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara: Desa Kramat b. Sebelah Selatan: Desa Dakiring c. Sebelah Barat: Desa Pernajuh d. Sebelah Timur: Desa Keleyan Desa Petaonan ini merupakan salah satu desa di kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. Adapun secara keseluruhan di Kabupaten Bangkalan merupakan kawasan yang memiliki iklim tropis, sehingga hanya terdiri dua musim; musim penghujan dan kemarau. Musim penghujan biasanya terjadi dari bulan November sampai bulan Mei. Sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai bulan Oktober. Suhu minimum yang terjadi di 50

51 wilayah Desa Petaonan Kecamatan Socah Kabupaten bangkalan rata-rata berkisar antara 25-30 C. Sesuai data yang ada di dalam buku monografi Desa Petaonan, bahwa sebagian besar pertanahan di Desa Petaonan berupa tanah pertanian dan ladang. Namun bukan dalam artian bahwa seluruh masyarakatnya menjadi petani. Akan tetapi tidak sedikit masyarakat Desa Petaonan bekerja di luar kota untuk berdagang, berlayar, bahkan sebagian mereka ada yang pergi merantau keluar negeri untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Ini artinya mayoritas penduduk Desa Petaonan memiliki mata pencaharian yang beranekaragam sebagaimana di daerah lainnya. Adapun jumlah penduduk Desa Petaonan secara keseluruhan ± 3.560 jiwa terhitung pada bulan Desember 2011. Adapun uraian dari jumlah tersebut sebagai berikut: a. Jenis Kelamin 1) Laki-laki: 1.487 Orang. 2) Perempuan: 2.073 Orang. b. Usia Tabel I No Usia Jumlah 1 0-12 bulan 125 Orang 2 1-5 tahun 327 Orang 3 5-7 tahun 235 Orang

52 4 7-15 tahun 879 Orang 5 15-56 tahun 1.274 Orang 6 56 tahun keatas 720 Orang Jumlah 3.560 Orang Data dari kantor Balai Desa Petaonan. 2. Topografi atau bentang lahan Desa Petaonan hanya terdiri dari dataran dengan luas wilayah 134,640 Ha. 3. Orbitrasi (jarak dari pusat pemerintahan). a. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan: 5 KM. b. Jarak dari Pemerintahan Kabupaten: 9 KM. c. Jarak dari Pemerintahan Negara: 862 KM. B. Kehidupan Beragama Masyarakat Mayoritas penduduk Desa Petaonan beragama Islam. Kecintaan mereka terhadap agama Islam dapat dilihat dari beberapa kegiatan kemasyarakatan yang bernuansa Islam, seperti kegiatan jama ah yâsînan, yang diselenggarakan seminggu satu kali. Namun ada juga kegiatan keislaman yang dilakukan harian, semisal pendidikan Madrasah Diniyah yang dilaksanakan setelah sholat Ashar di sekolah madrasah. Di samping itu juga pelaksanaan bimbingan mengaji al-qur an untuk anak-anak, setelah sholat

53 Maghrib sampai Isya, kegiatan ini diselenggarakan di masjid, musholla dan langgar. 1 Adapun penjelasan singkat tentang beberapa kegiatan-kegiatan yang ada di Desa Petaonan adalah sebagai berikut: 1. Jama ah yasinan yang diadakan oleh masyarakat setempat. Dilaksanakan di setiap dusun yang ada di Desa Petaonan, pelaksanaannya pada hari Kamis malam. Biasanya masyarakat sekitar menyebutnya malam Jum atan. 2. Pendidikan Madrasah Diniyah, yang dilaksanakan oleh sekolah berbentuk madrasah (rata-rata lembaga madrasah ini bernaung di bawah sebuah yayasan). 3. Pengajian al-qur an untuk anak-anak yang dilaksanakan setelah sholat Maghrib. Hampir di setiap dusun memiliki kegiatan ini, biasanya dilaksanakan di masjid atau musholla (dalam masyarakat Madura musholla lebih dikenal dengan sebutan langgar), dipimpin oleh seorang tokoh agama, yang dianggap mampu dan memiliki pengaruh keagamaan, dan mendapat julukan kiai langgar. Seorang kiai dalam mengajar santri mengaji al-qur an, biasanya dibantu beberapa ustadz dan santri senior. Dalam rangka meningkatkan ibadah masyarakat, di desa Petaonan terdapat beberapa sarana ibadah yang berfungsi untuk menunjang kegiatan 1 Baidowi, Wawancara, Petaonan, 02 September 2012.

