Bab 4 Air Bekas Orang Junub dan Selainnya

dokumen-dokumen yang mirip
TAKHRIJ HADITS MEMBACA BASMALAH SEBELUM BERWUDHU

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 1. Kitab Bersuci. Bab 1

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

BENARKAH KHUTBAH SHOLAT DUA HARI RAYA DUA KALI

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

Bab 32 Nasehatnya Imam kepada Wanita dan Pengajarannya kepada Wanita. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (QS. An Nisaa (4) : 34).

Bab 42 Menghapal Ilmu

Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang meninggal dunia.

Bab 3 Keutamaan Wudhu dan Putih Bersinar karena Bekas Wudhu

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1 TAKHRIJ HADITS ORANG YANG MENDAPATKAN RUKUKNYA IMAM

Bab 37 Hendaknya Yang Hadir Menyampaikan Ilmu kepada Yang Tidak Hadir Ini adalah perkataan Nabi yang dinukil Ibnu Abbas

Bab 24 Tanda Kemunafikan

Bab 34 Bagaimana Cara Dicabutnya Ilmu

Berkata Imam Bukhori :

HUKUM BERWUDHU SETIAP KALI DATANG WAKTU SHOLAT BAGI WANITA MUSTAHADHOH

Bab 23 Dholim dibawah dholim (yang besar)

TAKHRIJ HADITS DUNIA LEBIH RENDAH NILAINYA DARIPADA SAYAP NYAMUK

Bab 39 Penulisan Ilmu

UCAPAN SELAMAT HARI RAYA

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA

Bab 38 Dosa Bagi Orang yang Berdusta Atas Nabi

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Hukum Merapatkan Tumit Ketika Sujud

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

HUKUM BERBUKA PUASA BAGI WANITA HAMIL DAN MENYUSUI

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Bab 7 Tentang Al Munawalah Para Ulama untuk Menyebarkan Ilmunya ke Seluruh Negeri

Bab Ke-1: Berwudhu Sebelum Mandi

SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1 SHOLAT EKSEKUSI MATI

Para wanita di bulan ramadhan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

992. Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Rasulullah biasa melakukan i'tikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan."

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Khitan. 1. Sejarah Khitan

HUKUM SUTROH. Salah satu sifat sholat Nabi adalah menempatkan sutroh didepannya ketika sholat. Sutroh adalah :

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

Membatalkan Shalat Witir

Fidyah. "Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makanan seorang miskin." (Al Baqarah : 184)

Selain itu hukum wajib atas Khutbah Jum'at, dikarenakan Nabi tidak pernah meninggalkannya. Hal ini termasuk dalam keumuman hadits:

Tayammum. Abu Ubaidah Al-Atsari. 31 Desember 2004

: :

Hukum Mengqadha' Puasa Ramadhan

Bab 24 Orang yang Menjawab Fatwa dengan Isyarat Tangan dan Kepala

LAMPIRAN TERJEMAH. NO HAL BAB TERJEMAH 1 2 I Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci. (HR. Muslim)

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Penjelasan : Imam Syaukani berkata dalam tafsirnya Fathul Qodiir :

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

Berkata Imam Bukhori : Penjelasan biografi perowi hadits :

HUKUM SEPUTAR MAKMUM MASBUQ DAN KEKELIRUAN YANG BERKAITAN DENGANNYA

DERAJAT HADITS PEROWI SHODUQ DALAM ILMU HADITS

Written by Andi Rahmanto Wednesday, 29 October :49 - Last Updated Wednesday, 29 October :29

Hukum Selamatan Kematian (Tahlilan)

AL-MAHDI AKHIR ZAMAN

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Terjemahan : Al Imam berkata, Air yang diam ada dua jenis yaitu, air yang tidak menajisinya sesuatu apapun yang najis bercampur dengannya, kecuali

Bab 28 Marah Pada Saat Memberikan Pengarahan dan Pelajaran Jika Dipandang ada Suatu Perkara yang Dibenci

: :

Bab 40 Menunaikan Pembagian Seperlima Harta Rampasan Perang Termasuk Keimanan

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

IRSYAD AL-HADITH SIRI KE-222: DAGING UNTA MEMBATALKAN WUDHUK

BAB I PENDAHULUAN. Selain hadits diatas ada juga hadits lain yang diriwayatkan oleh Ummi Qais binti Mihshan r.a. berikut:

SHOLAT WITIR (Bagian Tiga : Macam-Macam Sholat Sunnah)

Memperbaiki Kesalahan dalam Bulan Ramadhan

Kecemburuan Seorang Suami Kepada Istri

AMALIYYAH KHUSUS HARI ASYURA (10 Muharram) Oleh : Agus Gustiwang Saputra

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB V PENUTUP. dapat dijerat dengan pasal-pasal : (1) Pasal 285 Kitab Undang-undang Hukum

Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman

Memaksimalkan Waktu-Waktu Mustajab Untuk Berdoa

Nasikh dan Mansuk dalam Al Qur an

Qunut dalam Shalat Witir

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

2. Jika memang ada haditsnya, Kenapa dosa meratapi mayit ditimpakan ke mayit, padahal yg melakukan kesalahan itu adalah orang lain.

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Orang-orang yang Berhalangan Puasa

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Bab 10 Ilmu sebelum Ucapan dan Perbuatan

E٤٢ J٣٣ W F : :

Najis, Mudah Dijumpai Jarang Dikenali NAJIS, MUDAH DIJUMPAI JARANG DIKENALI

Bab 34 Zakat Termasuk Islam

FIQH THAHARAH. (Bersuci) Oleh : Agus Gustiwang Saputra. Bersuci (menurut Bahasa) adalah : Bersih (Suci) dan terlepas dari kotoran

Peneliti Cacat Hadits

Definisi Khutbah Jumat

Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

BATASAN TAAT KEPADA ORANG TUA Secara umum kita diperintahkan taat kepada orang tua. Wajib taat kepada kedua orang tua baik yang diperintahkan itu sesu

TAKHRIJ HADITS GHUFRONAAK

Suap Mengundang Laknat

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Khutbah Jum'at. Keutamaan Bulan Sya'ban. Bersama Dakwah 1

2. Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak menjalankan kefasikan, dosa-dosa, perbuatan dan perkataan yang hina.

Transkripsi:

٤ Bab 4 Air Bekas Orang Junub dan Selainnya ( ) Terjemahan : Al Imam berkata, (Riwayat 1) akhbaronaa Sufyan dari Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah bahwa Rasulullah pernah mandi dari suatu Qodh/Faroq, aku dan Beliau mandi dari satu bejana Hadits riwayat 1 dalam bab ini para perowinya adalah perowi para Aimah yang masyhur. Sufyan disini adalah Sufyan bin Uyyainah. selain itu juga hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Bukhori dalam Shahihnya (no. 250) dari jalan Ibnu Abi Dzi b dari Zuhri dst.. Imam Muslim dalam Shahihnya (no. 753), Imam Ahmad dalam Musnadnya (no. 24089), Imam Baihaqi dalam Sunannya (no. 923), Imam Abu Awanah dalam Mustakhrojnya (no. 655), Imam Ibnu Jarud dalam Al Muntaqo (no. 57), Imam Humaidi dalam Musnadnya (no. 167) dari jalan Sufyan diatas. begitu juga Imam Muslim dalam Sahihnya (no. 753) dan Imam Nasa I dalam Sunannya (no. 228) melalui jalan Al Laits bin Sa ad dari Zuhri dan seterusnya. Imam Darimi dalam Sunannya (no.775) melalui jalan Ja far bin Burqon. Imam Thobroni dalam Mu jam Autsath (no. 376) melalui jalan Ayyub bin Musa. Dalam Mujam Autsath (no. 2391) dari jalan Ibrohim bin Sa ad dari Az Zuhri dari Al Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar dari Aisyah, Ibrohim dan Al Qosim perowi yang tsiqoh dan para ulama lainnya. Al Faroq adalah bejana yang volumenya 3 Sho dan ukuran sekarang setara dengan 8,263 Liter sebagaimana dikatakan oleh DR. Rafat dalam Taliq Al Umm. Dalam riwayat Imam Ibnu Hibban dalam Shahihnya (no. 1218) terdapat tambahan bahwa Beliau adalah mandi Junub. Hadits ini menunjukan juga harmonisnya rumah tangga Beliau, karena sikapnya yang mesra dengan istri-istrinya untuk menyempatkan diri mandi dalam satu bejana.

