BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya merupakan lembaga

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk spiritual, makhluk individu, dan makhluk sosial. Ketiga

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. juga semakin pesat seperti tiada henti. Dapat dilihat dari alat-alat teknologi yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Sistem Pendidikan Nasional

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan khusus sehingga dapat mentransformasikan wawasan pengetahuan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini memegang posisi yang sangat mendasar, karena pendidikan pada masa ini memberikan pengaruh yang sangat membekas pada perkembangan anak di fase-fase selanjutnya. Karena itu pendidikan anak usia dini perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak. Komponen penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini terdiri dari kurikulum, peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, kemitraan dan penilaian. Salah satu komponen penting yang harus diperhatikan secara terus menerus dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini adalah pendidik. Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik PAUD bertugas diberbagai jenis layanan baik pada jalur 1

2 pendidikan formal maupun nonformal seperti TK/RA, KB, TPA dan bentuk lain yang sederajat. Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pendidik berperan sebagai pengelola proses pembelajaran, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan proses pembelajaran yang efektif, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, pengelolaan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik pendidik dalam mengelola proses pembelajaran. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, pendidik harus mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga ia mau belajar karena peserta didik adalah subjek utama dalam belajar. Pendidik yang mampu melaksanakan perannya sesuai dengan yang disebutkan di atas disebut sebagai seorang pendidik yang berkompetensi. Permasalahan pendidik PAUD yang perlu mendapatkan perhatian antara lain adalah masalah kualifikasi pendidikan pendidik yang masih belum memenuhi persyaratan. Layanan-layanan PAUD sebagian besar dilakukan

3 oleh tenaga pendidik dengan kualifikasi pendidikan dan kemampuan dasar yang bervariasi. Di lihat dari latar belakang pendidikan masih banyak tenaga pendidik PAUD yang berlatar belakang SLTA, sementara Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru mempersyaratkan bahwa Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Dengan demikian tenaga pendidik Pendidikan Anak Usia Dini masih perlu ditingkatkan kualifikasinya sampai memenuhi tuntutan yang dipersyaratkan. Data dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, sampai akhir tahun 2012 masih banyak ditemukan Pendidik PAUD yang tidak memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi. Pendidik PAUD di Jateng sebanyak 69.561 orang, terbagi 383 (0,55%) berkualifikasi pendidikan S2, S1 sebanyak 31.350 (45,07%). Kemudian, D III sebanyak 14.038 (20,18%), dan SMA/MA ada 21.213 orang (30,50%), SMP/MTs ada 2.577 orang ( 3,70% ). Dari jumlah tersebut yang berlatar belakang kependidikan ada 54,95% dan non kependidikan adalah 43,53%. (Grand Desain PAUD HI Jawa Tengah 2013-2018 ). Suatu kondisi yang masih jauh dari ideal, jika harus dituntut suatu layanan optimal. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mendorong ketercapaian kondisi ideal pendidik PAUD. Peningkatan kualifikasi pendidik

4 PAUD menjadi S1 atau D4 selama ini ditempuh melalui jalur formal yaitu proses perkuliahan pada Perguruan Tinggi tertentu. Upaya ini didukung dengan banyaknya beasiswa studi lanjut dan bantuan belajar bagi pendidik PAUD. Begitu pula peningkatan kompetensi pendidik PAUD. Melalui berbagai diklat yang dibiayai oleh pemerintah telah diselenggarakan secara mandiri oleh Direktorat PAUD maupun bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, dan oleh unit-unit pelaksana teknis dilingkungan Kemendikbud selama ini telah banyak dilakukan. Sebagai contoh, unit pelaksana teknis, PP-PAUDNI Regional II Semarang sebagai UPT Direktorat PAUDNI pada tahun 2013 telah melaksanakan program pengembangan Penguatan Pembelajaran PAUD untuk Jawa Tengah dilaksanakan 7 angkatan dengan peserta masing-masing 55 peserta. Dengan demikian pada tahun 2013 baru 385 pendidik yang mendapatkan program tersebut. ( Sistem Informasi PP- PAUDNI Reg. II Semarang ). Tuntutan pengembangan kompetensi bagi pendidik PAUD adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari, karena pendidik harus senantiasa berupaya untuk mengadopsi perkembangan-perkembangan baru, baik di bidang teknologi informasi maupun tuntutan masyarakat serta tuntutan kurikulum yang selalu mengalami perubahan dan perbaikan. Pengembangan kompetensi pendidik PAUD dapat dilakukan secara individual pendidik PAUD sendiri, pengembangan melalui kelembagaan dan pengembangan melalui organisasi profesi. Hal ini sejalan dengan apa yang