54 kerohanian warga desa tersebut. Adapun sarana keagamaan yang ada di Desa Petaonan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: TABEL II No Sarana Ibadah Jumlah 1 Masjid 3 2 Musholla (langgar) 11 3 Gereja - Data dari Kantor Balai Desa Petaonan Uraian kegiatan di atas ditambah dengan adanya sarana beribadah yang memadai, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Petaonan memiliki tingkat keberagamaan yang baik, dan dianggap memiliki tingkat religius yang baik pula. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya sarana beribadah dari agama non Islam. Sarana beribadah yang ada berupa masjid dan musholla, keduanya merupakan sarana beribadah untuk orang Islam. C. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Desa Petaonan dalam memenuhi kebutuhan hidup seharihari sebagian besar bekerja sebagai petani baik di sawah maupun di tambak. Ada juga yang menjadi pedagang. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa tidak sedikit masyarakat Desa Petaonan yang bematapencaharian sebagai pelayar, hingga keluar negeri. Untuk lebih lanjut berikut ini adalah data mengenai mata pencaharian Desa Petaonan dengan tabel sebagai berikut:

55 Tabel III No Jenis Mata Pencaharian Jumlah 1 Pegawai Negeri Sipil 12 Orang 2 Polisi-TNI 3 Orang 3 Petani Sawah 1.109 Orang 4 Petani Tambak 521 Orang 5 Pedagang 80 Orang 6 TKI 160 Orang 7 Pelayaran 68 Orang 8 Wiraswasta Lain 432 Orang Jumlah 2.385 Orang Data dari Kantor Balai Desa Petaonan Adapun perkiraan penghasilan dari penduduk Desa Petaonan Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan sebagai berikut: TABEL IV NO Penghasilan Jumlah 1 Terendah Rp. 500.000 2 Tertinggi Rp. 4.000.000 3 Rata-rata Rp. 1.000.000 Data dari Balai Desa Petaonan Setelah mengetahui tentang rata-rata pendapatan dari masyarakat Desa Petaonan. Untuk selajutnya akan dijelaskan tentang klasifikasi tingkat taraf kehidupan masyarakat Desa Petaonan Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. Dalam hal ini dibagi dalam dua kelas saja, keluarga kurang menengah ke bawah akan disebut sebagai keluarga miskin. Dan keluarga

56 menengah ke atas akan disebut keluarga mampu. Lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut: TABEL V No Taraf Kehidupan Jumlah 1 Miskin 184 KK 2 Mampu 852 KK Jumlah 1.036 KK Data dari Kantor Balai Desa Petaonan D. Keadaan Sosial Pendidikan Dilihat dari kacamata sosial pendidikan, masyarakat Desa Petaonan sudah tergolong masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Karena banyaknya jumlah pendidikan yang dipilih oleh masyarakat. Bahkan tak jarang yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 1. Lulusan Pendidikan Umum. Adapun tingkat pendidikan penduduk di Desa Petaonan Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan tersebut mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sarjana Strata-1 (S1). Untuk lebih lanjutnya lihat pada tabel di bawah ini: Tabel VI No Uraian Jumlah 1 Taman Kanak-kanak 240 Orang

57 2 Sekolah Dasar 248 Orang 3 SMP/ SLTP 147 Orang 4 SMA/ SLTA 112 Orang 5 Akademi/ D1-D3 75 Orang 6 Sarjana S1 12 Orang Jumlah 865 Orang Data dari kantor Balai Desa Petaonan 2. Lulusan Pendidikan Khusus. Yang dimaksud dengan pendidikan khusus di sini adalah lembaga pendidikan yang terfokus hanya pada satu bidang, atau dengan kata lain pendidikan yang dilatarbelakangi oleh agama Tabel VII No Uraian Jumlah 1 Pondok Pesantren 312 Orang 2 Madrasah 62 Orang 3 Kursus/ keterampilan 20 Orang Jumlah 394 Orang Data dari kantor Balai Desa Petaonan 3. Prasarana Pendidikan. Tabel VIII No Jenis Prasarana Ada/ Tidak Ada Jumlah 1 TK Ada 3 2 SD Ada 4 3 SMP/ SLTP Tidak Ada 0

