Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
Business analysis floating net cages, prospects and problems development in Nagari Tanjung Sani West Sumatra Province.

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm ISSN

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK

IV. METODE PENELITIAN

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE

Business Analysis in Static Fish Cage Aquaculture in Sedanau Bunguran Barat Village, Bunguran Barat Sub-District, Natuna District, Riau Province

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS USAHA PENANGKAPAN RAWAI DAN PENGEMBANGANNYA DI KOTA DUMAI. Suliani 1), Irwandy Syofyan 2), T.Ersti Yulika Sari 2)

ANALISIS USAHA JARING INSANG HANYUT (Drift Gill Net) TAMBAT LABUH KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS LOUR) PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

FISH HATCHERY INCOME ANALYSIS IN THE INGIN MAJU GROUP MUNGO REGION LUAK SUB-DISTRICK LIMA PULUH KOTA DISTRICK WEST SUMATERA PROVINCE ABSTRACT

THE BUSINESIS ANALYSIS OF GILL NET, IN TENGGAYUN VILLAGE, BUKIT BATU SUB-DISTRICT, BENGKALIS DISTRICT OF RIAU PROVINCE

ANALISIS USAHA ALAT TANGKAP PANCING ULUR (HAND LINE) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Business Analysis of Hand Line Fishing Technique in Pariaman City West Sumatera Province of Indonesia

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus) DALAM KOLAM DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Gurami dan Ikan Patin Di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

ABSTRACT. Keyword: Silalahi III village, investment, BCR, FRR, PPC, Oreochromis niloticus

Ujong Blang village Banda Sakti district of Lhokseumawe

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA MALLASORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

Maspari Journal, 2013, 5 (2),

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

IV. METODE PENELITIAN

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

STUDI KOMPARATIF USAHA ALAT TANGKAP BUBU KARANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

STUDI KOMPARATIF USAHA PENANGKAPAN ANTARA ALAT TANGKAP AMBAI DAN PENEGERIH DI DESA MESKOM KECAMATAN BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

JURNAL ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KELURAHAN PONDOK BATU KECAMATAN SARUDIK KOTA SIBOLGA PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai)

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus) DALAM KOLAM DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Oleh. Fathur Rahman 1), Ridar Hendri 2) dan Hamdi Hamid 2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau

ANALISIS FINANSIAL PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP DRIFT GILLNET DI KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN BANGKA BELITUNG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Usaha Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) dalam Keramba Di Desa Sipungguk Kecamatan Salo Kabupaten Kampar Provinsi Riau.

Olivie Palit 1, Grace Tambani 2, dan Vonne Lumenta 2. perikanan ini dengan memperhatikan analisis finansial dalam sektor perikanan.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA IKAN LEMAK DALAM KERAMBA DI DESA TANJUNG BELIT AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

KELOMPOK BERSATU DI KELURAHAN TANJUNG PAUH KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

Hazlan Syah 1), Eni Yulinda 2), Hamdi Hamid 2) ABSTRAK

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

Development Prospects Arowana Fish (Scleropages formosus)

NAGARI SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

ANALYSIS OF BOTTOM GILLNET FISHING AND DEVELOPMENT IN DUMAI CITY

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KARAMBA JARING TANCAP DI KELURAHAN PETOAHA KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

III. METODOLOGI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA IKAN KOI DI KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

STATUS PENGELOLAAN BUDI DAYA KOMODITAS IKAN KARANG DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KEPULAUAN TOGEAN, SULAWESI TENGAH

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEMBUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI PAKAN IKAN DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR (Studi Kasus Usaha Pakan Ikan Bapak Marin)

Lampiran 1. Peta Lokasi Peneliti. Peta Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

III. METODOLOGI PENELITIAN

Tim Peneliti KATA PENGANTAR

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU OLEH

PENGEMBANGAN EKONOMI NELAYAN DAN PETANI IKAN DI DANAU KERINCI, PROVINSI JAMBI

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

ANALISIS USAHA IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Ridwan Syahputra Situmorang 1), Zulkarnaini 2), Hamdi Hamid 3) ABSTRACT

C E =... 8 FPI =... 9 P

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

Indonesia mempakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari. dapat pulih seperti minyak bumi dan gas mineral atau bahan tambang lainnya

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 03 September 2014, ISSN

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

VII. ANALISIS FINANSIAL

STUDY TECNOLOGY OF LONGLINE FISHING GEAR IN THE MUARA SAKO KAMPAR KIRI WATER S LANGGAM VILLAGE PELALAWAN REGENCY BY :

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Analisis Investasi Usahatani Pembibitan Sapi Peranakan Limousine di Kabupaten Sleman

