Desain Antena Monopole UHF untuk Uplink pada Satelit Iinusat-02

dokumen-dokumen yang mirip
Desain Antena Helix Dan Loop Pada Frekuensi 2.4 GHz Dan 430 MHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

Desain Antena Helix Dan Loop Pada Frekuensi 2.4 GHz Dan 430 MHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano

Desain dan Pembuatan Antena Whip Dual-Band pada VHF 144 MHz dan UHF 430 MHz untuk Perangkat Transceiver Portabel

DESAIN ANTENA HELIX DAN LOOP PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 430 MHz UNTUK PERANGKAT GROUND STATION SATELIT NANO

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA

Desain Antena Helix Quadrifilar pada Frekuensi 2,4 GHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

PERANCANGAN ANTENA HELIX PADA FREKUENSI 433 MHz

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

Perancangan Antena Dual Band Berbasis Metamaterial pada Frekuensi 2.3/3.3 GHz

ANTENA MIKROSTRIP MONOPOLE PITA LEBAR SEGI EMPAT UNTUK APLIKASI DVB-T

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

Bab IV Pemodelan, Simulasi dan Realisasi

: Widi Pramudito NPM :

PERANCANGAN ANTENA DUAL BAND BERBASIS METAMATERIAL PADA FREKUENSI 2.3/3.3 GHz

Perancangan Antena Metamaterial Berbasis NFRP Pada Frekuensi GPS L1 (1,5754 GHz) Untuk Sistem Transfer daya Nirkabel

Desain dan Pembuatan Antena Whip Dual-Band pada VHF/UHF untuk Perangkat Transceiver Portabel

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

ANALISA ANTENA DIPOLE-λ/2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE STUDIO 2010

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sampai merealisasikan antenna UWB mikrostrip dengan

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

Simulasi Pengaruh Kombinasi Slot Horisontal dan Slot Vertikal Pada Antena Microstrip 2.4 GHz

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)

Gambar 4.1 Konfigurasi pengukuran port tunggal

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

DESAIN SISTEM TRANSFER ENERGI NIRKABEL DENGAN MEMANFAATKAN GELOMBANG RADIO FM

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

BAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

Analisis Perubahan Fasa Terhadap Pola Radiasi untuk Pengarahan Berkas Antena Stasiun Bumi

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD

Perancangan dan Pengukuran Antena Microstrip Dual-Band pada Frekuensi 144 MHz/430 MHz untuk Perangkat Portabel Transciever Satelit Nano

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ULTRAWIDEBAND

PERANCANGAN DAN OPTIMASI KINERJA ANTENA PLANAR ULTRA WIDEBAND BERBASIS METAMATERIAL MENGGUNAKAN SUBSTRAT FR-4

Faizal Firmansyah NRP

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP DOUBEL BIQUAD PADA FREKUENSI

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

RANCANG BANGUN ANTENA SLOT OMNIDIRECTIONAL 13 dbi UNTUK APLIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (LAN) Rahmi Sari Marina Daulay NIM :

Optimasi Posisi Antena pada UAV Alap-Alap BPPT menggunakan Computer Simulation Technology

RANCANG BANGUN DAN PENGUKURAN ANTENA MONOPOLE MHZ DAN MHZ UNTUK APLIKASI NANOSATELIT SKRIPSI

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

BAB I PENDAHULUAN. global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP YAGI-ARRAY TIGA ELEMEN DENGAN FREKUENSI 642 MHz UNTUK PENERIMA SIARAN TELEVISI

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA CO-PLANAR DENGAN METODE BAND GAP UNTUK PENINGKATAN BANDWIDTH PADA FREKUENSI S-BAND

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral SlitsPada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGIEMPAT TRIPLE-BAND (2,3 GHz, 3,3 GHz dan 5,8GHz) Disusun Oleh : RAMLI QADAR NIM :

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

ITS-SAT. Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver. Seminar Tugas Akhir. Respati Loy Amanda NRP.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Konfigurasi Sirkuit Directional Coupler

BAB III. PERANCANGAN ANTENNA YAGI 2,4 GHz

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

SEMINAR TUGAS AKHIR. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TAHAP RF UPLINK 145 MHz PORTABLE TRANSCEIVER SATELIT IINUSAT-01 TRI HARYO PUTRA NRP

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND

SIMULASI MODEL INDOOR CEILING MOUNT ANTENNA SEBAGAI PENGUAT SINYAL WI-FI MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS V10.0