58 4 SMA/ SLTA Tidak Ada 0 5 Universitas Tidak Ada 0 Jumlah 7 Dari kantor Balai Desa Petaonan E. Praktek Hibah Sebagai Pengganti Kewarisa di Desa Petaonan 1. Ahli waris Pembagian waris di desa Petaonan sudah sangat membudaya, jarang sekali masyarakat desa Petaonan membagi harta warisnya berdasarkan ketentuan agama Islam. Mayoritas masyarakat desa Petaonan dalam membagi harta warisannya menggunakan adat kebiasaan yang sudah berlaku sejak zaman dahulu. Dalam menentukan siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing, itu ditentukan oleh orang tua sebagai pewaris tanpa melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama ataupun kepala desa. Dalam menentukan siapa yang berhak sebagai ahli waris atau yang menjadi ahli waris, masyarakat desa Petaonan Kec. Socah Kab. Bangkalan menentukan ahli waris adalah anak-anak pewaris. Karena masyarakat desa Petaonan memandang merekalah yang berhak menerima harta orang tuanya, dan juga merekalah yang yang paling dekat dengan orang tua. 2 2 Abd Manap, wawancara, petaonan, 30 Agustus 2012

59 2. Harta waris Menurut pandangan masyarakat desa Petaonan, harta waris adalah harta yang dimiliki orang tua yang diberikan kepada anak-anaknya. Harta waris tersebut mencakup harta bawaan orang tua dan semua harta yang dimiliki orang tua (suami/istri), tanpa membedakan apakah itu harta bawaan atau harta bersama. Harta bawaan adalah harta yang dimiliki oleh suami atau istri sebelum menikah, baik harta itu diperoleh dari warisan, hibah ataupun diperoleh sendiri sebelum menikah. Namun ketika sudah menikah, maka harta tersebut menjadi satu dengan perolehan harta bersama. Dengan demikian, wujud atau bentuk harta waris yang dimiliki pewaris yang mencakup harta bawaan maupun harta bersama. Mayoritas yang diwariskan oleh masyarakat desa Petaonan adalah rumah dan sawah, karena mayoritas masyarakat desa Petaonan pekerjaanya adalah petani, sehingga kebanyakan harta waris yang ditinggalkan pewaris adalah sawah dan rumah. 3 3. Waktu pembagian waris Pembagian waris di Desa Petaonan menarik untuk dibahas. Hal ini karena tradisi yang terjadi dalam pembagian waris, orang tua sebagai pewaris, membagi harta warisannya ketika masih hidup. Orang tua membagikan hartanya ketika masih hidup karena agar tidak terjadi 3 Sirojul Munir, ( sekretaris desa), wawancara, Petaonan, 09 September 2012

60 perpecahan dan sengketa diantara ahli waris. Selain itu orang tua khawatiran para ahli waris tidak dapat berlaku adil dalam membagi hartanya. Apabila orang tua yang membagi hartanya maka anak-anak akan patuh dan menerima apa yang diberikan orang tuanya. 4 Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat. Lebih jelasnya mengenai waktu pembagian waris di Desa Petaonan bahwa harta waris yang diberikan kepada anak oleh orang tua sebagai pewaris, dilakukan ketika si orang tua masih hidup. Proses pembagian harta warisan, biasanya diberikan sewaktu si anak baru memasuki kehidupan rumah tangga. Hal ini dimaksudkan agar pemberian tersebut dapat dijadikan bekal dalam memulai rumah tangganya. 5 4. Perempuan lebih banyak diberi harta warisan Di samping itu, di Desa Petaonan juga memiliki tradisi yang berbeda dengan hukum Islam dalam hal pembagian warisan. Sudah menjadi adat di desa tersebut bahwa bentuk pemberian orang tua kepada anak-anaknya tidaklah seragam dan tidaklah sama jumlahnya dan tidak ada batasanbatasannya. Terkadang seorang anak mendapatkan tanah beserta bangunan, namun anak yang lain mendapatkan perabotan rumah tangga dan anak yang lain juga bisa mendapatkan tanah beserta bangunannya dan perabotannya. 4 Moh. Sahri, Wawancara, Petaonan, 03 September,2012 5 Jufri, Wawancara, Petaonan, 30 Agustus 2012.