Terjemahan : (Riwayat 2) akhbaronaa Malik dari Naafi dari Ibnu Umar bahwa ia berkata : Laki-laki dan perempuan pada zaman Rasulullah berwudhu secara bersamaan. Hadits Mauquf riwayat 2 dalam bab ini para perowinya adalah mata rantai emas dalam periwayatan (Silisilah Dzahab). Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam Shahihnya (no. 193), Imam Al Hakim dalam Mustadroknya (no. 8844), Imam Ibnu Hibban dalam Shohihnya (no. 1282), Imam Baihaqi dalam Ma rifatus Sunan (no. 400) dan selainnya. Sekilas melihat lafadz hadits ini ada ganjalan dalam pikiran kita, bagaimana bentuk berwudhu secara bersama antara kaum laki-laki dan wanita? Barangkali penjelasan Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari dapat menyingkirkan ganjalan tersebut : " " : " " : Dhahirnya laki-laki dan perempuan mengambil air dalam satu keadaan. Imam Ibnut Tiin menukil dari sekelompok ulama bahwa maksudnya adalah laki-laki dan wanita berwudhu secara bersamaan pada satu tempat, namun laki-laki disatu bagian dan wanita disatu bagian lainnya. Tambahan pada hadits sebelumnya dari bejana yang satu, menggugurkan pendapat ini, seolah-olah yang berkata ini menganggap jauh tidak berkumpulnya laki-laki dan wanita yang bukan Mahromnya (Ajnabi). Imam Ibnut Tiin menanggapi sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Sahnuun bahwa maknanya adalah laki-laki berwudhu, lalu pergi, kemudian datang para wanita untuk berwudhu pada tempat tersebut. namun ia menyelisihi Dhohirnya kata bersamaan, para ahli bahasa berkata : AL Jamii (bersamaan) lawan dari terpisah. Telah terdapat riwayat yang tegas dalam Shohih Ibnu Khuzaimah semakna hadits ini dari jalam Mu tamir dari Abdullah dari Naafi dari Ibnu Umar bahwa Ibnu Umar melihat Nabi dan para sahabatnya

sedang berwudhu dan para wanita sama-sama berwudhu dari bejana yang satu (yang dipergunakan Nabi ). Tanggapan yang lebih tepat adalah tidak ada larangan untuk berbarengan berwudu sebelum diturunkannya ayat Hijab, adapun setelah turun ayat kewajiban Hijab, maka para wanita yang berwudhu bersama Nabi adalah dari kalangan isteri dan wanita-wanita Mahromnya Rasulullah. - - ( ) Terjemahan : (Riwayat 3) akhbaronaa Malik dari Hisyam bin Urwah dari Bapaknya dari Aisyah ia berkata : aku dan Rasulullah mandi pada satu bejana. (Riwayat 4) akhbaronaa Ibnu Uyyainah dari Amr bin Dinar dari Abisy Sya syaa dari Ibnu Abbas dari Maimunah bahwa ia dan Nabi mandi pada satu bejana. (Riwayat 5) akhbaronaa Sufyan bin Uyyainah dari Aashim dari Mu aadzah Al Adawiyah dari Aisyah ia berkata : aku dan Rasulullah mandi pada satu bejana terkadang (Ummul Mukminin Maimunah ) berkata kepada Nabi, sisakan aku..sisakan aku. (Riwayat 6) Diriwayatkan dari Salim Abun Nadhor dari Al Qosim dari Aisyah ia berkata : aku dan Rasulullah mandi karena janabah pada satu bejana. Hadits riwayat 3 semua sanadnya perowi shahih, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhori dalam Shahihnya (no. 5956) dan Imam Muslim dalam Sahihnya (no. 753). Hadits riwayat 4 sanadnya terdiri dari para perowi tsiqoh. Abusy Sya syaa adalah Jabir bin Zaid (w. 93 atau 103) seorang Imamnya Tabi I washthun. Diriwayatkan juga oleh Imam Bukhori dalam Shahihnya (no. 253). Hadits riwayat 5 sanadnya juga terdiri dari para perowi tsiqoh. Aashim adalah Ibnu Sulaiman Al Ahwal (w. >140 H) seorang Tabi I yang tsiqoh, Mu aadzah binti Abdullah (w. 83 H) seorang Tabi I washthuh yang tsiqoh. Hadits dengan lafadz ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya) melalui jalan in (no. 24599) dan melalui jalan Hisyam bin Urwah dari Bapaknya dari Aisyah (no. 25609).