Transkripsi:

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN 0126-4265 Vol. 37. No.1 1

Berkala The Influence Perikanan Of Terubuk, Injection Februari Ovaprim 2009, hlm 86 92 Berkala Perikanan Terubuk Vol 37 No.1 Februari Vol. 37. 2009 No.1 ISSN 0126-4265 ANALISIS USAHA DAN POTENSI PENGEMBANGAN KERAMBA JARING APUNG DI DESA SIKAKAP KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI SUMATERA BARAT HENDRIK ABSTRACT This study aims to determine the prospects of floating net in terms of aspects of business analysis and development potential. The results showed for each business unit developed the KJA fishing effort as a contributory factor, earned net income of USD44.109 million per harvest (8 months) and total investment of Rp. 118.275 million. From a variety of investment criteria can be said to be floating net business is worth to be developed. So also in the review of potential development in the village could be developed as much as 2382 Sikakap KJA, the current number of KJA newly developed 41 unit. This means that the utilization rate of sea cages in Sikakap for development is still less than 2% Keywords: KJA, Investment, Business Analysis PENDAHULUAN 1 Desa Sikakap merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pagai Utara Selatan dengan luas desa 185,66 km 2 dan jumlah penduduk 5.189 dengan kepadatan 27,95 km 2 /jiwa (BPS Mentawai, 2005). Menurut laporan DKP Mentawai (2006) lebih dari 60% usaha KJA di Mentawai terdapat di desa Sikakap dan setiap tahun jumlahnya semakin meningkat. Pada tahun 2006 jumlah keramba jaring apung di daerah ini sebanyak 41 unit dengan jumlah pengusaha sebanyak 19 orang. Berkembangnya usaha KJA disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah potensi perairannya yang cukup mendukung baik ditinjau dari kualitas air, ketersedian pakan maupun luasnya lokasi pengembangan usaha. 1) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru Usaha KJA yang dilakukan oleh masyarakat juga digabungkan dengan usaha penangkapan. Menurut keterangan pengusaha KJA usaha pokoknya adalah budidaya ikan kerapu di keramba jaring apung sedangkan usaha penangkapan merupakan usaha penunjang untuk pengembangan KJA. Usaha penangkapan yang menunjang KJA dapat dilihat seperti dalam pencarian pakan, bibit dan membeli ikan kerapu dari nelayan lainnya. Selain penangkapan ikan untuk dijadikan bibit dan pakan hasil tangkapan juga dijual langsung kepada pedagang. Berdasarkan keadaan dan permasalahan tersebut maka penelitian ini akan melihat kelayakan usaha KJA yang didukung oleh usaha penangkapan. Selain itu juga akan melihat potensi usaha KJA serta berbagai kendala dan permasalahan dalam pengembangannya. 86

Analisis The Influence Usaha Of dan Injection Potensi Ovaprim Berkala Perikanan Terubuk Vol 37 No.1 Februari 2009 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2006 di Desa Sikakap Kecamatan Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat. Metode dan Prosedur Penelitian Desa yang dijadikan lokasi penelitian ditentukan secara purposive yaitu desa yang melakukan pengembangan usaha KJA paling banyak dibandingkan dengan desa lainnya. Desa Sikakap yang menjadi lokasi penelitian merupakan sentra usaha KJA di Kabupaten Mentawai dan mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan usahanya. Responden ditetapkan sebanyak 5 orang ditentukan dengan sengaja dengan pertimbangan ukuran keramba dan jenis armada yang digunakan relatif sama. Unit usaha yang dianalisa terdiri dari satu unit keramba yang terdiri dari empat kantong dimana tiga kantong untuk usaha pembesaran dan satu kantong untuk persiapan. Ukuran masing-masing kantong 3 x 4 x 3 m dan rumah berukuran 2 x 3 m diatasnya. Armada penangkapan dengan ukuran 5 GT dan alat tangkap pancing, rawai, dan jaring. Analisis Data Untuk mengetahui hasil produksi KJA, hasil tangkapan, dan pemasaran dianalisis secara deskriptif. Untuk mengetahui potensi sumberdaya KJA dilakukan pengamatan terhadap beberapa parameter kualitas air dan aspek ekoogis lainnya. Penghitungan jumlah potensi KJA menggunakan GIS untuk menghitung kelayakan usaha dilakukan analis finansial seperti pendapatan bersih, BCR, PPC, dan FRR. Benefit Cost of Ratio (BCR) Merupakan perbandingan antara pendapatan kotor atau hasil penjualan dengan total biaya pemeliharaan, secara matematis dapat dihitung sebagai berikut BCR = GI/TC Dimana : GI = gross Income ( Pendapatan Kotor) TC = Total Cost ( Biaya Total) Dalam suatu usaha dikatakan untung apabila nilai BCR lebih dari 1 dan usaha tersebut dapat atau layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan (A. Cholik dan Ofan Sofwan, 1999 ; Kadariah dan Clive Gray, 1999) Financial Rate of Return Merupakan perbandingan antara penghasilan bersih dengan investasi yang ditanamkan (Riyanto, 1995) FRR = (NI/I) x 100% Dimana : NI = Net Income ( Pendapatan Bersih) I = Investasi Nilai FRR berguna untuk menentukan apakah modal yang dimiliki diinvestasikan pada suatu uasaha atau disimpan di bank. Bila nilai FRR lebih besar dari suku bunga bank berarti modal yang dimiliki oleh pengusaha lebih baik diinvestasikan dan sebaliknya Peyback Period of Capital (PPC) PPC adalah lamanya waktu yang diperlukan agar modal yang ditanamkan pada investasi diperoleh 87