61 Seperti yang terjadi pada keluarga H. Su udi dan Hj. Amnah. Sebagai orang tua, keduanya memilih untuk membagikan harta warisnya ketika ia masih hidup kepada enam anaknya, yaitu; Ashari, Sirojul Munir, Supnani, Juhari, Nur Yati dan Karimah. Harta kekayaannya sudah dibagikan kepada ke enam anaknya. Dan dari masing-masing anak berbeda dalam mendapat bagiannnya. Terutama bagi anak perempuan, namun bagian yang paling banyak dari ke enam anak tersebut adalah Supnani. Sebagai salah satu anak perempuan, Supnani mendapat bagian terbanyak, hal ini terjadi karena dia yang merawat kedua orang tuanya. 6 Setelah terpilih salah seorang diantara anak-anaknya, maka dia juga yang berhak mewakili orang tuanya secara penuh, baik di dalam mengurus harta bendanya, maupun kewajiban-kewajiban yang orang tua terhadap pemerintah maupun masyarakat, seperti membayar pajak, kerja bakti dan lain sebagainya. Bahkan tidak hanya menanggung dan mengurusi harta bendanya serta kewajiban orang tua tersebut diatas, melainkan anak tersebut yang harus mengurus orang tuanya ketika telah meninggal dunia, seperti membiayai perawatan, membiayai pemakaman, tahlil sampe tujuh hari, empat puluh harinya, seratus harinya, seribu harinya dan seturusnya. 7 Walaupun pemberian harta tersebut berbeda, baik kuantitas maupun kualitasnnya, namun mereka tidak menuntut. Mereka menerima apa yang 6 Su udi, Wawancara, Petaonan, 13 Agustus 2012. 7 Shofiyah, Wawancara, Petaonan, 15 Agustus 2012

62 telah diberikan kepadannya, karena pemberian tersebut sudah merupakan ketentuan dari orang tua sebelum meninggal. Dengan demikian, maka yang menjadi alasan masyarakat Desa Petaonan membagi harta waris ketika orang tua masih hidup adalah agar tidak terjadi sengketa diantara ahli waris. 8 F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hibah Sebagai Pengganti Kewarisan di Desa Petaonan Adapun faktor yang mempengaruhi masyarakat Desa Petaonan memberikan harta warisan ketika pewaris masih hidup dan harta diberikan kepada anak perempuan lebih banyak adalah antara lain: 1. Masyarakat Desa Petaonan membagi harta warisan ketika orang tua masih hidup agar tidak terjadi sengketa diantara ahli waris, karena kekhawatiran orang tua bahwa ahli waris tidak dapat berlaku adil dan apabila orang tua yang membagi maka anak-anak akan patuh dan menerima apa yang diberikan orang tuanya. 9 2. masyarakat Desa Petaonan, memberikan harta warisan kepada anak perempuannya lebih banyak, karena orang tua mempunyai rasa takut jika anak-anaknya akan hidup terlantar. Terlebih bagi anak perempuan, karena perempuan lebih lemah, tidak bisa bekerja seperti anak laki-laki. Oleh karena itulah masyarakat melebihkan bagian anak perempuan dari pada 8 Musliman, Wawancara, Petaonan, 22 Agustus 2012 9 Abd Shomad, wawancara, Petaonan, 25 Agustus 2012

63 bagian anak laki-laki, bahkan di Desa Petaonan anak laki-laki bagiannya tidak boleh melebihi bagian anak perempuan. 10 3. Adat istiadat yang harus dipatuhi oleh masyarakat Desa Petaonan sangat fanatik terhadap tradisi turun-temurun yang telah berlangsung sejak zaman dahulu kala. Praktek pembagian warisan di desa Petaonan Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan ini sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka. Sehingga sampai saat ini masyarakat Desa Petaonan masih sangat mematuhi tradisi tersebut. Tradisi pembagian warisan di desa Petaonan yang berupa bagian anak perempuan lebih banyak dari bagian anak laki-laki. Masyarakat Desa Petaonan memandang bahwa seorang anak perempuan jauh lebih membutuhkan dari pada anak laki-laki. Karena anak perempuan di nilai tidak mampu untuk bekerja seperti anak laki-laki dan lebih banyak kebutuhannya. Di samping itu alasan bagian anak perempuan lebih banyak dari bagian anak laki-laki adalah ketika orang tua si anak telah lanjut usia maka orang tua lebih memilih tinggal bersama anak perempuan. Dikarenakan sifat perempuan yang jauh lebih perhatian dan telaten dalam merawatnya. Oleh karena itu bagian anak perempuan lebih banyak dari bagian anak laki-laki. 11 10 Adnan, Wawancara, Petaonan, 15 Agustus 2012. 11 Rachman, (Kepala Desa), Wawancara, Petaonan, 12 Agustus 2012.