BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Andri Setiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan suatu prestasi maksimal tidak hanya diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu yang populer dan menarik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Wawan Candy, 2013

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ashari Nopdiana, 2015 Profil fisik dan teknik klub basket garuda kelompok putra usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLABASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang (basket) lawan dan

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

PENGARUH LATIHAN FOOT SPEED LADDER DRILLS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

MENTAL TRAINING UNTUK PELARI

SKRIPSI. Oleh : DWI SATRIO BAGUS TUMEKO NPM :

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

PENGARUH LATIHAN AUTOGENIC RELAXATION TERHADAP KONSENTRASI DAN KEBERHASILAN FREE THROW BOLABASKET. Yandika Fefrian Rosmi

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga adalah unit terkecil dalam lingkungan masyarakat. Keluarga juga

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

I. PENDAHULUAN. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ASPEK PSIKOLOGI DALAM PEMBINAAN ATLET TENIS MEJA. A.M. Bandi Utama, M,Pd. FIK UNY

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. (1990:3) dalam bukunya mengemukakan, permainan bola voly baru dapat di

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk memulihkan efek dari latihan itu sendiri. Miller juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PENGARUH MASSED PRACTICE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

ISSN Oleh: I Kadek Happy Kardiawan Dosen Jurusan PKO FOK Undiksha ABSTRAK

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP HASIL TES KETEPATAN JUMP SERVE BOLAVOLI. (Studi Pada Tim Bolavoli Putra SMK PGRI 3 Kediri Tahun Ajaran )

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh cabang olahraga. Dengan demikian latihan mental perlu mendapat perhatian yang sangat penting untuk kesiapan mental atlet itu sendiri, pengembangan dan pemeliharaan mental tidal dapat dilakukan secara terpisah agar keseimbangan latihan teknik dan mental sejalan dengan program latihan tersebut. Latihan mental merupakan satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak bisa terpisahkan. Antara konsentrasi, kontrol diri, pernafasan, mengendalikan stress, meningkatkan motivasi, semuanya saling berhubungan terhadap peningkatan latihan mental. Menyangkut mental berarti berkaitan dengan Psikologi seseorang dan dalam penulisan ini adanya hubungan psikologi dengan olahraga Sudibyo (1989: 8) mengemukakan definisi tentang Psikologi Olahraga sebagai berikut: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan pengalaman manusia berolahraga dalam interaksi dengan manusia lain dan dalam situasi-situasi social merangsang. Dalam olahraga permainan bola basket aspek mental bukan hanya sekedar pendukung tetapi sudah menjadi bagian dari olahraga tersebut. Bola basket merupakan cabang olahraga yang menuntun pemainnya agar memiliki kemampuan kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental yang baik. Sebagai mana yang telah dijelaskan di paragraf sebelumnya aspek mental merupakan aspek yang sangat penting yang dibutuhkan hampir di seluruh cabang olahraga. 1

2 Seorang pemain basket harus memiliki kelincahan (misalkan pada waktu akan melakukan manuver-manuver), kekuatan (untuk melakukan pasing), kecepatan (pada saat melakukan serangan balik), dan stamina yang diperlukan untuk melakukan permainan selama 40 menit atau lebih. Sebelum kerja sama yang baik terpenuhi, setiap pemain harus mempunyai kemampuan dalam aspek keterampilan permainan bola basket, seperti ball handling, dribbling, passing, shooting, rebounding. Apabila dalam aspek tersebut terpenuhi oleh sebuah team sudah bisa dipastikan prestasi akan bisa diraih, seperti yang dikatakan oleh Rusli Ibrahim (2008: 112): Untuk meraih prestasi puncak sebagai suatu perwujudan aktualisasi diri bagi seseorang/atlet, modal utama adalah harus memiliki kesehatan yang prima, baik fisik maupun mental, agar tercapai prestasi yang optimal. Sehingga apabila aspek teknik dan mental bisa terpenuhi maka prestasipun pasti bisa didapatkan karena aspek teknik dan mental sangat berhubungan pernyataan dari Singgih D. Gunarsan (2004: 21) yaitu: Bahwa kegiatan psikologi olahraga sudah banyak dilakukan di negara-negara yang sedang berkembang dalam aspek olahraga, terutama dalam kegiatan penyelenggaraan Sea Games, mereka banyak memanfaatkan jasa psikologi olahraga. Dalam permainan bola basket hal yang paling di utamakan ialah tembakan, apabila akurasi tembakan kita di atas rata-rata maka dalam mencetak angkapun seorang pemain akan mudah, dan untuk itu diperlukannya latihan yang rutin sesuai yang dikemukakan oleh Harsono (1988: 101) bahwa: Training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau