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

STUDI PENYESUAIAN IMPEDANSI PADA ANTENA ULTRA WIDEBAND

Perancangan, Realisasi, dan Pengujian Antena Helik Mode Axial pada Access Point Wireless-G 2,4 GHz Broadband Linksys

DAFTAR PUSTAKA. 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons Analysis And Design Antena Theory Third Edition.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

PERANCANGAN DAN REALISASI BANDPASS FILTER DENGAN METODE OPEN LOOP SQUARE RESONATOR UNTUK MICROWAVE LINK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian

Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)

Desain Sistem Transfer Energi Nirkabel dengan Memanfaatkan Gelombang Radio FM

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA V-VERTICAL GROUNDPLANE UNTUK KOMUNIKASI RADIO TRANSCEIVER PADA PITA VHF DAN UHF

Perancangan Antena Mikrostrip PIF-A pada Frekuensi CDMA 800 MHz dan 1900 MHz Untuk Sistem Ambient Electromagnetic Harvesting

BAB IV. Perancangan Dan Realisasi Antena Horn

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul dan Definisi Antena 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS PENGUKURAN

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP OMNI DIRECTIONAL BERSTRUKTUR LARIK GAP FOLDED DIPOLE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian

ANTENA MIKROSTRIP PANEL BERISI 5 LARIK DIPOLE DENGAN FEEDLINE KOAKSIAL WAVEGUIDE UNTUK KOMUNIKASI 2,4 GHz

Kata Kunci: Antena, CCTV, Crown Patch, Slot Lingkaran II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN. 2.1 Antena Mikrostrip

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-179 Desain Antena Monopole UHF untuk Uplink pada Satelit Iinusat-02 Yahya S. Amrullah, Eko Setijadi, dan Gamantyo Hendrantoro Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: ekoset@ee.its.ac.id Abstrak Teknologi satelit telah terbukti mampu memberikan solusi dari banyak permasalahan. Maka dari itu, sekarang ini Indonesia sedang mengembangkan teknologi satelit. Pada generasi awal seperti sekarang ini sedang dilakukan riset pembuatan payload satelit Iinusat-02. Dalam Penelitian ini dibahas mengenai salah satu bagian payload yaitu antena uplink yang beroperasi pada frekuensi UHF. Antena uplink untuk payload satelit Iinusat-02 ini menggunakan model monopole. Antena monopole tersebut terbuat dari stainless steel yang memiliki panjang 172 mm dan diameter 1 mm. Antena monopole yang dibutuhkan sebanyak dua buah dimana instalasi kedua antena monopole tersebut berada pada tengah sisi satelit Iinusat- 02 yang saling tegak lurus. Sebelum fabrikasi, desain antena monopole disimulasikan pada software CST Studio 2011. Dari beberapa percobaan desain antena monopole pada software CST Studio 2011 diperoleh suatu desain antena yang memiliki performansi seperti yang diinginkan, yaitu memliki nilai retrun loss sebesar -18,64 db, VSWR sebesar 1.26 pada frekuensi kerja 436,5 MHz,lebar bandwidth sekitar 78,2 MHz dan pola radiasi yang mendekati bentuk bola. Dari hasil pengukuran antena monopole hasil fabrikasi diperoleh nilai return loss dan VSWR sebesar -18,5 db dan 1,31, lebar bandwidth sebesar 35 MHz dan pola radiasi yang diperoleh mendekati bola. Mengacu pada hasil simulasi dan pengujian, dapat disimpulkan disain antena ini bisa dijadikan refrensi untuk antenna uplink satelit Iinusat 02 yang tumbling selama mengorbit. Kata Kunci antena monopole, Iinusat 02, pengukuran, simulasi. S I. PENDAHULUAN ATELIT Iinusat-02 merupakan satelit nano berbentuk kubus yang memiliki massa 15 kg. Direncanakan mengorbit pada orbit LEO. Satelit ini ditujukan untuk melakukan komunikasi darurat dan data dengan kecepatan 13 kbps. Selain itu juga dilengkapi kamera sehingga mampu melakukan pengambilan gambar wilayah Indonesia[1]. Salah satu payload dari satelit Iinusat-02 adalah TT&C (telecommunication, telemetry and command)[1]. Pada saat kamera satelit melakukan pengambilan gambar pada permukaan bumi, TT&C satelit menerima perintah (command) dari stasiun bumi, menerjemahkan perintah tersebut kemudian mengirimkan ke ADCS (Attitude Determination Control System) kemudian ADCS mengontrol sikap satelit agar kamera mengarah ke permukaan bumi. Untuk melakukan fungsi tersebut, TT&C terdiri dari antenna, LNA dan demodulator[2]. Sinyal perintah yang dikirimkan dari stasiun bumi ke satelit Iinusat-02 berupa teks. Bandwidth yang dibutuhkan sebesar 7,6 KHz[2]. Maka dari itu frekuensi yang digunakan untuk pengiriman sinyal perintah ini berada pada range frekuensi VHF/UHF yaitu pada frekuensi 145/435 MHz. Uplink satelit Iinusat-02 ini berada pada frekuensi UHF, yaitu 436,5 MHz[1].Untuk menerima sinyal yang memiliki bandwidth kecil, seperti sinyal perintah ini, maka dibutuhkan antenna narrowband.maka dari itu, dalam penelitian ini dibahas mengenai desain, material dan instalasi antena monopole pada satelit Iinusat-02. Metode realisasi antena monopole ini dimulai dari pendesainan antena monopole secara analitik. Pada tahap ini akan diperoleh nilai parameter-parameter antena sebagai patokan kelayakan performansi antena monopole yang dihasilkan. Tahap kedua adalah simulasi satu antena monopole dengan CST Studio 2011. Pada tahap kedua ini dapat dilihat performansi satu antena monopole yang diperoleh secara analitik. Pada tahap ketiga, dilakukan simulasi antena monopole array. Tujuannya adalah untuk meningkatkan performansi satu antena monopole saja. Tahap keempat adalah melakukan fabrikasi antena monopole sesuai dengan desain array yang telah dihasilkan dan melakukan pengukuran. Tahap yang terakhir adalah penentuan instalasi antena di satelit. Dari desain antena monopole yang diperoleh, ditentukan instalasi yang tepat di satelit. A. Analisis Desain II. DESAIN DAN SIMULASI Dalam analisis desain ini ada tiga poin yang dicapai, yaitu memperoleh dimensi, memperoleh material untuk fabrikasi dan memperoleh beberapa nilai parameter antena sebagai acuan kesuksesan hasil desain nantinya. Dimensi Model antena monopole yang akan didesain dalam Penelitian ini memiliki panjang seperempat panjang gelombang[3]. Panjang gelombang antena uplink Iinusat-02 ini adalah 68,9 cm. Jadi panjang antena monopole adalah 17,2 cm. Mengacu pada mass budget antena uplink satelit pico robusta[4] dan setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus massa jenis ( )

