PELATIHAN LARI SIRKUIT 2 X 10 MENIT DAN PELATIHAN LARI KONTINYU 2 X 10 MENIT DAPAT MENINGKATKAN VO 2 MAX TAEKWONDOIN PUTRA KABUPATEN MANGGARAI - NTT

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : N. Gimbar Adi Putra*, J. Alex Pangkahila**, I P G. Adiatmika*** Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015

Volume 2, No. 1 : , Maret 2014

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

PELATIHAN LARI SIRKUIT 2 X 10 MENIT DAN PELATIHAN LARI KONTINYU 2 X 10 MENIT DAPAT MENINGKATKAN VO 2 MAX TAEKWONDOIN PUTRA KABUPATEN MANGGARAI - NTT

PELATIHAN LARI AMPLOP MENINGKATKAN KELINCAHAN SISWA PUTRA PESERTA EKSTRA KURIKULER PENCAK SILAT SMA DWIJENDRA DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI ANAK AGUNG GEDE ANGGA PUSPA NEGARA

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

PENGARUH PEMBERIAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO 2 max PEMAIN FUTSAL

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT

*SMAN1 Kupang. **Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana *** FKIP PGRI Kupang, NTT. ABSTRAK

NI MADE AYU SRI HARTATIK

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE

Kata kunci : air kelapa, ketahanan otot. Universitas Kristen Maranatha

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Fisiologi Olahraga, Program Pascasarjana Universitas Udayana

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

Kata Kunci : Pelatihan Plyometric incline bound, knee tuck jump, Kekuatan Tungkai dan Ketepatan Tembakan

PENGARUH LATIHAN COUNTINOUS RUNNING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI AKADEMI SALATIGA TRAINING CENTER

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

Putu Asti Wulandari 1, Susy Purnawati 2

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SD NEGERI PABELAN 03 MENDUNGAN KARTASURA SUKOHARJO

Oleh : I Made Raka *, Ni Ketut Ayu Juliasih** *SMAN-2 Badung, **Fakultas MIPA Universitas Hindu Indonesia

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

Nila Wahyuni *, Ketut Tirtayasa **, Susy Purnawati ***

PENGARUH FREKUENSI LATIHAN AEROBIC TERHADAP NILAI VO2MAX PADA TAEKWONDOIN DOJANG KOGURYO MANAHAN SURAKARTA

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA SENAM AEROBIK LOW IMPACT DENGAN JOGGING TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH

Pengaruh senam bugar lansia terhadap kebugaran jantung paru di Panti Werdha Bethania Lembean

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

LATIHAN AEROBIK BENTUK DAN METODE. Suharjana FIK UNY

Universitas Lampung. Abstrak

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

BAB III METODE PENELITIAN

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

FREKUENSI LATIHAN 3 KALI SEMINGGU PADA TARI BARIS MODERN DAPAT MENURUNKAN PRESENTASE LEMAK TUBUH

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP KEWASPADAAN DAN KETELITIAN PADA PRIA DEWASA

Pengaruh Latihan Tari Legong Terhadap Kebugaran Fisik Mahasiswi Semester VI dan VIII Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Pre and Post

SKRIPSI GOVINDA VITTALA

Volume 1, No. 1 : 8 19, Juni 2013

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TREADMILL METODE BRUCE DAN TES BANGKU METODE TINGGI TETAP 25 CM

PENGARUH PEMBERIAN BUBUR BUAH PISANG

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP INDEKS KEBUGARAN JASMANI DAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental

PENGARUH AKTIVITAS FISIK SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI LINGKUNGAN KELURAHAN TONJA

Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana 2,5,6. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3,4

L B E I B H I H E F E E F KT K I T F F DI

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

ABSTRAK. Maizar Amatowa Iskandar, 2012 Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

PERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBERIAN PELATIHAN KEKUATAN AYUNAN LENGAN (ARM SWING)

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

PENGARUH KOPI TERHADAP KELELAHAN OTOT PADA SPRINT 100 METER LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

PENGARUH LATIHAN LARI KONTINYU DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO₂MAX PEMAIN FUTSAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PELATIHAN LARI-LOMPAT DI PASIR MENINGKATKAN JARAK CAPAIAN LOMPAT JAUH LEBIH PANJANG DARIPADA LARI RINTANGAN PADA SISWA SMPN-11 DENPASAR

Tomi Sutanto, 2007 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

Usep suhendra, Pembimbing: Dr. Iwan budiman, dr., MS.