Analisis The Influence Usaha Of dan Injection Potensi Ovaprim Berkala Berkala Perikanan Perikanan Terubuk Terubuk Vol Vol 37 37 No.1 No.1 Februari Februari 2009 2009 kembali seluruhnya dalam jangka waktu tertentu PPC = (I/NI) x periode Semakin kecil nilai PPC semakin cepat masa pengembalian modal. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis usaha KJA dihitung berdasarkan investasi yang dikeluarkan untuk pembuatan KJA maupun iunvestasi untuk kegiatan penangkapan. Hal ini dilakukan karena dalam usaha KJA kegiatan penangkapan merupakan bagian dari kegiatan pendukung untuk pengembangan KJA. Namun demikian hasil tangkapan ikan yang dijual setelah pakan KJA mencukupi dimasukkan kedalam pendapatan usaha KJA. 1. Analisis Financial Usaha Keramba jaring apung Analisis financial usaha keramba jaring apung bertujuan untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk dikembangkan. Dalam analisis financial dapat dikelompokkan menjadi modal tetap, modal kerja, total investasi, biaya tetap, total biaya dan pendapatan, selanjutnya hasil dari perhitungan tersebut akan di lihat melalui parameter kelayakan usaha. Modal Tetap dan Biaya Tetap Modal tetap dalam satu unit usaha keramba jaring apung terdiri dari pembuatan 1 unit keramba, 1 set alat pemberian pakan, 1 buah genset, 1 unit armada penangkapan, dan perlengkapan Biaya tetap yang diperhitungkan dalam usaha ini adalah biaya penyusutan dari modal tetap, seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perincian rata-rata modal tetap dan penyusutan pertahun barang modal usaha keramba jaring apung di Desa Sikakap No Umur Jenis Pengeluaran ( Barang Penyusutan Harga (Rp) ekonomis Modal) (Rp) (th) 1. Pembuatan 1 unit keramba 16.000.000 5 3.200.000 2. 1 set alat pemberian pakan 1.500.000 4 375.000 3. 1 buah genset 3.500.000 5 700.000 4. Satu unit armada penangkapan 18.000.000 8 2.250.000 5. Perlengkapan 1.200.000 3 400.000 Jumlah 40.200.000 6.925.000 Modal Tetap Perpanen 4.616.600 Sumber : Data primer Modal Kerja Model kerja termasuk kedalam modal tidak tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha keramba seperti pembelian bibit, upah tenaga kerja, biaya operasional untuk usaha penangkapan dan konsumsi dapat dilihat pada Tabel 2 88

