PENGKAJIAN & PENGEMBANGAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

SNI Standar Nasional Indonesia

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 21/ KPTS/013/2005 TENTANG

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

LABORATORIUM JASA KIMIA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

Lampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y)

PERAN LABORATORIUM DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

TATA CARA PERIZINAN INSINERATOR LIMBAH B3

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au

Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah

TARIF LINGKUP AKREDITASI

Universitas Sumatera Utara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES)

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa penting yang diperlukan bagi kelangsungan hidup

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERUNTUKAN... iii. MOTTO... iv. KATA PENGANTAR... v. INTISARI...

LAPORAN PROGRAM UJI BANDING (PROFICIENCY TEST) ANTAR LABORATORIUM SKEMA KHUSUS SEMESTER II Bahan Uji: AIR LIMBAH I BATCH II (ALDS I-2)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN LATIHAN SOAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMETAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM UJI PROFISIENSI LOGAM BERAT DALAM AIR BERSIH

JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN 2017

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR INTISARI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1.

GUBERNUR JAWA TIMUR, 4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I ;

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Deskripsi Lengkap Analisa : Merk : JEOL JNMECA 500 Fungsi. Harga Analisa : Proton ( 1 H) Karbon ( 13 C)

JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN 2017

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

BAB III METODE PENELITIAN

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH COD, Fe, DAN NH 3 DALAM AIR LINDI LPA AIR DINGIN KOTA PADANG TERHADAP NILAI LC50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran suhu incinerator Pada Ruang Bakar utama

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbaha

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

Kimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman i

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

Lampiran F - Kumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha dan/atau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal adalah usaha dan/atau kegiatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGELOLAAN LIMBAH B3 [PP 101 TAHUN 2014]

Transkripsi:

LAPORAN PENGKAJIAN & PENGEMBANGAN METODE Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL) Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 2011

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-nya, Laporan Kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan Tahun 2011 yang dilaksanakan oleh Sub Bidang Laboratorium Rujukan, Bidang Laboratorium Rujukan dan Pengujian, Pusarpedal-KLH, dapat diselesaikan. Tugas dan fungsi Pusarpedal sebagai laboratorium rujukan nasional yaitu melakukan pengkajian metode dan membuat bahan uji profisiensi serta mengembangkan laboratorium sebagai laboratorium metrologi bidang lingkungan, dengan tujuan agar laboratorium dapat menghasilkan data kualitas lingkungan yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan hukum. Selain itu pembuatan bahan uji profisiensi mempunyai tujuan untuk mengevaluasi unjuk kerja laboratorium pengujian parameter kualitas lingkungan. Laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pelaksanaan pengujian parameter kualitas lingkungan bagi laboratorium di pusat maupun daerah dalam rangka pengelolaan kualitas lingkungan dan harapan kami juga laporan ini dapat bermanfaat bagi Pusarpedal khususnya dan pihak terkait pada umumnya. Serpong, Desember 2011

