PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN SERANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

: Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada diktum kedua, Pusat Pelayanan Terpadu tersebut dibantu oleh Sekretariat Tetap dan 3 (tiga) Divisi

jttá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT

Jalan Diponegoro No. 22 Telepon : (022) Faks. (022) Bandung

DENGAN RAH MAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

NOMOR : 6 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BARRU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI POLEWALI MANDAR

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 136 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 04 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN KABUPATEN LAYAK ANAK

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJASAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KOMISI PENYELENGGARA PERLINDUNGAN ANAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 66 Tahun : 2016

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 30 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 30 TAHUN 2011

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 33 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN ANAK KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : bahwa dalam rangka optimalisasi koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan, pemberdayaan, pelayaan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak, maka perlu dibentuk Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Serang dengan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419); 6. undang.

- 2 6. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4720); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentangsistem Peradilan Pidana Anak(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332); 9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 10. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4604); 12. Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2008 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Perdagangan Orang; 13. Peraturan Menteri Negara Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Untuk Perempuan dan Anak Korban Kekerasan; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2006 Nomor 736); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2008 Nomor 772) ; 16. Peraturan.

- 3 16. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2011 Nomor 821) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2014 Nomor 01); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Serang(Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2011 Nomor 822)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Serang(Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2014 Nomor 02); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2013 Nomor 09). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN ANAK KABUPATEN SERANG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Serang. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Bupati adalah Bupati Serang. 5. Sekretaris Daerah adalah sekretaris Daerah Kabupaten Serang. 6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 7. Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Kabupaten Serang yang selanjutnya disebut Badan adalah Perangkat Daerah yang menangani urusan pemberdayaan perempuan. 8. Pusat..

- 4-8. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Serang yang selanjutnya disebut P2TP2A Kabupaten Serang adalah salah satu bentuk wahana pelayanan bagi perempuan dan anak dalam upaya pemenuhan informasi dan kebutuhan dibidang keterampilan, kesehatan, ekonomi, politik, hukum, perlindungan dan penangulangan tindak kekerasan serta perdgangan perempuan dan anak. BAB II PEMBENTUKAN Pasal2 (1) Dengan Peraturan Bupati ini, dibentuk P2TP2AKabupaten dan P2TP2A Kecamatan. (2) Bagan Struktur Organisasi P2TP2A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB III MAKSUD, TUJUAN SASARAN Pasal3 Maksud dibentuknya P2TP2A yaitu untuk melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dengan mengintegrasikan strategi pengarusutamaan gender dalam berbagai kegiatan pelayanan terpadu bagi peningkatan peran,kesejahteraan dan pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak. Pasal4 Tujuan dibentuknya P2TP2A yaitu untuk memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan terpadu dalam rangka pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak yang rentang terhadap tindak kekerasan. Sasaran dibentuknya P2TP2A yaitu : Pasal 5 a. terlayaninya perlindungan perempuan dan anak dari diskriminasi dan tindak kekerasan; b. terlayaninya perempuan dan anak dalam upaya pemenuhan informasi dan kebutuhan di bidang keterampilan, kesehatan, politik, dan hukum; c. terfasilitasinya pelayanan perlindungan perempuan dan anak; d. tersedianya data dan informasi tentang pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak; e. terlaksananya penanganan dalam upaya perlindungan perempuan dan anak; dan f. terbangunnyajejaringan, kerjasama dan kemitraan antara masyarakat, pemerintah, pemerintah daerah, dan dunia usaha dalam pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak. BAB IV.

