MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN BELAJAR BAGI SISWA YANG MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN BAKAT ISTIMEWA DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI TESIS

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KELAS AKSELERASI DALAM LAYANAN ANAK BERBAKAT DI SMP NEGERI I WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, sehingga dapat memfungsikan diri sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu

BAB I PENDAHULUAN BAB I

Oleh : Otong Sugiarto K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara garis besar masih lebih

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP AKSELERASI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM KELAS AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem penyelenggaraan pendidikan dasar, lanjutan, dan menengah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah.

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang terus menemukan momentumnya sejak dua

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BELAJAR PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B UPTD SKB BINA MANDIRI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

Manajemen program akselerasi belajar: studi kasus di SMA Negeri 3 Jombang / Iva Faradiana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mereka. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SMP NEGERI 2 KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

HAPSORO HAMONGPRANOTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bukan hanya hak monopoli bidang

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Karena itu, sumber daya manusia perlu dikelolah secara. organisasi dalam memenangkan berbagai macam persaingan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI TENTANG PERAN DAN MANFAAT KURIKULUM NON AKADEMIK DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DI MI MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SAINS (PA) SMP NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO RINGKASAN TESIS

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang unggul baik dalam bidang ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

PENGELOLAAN KOMPETENSI SISWA BERBASIS MUTU DI SMK LEONARDO KLATEN. (Studi Kasus di SMK Leonardo Klaten) TESIS

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM IMERSI DI SMP NEGERI 3 PATI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS NON AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.

DAMPAK FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK TUGAS POKOK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KUALITAS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KABUPATEN BLORA TESIS. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

SKRIPSI. Oleh : DEWI DJUKENI NIM: A

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

PENGELOLAAN PENERIMAAN SISWA BARU BERBASIS SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 Studi Situs SMK 1 Blora Tahun 2010 TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

POLA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH STANDAR NASIONAL (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 JEPARA) TESIS

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH. ( Studi Situs SD Negeri Bekonang 02 Kecamatan Mojolaban Sukoharjo) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JUMAPOLO TESIS

Rencana pembangunan pendidikan jangka panjang ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berinteraksi. Interaksi tersebut selalu dibutuhkan manusia dalam menjalani

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang melanda dunia membawa berbagai konsekuensi logis bagi

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional di Indonesia dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk memajukan pendidikan di daerahnya masing-masing yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

SKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A

Transkripsi:

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN BELAJAR BAGI SISWA YANG MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN BAKAT ISTIMEWA DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI TESIS OLEH : RESI HANANTO AGUNG WAHYONO NIM PROGRAM KONSENTRASI : : : Q 100040084 Magister Manajemen Pendidikan Manajemen Sekolah PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah perkembangannya telah mengalami perubahanperubahan paradigmatik. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan adalah proses mendidik yang berlangsung dalam lingkungan kehidupan sekolah, keluarga dan masyarakat. Pendidikan merupakan institusi yang menuntut untuk selalu diperbaharui secara terus-menerus (Ali Maksum dan Luluk Yunan Ruhendi, 2004 : 181). Zaman terus berubah seiring dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam proses perubahan tersebut, pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan peserta didik menghadapi dunianya di masa depan. Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa. Oleh karenanya kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan pendidikannya. Menurut Ali Maksum dan Luluk Yunan Ruhendi (2004: 227), kemajuan beberapa negara di dunia ini tidak terlepas dari pendidikannya. Namun demikian pendidikan masih belum berhasil menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang andal apalagi menciptakan kualitas bangsa. Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa hakikat visi pendidikan nasional adalah untuk menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia seutuhnya yang menyangkut keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan, spiritual, keterampilan, produktivitas dan daya saingnya. Untuk itu semua warga