PELATIHAN MAWASHI GERI JODAN

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

ABSTRAK PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PEROKOK DAN NON PEROKOK SETELAH LATIHAN FISIK AEROBIK

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU QUEEN'S COLLEGE DAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Khomainy Alamsyah,2002. Pembimbing : DR. Iwan Budiman dr.

Govinda Vittala, 2 I Putu Sutha Nurmawan, 3 Dedi Silakarma, 4 I Wayan Gede Sutadarma

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI PADA PRIA DEWASA MUDA

LATIHAN KETAHANAN (KEBUGARAN AEROBIK)

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Nancy Sylvia Bawiling*, Nyoman Adiputra**, Ketut Tirtayasa*** Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana

PELATIHAN LARI SAMBUNG BACK TO BACK

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT

ABSTRAK PELATIHAN ZIG-ZAG RUN

Kadek Sutyantara, Ni Luh Kadek Alit Arsani, I Nyoman Sudarmada

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

Transkripsi:

PELATIHAN LARI SIRKUIT 2 X 10 MENIT DAN PELATIHAN LARI KONTINYU 2 X 10 MENIT DAPAT MENINGKATKAN VO 2 MAX TAEKWONDOIN PUTRA KABUPATEN MANGGARAI - NTT ABSTRAK Regina Sesilia Noy*, Alex Pangkahila*, I Made Jawi** *Program Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana **Fakultas Kedokteran Universitas Udayana VO 2 max sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memperlancar aktivitas fisik khususnya bagi atlet agar dapat meraih prestasi maksimal. Untuk meningkatkan VO 2 max perlu dilakukan pelatihan secara teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan VO 2 max melalui pelatihan lari sirkuit dan lari kontinyu. Sampel dalam penelitian ini adalah taekwondoin putra Kabupaten Manggarai-NTT dengan umur rata-rata 15 tahun. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Randomized Pre and Pos t Group Desigen. Jumlah sampel 7 orang per kelompok. Sampel dipilih secara acak, kelompok Perlakuan 1 diberi pelatihan lari sirkuit 2 x 10 menit dan Kelompok Perlakuan 2 diberi pelatihan lari kontinyu 2 x 10 menit. Pelatihan dilakukan selama 6 minggu, frekuensi 4 kali seminggu mulai pukul 17.00 18.00 wita di Bandar Udara Frans Sales Lega Kabupaten Manggarai-NTT. Hasil analisis baik berdasarkan Pulse Oxymeter maupun Norma Cooper menunjukkan peningkatan VO 2 max secara bermakna (p < 0,05). Hasil analisis ini berarti bahwa baik pelatihan lari sirkuit maupun pelatihan lari kontinyu dapat meningkatkan VO 2 max. Berdasarkan uji komparasi (t-independent tes) sesudah pelatihan pada kedua kelompok baik berdasarkan Pulse Oxymeter maupun Norma Cooper di dapatkan nilai p > 0,05, atau tidak berbeda bermakna. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pelatihan lari sirkuit 2 x 10 menit dan pelatihan lari kontinyu 2 x 10 menit sama-sama dapat meningkatkan VO 2 max dan tidak ada perbedaan secara signifikan. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan pelatih, guru olahraga dan atlet taekwondo untuk melakukan pelatihan secara teratur dan disarankan dapat melakukan penelitian yang sejenis dengan menambah waktu dan jarak tempuh dalam pelatihannya. Kata Kunci : Lari sirkuit, Lari kontinyu, VO 2 max 21