Hadits riwayat 6 sanadnya juga terdiri dari para perowi tsiqoh, Salim bin Abi Umayyah Abun Nadhor (w. 106 H) seorang Tabi I shoghir yang tsiqoh. Berdasarkan tahun wafatnya Imam Salim ini, maka antara Imam Syafi I dengan Imam Salim ada perantaranya lagi karena Imam Syafi I lahir 150 H dan wafat 204 H, sehingga mustahil beliau bertemu dengan Imam Salim. Namun riwayat ini memiliki beberapa penguat diantaranya : 1. Diriwayatkan oleh Imam Nasa I dalam Sunannya (no. 235) dari jalan : Semua perowi adalah perowi tsiqoh. 2. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (no. 24014) dari jalan : Husyaim bin Basyrii (104-183 H) seorang perowi yang tsiqoh, Amr bin Abu Salamah bin Abdur Rokham bin Auf (w. 132 H) adalah perowi yang shoduq, sedangkan ayahnya perowi yang tsiqoh dan ayah ayahnya adalah sahabat mulia Abdur Rohman bin Auf. Hadits yang menceritakan mesranya Nabi dengan para istrinya untuk menyempatkan mandi bersama juga diriwayatkan dari sebagian istri Nabi lainnya seperti Ummul Mukminin Ummu Salamah sebagaimana dalam riwayat-riwayat yang shahih. ( ). Terjemahan : (Imam Syafi i) berkata, berdasarkan riwayat-riwayat diatas, kami berpendapat tidak masalah untuk mandi dari bekasnya orang yang junub dan orang yang haidh, karena Rasulullah dan Aisyah pernah mandi pada satu bejana karena junub dan masing-masing mandi dari bekas pasangannya. Begitu juga haid tidak berada ditangan dan orang Mukmin tidak najis. Hanyalah ia beribadah dengan menyentuh air pada kondisi tertentu. Perkataan Imam Syafi I bahwa haidh tidaklah berada di tangan adalah sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnnya :

Sesungguhnya haidhmu bukan berada di tanganmu. Begitu juga perkataan beliau rohimahulloh bahwa orang Mukmin tidak najis adalah sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori-Muslim : Sesungguhnya Mukmin tidak najis. Disini Imam Syafi I berpendapat bahwa air bekasnya orang junub dan haidh yang merupakan salah satu air Musta mal adalah tetap suci, hal ini kembali kepada kaedah yang telah dijelaskan oleh Imam Syafi I sebelumnya bahwa air suci jika bercampur dengan benda suci, maka selama benda suci tidak merubah kemutlakan air, hukum air tersebut tetap suci dan mensucikan. Namun yang masyhur dalam madzhab pengikut Imam Syafi I bahwa air musta mal adalah suci saja tidak dapat mensucikan. Imam Nawawi berkata dalam Al Majmu (1/151) :. ( ). :.... kami telah sebutkan bahwa air Musta mal adalah suci menurut madzhab Syafi I tanpa ada perselisihan dan ia tidak suci menurut madzhab kami. Dalam dua permasalahan ini (yakni apakah air musta mal itu suci dan atau mensucikan?) terdapat perbedaan pendapat. Adapun hukum bahwa air musta mal suci juga merupakan pendapatnya Imam Malik, Imam Ahmad dan mayoritas ulama Salaf dan Kholaf. Imam Abu Yusuf mengatakan najis sedangkan dari pendapatnya Imam Abu Hanifah ada 3 riwayat. Riwayat pertama dinukil oleh Imam Muhammad ibnul Hasan bahwa ia suci, sama dengan madzhab kami, dikatakan oleh penulis kita Asy-Syaamil dan selainnya dan ini pendapat yang masyhur dari Imam Abu Hanifah. Riwayat kedua ia najis ringan dan riwayat yang ketiga air Musta mal najis berat. Imam Mawardi dalam kitabnya Al Hawi membawa permasalahan ini bahwa bekas air yang dimaksud ada dua jenis, berikut perkataan beliau rohimahulloh : :. Ketahuilah bahwa sisa bekas bersuci ada dua : jenis pertama adalah sisa air dari anggota tubuh yang telah habis pakai, maka ini Musta mal yang tidak boleh menggunakannya sebagaimana yang telah berlalu. Jenis yang kedua adalah sisa air pada bejana setelah habis