- 5 BAB IV KEDUDUKAN, TUGAS POKOK FUNGSI Pasal6 (1) P2TP2A adalah lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah dalam upaya mendukung dan pemperkuat pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak di Daerah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. (2) P2TP2A Kabupaten dipimpin oleh seorang Ketua, berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (3) P2TP2A Kecamatan dipimpin oleh seorang Ketua, berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Camat. (4) Dalam hal pengelolaan keuangan P2TP2A Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Ketua P2TP2A bertanggungjawab kepada kepala Perangkat Daerah yang memiliki urusan untuk melaksanakan pemberdayaan perempuaan serta perlindungan perempuan dan anak. (5) Dalam hal pengelolaan keuangan P2TP2A Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Ketua P2TP2A bertanggungjawab kepada Camat. Pasal7 P2TP2A mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pelayanan secara cepat, tepat dan terpadu dalam upaya pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan, diskriminasi dan perdagangan orang. Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalampasal 7, P2TP2A mempunyai fungsi : a. pelaksanaan fasilitasi dan penyediaan pelayanan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan, termasuk perdagangan orang, yang bersifat darurat secara cepat meliputi berbagai pelayanan yaitu informasi, rujukan medis, hukum, psikologis, psikis, rumah aman (shelter), kunjungan rumah (home visit) dan pelatihan keterampilan serta bentuk layanan lainnya yang mendukung pelaksanaan kegiatan P2TP2A; b. penyelenggaraan koordinasi dan membangun jejaring kerja yang bersinergi dengan instansi terkait di tingkat pusat, Organisasi Perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten, serta P2TP2A Kecamatan di wilayah Kabupaten Serang dan/atau lembaga lain yang memiliki tugas dan fungsi di bidang pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak; c. pelaksanaan fasilitasi dalam rangka mendorong Daerah untuk membentuk dan/atau memperkuat tugas dan fungsi P2TP2A; dan d. pemantauan terhadap korban paska penanganan P2TP2A dan/atau mitra kerja. BAB V.

- 6 BAB V SUSUNAN ORGANISASI, PERSONALIA MASA KEPENGURUSAN Pasal 9 (1) Susunan organisasi P2TP2A Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terdiri dari : a. Pengarah; b. Ketua; c. Wakil Ketua; d. Bendahara; e. Sekretaris; f. Divisi, terdiri dari : 1. Divisi Kerjasama dan Kemitraan; 2. Divisi Informasi dan Dokumentasi; 3. Divisi Advokasi, Pendampingan dan Pemilihan; dan 4. Divisi Pemantauan. (2) Masing-masing divisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dapat dibantu oleh relawan sesuai kebutuhan. (3) Pada P2TP2A Kabupaten dibantu oleh tenaga kesekretariatan yang disesuaikan dengan kebutuhan. (4) Susunan Organisasi P2TP2A Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terdiri atas : a. Pengarah; b. Ketua; c. Wakil Ketua; d. Bendahara; e. Sekretaris; f. Unit, terdiri atas : 1. Unit Kerjasama dan Kemitraan; 2. Unit Informasi dan Dokumentasi; dan 3. Unit Advokasi, Pendampingan dan Pemilihan serta Pemantauan. (5) Pada P2TP2A Kecamatan dibantu oleh tenaga kesekretariatan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Pasal 10 (1) Personalia P2TP2A Kabupaten ditetapkan dengan ketentuan : a. Ketua dapat berasal dari PNS atau non PNS; b. Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara berasal dari PNS; dan c. Divisi dan Relawan dapat berasal dari non PNS. (2) Personalia

- 7 - (2) Personalia P2TP2A Kecamatan ditetapkan dengan ketentuan : a. Ketua dapat berasal dari PNS atau pun non PNS; b. Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara berasal dari PNS; dan c. Unit dan Relawan dapat berasal dari non PNS. Pasal 11 Personalia P2TP2A yang berasal dari non PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) dengan kriteria sebagai berikut : a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. memiliki KTP Kabupaten Serang; c. pendidikan akhir minimal SMA/ Sedrajat; d. jujur dan amanah dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan; e. memiliki kopetensi dibidang perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan, diskriminasi dan perdagangan orang; f. peduli terhadap masalah sosial khususnya perlindungan perempuan dan anakdari tindak kekerasan, diskriminasi dan perdagangan orang; dan g. mampu melakukan koordinasi pada semua tingkatan pemerintahan. Pasal 12 (1) Penetapan Personalia P2TP2A Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dengan Keputusan Bupati. (2) Penetapan Personalia P2TP2A Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dengan Keputusan Camat Pasal 13 (1) Masa kerja jabatan kepengurusan P2TP2A Kabupaten maupun Kecamatan selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (2) P2TP2A Kabupaten maupun Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan berhenti dalam hal : a. habis masa jabatan; b. meninggaal dunia; c. mengundurkan diri; d. pindah bekerja diluar Daerahatau diluar wilayah Kecamatan; e. tidak melaksanakan kewajibannya selama 3 (tiga) bulan berturut-turut; f. terbukti melakukan tindak pidana. (3) Dalam halkepengurusan P2TP2A Kabupaten terjadi kekosongan jabatan kerena berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,huruf c,hurufd, huruf e, dan huruf f maka kepengurusan P2TP2A Kabupaten harus melaporkan kepada Bupati untuk mendapatkan personalia pengganti dan ditetapkan kembali dengan Keputusan Bupati. (4) Dalam hal kepengurusan P2TP2A Kecamatan terjadi kekosongan jabatan kerena berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f maka kepengurusan P2TP2A Kecamatan harus melaporkan kepada Camat untuk mendapatkan personalia pengganti dan ditetapkan kembali dengan Keputusan Camat. BAB VI