TRAINING OF 2 X 10 MINUTE CIRCUIT RUNNING AND 2 X 10 MINUTE CONTINUOUS RUNNING CAN IMPROVE THE VO 2 MAX OF MALE TAEKWONDOIN OF MANGGARAI DISTRICT-NTT Regina Sesilia Noy*, Alex Pangkahila**, I Made Jawi*** Program Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana ***Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRACT VO 2 max is very important in everyday life, so as to facilitate any physical activity, specially for athletes in order to achieve maximum performance. In an effort to increase VO 2 max training should be carried out regularly, measured and planned. This study aims to determine the increase in VO 2 max through circuit training run and run continuously. The sample is taekwondoin son Manggarai-NTT with an average age of 15 years. This study is an experimental study with the study design used was Randomized Pre and Post t Group desigen. With a total sample of 7 people in each group. Samples were randomly selected. Treatment group 1 (KP1) given training run circuit 2 x 10 minute and Treatment Group 2 (KP2) are given continuous training run 2 x 10 minute. Training carried out for 6 weeks with a frequency of four times a week starting at 17:00 to 18:00 pm located at Frans Sales Lega Airport Manggarai-NTT. The analysis showed an increase in VO 2 max was significantly (p <0.05) against both groups fled. In both groups the circuit run by Pulse Oxymeter and Norma Cooper an increase in VO 2 max with p <0.05, as well as a continuous run either by Pulse Oxymeter and Norma Cooper with an increase in VO 2 max value of p <0.05. The results of this analysis means that either the training or circuit training run run continuously to improve VO 2 max. Based on a comparison of test data by an independent test after training in both groups either by Pulse Oxymeter and Norma Cooper in get p values > 0.05, or there is no significant difference. Based on these results it can be concluded that the run circuit training and continuous training run together can increase VO 2 max and there was no significant difference. The results of this study are expected to increase the knowledge of coaches, teachers and taekwondoin to perform training on a regular basis and are also expected to do similar research that examines VO 2 max with different training. Keywords: Running circuit, Running continuous, VO 2 max. 22

PENDAHULUAN VO 2 max merupakan jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik sampai terjadi kelelahan. Besarnya VO 2 max sangat ditentukan oleh fungsi proses penyampaian oksigen ke jaringan yang melibatkan fungsi jantung untuk memompa darah dan kemudian ditranspor ke otot yang sedang bekerja 1. Untuk meningkatkan VO 2 max perlu dilakukan pelatihan secara rutin dan teratur. Pelatihan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelatihan lari sirkuit dan pelatihan lari kontinyu. Keadaan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar atlet taekwondo memiliki VO 2 max masih rendah, sehingga atlet sulit meraih prestasi maksimal. Fenomena ini terjadi karena kurang adanya pelatihan secara teratur dan maksimal dan atlet belum mengerti tentang pentingnya VO 2 max. Dengan mengukur jumlah oksigen yang dipakai selama latihan, atlet dapat mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang bekerja. Makin banyak oksigen yang diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja 2. Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya di NTT. Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti ingin meneliti mengenai pelatihan lari sirkuit dan lari kontinyu dalam meningkatkan VO 2 max taekwondoin putra Kabupaten Manggarai-NTT. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pelatihan lari sirkuit dan pelatihan lari kontinyu dapat meningkatkan VO 2 max taekwondoin putra Kabupaten Manggarai-NTT. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pelatihan lari sirkuit dan lari kontinyu terhadap peningkattan VO 2 max taekwondoin putra Kabupaten Manggarai-NTT. MATERI DAN METODE Rancangan penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan pre test and post test control group design, dimana pengambilan sampel dilakukan secara random dan pembagian sampel menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberikan pelatihan lari sirkuit 2 x 10 menit dan kelompok kedua diberi pelatihan lari kontinyu 2 x 10 menit. Sebelum dan setelah pelatihan, dilakukan pengukuran VO 2 max, selanjutnya hasil pengukuran VO 2 max dibandingkan secara statistik. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh taekwondoin Kabupaten Manggarai-NTT. Selanjutnya sampel diambil dari populasi sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: bersedia mengikuti pelatihan sampai akhir pelatihan, sehat jasmani dan rohani menurut keterangan dokter, jenis kelamin laki-laki; umur 14-17 tahun, sedangkan kriteria eksklusi pada adalah: atlet sudah terlatih, merokok, peminum alkohol, dan kriteria pengguguran adalah: menderita sakit atau cedera pada saat pelatihan, tiga kali berturut-turut tidak mengikuti pelatihan. Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus Poccock 3. Berdasarkan perhitungan diperlukan jumlah sampel masing-masing kelompok 7 orang, sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 14 orang. 23

