BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan yang tercantum dalam undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Pernyataan tersebut

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya unutuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam UU Sisdiknas no 20 tahun 2003, bahwa pendidikan national berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangggung jawab. Berdasarkan UU Sisdiknas di atas maka salah satu ciri manusia berkualitas adalah mereka yang tangguh iman dan takwanya serta memiliki akhlak mulia. Dengan harapan, pendidikan dapat merubah individu yang berkompetensi dan berkualitas serta tangguh dalam iman dan takwa serta memiliki akhlak mulia. Selaras dengan apa yang dirumuskan dalam sisdiknas tentang tujuan pendidikan, maka tujuan pendidikan Islam ialah menghendaki manusia yang berakhlak mulia. Islam menghendaki agar manusia mampu merelisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah, yang tercantum dalam Al- Qur an surah Al-Dzariat ayat 56: dan tidak aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-ku. (Ahmad Tafsir:1991). Pada taraf implementasinya, pendidikan menginginkan terbentuknya siswa yang menjadi 1

anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran yang terdapat dalam Islam. Dalam membentuk pendidikan yang bisa menghasilkan anak-anak didik yang sesuai dengan harapan yang tercantum dalam SISDIKNAS ataupun pendidikan Islam, tentulah dibutuhkan proses pembelajaran yang baik dan berkualitas agar proses menuju penciptaan masyarakat yang berkualitas secara mental dan fisik dapat terlaksana. Sekolah yang selama ini menjadi tempat proses belajar mengajar, tempat dimana para siswa diajarkan bagaimana menjadi manusia yang paripurna, harus lah mengamban tanggung jawab ini, sekolah menjadi garda terdepan dalam mencapai target membimbing siswa-siswi generasi muda untuk bisa tumbuh menjadi pribadi luhur bagi dirinya dan bagi masyarakat disekitarnya. Namun pada realitanya, proses pendidikan di sekolah masih terdapat banyak persoalan yang mesti diperbaiki. Persoalan kenakalan remaja, narkoba, kekerasan, geng bermotor dan lain-lain, membuktikan ada hal hal yang masih belum beres dalam pendidikan kita. Standard kelulusan pendidikan yang dalam beberapa tahun kebelakang selalu dinaikkan, memang memberikan pengaruh positif bagi keseharian siswa-siswi, mereka sekarang sudah mulai menyibukkan diri dengan kegiatan belajar, les privat, bimbingan belajar, dan yang sejenisnya, kegiatan yang tidak bermanfaat pun semakin berkurang, hanya saja bila diperhatikan dengan seksama, perkembangan pendidikan ini terjadi pada ranah kognitif yang signifikan, namun pada pendidikan yang

berorientasi moral (afektif) dan psikomotorik kurang terasa, terkhusus pada nilai pendidikan moral (afektif). Pelajaran yang banyak menyinggung pendidikan moral ini adalah pelajaran pendidikan agama dan pelajaran kewarganegaraan atau pencasila. Namun sebagai warga negara yang memiliki agama,tentu akan lebih bermakna pelajaran pendidikan agama ini di fokuskan. Dan sebagai negara yang mayoritas beragama Islam, harusnya pelajaran pendidikan agama Islam bisa menjadi solusi bagi persoalan pendidikan moral generasi muda, terkhusus bagi siswa-siswi yang beragama Islam. Bagi pendidikan Islam kompetensi iman dan takwa serta memiliki akhlak mulia sudah lama dianggap penting dan sudah diimplementasikan dalam lembaga Islam. Hamka (dalam Nizar, 2008) mengatakan, untuk membentuk siswa yang memiliki kepribadian paripurna, maka eksitensi pendidikan agama merupakan sebuah kemestian untuk diajarkan, meskipun pada sekolah-sekolah umum. Namun demikian pelaksanaan proses pembelajaran tidak hanya dilakukan sebagai transfer of knowledge, akan tetapi mampu membuahkan suatu sikap yang baik, sesuai dengan pesan nilai ilmu yang dimilikinya. Pendidikan agama Islam (PAI) adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa dan beraklak mulia dalam mengamalkan ajaran islam dari sumber utama kitab suci al quran dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. PAI atau pelajaran pendidikan agama lainnya merupakan salah satu pelajaran wajib disetiap jenjang pendidikan formal dinegeri ini, tentunya hal ini