Analisis The Influence Usaha Of dan Injection Potensi Ovaprim Berkala Perikanan Terubuk Vol Vol 37 37 No.1 Februari 2009 Tabel 2. Perincian rata-rata modal tidak tetap perpanen usaha keramba jaring apung di Desa Sikakap No Jenis Pengeluaran Jumlah Harga Nilai 1. Bibit ikan kerapu 2250 ekor 7.500 16.875.000 2. Upah tenaga kerja dan 3 orang/8 750.000 18.000.000 pakan bulan 3. Biaya Operasional 8 bulan 150.000/hari 36.000.000 4. Konsumsi 8 bulan 30.000/hari 7.200.000 Jumlah 78.075.000 Sumber : Data primer Total Investasi Total investasi adalah penjumlahan modal tetap dengan modal kerja atau modal tidak tetap pada usaha keramba jaring apung dengan jumlah Rp. 118.275.000 Total Biaya Total biaya produksi adalah merupakan biaya tidak tetap. Total biaya usaha budidaya kepiting adalah sebesar Rp. 82.691.000 Pendapatan Pendapatan merupakan jumlah hasil panen keramba jaring apung dikalikan dengan harga jual ikan kerapu ditambah hasil tangkapan selama delapan bulan. Hasil produksi selama 8 bulan pemeliharaan didapatkan mortalitas sebanyak 40% dan berat rata-rata berkisar antara 0,8kg/ekor= 1.080 kg. harga jual per kilogram = Rp. 110.000, jadi total pendapatan dari KJA sebesar Rp. 118.800.000 Hasil tangkapan bersih ratarata perbulan 200 kg dijual seharga Rp. 7.500/kg jadi total pendapatan kotor untuk hasil tangkapan adalah. 8 x Rp. 1.500.000 = Rp. 12.000.000. Total pendapatan kotor dari KJA dan usaha penangkapan menjadi Rp. 130.800.000 2. Analisis Kelayakan Usaha Analisis kelayakan usaha bertujuan untuk melihat apakah usaha keramba jaring apung yang dikembangkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan dengan menggunakan berbagai kriteria seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai parameter kelayakan usaha keramba jaring apung di desa Sikakap No Uraian Jumlah (Rp) 1 Total penerimaan 130.800.000 2. Total Biaya 82.691.000 3. Pendapatan Bersih (1-2) 44.109.000 4. Investasi 118.275.000 5. BCR 1,58 6. FRR 0,37 7. PPC 2,68/panen atau 1,79 tahun Sumber : Pengolahan Data primer Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha dapat disimpulkan usaha Keramba Jaring Apung dengan satu unit usaha yang terdiri dari tiga unit 89

Analisis The Influence Usaha Of dan Injection Potensi Ovaprim Berkala Berkala Perikanan Perikanan Terubuk Terubuk Vol Vol 37 37 No.1 No.1 Februari Februari 2009 2009 keramba dimana masing-masing keramba berukuran 3 x 3 x 4 m memberikan hasil yang cukup memuaskan terutama ditinjau dari pendapatan bersih dan berbagai kriteria investasi lainnya. Besarnya pendapatan bersih ini disebabkan oleh dua faktor, yang pertama murahnya biaya dalam mendapatkan pakan ikan kerapu, padahal biaya pakan merupakan biaya terbesar untuk operasional KJA, begitu juga dengan biaya tenaga kerja yang relatif murah. Permasalahannya dalam jangka panjang adalah kesulitan dalam mendapatkan bibit ikan kerapu, dan mahalnya biaya pembuatan keramba. Untuk mengantisipasi hal ini pemerintah Kabupaten Mentawai melalui DKP telah melakukan pembangunan hatchery di Desa Sikakap tersebut pada tahun 2007. Diharapkan dua tahun setelah pembangunan hatchery seluruh kebutuhan bibit ikan kerapu di kabupaten Mentawai dapat terpenuhi. 3. Potensi Pengembangan usaha Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas perairan, keamanan dari terpaan arus dan gelombang serta faktor ekologis lainnya maka didapatkan potensi pengembangan usaha KJA di Desa Sikakap seluas 238,2 ha. Apabila diasumsikan setiap hektare nya di kembangkan 10 unit keramba maka jumlah unit keramba yang bisa dikembangkan di desa Sikakap adalah 2382 keramba. Pada saat ini jumlah keramba yang dikembangkan baru 41 unit keramba. Artinya tingkat pemanfaatan laut di Sikakap untuk pengembangan keramba masih kurang dari 2%. Potensi pengembangan usaha ini pada masa yang akan datang sangat besar.ditambah lagi pakan ikan yang merupakan komponen terbesar dalam usaha budidaya keramba harganya relatif murah dan mudah didapatkan. Menurut keterangan DKP Mentawai hatchery yang telah dibangun pada tahun 2007, diharapkan dua tahun setelah pembangunannya bisa memenuhi kebutuhan bibit untuk KJA yang ada di Kepulauan Mentawai. Menurut keterangan pengusaha KJA hasil produksi KJA masyarakat di desa Sikakap setiap tahunnya berkisar antara 20-25 ton. Produksi KJA ini dijual kepada kapal ekspor dari Hongkong yang melakukan pembelian (Loading) 40 hari sekali. Setiap kali loading kapal tersebut hanya membeli ikan sebanyak 2 ton dari desa Sikakap dan 1,5 ton dari desa lainnya di Kabupaten Mentawai. Keadaan ini menunjukkan bahwa produksi KJA di desa Sikakap khususnya dan di Mentawai pada umumnya masih relatif sedikit jika dibandingkan dengan potensi yang tersedia. Kapal ekspor yang datang membeli ikan ke Mentawai mempunyai kapasitas angkut 15-20 ton untuk sekali pengangkutan. Rendahnya produksi tersebut menyebabkan harga ikan yang dibeli oleh kapal ekspor menjadi lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain. Sebagai perbandingan harga ikan kerapu macan yang di jual di sikakap adalah Rp. 110.000/kg sedangkan di tempat lain seperti di Kepulauan Riau harganya lebih dari Rp. 150.000/kg. Adanya pembangunan hatchery, pembinaan yang berkelanjutan dan besarnya potensi sumberdaya yang tersedia berserta faktor pendukungnya diharapkan akan meningkatkan 90