i Ringkasan Eksekutif Pusarpedal sebagai laboratorium lingkungan rujukan nasional mempunyai tugas diantaranya melakukan pengkajian metode, melakukan validasi metode pengujian parameter kualitas lingkungan, pembuatan bahan uji profisiensi, pembuatan rumusan SNI, memberikan masukan teknis dalam hal revisi peraturan perundang-undangan lingkungan hidup serta mempunyai fungsi sebagai laboratorium rujukan metrologi kimia dibidang lingkungan. Validasi metode dilakukan dengan cara asesmen sistematis pada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil, meliputi antara lain uji linieritas, perhitungan limit deteksi (instrumen dan metode), repitibilitas, uji reprodusibilitas dan uji perolehan kembali (menggunakan spike larutan standar dan/atau CRM). Untuk validasi metode pengujian logam berat Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), dan Timbal (Pb) pada contoh uji air laut, digunakan Cetac Method, Canada dan diukur menggunakan AAS Shimadzu 6800 (tungku karbon). Sedangkan validasi logam berat Besi (Fe) dan Kromium (Cr) dalam contoh uji tanah menggunakan Isric Method, Belanda dan diukur menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Validasi metode pengujian Orto-phospat dan Total-Phospat dalam air/air limbah sebagai bahan rumusan SNI menggunakan Standard Method/APHA No. 4500-P E, 2005 (Ortophospat) dan dan JIS 36.1 : 2002 (total-phospat) kemudian diukur menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Kegiatan pengkajian metode kebisingan dilakukan dengan membandingkan pengukuran berdasarkan KepMen LH No. 48 Tahun 1996 dengan pengukuran berdasarkan ISO 1996-1 2003. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran Leq tiap 1 jam selama 24 jam. Dalam hal revisi perundang-undangan lingkungan hidup, PP No. 85 tahun 1999 Pusarpedal melakukan pengkajian khususnya mengenai pengujian uji karakteristik limbah B3. Disamping itu, Pusarpedal juga melakukan pengembangan metode toksikologi sebagai salah satu parameter pengujian identifikasi limbah B3. Pengembangan metode toksikologi yang dilakukan adalah mencari kondisi optimal (ph, suhu, DO, dan media) untuk uji akut

ii toksikologi (LC 50 ) menggunakan ikan mas, ikan nila dan Daphnia sp. Selain kegiatan diatas, pusarpedal juga melakukan pembuatan bahan uji profisiensi untuk parameter organik dan non organik. Hasil dari kegiatan di atas adalah: untuk validasi metode Cu, Cd dan Pb dalam air laut, Total phosphat dalam air dan air limbah; Fe dan Cr dalam tanah menghasilkan akurasi, repetabilatas, reprodusibilitas dan nilai limit deteksi yaitu MDL dan LoQ semua memenuhi batas keberterimaan, kecuali nilai S/N untuk Pb dalam air laut, Fe dan Cr dalam tanah dan Orto-phosphat dalam air dan air limbah. Pengembangan metode kebisingan menghasilkan data bahwa tidak ada perbedaan antara pengukuran dengan menggunakan Kep Men LH No. 46 tahun 1996 dengan ISO 1996-1 2003. Untuk Uji karakteristik limbah B3 hanya dapat dilakukan secara kualitatif atau pendekatan screening test. uji reaktif untuk parameter sianida, sulfida, uji korosif dalam sampel padatan dihilangkan, uji korosifitas pada limbah cair dengan mengukur ph (sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa). Sedangkan untuk uji mudah menyala, uji yang dapat dilakukan hanya pada cairan saja dengan menggunakan seta closed tester (ASTMD3278) - Pensky Martens CC (ASTM 93). Untuk limbah padat, pengujian mudah terbakar secara spontan melalui gesekan di bawah kondisi penanganan normal, tetapi US EPA tidak merekomendasikan lagi uji mudah menyala untuk limbah selain limbah cair (RCRA 40) uji mudah meledak, tidak dapat dilakukan di laboratorium; uji infeksius, dilakukan oleh departemen kesehatan. Sedangkan hasil pengembangan metode uji toksikologi didapatkan hasil bahwa ikan mas lebih dapat digunakan sebagai hewan uji air tawar untuk pengujian toksisitas akut dibandingkan ikan nila. Bila menggunakan Daphnia sp. Maka dapat digunakan air tanah terfiltrasi sebagai media hidup. Kondisi pengujian yang sesuai untuk Daphnia sp. adalah pada suhu 25-30 o C dengan fluktuasi ±2 o C, kelembaban 60-70%, pemberian makan dengan alga secara rutin pagi dan sore hari. Bahan uji profisiensi dibuat untuk tujuan melihat kinerja laboratorium lingkungan. Pemilihan beberapa parameter pada bahan uji profisiensi berdasarkan pada peraturan perundangundangan yang berlaku dan mewakili masing-masing metode, yaitu elektrometri, spektrofotometri dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan SSA. Untuk parameter