dilatarbelakangi pentingnya pendidikan agama bagi setiap orang yang menjalani kehidupan ini. Adapun ruang lingkup pembahasan pendidikan agama Islam meliputi, aqidah (iman), akhlak (moral), ibadah (PAI). tiga aspek penting ini, tentu memiliki pembahasan yang luas dan memiliki BAB masing- masing. Namun apabila belajar di tingkat pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah, ketika aspek tersebut dibahas pada mata pelajaran tersendiri. Proses belajar mengajar pelajaran PAI ini secara umum tidak ada perbedaannya dengan mata pelajaran yang lain, orientasi materi yang berfokus pada kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa pun mencangkup pada pembahasan PAI. Guru yang menyampaikannya juga tidak jauh beda dengan pelajaran lain, masih banyak yang mengajar dengan cara konvensional yaitu ceramah saja. Pada sebagian materi, metode ceramah memang cocok untuk menyampaikan isi materi tersebut, bahkan metode ceramah bisa digunakan dihampir semua materi pelajaran disemua mata palajaran yang ada. Hanya tentu dampak atau hasil dari metode ceramah ini tidak sama pada semua materi yang beragam tersebut. Sebagai contoh di sekolah SMA Istiqlal Deli Tua, proses belajar agama Islam secara normal berjalan dengan baik, hanya mayoritas proses belajar mengajar berlangsung dengan metode ceramah saja, hanya terdapat sedikit kombinasi seperti ceramah dengan diskusi yang langsung dipimpin oleh guru, atau ceramah dengan mengaitkan realita kehidupan siswa. Seperti yang sudah disinggung di atas, pelajaran PAI ini terdapat tiga aspek yaitu akhlak (moral), aqidah (iman), dan ibadah (PAI).

Bila diperhatikan di sekolah Istiqlal ini, materi yang bersifat akhlak dan aqidah, materi tersebut disampaikan dengan metode ceramah saja pun, sudah mampu memberikan dampak signifikan terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Karena secara umum, materi kedua aspek tersebut hanya berkaitan dengan pemahaman pemahaman sederhana bagaimana sikap seorang muslim terhadap Islam, tanpa harus memiliki kemampuan berfikir tajam atau berfikir logis yang tinggi pun siswa tersebut bisa memahaminya. Sedikit berbeda halnya dengan meteri ibadah atau PAI, materi PAI mencakup memahami berbagai definisi, menganalisa suatu konsep hingga sekumpulan konsep, sampai mensintesis suatu perkara. Tentulah tidak efektif dan efisien apabila meteri seperti ini hanya disampaikan dengan metode ceramah saja, dan ini membutuhkan strategi pembelajaran yang tepat agar tujuan kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Disamping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, kemampuan berfikir logis yang baik pun sangat mempengaruhi hasil belajar PAI, khususnya berkaitan dengan materi PAI. Karena dengan kemampuan berfikir logis yang baik, siswa akan mampu memahami, menganalisa, dan menyimpulkan materi yang disampaikan. Dari laporan hasil belajar mata pelajaran PAI di SMA Istiqlal Deli Tua dalam beberapa tahun kebelakang, menunjukkan gambaran hasil belajar PAI

Tabel 1.1 Rata-rata Hasil Belajar PAI siswa SMA Istiqlal Deli Tua No. Tahun Ajar Rata-rata Hasil Belajar 1 2012 6,78 2 2013 6,87 3 2014 7,23 Berkaitan dengan rendahnya perolehan hasil belajar, Syah (2004) menjelaskan faktor yang mempengaruhinya yaitu: (1) faktor internal siswa, (2) faktor eksternal siswa, dan (3) faktor pendekatan belajar. Faktor pendekatan belajar merupakan salah satu faktor yang akan membuat siswa merasa tertarik untuk belajar melalui penyampaian guru. Guru yang mampu menerapkan berbagai pendekatan belajar cenderung akan mampu mengelolah kelas dengan baik sehingga penyajian pembelajaran tidak membosankan. Lebih lanjut Syah (2004) menjelaskan faktor internal siswa yang utama yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain minat, kesehatan, motivasi, perhatian, ketenangan jiwa, kegairahan kebugaran jasmani, dan kepekaan alat-alat indera dalam belajar, serta faktor lingkungan belajar, interaksi dengan teman sebangku, interaksi siswa dengan gurunya. Berdasarkan uraian tersebut diatas jelas bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Dalam mengajar guru harus