5 dikemukakan oleh Saud (2009 : 98), untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka profesionalisasi guru (pendidik) merupakan suatu keharusan, terlebih lagi apabila kita melihat kondisi objektif saat ini berkaitan dengan berbagai hal yang ditemui dalam melaksanakan pendidikan, yaitu : (1) perkembangan Iptek, (2) persaingan global bagi lulusan pendidikan, (3) otonomi daerah, dan (4) implementasi kurikulum. Kualifikasi dan kompetensi pendidik PAUD tentu akan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran dimana pendidik PAUD tersebut bertugas. Hal ini senada dengan pendapat Gillian Bramwell dalam penelitian Creative Teachers menyatakan bahwa teachers not only were influenced by their communities but they in turn influenced the communities in which they worked. ( Gillian Bramwell, 2011). Pendidik tidak hanya dipengaruhi oleh komunitas mereka, tetapi mereka pada gilirannya mempengaruhi masyarakat di mana mereka bekerja. Kompetensi dalam profesi pendidik, pada awalnya dipersiapkan atau diperoleh melalui lembaga pendidikan formal keguruan, sebelum seseorang memangku jabatan (tugas dan tanggung jawab) sebagai guru / pendidik. Menuju ke arah pelaksanaan tugas dan tanggungjawab secara profesional, tidaklah cukup dengan berbekal dengan kemampuan yang diperoleh melalui jalur pendidikan formal tersebut. Saud (2009: 98). Pendapat lain menyatakan bahwa, pada dasarnya pendidikan guru itu bukan berlangsung 3 atau 5 tahun saja, melainkan berlangsung seumur

6 hidup (life long education). Pendidikan yang 3 atau 5 tahun itu adalah pendidikan yang wajib dialami oleh seorang calon guru secara formal. Sedangkan pendidikan sesudah ia bekerja dalam bidang pengajaran, seperti : belajar sendiri, mengikuti penataran, mengadakan penelitian, mengarang buku, aktif dalam organisasi profesi, turut memikul tanggung jawab dalam masyarakat, menonton film, mendengarkan radio, televisi, dan lain-lain. Semua kegiatan itu sangat berharga untuk mengembangkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan guru sehingga kemampuan profesionalnya semakin berkembang (Hamalik, 2003 : 123). Dengan demikian, untuk dapat disebut sebagai profesional, setiap pendidik harus melakukan pengembangan kompetensinya secara berkesinambungan. Danim (2010 : 3), mengemukakan bahwa Untuk memenuhi kriteria profesional itu, guru harus menjalani profesionalisasi atau proses menuju derajat profesional yang sesungguhnya secara terus menerus. Dengan keterbatasan pendidik dan upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan pendidik PAUD, lembaga PAUD dimana pendidik melakukan tugas mempunyai kewajiban untuk mengembangkan kompetensi pendidiknya. Pengembangan kompetensi pendidik yang benar dan berhasil tentu akan mempengaruhi keberlangsungan lembaga dan kualitas pembelajaran.

7 Salah satu kompetensi pendidik PAUD yang perlu untuk selalu dikembangkan adalah kompetensi pedagogik, kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi pedagogik pendidik PAUD yang tidak sesuai tentu akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakan di lembaga-lembaga PAUD. Rendahnya kompetensi pedagogik pendidik anak usia dini ini berimplikasi terhadap rendahnya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakan di lembaga-lembaga PAUD. Sebagai contoh hingga saat ini masih terjadi praktik-praktik pendidikan anak usia dini yang dipandang kurang tepat sehingga menimbulkan banyak kritik. Misalnya pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran yang terlalu akademis, terstruktur dan kaku; atau kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan pada membaca, menulis, dan berhitung; sementara di sisin lain masih banyak aspek perkembangan anak yang belum mendapatkan perhatian yang seimbang seperti pengembangan kreativitas, kemandirian, pengembangan konsep diri yang positif, pengendalian diri, serta perilaku-perilaku positif lainnya. Kompetensi