- 8 BAB VI URAIAN TUGAS Pasal 14 Uraian tugas masing-masing personalia P2TP2A Kabupaten maupun Kecamatan adalah sebagai berikut : a. Pengarah, yaitu memberikan arahan-arahan kegiatan P2TP2A sesuai dengan kebijakan pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak di wilayah Kabupaten Serang; b. Ketua, yaitu : 1. Memimpin, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan serta melaporkan pelaksanaan tugas dan fungsi P2TP2A Kabupaten kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan P2TP2A Kecamatan melaporkan kepada Camat. 2. Memepertanggungjawabkan dan melaporkan pengelolaan uang P2TP2A Kabupaten kepada kepala Perangkat Daerah yang memilik urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dan untuk P2TP2A Kecamatan mempertanggungjawabkan dan melaporkan pengelolaan keuangan P2TP2A Kecamatan kepada Camat. c. Wakil ketua, yaitu membantu ketua dalam memimpin, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi P2TP2A; d. Sekretaris, yaitu melaksanakan kesekretariatan P2TP2A meliputi perencanaan, ketatausahaan, sarana dan prasrana, personalia dan umum; e. Bendahara, yaitu melaksanakan administrasi dan pengelolaan keuangan P2TP2A, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; f. Divisi-divisi pada P2TP2A Kabupaten dan unti pada P2TP2A Kecamatan : 1. Divisi atau unit kerjasama dan kemitraan, yaitu melaksanakan koordinasi yang bersinergi melalui kerjasama dan kemitraan antar masyarakat, pemerintah Daerah, pemerintah Desa,lembaga swadaya masyarakat dan dunia usaha; 2. Divisi atau unit informasi dan dokumentasi, yaitu melaksanakan penyediaan data, informasi dan dokumentasi tentang P2TP2A; 3. Divisi advokasi atau unit, pendampingan dan pemulihan, yaitu melaksakan pelayanan dan penanganan dalam upaya pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak; 4. Divisi atau unit pemantauan, yaitu melaksanakan pemantauan terhadap korban pasca penanganan P2TP2A. BAB VII TATA KERJA Pasal15 (1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, P2TP2A Kabupaten maupun P2TP2A Kecamatan menyusun tata kerja sesuai dengan kebutuhan. (2) Tata kerja P2TP2A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh ketua P2TP2A. BAB VIII

- 9 BAB VIII RENCANA AKSI Pasal16 Ketua P2TP2A Kabupaten maupun Ketua P2TP2A Kecamatan menyusun rencana aksi pelayanan terpadu pembardayaan perempuan dan perlindangan anak paling lambat 1 (satu) bulan sejak diangkat menjadi ketua, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IX PEMBIAYAAN Pasal 17 Pembiayaan pelaksanaan kegiatan P2TP2A Kabupaten maupun P2TP2A Kecamatan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Serang dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB X KETENTUANLAIN PENUTUP Pasal18 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini sepenjang mengenai teknis pelaksanaannya, ditetapkan lebih lanjut oleh Ketua P2TP2A Kabupaten dan Ketua P2TP2A Kecamatan. Pasal 19 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Serang. Ditetapkan di Serang pada tanggal 5 8-2016 BUPATI SERANG, ttd RATU TATU CHASANAH Diundangkan di Serang pada tanggal 5 8-2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERANG, ttd LALU ATHARUSSALAM RAIS BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2016 NOMOR 33

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN ANAK KABUPATEN SERANG STRUKTUR ORGANISASI P2TP2A KABUPATEN PENGARAH KETUA WAKIL KETUA BENDAHARA SEKRETARIS DIVISI KERJASAMA KEMITRAAN DIVISI INFORMASI DOKUMENTASI DIVISI ADVOKASI PENDAMPINGAN PEMULIHAN DIVISI PEMANTAUAN RELAWAN

STRUKTUR ORGANISASI P2TP2A KECAMATAN PENGARAH KETUA WAKIL KETUA BENDAHARA SEKRETARIS UNIT KERJASAMA KEMITRAAN UNIT INFORMASI DOKUMENTASI UNIT ADVOKASI PENDAMPINGAN PEMULIHAN UNIT PEMANTAUAN RELAWAN BUPATI SERANG, ttd RATU TATU CHASANAH