3 pekerjaannya. Tetapi kadang seorang pemain yang mempunyai tembakan yang baik juga belum tentu mempunyai mental bertanding yang bagus oleh karena itu kadang prestasi pun tidak bisa teraih. Salah satu penyebab rendahnya prestasi tersebut adalah sedikitnya perolehan angka melalui tembakan bebas. Menurut dugaan penulis, salah satu penyebabnya ialah kurang siapnya mental dan konsentrasi atlet pada saat melakukan tembakan bebas. Padahal pada saat perolehan angka yang seimbang, tembakan bebas memegang peranan yang menentukan. Banyak atlet yang tidak dapat melakukan tembakan bebas dengan baik karena rendahnya kemampuan untuk menerima ketegangan. Banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap hal tersebut, antara lain sorakan penonton atau ketegangan dalam diri sendiri. Singgih D. Gunarsa (1989: 156) mengatakan: Ketegangan merupakan momok bagi atlet, karena dapat menganggu keseimbangan psikologis dan membuyarkan konsentrasi. Timbulnya ketegangan itu antara lain disebabkan oleh kurangnya latihan mental sehingga mempengaruhi peningkatan prestasi. Untuk meningkatkan prestasi olahraga, yang dianalisis tidak cukup hanya faktor jasmani, teknik, gizi, dan taktik saja, tetapi bidang mental juga memegang peranan yang penting. Tanpa dukungan mental yang baik seorang atlet tidak mungkin akan dapat berprestasi dasar yang baik. Adapun metode latihan yang dapat meningkatkan perkembangan mental menurut Harsono (1988: 283): Diantaranya adalah Teknik Jacobson dan Schultz, teknik Cratty, teknik

4 Progressive muscle relaxation, teknik autogenic relaxation, teknik respons bebas anxiety, latihan pernafasan dalam, latihan meditasi dan model training. Diantara bentuk-bentuk latihan peredaan kepekaan, latihan relaksasi menurut Jacobson merupakan latihan yang paling efektif. Seperti yang dikatakan Harsono (1988: 284) sebagai berikut : Maksud latihan ini adalah untuk melatih orang untuk bisa merilekskan otot-ototnya apabila berada dalam situasi yang membangkitkan anxiety. Atlet yang bimbang atau takut biasanya otot-ototnya menjadi tegang (tensed), dan kalau otot-otonya tegang maka biasanya keterampilan fisiknya akan terganggu. Secara fisik, emosional dan mental, relaksasi ditandai dengan tidak adanya aktivitas dan ketegangan (tension), suatu suasana penuh ketenangan apabila dapat dijauhkan segala perasaan yang berhubungan kebutuhan hidup sehari-hari. Menurut Syer dan Connolly, dalam Rusli Ibrahim dan Komarudin (2007: 190) bahwa: Relaksasi yang mendalam akan mudah dicapai dengan posisi tidur terlentang, namun dalam keadaan badan lelah posisi semacam ini dapat menyebabkan atlet yang bersangkutan mudah tidur. Apabila dibutuhkan relaks sebelum bertanding, lebih baik dilakukan dalam posisi duduk dengan punggung bersandar pada sandaran. Ada beberapa macam latihan relaksasi yang sudah dijelaskan diatas,dan peneliti lebih cenderung memakai teknik autogenic relaxation dikarenakan dalam proses pelatihannya mudah karena autogenic lebih menekankan kepada sugesti atlet itu sendiri. Teknik autogenic relaxation ini, ada yang menamakannya psychotonik training, mula-mula diformulasikan oleh Schultz. Psosedur latihannya ditulisnya dalam bukunya berjudul Das Autogenne Training, yang