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-180 = (1) dimana m = massa (kg) v = volume (m 3 ) 1berikut ini merupakan implementasi dari desain analitik antena monopole pada software CST Studio 2011. diperoleh diameter maksimal antena monopole adalah sebesar 0,27 cm jika antena yang di pasang di satelit sebanyak dua dan sebesar 0,22 cm jika antena yang dipasang di satelit sebanyak tiga. Spesifikasi Material Material untuk radiator antena yang dapat diperoleh di pasaran adalah tembaga, aluminium dan stainless steel[5]. Kriteria pemilihan material dalam Penelitian ini, yang pertama adalah keelastisistasan material sedangkan yang kedua adalah konduktivitas material. Semakin tinggi keelastisitasan material semakin memberikan kemudahan di dalam melakukan mounting antena monopole di satelit. Ketiga material tersebut dapat berfunsi sebagai antena dengan baik sehingga kriteria konduktivitas dapat diabaikan. Berikut ini data nilai keelastisitasan dan konduktivitas ketiga material tersebut[6]. Antena Gambar 1. Desain satu antena monopole Gambar 2 di bawah ini merupakan grafik return loss yang dihasilkan dari simulasi satu antena monopole. Material Tabel 1. Nilai keelastisitasan dan konduktivitas material antena Young's Modulus(10 9 N/m 2 ) Nilai Konduktivitas (10 6 S/m) Aluminum 69 38 Copper 110 58 Stainless Steel 180 1,1 Sumber:http://www.engineeringtoolbox.com/young-modulus-d_417.html Jadi berdasarakan pertimbangan ketersediaan material di pasaran dan keelastisitasan material maka dalam pendesainan radiator antena monopole ini menggunakan material stainless steel. Antena ini direncanakan akan dipasang di satelit Iinusat- 02 sehingga dalam pembahasan Penelitian ini memanfaatkan badan satelit Iinusat-02 sebagai ground plane. Sedangkan material ground plane terbuat dari PCB dengan plat tembaga. Batasan Nilai Parameter Tabel 2 dibawah ini merupakan tabel batasan nilai parameter yang dibutuhkan. Tabel 2. Batasan nilai parameter antena 1 Pola radiasi Mendekati bentuk bola 2 Return loss < -10 db 3 Bandwidth >7,6 khz 4 VSWR < 2 Gambar 2. Grafik return loss simulasi satu antena monopole Dari desain ini diperoleh nilai return loss sebesar -21,05 db pada frekuensi 436,5 MHz. Lebar bandwidth yang dihasilkan sebesar 66,3 MHz dengan frekuensi pusat di 431,64 MHz.Lebar bandwidth ( B) dan frekuensi pusat ( ) diperoleh dengan menggunakan rumus[3]. = (2) = (3) dimana =frekuensi atas (MHz) =frekuensi bawah (MHz) Gambar 3 di bawah ini merupakan grafik VSWR yang dihasilkan dari simulasi satu antena monopole. B. Simulasi Satu Antena Monopole Menggunakan CST Studio 2011 Sebelum melakukan fabrikasi langsung, dilakukan simulasi dahulu bagaimana performansi antena monopole hasil desain secara analitik yang telah diperoleh sebelumnya. Gambar