iii yang mewakili elektrometri adalah ph dan DHL; spektrofotometri adalah COD serta SSA adalah Cu dan Zn. Dari hasil evaluasi uji homogenitas dan uji stabilitas untuk parameter ph, DHL, COD, Cu dan Zn menggunakan uji F, diketahui bahwa bahan uji profisiensi untuk semua parameter adalah homogen dan stabil.parameter ph memiliki nilai grand mean sebesar 6.89; DHL sebesar 414.3 µs/cm; COD sebesar 50.0 mg/l; Cu sebesar 0.207 mg/l; dan Zn sebesar 0.10 mg/l. Pusarpedal sebagai laboratorium rujukan nasional telah melakukan pengembangan metrologi kimia dibidang lingkungan untuk tujuan pembuatan bahan acuan bersertifikat (CRM) yang memenuhi persyaratan internasional khususnya ketertelusuran pengukurannya.

iv Abstrak Pusarpedal melakukan validasi metode pengujian parameter kualitas lingkungan, Untuk logam berat Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), dan Timbal (Pb) pada contoh uji air laut, menggunakan Cetac Method, diukur dengan AAS Shimadzu 6800 (tungku karbon). Sedangkan validasi logam berat Besi (Fe) dan Kromium (Cr) dalam contoh uji tanah menggunakan Isric Method, diukur dengan AAS Hitachi Z- 2300 (Flame). Orto-phospat dan Total-Phospat dalam air/air limbah menggunakan Standard Method/APHA No. 4500-P E, 2005 (Orto-phospat) dan dan JIS 36.1 : 2002 (total-phospat),diukur menggunakan Spektrofotometer UV-VIS menghasilkan akurasi, repetabilatas, reprodusibilitas dan nilai limit deteksi yaitu MDL dan LoQ semua memenuhi batas keberterimaan, kecuali nilai S/N untuk Pb dalam air laut, Fe dan Cr dalam tanah dan Orto-phosphat dalam air dan air limbah. Pengkajian teknis identifikasi limbah B3 dalam merevisi peraturan PP No. 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk Uji karakteristik limbah B3 hanya dapat dilakukan secara kualitatif atau pendekatan screening test Uji reaktif untuk parameter Sianida, Sulfida, tidak ada uji korosif untuk padatan, uji korosifitas pada limbah cair dengan mengukur ph Uji mudah menyala, uji yang dapat dilakukan hanya pada cairan saja dengan menggunakan seta closed tester (ASTMD3278), Pensky Martens CC (ASTM 93), untuk limbah padat, contoh uji dapat terbakar secara spontan melalui gesekan di bawah kondisi penanganan normal, tetapi US EPA tidak merekomendasikan lagi uji mudah menyala untuk limbah selain limbah cair (RCRA 40), Uji mudah meledak, tidak dapat dilakukan di laboratorium. Pengembangan metode pengujian toksikologi (LC 50 dan LD 50 ) didapatkan hasil bahwa ikan mas lebih dapat digunakan sebagai hewan uji air tawar dibandingkan ikan nila, bila menggunakan Daphnia sp. digunakan air tanah terfiltrasi sebagai media hidup. Pengembangan metode kebisingan menghasilkan data bahwa tidak ada perbedaan antara pengukuran dengan menggunakan Kep Men LH No. 46 tahun 1996 dengan ISO 1996-1 2003. Pembuatan bahan uji profisiensi Menurut ISO/IEC 17025 : 2005 butir 5.9.1, Untuk parameter yang mewakili elektrometri adalah ph dan DHL; spektrofotometri adalah COD serta SSA adalah Cu dan Zn. Dari hasil perhitungan uji F, bahwa parameter ph, DHL, COD, Cu dan Zn mempunyai nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel pada tingkat kepercayaan 95%, maka dikatakan bahan uji profisiensi parameter tersebut stabil.