Variabel Penelitian 1.Pelatihan lari sistem sirkuit adalah pelatihan lari pada lintasan sirkuit selama 2 x 10 menit, dimana pada lintasan lari sirkuit telah diletakan alatalat rintangan sebanyak 6 pos (stasions) yang berjarak 3 meter antara satu pos dengan pos yang lain, demikian pula jarak antara garis start dengan pos 1 dan pos 6 dengan garis finish masingmasing 3 meter dan istirahat antar set 1 menit (istirahat aktif) serta istirahat antar pos 1 dengan pos berikutnya 15-20 detik.. Takaran pelatihan : Intensitas 85% dari kemampuan maksimal, durasi pemanasan 10-15 menit, gerakan inti 2 x 10 menit dan pendinginan 10-15 menit, frekuensi 4 kali seminggu selama 6 minggu. 2.Pelatihan lari kontinyu adalah lari secara terus menerus tanpa istirahat atau dengan istirahat aktif ( jogging atau jalan) selama 2 x 10 menit. Takaran pelatihan : Intensitas : 85% dari kemampuan maksimal, durasi pemanasan 10-15 menit, gerakan inti 2 x 10 menit dan pendinginan 10-15 menit, Frekuensi : 4 kali seminggu selama 6 minggu. 3.Nilai Vo2 max adalah nilai volume maksimal oksigen yang diproses oleh tubuh sebelum dan setelah melakukan pelatihan lari sirkuit dan lari kontinyu selama 6 minggu pada masing-masing kelompok, yang diukur dengan tes lari 2,4 km, bertempat di Bandar Udara Frans Sales Lega Kabupaten Manggarai NTT, dan setelah tes lari 2,4 km VO 2 maxnya diukur dengan dua cara yaitu pertama diukur langsung dengan menggunakan Pulse Oxymeter dan kedua dicatat waktu tempuhnya dan disesuaikan dengan tabel penilaian tes lari 2,4 km untuk laki-laki sesuai norma Cooper umur 14-17 tahun. Semakin pendek waktu tempuh, semakin bagus VO 2 maxnya. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diproses dengan menggunakan analisis komparasi: Uji rerata VO 2 max kelompok berpasangan digunakan uji t-dependent, dan Uji rerata VO 2 max kelompok tidak berpasangan digunakan uji t-independent. HASIL PENELITIAN Pengambilan data karakteristik subjek berupa umur, pengukuran berat badan, tinggi badan dan pemeriksaan kesehatan secara umum yang meliputi tekanan darah, dan denyut nadi dilakukan pada hari Kamis tanggal 9 Januari 2014, sedangkan pelaksanaan pengukuran VO 2 max sebelum perlakuan dilaksanakan pada hari Jumat 10 Januari 2014 dan pengukuran VO 2 max setelah perlakuan pada tanggal 22 Februari 2014. Rerata karakteristik taekwondoin yang terlibat sebagai subjek penelitian pada kedua kelompok pelatihan dapat dilihat pada tabel berikut: 24

Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian Pada Dua Kelompok Perlakuan Karakteristik n Kelompok 1 Kelompok 1 Rerata SB Rerata SB Umur (th) 7 15,71 1,380 15,71 1,380 Berat Badan (kg) 7 55,00 6,271 54,144 7,690 Tinggi Badan (m) 7 1,55 8,355 1,54 7,674 IMT (kg/m²) 7 22,79 0,878 22,622 1,344 Rerata karakteristikk di atas mencerminkan subjek penelitian memiliki status gizi normal. Karakteristik lingkungan pada pengukurann VO 2 max rerata saat suhu kering 25 C, rerata suhu basah 23,75 C dan rerata kelembaban 78%. Pulse Oxymeter Uji beda rerata VO 2 max sebelum dan sesudah perlakuan adalah untuk mendapatkan selisih perbedaan VO 2 max sebelum dan sesudah perlakuan pada KP1 dan KP2. Norma Cooper 99 98 97 98,28 98,14 60 50 40 44,42 53,,42 43,42 51 96 95 95,14 95 30 20 94 10 93 Pre Pos Pre Pos 0 Pre Pos Pre Pos tes = KP 1 = KP 2 = Beda rerata setelah pelatihan 25 Gambar 1. Grafik rerata peningkatann VO 2 max kelompok 1 dan kelompokk 2