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-181 Gambar 3. Grafik VSWR simulasi satu antena monopole Nilai VSWR yang dihasilkan 1,19. Pola radiasi yang dihasilkan masih omnidirectional, sebagaimana pada gambar 4 di bawah ini. C. Simulasi Antena Monopole Array Menggunakan CST Studio 2011 Dalam pendesainan antena monopole array ini ada tiga varabel yang diubah-ubah nilainya. Ketiga variable tersebut adalah jarak antar antena, beda fase sinyal input antena dan arah antena. Dari beberapa kali simulasi, diperoleh desain sebagai berikut yang memenuhi kriteria desain. Dua antena monopole dipasang pada ground plane dengan hadap saling tegak lurus. Posisi masing-masing antena monopole terhadap muka masing-masing ground plane-nya adalah berada pada tengah muka ground plane-nya. Sedangkan beda fase antar antena monopole adalah sebesar 180 o. Secara grafis, desain antena monopole yang memenuhi kriteria desain sebagaimana gambar 5 di bawah ini. Antena Antena Gambar 5. Desain simulasi dua antena monopole saling tegak lurus Gambar 6 di bawah ini merupakan grafik return loss yang dihasilkan dari simulasi antena monopole array. Gambar 4. Pola radiasi satu antena monopole (3D) Dari simulasi satu antena monopole diperoleh nilai parameter sebagai berikut. Tabel 3. Nilai parameter 1 antena monopole hasil simulasi 1 Pola radiasi Omnidirectional 2 Return loss -21,05 db 3 Bandwidth 66,3 MHz 4 VSWR 1,19 Nilai return loss, lebar bandwidth dan nilai VSWR yang diperoleh telah memenuhi kriteria desain. Gambar 6. Grafik return loss simulasi antena monopole array Dari desain ini diperoleh nilai return loss sebesar -18,64 db pada frekuensi 436,5 MHz. dengan menggunakan persamaan 2 dan persamaan 3, diperoleh lebar bandwidth yang dihasilkan sebesar 77,45MHz dengan frekuensi pusat di 428,73 MHz. Gambar 7 di bawah ini merupakan grafik VSWR yang dihasilkan dari simulasi antena monopole array.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-182 Gambar 7. Grafik VSWR simulasi antena monopole array Nilai VSWR yang dihasilkan 1,26. Pola radiasi yang dihasilkan mendekati bentuk bola, sebagaimana pada gambar 8 di bawah ini, dimana selisih gain max dengan gain min sebesar 6,5 db. Gambar 8b. Pola radiasi antena monopole array ( = 180 o ) Gambar 8c. Pola radiasi antena monopole array (2D) Dari simulasi antena monopole array diperoleh nilai parameter sebagai berikut. Gambar 8a. Pola radiasi antena monopole array ( = 0 o ) Tabel 4. Nilai parameter antena monopole array hasil simulasi 1 Pola radiasi Mendekati bentuk bola 2 Return loss -18,64 db 3 Bandwidth 77,45 MHz 4 VSWR 1,26 Nilai return loss, lebar bandwidth, nilai VSWR dan pola radiasi yang diperoleh telah memenuhi kriteria desain.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-183 A. Fabrikasi III. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Tahap fabrikasi antena monopole adalah sebagai berikut. Tahap pertama adalah pembuatan radiator, yang kedua adalah pembuatan ground plane dan yang ketiga adalah pembuatan link. Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahap tersebut. Pembuatan Radiator Radiator antena monopole terbuat dari material stainless steel tipe 304 dengan panjang 172 mm dan diameter 1 mm. Karakteristik material stainless steel 304 adalah sebagai berikut[7]: Tabel 3. Karakteristik Stainless steel 304 Massa jenis Modulus Tipe Konduktivitas termal 100 C (W / mk) (kg / m 3) Young (GPa) 304 8000 193 16.2 Sumber:http://www.jayastainless.com/kategori/336/komposisi-stainless-304 Konektor yang digunakan adalah konektor tipe SMA male. Inti konektor SMA male ini memiliki diameter sebesar 1,27 mm. Dalam integrasi radiator antena monopole dengan konektor SMA male dibantu dengan tembaga kapiler agar lebih kokoh instalasinya. Gambar 9 di bawah ini merupakan antena monopole hasil fabrikasi. Stainless steel Gambar 9. Antena monopole hasil fabrikasi Replika Satelit Iinusat-02 Replica satelit Iinusat-02terbuat dari PCB dengan plat bolak-balik yang dibentuk sehingga diperoleh dimensi 10 cm x 10 cm x 10 cm. Dipilih dua sisi yang saling tegak lurus untuk mounting antena yang terletak ditengah masing-masing sisi terpilih. Replica satelit Iinusat-02 yang diperoleh tampak sebagaimana gambar 10 berikut ini. Konektor SMA female Konektor SMA female Gambar 10. ReplikaSatelit Iinusat-02 Konektor SMA male Pembuatan Link Antena Link antena monopole ini terbuat dari kabel RG-58 dan konektor SMA female pada kedua ujungnya. Dalam Penelitian ini dibutuhkan dua link antena dimana link antena satu dengan yang lain memiliki beda fase sebesar 180 o atau memiliki selisih panjang setengah lamda. Jadi panjang link antena satu dengan yang lain memiliki selisih panjang 34,45cm. B. Pengukuran Antena Monopole Parameter-parameter antena diukur adalah return loss, bandwidth, VSWR, pola radiasi. Peralatan dalam pengukuran ini menggunakan Spectrum Analyzer, Signal Generator, Network Analyzer dan sebuah antena monopole 2,15 db sebagai antena referensi. Keempat peralatan tersebut diperoleh dari Lab Antena dan Propagasi Elektromagnetik Elektro ITS. Pengukuran return loss, bandwidth dan VSWR dilakukan di laboratoriummenggunakan Network Analyzer sedangkan pengukuran pola radiasi dilakukan ditempat terbuka, yaitu di Lapangan Futsal dan Lapangan Gedung Baru Lantai III Teknik Elektro ITS menggunakan Signal Generator, Spectrum Analyzer dan antena referensi. Dari pengukuran menggunakan Network Analyzer diperoleh nilai parameter-parameter antena sebagai berikut. Gambar 11 merupakan grafik return loss dari hasil pengukuran. return loss (db) -5-10 -15-20 411 416 421 426 431 436 441 446 451 Frekuensi (MHz) Gambar 11. Grafik return loss Dari pengukuran diperoleh nilai return loss sebesar -18,5 db pada frekuensi 436,5 MHz. Dengan menggunakan persamaan 2 dan persamaan 3, diperoleh lebar bandwidth yang dihasilkan sebesar 35 MHz dengan frekuensi pusat di 435,69 MHz. Gambar 12 merupakan grafik VSWR antena monopole dari hasil pengukuran. Nilai VSWR yang dihasilkan 1,31. VSWR 2,5 2 1,5 1 411 416 421 426 431 436 441 446 451 Frekuensi (MHz) Gambar 12. Grafik VSWR Pola radiasi yang dihasilkan mendekati bentuk bola, sebagaimana pada gambar 8 di bawah ini, dimana selisih gain max dengan gain min sebesar 19,49 db. Pengukuranpola radiasimenggunakan Signal Generator, Spectrum Analyzer dan antena refrensi. Dalam pengukuran ini, antena monopole hasil fabrikasi diletakkan di daerah medan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-184 jauh ( far-field region) antena referensi. Daerah medan jauh antena referensi adalah lebih besar dari 8,59 cm dari antena referensi. Untuk memperoleh daerah medan jauh ( r) ini menggunakan rumus. Dimana: = dimensi terbesar antena yang akan diukur (m) = panjang gelombang kerjaantena (m) Dari pengukuran diperoleh pola radiasi yang cenderung memiliki bentuk elips, yaitu selisih gain max dengan gain min sebesar 19,49 db. Gambar 13 dibawah ini merupakan pola radiasi antena monopole hasil fabrikasi. 