memperhatikan karakteristik siswa sehingga dengan peningkatan kualitas pembelajarannya. Untuk merangsang kemampuan berfikir logis yang baik, tentunya siswa harus memiliki sarana berfikir logis yang baik pula. Diantara sarana berpikir tersebut antara lain, siswa mampu berbahasa dengan baik, mampu berlogika dan memiliki kemampuan matematika dengan baik. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya mampu mengetahui dam memahami kemampuan berpikir logis siswa, maka seseorang dimiliki siswa. Dengan mengetahui kemampuan berpikir logis siswa, maka seorang guru dapat menyesuaikan, menyusun dan membuat materi ajar yang relevan untuk membantu dan mengarahkan kesiapan siswa untuk menerima materi pelajaran. Penanaman nilai nilai Islam yang luhur melalui pembelajaran PAI ini, sangat penting terhadap proses perkembangan setiap siswa tersebut, keyakinan iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, adab-adab luhur, dan metode-metode beribadah yang diajarkan dalam Islam akan mewarnai keseharian siswa tersebut, yang pada akhirnya menciptakan harmonisasi kehidupan masyarakat yang serasi dan tercipta apa yang dicita-citakan bangsa ini. Maka dari itu, pemilihan strategi yang tepat dalam mengakomodasi kemampuan berfikir logis siswa sangat penting, diharapkan dari strategi tersebut dapat menghadirkan minat, motivasi, dan aktivitas belajar dan mengajar yang efektif dan efisien.

Pemilihan strategi pembelajaran peta konsep dan strategi pembelajaran ekspositori pada penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh apa yang telah dilakukan para guru dalam setiap pembelajaran PAI, bagaimana para guru memiliki dan menggunakan strategi pembelajaran yang dikaitkan dengan materi ajar dan bagaimana kemampuan berpikir logis siswa serta bagaimana hasil belajar yang dihasilkan dalam setiap pembelajaran PAI. Atas dasar permasalahan ini, peneliti ingin menerapkan strategi pembelajaran peta konsep dan ekspositori dalam pembelajaran PAI dengan memperhatikan aspek kemampuan berpikir logis siswa dan hasil belajar PAI terhadap strategi yang digunakan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar PAI SMA Istiqlal Deli Tua, diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Apakah kemampuan berpikir logis berpengaruh terhadap pencapaian prestasi siswa? 2. Apakah latar belakang kemampuan matematika memiliki pengaruh dengan kemampuan memahami materi PAI? 3. Apakah sarana dan fasilitas belajar berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar PAI? 4. Apakah penerapan penggunaan peta konsep pada mata pelajaran PAI yang dikembangkan guru mempunyai pengaruh terhadap pencapaian siswa?

5. Apakah lingkungan atau suasana belajar di SMA Istiqlal Deli Tua mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi siswa? 6. Apakah penggunaan media pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar PAI siswa? 7. Apakah sistem evaluasi memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar PAI siswa? 8. Apakah kemampuan tingkat berpikir berpengaruh terhadap hail belajar PAI? 9. Apakah tingkat signifikansi antara penggunaan peta konsep dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar PAI? 10. Bagaimanakah kebiasaan belajar yang akan memberikan dampak kepada hasil belajar PAI? C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, ternyata banyak hal mempengaruhi hasil belajar siswa dalam bidang studi PAI. Dari begitu banyak hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, penelitian ini dibatasi pada: 1. Strategi pembelajaran adalah strategi penggunaan peta konsep dan strategi pembelajaran ekspositori 2. Siswa kelas XI SMA Istiqlal Deli Tua Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 3. Pokok pembahasan perawatan jenazah 4. Kemampuan berpikir logis yang dibedakan atas tingkatan tinggi dan rendah 5. Tes hasil belajar pada ranah kognitif

D. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang identifikasi dan pembahasan masalah yang dikemukakan di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh hasil belajar PAI yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Peta Konsep dan siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajarn Ekspositori? 2. Apakah hasil belajar PAI siswa yang memiliki Kemampuan Berpikir Logis Tinggi lebih tinggi dari siswa yang memiliki Kemampuan Berpikir Logis Rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara Strategi Pembelajaran (Peta Konsep dan Ekspositori) dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar PAI? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran peta konsep lebih dari siswa yang disejajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori 2. Hasil belajar PAI siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dari siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah 3. Terdapat intraksi antara strategi pembelajaran (Peta Konsep dan Ekspositori) dengan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar PAI siswa

F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga pendidikan atau pemerhati pendidikan yang bersifat teoritis maupun praktis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajarn khususnya yang berkaiatan denga strategi pembelajaran peta konsep dan strategi ekspositori dan aspek kemampuan berpikir logis pada mata pelajaran PAI 2. Sebagai tambahan bahan rujukan teoritis bagi peneliti lain, yang membahas lingkup yang sama 3. Bahan perbandingan bagi peneliti lain yang membahas dan meneliti permasalahan yang sama atau yang hampir sama. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki kualitas strategi pebelajaran, terutama dalam pembelajaran PAI 2. Upaya membiasakan penggunakan peta konsep yang sesuai dengan tujuan dan isi materi pelajaran 3. Membiasakan siswa agar dapat belajar mengkontruksi konsep materi ke dalam struktur kognisi mereka, sehingga konsep tersebut lebih bermakna dan beretensi lama