digunakan, maka tidak ada halangan untuk menggunakan bekas pakainya dan juga tidak mengapa sekelompok orang menggunakannya air pada satu wadah secara bersamasama. Alasan bahwa air Musta mal suci tapi tidak mensucikan adalah sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Bujaimiry dalam Al Hasiyah alal Khothib (1/254) : :. diperselisihkan alasan pelarangan penggunaan air Musta mal. Dikatakan dan ini yang rojih bahwa air tersebut menjadi tidak mutlak sebagaimana yang dirojihkan oleh Imam Nawawi dalam tahqiqnya dan juga selain beliau. Ada juga yang mengatakan ia air mutlak namun dilarang penggunaannya dalam rangka ibadah sebagaimana ditegaskan oleh Imam Ar-Rofi I. Barangkali pendapat yang rajih sebagaimana dhohir dari pendapat Imam Syafi I dalam kitab Al Umm ini adalah air Musta mal suci dan mensucikan. Imam Ibnu Hazm telah menegaskan status air Musta mal ini bahwa ia suci dan mensucikan dan beliau telah menyanggah pendapat para ulama yang berbeda dalam masalah ini dengan bantahan yang bersemangat disertai komentar-komentar pedasnya. Dalam Al Muhalla (masalah no. 141) beliau menegaskan : * ( ) ) :. * ( - - ) : (

* * Wudhu dengan menggunakan air Musta mal adalah diperbolehkan, begitu juga mandi untuk janabah, sama saja apakah terdapat air selainnya atau tidak, yaitu air yang digunakan untuk berwudhu atau mandi janabah itu sendiri atau selainnya, sama saja apakah yang berwudhu itu laki-laki atau perempuan. Dalilnya adalah firman Allah : dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah (QS. Al Maidah (5) : 6). Ayat ini umum untuk seluruh air tanpa ada pengkhususan. Dan juga sabda Nabi : Dijadikan untuk kami bumi semuanya sebagai masjid dan tanah dapat dijadikan alat bersuci selama tidak mendapatkan air. Nabi juga meng-umum-kannya tanpa mengkhususkannya. Sehingga tidak boleh mengkhususkan air itu terlarang digunakan sesuatu yang tidak dikhususkan oleh Nash lain atau ijma yang pasti. Ar Robii binti Maudz berkata : bahwa Rasulullah mengusap kepalanya dengan bekas air yang ada di tangannya. Adapun dalil dari ijma adalah tidak akan berselisih 2 orang Muslim bahwa setiap orang yang berwudhu ia akan mengambil air lalu mencuci kedua lengannya dari mulai ujung jari tangan sampai siku, demikian juga semua anggota wudhu pada saat berwudhu dan pada saat mandi Janabah. Diketahui secara darurat/pasti oleh orang yang menyaksikan tatacara tersebut, bahwa air yang ditampung oleh telapak tangan lalu dicucikannya dari ujung lengan sampai yang terakhir (sikunya) ini adalah air Musta mal (bekas) secara pasti. Lalu ia celupkan kembali tangannya ke bejana dimana bercucuran air yang telah mengenai anggota tubuh, lalu ia mengambil air lain untuk anggota wudhu lainnya, maka secara pasti diketahui oleh orang yang akalnya masih selamat bahwa ia tidak bersuci untuk anggota tubuhnya yang kedua kecuali dengan air baru yang telah bercampur dengan air Musta mal (bekas pakai) pada saat membasuh anggota tubuh lainnya, ini adalah sesuatu yang tidak mungkin dapat dihindari. Ini adalah pendapatnya (yang mengatakan air Musta mal suci dan mensucikan) dari kalangan ulama seperti : Imam Hasan Al Bashri, Imam Ibrohim An Nakho iy, Imam Athoo bin Robaah, Imam Sufyan Ats-Tsauri, Imam Abu Tsaur, Imam Dawud dan semua madzhab dhohiri.