280 0 350 360-25 340 330 320-35 310 300 290 270 260 250 240 Ѳ 230 220 210-45 -55 200 190 10 20 30 40 50 140 150 160 170 180 Gambar 13. Pola radiasi antena monopole hasil fabrikasi Dari pengujian antena monopole array diperoleh nilai parameter sebagai berikut. Tabel 4. Nilai parameter antena monopole array hasil simulasi 1 Pola radiasi Lebih elips dari hasil simulasi 2 Return loss -18,5 db 3 Bandwidth 35 MHz 4 VSWR 1,31 60 130 POLA RADIASI 0 POLA RADIASI 45 70 80 90 100 110 120 POLA RADIASI 90 POLA RADIASI 135 POLA RADIASI 180 ɸ (4) linkungan pada saat pengukuran, yaitu pemegangan antena oleh tangan, pengaruh benda-benda disekitar tempat pengukuran yang mengakibatkan pemantulan sinyal sat pengukuran, juga mempengaruhi hasil yang diperoleh dari pengukuran tidak sama dengan hasil simualsi. A. Kesimpulan IV. KESIMPULANDAN SARAN Setelah melakukan analisis terhadap hasil simulasi dan hasil pengukuran antena monopole array, maka diperoleh material radiator antena monopole terbuat dari stainless steel dengan panjang 172 mm dan berdiameter 1 mm, antena monopole yang dibutuhkan sebanyak dua buah dengan instalasi di satelit Iinusat II saling tegak lurus yang masing-masing antena berada ditengah sisi satelit, beda fase pencatuan antara antena monopole satu dengan yang lain sebesar setengah panjang gelombang, yakni sebesar 34,45 cm. Setelah dilakukan realisasi dan pengukuran, diperoleh nilai return loss sebesar -18,5 db dan VSWR sebesar 1,31 pada frekuensi 436,5 MHz, lebar bandwidth yang dihasilkan sebesar 35 MHzdengan frekuensi pusat di 435,69 MHz.Pola radiasi yang dihasilkan cenderung lebih elips dari pola radiasi hasil simulasi dimana selisih antara daya terima maksimum dengan daya terima minimum sebesar 19,49 db. Hasil pengukuran pola radiasi kurang akurat karena keterbatasan alat-alat pengukuran. B. Saran Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh saran yaitu, perlu dilakukan pengukuran dan alat ukur yang lebih akurat lagi untuk memperoleh pola radiasi. DAFTAR PUSTAKA [1] Iinusat, Synopsis Evolusi Iinusat, Jogjakarta, (2011, Nov). [2] LAPAN, Dokumentasi Teknis Satelit LAPAN-TUBSAT, Bogor, (2007). [3] Balanis,Constantine A., Antenna Theory Analysis And Design, Canada: John Wiley & Sons, (2005). [4] S. Perez, S. Jarrix dan L. Dusseau, Progres report for ROBUSTA cubesat, Universitas Montpellier, (2009). [5] Arman Yusuf dkk, Buletin elektronis Orari News, (2004, Nov). [6] Website, http://www.engineeringtoolbox.com/young-modulusd_417.html, diakses 7 Maret 2012. [7] Website, http://www.jayastainless.com/kategori/336/komposisistainless-304. diakses 25 Mei 2012. Nilai return loss, lebar bandwidth, nilai VSWR dan pola radiasi yang diperoleh telah memenuhi kriteria desain.jika dibandingkan dengan hasil simulasi berbeda dengan hasil pengukuran, terutama pada pola radiasi yang dihasilkan. Hal ini mungkin disebabkan fabrikasi antena yang kurang sempurna, seperti bahan yang diperoleh tidak sama seperti di simulasi dan integrasi/penyolderan komponen-komponen antena kurang sempurna. Selain itu, ketidakidealan kondisi