negera Indonesia memiliki hak yang sama untuk mengikuti pendidikan yang diselenggarakan pemerintah di semua satuan, jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial ekonomi, agama, dan lokasi geografis. Pemerataan dan perluasan kesempatan ini menekankan bahwa setiap orang tanpa memandang asalusulnya mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan sehingga keadilan di dalam pelayanan pendidikan akan meningkat. Pendidikan memiliki peran yang strategis dalam mewujudkan individuindividu yang berkualitas, sehingga dapat memfungsikan dirinya sesuai dengan kebutuhan pribadi dan kebutuhan masyarakat. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda pula. Pendidikan yang bertanggung jawab memandu mengidentifikasi, membina dan memupuk guna mengembangkan dan meningkatkan bakat tersebut, termasuk bakat yang ada pada mereka yang istimewa atau memiliki kecerdasan dan keberbakatan luar biasa. Globalisasi menuntut bangsa Indonesia untuk mengantisipasi dengan cara memiliki program dan penyelenggaraan pendidikan yang mampu memberikan kontribusi signifikan untuk menghasilkan individu, masyarakat, dan bangsa yang dibutuhkan negara Indonesia sekarang dan di masa yang akan datang. Dalam perspektif global tersebut, penyelenggaraan pendidikan memberikan nilai positif bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia, karena tantangan global dan persaingan bebas antar bangsa dalam berbagai aspek kehidupan terasa semakin kompetitif. Karena itu lahirnya SDM unggul dan perwujudan anak

berbakat intelektual secara optimal yang dapat bersaing dalam lingkup nasional dan lingkup internasional atau global harus dipercepat. Sasaran peningkatan kualitas SDM ini agar berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan pendekatan layanan pendidikan yang mempertimbangkan bakat, minat, kemampuan, dan kecerdasan peserta didik. Penyelenggaraan pendidikan di negara Indonesia masih berorientasi kepada kuantitas untuk dapat melayani sebanyak-banyaknya jumlah siswa. Dengan adanya penyelengaraan seperti ini maka kebutuhan individual siswa di luar kelompok siswa normal tidak terakomodasi. Anak berbakat perlu mendapat perhatian khusus. Setiap peserta didik berbeda-beda dalam bakat, minat, dan kemampuan, maka penyelenggaraan pendidikan perlu disesuaikan dengan potensi setiap peserta didik. Siswa yang relatif lebih cepat daripada yang lain tidak terlayani secara baik sehingga potensi yang dimilikinya tidak dapat tersalur atau berkembang secara optimal. Kita patut mengakui bahwa selaku pendidik anak bangsa negeri ini, kita gagal memberikan perhatian bagi anak berbakat (akademik) secara benar (Hawadi, et al., 2004 : 1). Selama ini strategi penyelenggaraan pendidikan bersifat klasikal-massal, memberikan perlakuan yang standar (rata-rata) kepada semua siswa, padahal setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda (Herry Widyastono, 2000 : 27). Model pelayanan pendidikan ini masih memberikan perlakuan dan layanan yang sama kepada peserta didik, padahal mereka berbeda tingkat kecakapan, kecerdasan, minat, bakat dan kreativitasnya. Model pelayanan seperti ini memang tepat bagi pemerataan kesempatan, tetapi kurang menunjang dalam mengoptimalkan pengembangan potensi

sumber daya manusia secara cepat. Depdikbud (dalam Hawadi, et al., 2004 : 13) menyatakan hasil dari beberapa penelitian bahwa sepertiga peserta didik yang digolongkan sebagai peserta didik berbakat mengalami gejala prestasi kurang. Menurut Hawadi, et al. (2004 : 118-119) salah satu penyebab masalah berkurangnya prestasi adalah kondisi lingkungan belajar yang kurang menunjang atau kurang menantang mereka untuk mencurahkan kemampuannya secara optimal. Siswa yang berkemampuan jauh di atas normal cenderung lebih cepat menguasai pelajaran yang disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa ini akan menunggu siswa yang lebih lamban darinya. Siswa yang berkemampuan luar biasa sering terkesan santai dan tampak kurang memperhatikan pelajaran, siswa cenderung mengganggu temannya sehingga kegiatan belajar mengajar dalam kelas kurang lancar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa memerlukan penanganan dan program khusus agar dapat berkembang secara optimal. Menurut Herry Widyastono (2000 : 27), penyelenggaraan sistem percepatan kelas (akselerasi) bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa merupakan salah satu strategi alternatif yang relevan, di samping bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi siswa, juga bertujuan untuk mengimbangi kekurangan yang terdapat pada strategi klasikal-massal. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 31 ayat (1) mengamanatkan bahwa: Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Hal ini belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh pemerintah, dan baru terpenuhi pada saat Indonesia memasuki jangka panjang kesatu tahun 1969/1970 1993/1994. Dalam periode pembangunan ini pemerintah mulai menaruh perhatian pada