5 berarti self-training atau latihan mandiri. Oleh karena itu, autogenic training lebih menekankan pada self-suggestion atau pemberian sugesti kepada diri sendiri (Gauron, 1984) dalam Rusli Ibrahim dan Komarudin (2007: 190): Pada permulaaan, latihan memang perlu dibantu dengan intruksi- intruksi dari pelatih. Akan tetapi setelah beberapa kali latihan, atlet harus bisa mensugesti dirinya sendiri dalam latihan relaksasi ini. Prosedur autogenic menekankan pada enam pusat perhatian, yaitu: (a) lengan kanan (kiri) saya terasa berat, tungkai kanan (kiri) terasa berat; (b) lengan kanan (kiri) saya terasa hangat, tungkai kanan (kiri) saya terasa hangat; (c) denyut jantung saya tenang dan teratur; (d) badan saya bernapas sendiri; (e) perut saya terasa hangat; (f) dahi terasa sejuk. Agar efektif hasilnya, latihan relaksasi seperti teknik autogenic sebaiknya dilakukan ditempat dan situasi yang memungkinkan latihan tersebut berlangsung dengan baik. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin meningkatkan kemampuan tembakan bebas pemain basket di SMA Negeri 1 Cianjur dengan menerapkan pelatihan mental, khusunya latihan relaksasi agar ketenangan pemain pada saat melakukan tembakan bebas tidak terpengaruh oleh keadaan sekitar. Peneliti memilih SMA Negeri 1 Cianjur sebagai sampel dikarenakan peneliti salah satu asisten pelatih yang membantu melatih SMA tersebut. Menyimak pendapat Harsono di atas, melalui penelitian ini penulis ingin membuktikan pengaruh latihan relaksasi dalam mengurangi ketegangan mental, khususnya melakukan tembakan bebas dalam permainan bola basket. 2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang diungkapkan sebelumnya, penulis mencoba menerapkan salah satu bentuk latihan mental, yaitu relaksasi, yang ditunjukkan untuk meningkatkan hasil tembakan bebas pada permainan bola basket. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai, berikut: Apakah

6 latihan relaksasi memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ketepatan tembakan bebas pada permainan bola basket?. 3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang penulis rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh positif latihan relaksasi terhadap ketepatan tembakan bebas pada permainan bolabasket?. 4.1 Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian diharapkan berguna bagi para pembina maupun pelatih olahraga bola basket dalam menerapkan latihan relaksasi sebagai solusi dalam masalah ketegangan pada saat melakukan tembakan bebas. 2. Menyumbangkan pemikiran kepada atlet, pelatih, dan pembina yang berada di lingkungan PERBASI tentang manfaat latihan relaksasi. 5.1 Batasan Penelitian Demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian ini, maka penulis membahas penelitian sebagai berikut : 1. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian sebagai berikut : a. Variabel terikat : Tembakan bebas pada permainan bola basket b. Variabel bebas : Latihan relaksasi 2. Penelitian ini hanya terbatas pada pengaruh latihan relaksasi terhadap tembakan bebas pada permainan bola basket di SMA Negeri 1 Cianjur.

7 3. Populasi yang digunakan adalah siswa SMA Negeri 1 Cianjur yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket. 4. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pretest dan post test. 5. Instrumen penelitian menggunakan tes tembakan hukuman dari Johnson & Nelson (1969: 346). F. Definisi Operasional 1. Pengaruh. Menurut Poewadarminta (1984: 731) pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang berkuasa atau yang berkekuatan. Dalam hal ini daya yang ditimbulkan dari segi latihan-latihan. 2. Latihan. Menurut Bompa (1994: 167) latihan adalah suatu aktivitas olahraga yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai sasaran yang telah ditentuka. 3. Relaksasi. Latihan relaksasi menurut Jacobson, dalam Rusli Ibrahim dan Komarudin (2007: 190) adalah salah satu teknik latihan untuk belajar mengontrol otot-otot. Jacobson berpendapat bahwa ada hubungan langsung dari sistem otot ke emosi orang. Kalau kita dapat mengontrol sistem otot-otot kita dan mengurangi ketegangannya, maka kita akan mampu pula untuk mengontrol emosi-emosi kita. 4. Ketepatan. Dalam buku Coaching Manual (1979: 147) Ketepatan adalah accuracy is a ability to target consistenly. Maksudnya

8 ketepatan adalah kemampuan melempar bola ke target (sasaran) secara konsisten. 5. Tembakan bebas. Tembakan bebas atau freethrow menurut FIBA (2010: 17) adalah: Mengarahkan atau melempar bola menuju keranjang untuk mencetak angka atau suatu tembakan adalah ketika bola dalam pegangan (kedua) tangan seorang pemain dan kemudian dilemparkan ke udara kearah keranjang lawan