Analisis The Influence Usaha Of dan Injection Potensi Ovaprim Berkala Perikanan Terubuk Vol Vol 37 37 No.1 Februari 2009 produksi dan pengembangan KJA di desa Sikakap. Pada akhirnya harga jual ikan kerapu masyarakat akan semakin meningkat. Artinya ditinjau dari aspek potensi pengembangan, analisis usaha, dan pemasaran maka usaha KJA di desa Sikakap mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil analisa usaha kelayakan KJA di desa Sikakap didapatkan pendapatan bersih Rp. 44.109.000. BCR 1,58 dan FRR 0,37 dan PPC 1,79 tahun. Potensi KJA di desa Sikakap diperkirakan 2382 keramba padahal yang baru dimanfaatkan hanya 41 keramba. Produksi KJA dijual ke kapal ekspor yang berasal dari Hongkong setiap 40 hari sekali datang melakukan pembelian ke desa Sikakap dan desa lainnya di Mentawai. Masalah utama pada saat ini adalah sulitnya mendapatkan bibit kerapu dengan ukuran dan umur yang sama sehingga menyulitkan dalam pemeliharaannya. Untuk mengantisipasi hal ini Pemda Mentawai telah membuat hatchery di desa Sikakap, diharapkan pada tahun 2009 bibit bukan lagi menjadi kendala dalam usaha KJA. Saran Untuk mengembangkan usaha KJA dengan memanfaatkan potensi yang sangat besar disarankan penyediaan bibit melalui hatchery yang telah dibangun dapat direalisasikan sesuai dengan program yang ditetapkan dan harapan seluruh masyarakat. Penyuluhan dan pembinaan yang berkelanjutan sangat diperlukan terutama dalam teknis budidaya KJA, pengobatan penyakit, pembersihan jaring dan pemberian pakan. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada DKP Kabupaten Mentawai, Dinas dan Instansi terkait lainnya, masyarakat pengusaha KJA Desa Sikakap, dan teman-teman yang mendukung terlaksananya penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Ahmad, T et al., 1991. Operasional Pembesaran Ikan Kerapu dalam Keramba Jaring Apung. Balitkandita Maros. Badan Litbang. Pertanian. 59 hal. Badan Pusat Statistik (BPS), 2005. Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka. Kepulauan Mentawai. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), 2005. Profil Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2004. Tuapejat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), 2005. Analisis Pengembangan Profil Ekonomi Kabupaten Kepulauan Mentawai. Tuapejat. Basyarie, A. 2001. Teknologi Pembesaran Ikan Kerapu (Ephinephelus sp). Di dalam Teknologi Budidaya Laut dan Pengembangan Sea Farming di Indonesia. Kerjasama DKP 91

Analisis The Influence Usaha Of dan Injection Potensi Ovaprim Berkala Berkala Perikanan Perikanan Terubuk Terubuk Vol Vol 37 37 No.1 No.1 Februari Februari 2009 2009 dengan JICA. Jakarta. Hal. 111-118. Chaidir, I. 2000. Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu Sebagai Salah Satu Upaya Pelestarian Terumbu Karang. Majalah Ilmiah Analisa System. Nomor 14, Tahun VII, 2000. Edisi Pertanian. Kedeputian Bidang Pengkajian Kebijaksanaan Teknologi. BPPT. Jakarta. Hal. 1-9. Choliq, A. Dan Ofan Sofwan. 1999. evaluasi Proyek (Suatu Pengantar). Pionir jaya, Bandung. 138 hal. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2006. Potensi Sumberdaya Kabupaten Mentawai. Perikanan Kepulauan Kadariah, L. Karlina dan C. Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi UI. Jakarta. 181 hal. PKPSLP Unri. 2006. Penataan Kawasan MMA Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kerjasama DKP Mentawai, COREMAP dan Unri. Pekanbaru. (Tidak Diterbitkan) Sunyoto, P. 1994. Pembesaran Kerapu dengan Keramba Jaring Apung. Penebar Swadaya, Jakarta. 65 hal. 92