pendidikan bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (Depdiknas, 2003 : 1). Implementasi pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk tingkat SMP diatur dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 054/U/1993, seperti yang disebutkan dalam pasal 15 ayat (1) pelayanan pendidikan bagi siswa yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa melalui jalur pendidikan sekolah, dan jalur pendidikan luar sekolah, (2) jalur pendidikan luar sekolah dengan program khusus dan program kelas khusus. Dalam pasal 16 disebutkan bahwa siswa yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat menyelesaikan program belajar lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, dengan ketentuan telah mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya dua tahun. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 5 ayat (4) kembali menegaskan bahwa : Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus (Depdiknas, 2003 : 13). Begitu pula dalam pasal 12 ayat (1) dinyatakan bahwa : Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak : (b) mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya; (f) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan (Depdiknas, 2003 : 15-16). Berdasar uraian di atas penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tentang manajemen penyelenggaraan program percepatan belajar dalam pelayanan

pendidikan bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Adapun lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Wonogiri, dengan pertimbangan : 1. SMP Negeri 1 Wonogiri merupakan satu-satunya sekolah yang menyelenggarakan program percepatan belajar di Kabupaten Wonogiri. 2. Ingin lebih memahami manajemen penyelenggaraan program percepatan belajar dalam pelayanan pendidikan bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa khususnya di SMP Negeri 1 Wonogiri. B. Identifikasi Masalah Berdasar latar belakang masalah ternyata penanganan dan pelayanan bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa sangatlah diperlukan dalam program percepatan belajar. Dalam program percepatan belajar yang diselenggarakan di SMP Negeri 1 Wonogiri terdapat masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Apakah proses rekrutmen siswa untuk program percepatan belajar sudah baik? 2. Apakah kegiatan pembelajaran dalam program percepatan belajar sudah berlangsung dengan baik? 3. Apakah strategi pembelajaran yang dipakai dalam program percepatan belajar sudah sesuai? 4. Apakah guru program percepatan belajar sudah berperan dengan baik? 5. Apakah sarana dan prasarana yang ada sudah mendukung program percepatan belajar?

6. Apakah prestasi akademik dan non akademik yang dicapai siswa program percepatan belajar cukup baik? 7. Apakah dukungan orang tua dan komite sekolah terhadap program percepatan belajar sudah baik? C. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah : bagaimanakah manajemen penyelenggaraan program percepatan belajar dalam pelayanan pendidikan untuk mencapai ketuntasan dan peningkatan prestasi belajar bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa di SMP Negeri 1 Wonogiri? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen penyelenggaraan program percepatan belajar dalam pelayanan pendidikan untuk mencapai ketuntasan dan peningkatan prestasi belajar bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa di SMP Negeri 1 Wonogiri. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi tentang manajemen penyelenggaraan program percepatan belajar dalam pelayanan pendidikan bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa di SMP Negeri 1 Wonogiri.

2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk perbaikan dan pengembangan program percepatan belajar di SMP Negeri 1 Wonogiri. 3. Sebagai pengetahuan dan acuan bagi kegiatan keilmuan dalam masalah yang sama di masa yang akan datang.