8 pedagogik pendidik yang memadai sangat penting, karena PAUD merupakan peletak dasar pertama dan utama dalam perkembangan pribadi anak, berkaitan dengan karakter, kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial emosional, spiritual, disiplin diri, konsep diri, maupun kemandirian. ( Mulyasa, 2012: 43 ) Pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD merupakan hal yang harus dilakukan. Pengembangan kompetensi pedagogik yang efektif akan mempunyai dampak positif terhadap kinerja pendidik PAUD. Melati dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Dampak Pelatihan Pendidikan Anak Usia Dini mendapat temuan bahwa program pelatihan PAUD mempunyai dampak terhadap kinerja pendidik PAUD dalam melaksanakan tugas perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran PAUD. ( Melati, 2013 ). Sedangkan Sutarmin, dalam penelitiannya Efektifitas dan Peranan HIMPAUDI dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidik PAUD, menemukan bahwa sebagai wadah pendidik PAUD, Himpaudi dapat mengambil peran secara dinamis, inovatif dan kooperatif dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD. ( Sutarmin, 2013 ). I Ju Chen dalam penelitiannya The Behavioral Intention of Preschool English Teachers in Participating in Early Childhood Education Training and Teaching Employment Services menemukan bahwa niat perilaku guru bahasa Inggris prasekolah untuk berpartisipasi dalam

9 pendidikan anak usia dini dan pelayanan dalam mengajar dipengaruhi oleh tidak hanya keluarga, teman, kolega, atau kelompoknya, tetapi juga " faktor lingkungan " seperti fungsi pendidikan anak usia dini dan layanan pembelajaran. Selain itu yang membantu guru bahasa Inggris prasekolah untuk menemukan pekerjaan, pengetahuan praktis dalam pembelajaran pendidikan anak usia dini juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap guru pendidikan anak usia dini. ( I Ju Chen, 2011 ). PAUD Anak Cerdas Ungaran Kabupaten Semarang adalah labsite dari Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal ( PP-PAUDNI) Regional II Semarang. Salah satu tugas dan fungsi PP-PAUNI adalah mengembangkan dan mengujicobakan berbagai model pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan informal. PAUD Anak Cerdas yang berdiri sejak tahun 1999, bertujuan selain untuk melayani masyarakat juga sebagai tempat ujicoba berbagai hal yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini. Sebagai tempat ujicoba model pembelajaran tentu saja pendidik PAUD Anak Cerdas dituntut untuk selalu mengembangkan kemampuan dan kompetensi pedagogik yang dimiliki. Pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas tidak terlepas dari pengelolaan pendidik yang dilakukan oleh lembaga. Sebagai suatu organisasi pendidikan, PAUD Anak Cerdas berhak memilih dan melakukan pengembangan kompetensi pedagogik pendidiknya.

10 Hal ini dimaksudkan agar lembaga PAUD tersebut bisa lebih baik dan berkualitas sehingga peserta didik sebagai inputnya bisa berkualitas pula. Dari uraian diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD di PAUD Anak Cerdas Ungaran, sehinggga PAUD Anak Cerdas dapat berkembang dan berprestasi. Dari hasil penelitian pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD ini, diharapkan dapat ditemukan model pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD, sehingga masalah yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik pendidik dapat diatasi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan pada pendidikan anak usia dini. B. Rumusan Masalah 1. Fokus Penelitian Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas Ungaran. 2. Sub Fokus Penelitian Dari fokus penelitian diatas, maka sub fokus penelitiannya adalah : a. Bagaimana kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas Ungaran. b. Bagaimana pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas Ungaran.

11 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mendiskripsikan bagaimana pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas Ungaran. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendiskripsikan bagaimana kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas Ungaran. b. Untuk mendiskripsikan bagaimana pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas Ungaran. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh informasi bagaimana pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD di PAUD Anak Cerdas Ungaran. 2. Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi pemerintah dan pengelola PAUD dalam membuat kebijakan berkaitan dengan pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD sesuai dengan tugas dan fungsinya.