Grafik di atas menunjukkan hasil uji beda rerata VO 2 max KP1 dan KP 2 dengan uji t-paired tes sebelum dan sesudah perlakuan baik berdasarkan Pulse Oxymeter maupun Norma PEMBAHASAN Pelatihan lari sirkuit dan pelatihan lari kontinyu baik berdasarkan pulse oxymeter maupun berdasarkan norma Cooper sama-sama meningkatkan VO 2 max dan tidak ada perbedaan secara signifikan, hal ini disebabkan karena pemberian latihan belum sesuai ketentuan FITT (Frekuensi, Intensitas, Tipe, dan Time). Frekuensi, intensitas dan tipe dalam pelatihan ini sudah memenuhi ketentuan yaitu frekuensi 4 kali seminggu, intensitas 85% dari denyut nadi maksimal dan tipe (pelatihan lari sirkuit dan pelatihan lari kontinyu), sedangkan yang belum memenuhi ketentuan adalah time atau waktu masih sangat kurang (2 x 10 menit), selain itu jarak tempuh untuk pelatihan lari sirkuitpun masih sangat rendah. Kurangnya waktu dan jarak tempuh inilah yang menyebabkan kedua pelatihan ini tidak berbeda bermakna. Perubahan ini mencerminkan peningkatan daya tahan kardiovaskular, karena akan memperlancar peredaran darah 4. Daya tahan kardiovaskular menunjukan kemampuan kerja jantung untuk menyediakan zat makanan dan oksigen untuk bagian-bagian tubuh yang sedang melakukan aktivitas fisik. Respon kardiovaskular yang paling utama terhadap aktivitas fisik adalah peningkatan cardiac output. Cooper berbeda bermakna dengan nilai p < 0,05, sedangkan hasil uji t-independent tes setelah perlakuan antar kedua kelompok tidak berbeda bermakna dengan nilai p>0,05. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan isi sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat mencapai sekitar 95% dari tingkat maksimalnya 5. Pelatihan secara teratur dapat mempengaruhi fungsi jantung di mana jantung akan mampu memompa lebih banyak darah dan lebih banyak oksigen 6. Fungsi kelancaran aliran darah adalah menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen juga membantu mempertahankan temperatur tubuh dari panas dan kedinginan yang berlebihan 7. Latihan kondisi fisik harus mengacu kepada prinsipprinsip latihan yang dilakukan secara teratur, sistematis, berencana dan progresif yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran fisik, dan peningkatan kebugaran fisik berhubungan erat dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular, sehingga dapat dikatakan bahwa pelatihan secara teratur dapat meningkatkan kemampuan fungsional seluruh sistem tubuh, lebih khusus bagi seorang atlet, dengan pelatihan yang rutin dan teratur dapat memperbaiki sistem dan fungsi organ tubuh atau dapat disimpulkan bahwa dengan adanya latihan fisik yang teratur bagi seorang atlet, maka daya tahan kardiovaskularnya akan meningkat sehingga VO 2 maxnyapun meningkat dan atlet dapat meraih prestasi 26

maksimal 8. Pelatihan lari sirkuit dan lari kontinyu memiliki potensi yang baik untuk meningkatkan daya tahan kardiovaskular yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan VO 2 max. Latihan lari sirkuit dan lari kontinyu dapat meningkatkan suplay oksigen yang dapat memberikan kemampuan kepada atlet untuk melakukan suatu aktivitas yang lebih tinggi tingkatnya dalam waktu yang lama. Nilai VO 2 max sangat bervariasi rata-rata adalah dekat dengan 35 ml/kg/min, untuk atlet berprestasi rata-rata 70 ml/kg/min 9. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan setelah memberikan SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa Pelatihan lari sirkuit 2 x 10 menit dan pelatihan lari kontiyu 2 x 10 menit, 4 kali seminggu selama 6 minggu dapat meningkatkan VO 2 max taekwondoin putra Kabupaten Manggarai - NTT. SARAN Berdasarkan simpulan penelitian, disarankan : 1.Untuk orang awam, pembina, pelatih dan guru olahraga serta atlet yang ingin memperbaiki dan meningkatkan VO 2 max, lakukanlah latihan secara rutin dan teratur. 2.Bagi para peneliti diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan menambah waktu dan jarak tempuh dalam pelatihannya. latihan sirkuit (circuit training) pada mahasiswa PKO FIK UNY umur 20-22 tahun menunjukan VO2 maxnya dalam kategori bagus dan tinggi 10, demikian pula dengan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa mayoritas subjek yang diteliti VO 2 maxnya setelah perlakuan berada pada level baik, dan sangat baik, serta tidak terdapat subjek dengan nilai VO 2 maxnya kurang, sehingga penelitian ini terbukti bahwa pelatihan lari sirkuit dan lari kontinyu dapat dijadikan pelatihan bagi atlet (Taekwondo) untuk meningkatkan VO2 max. DAFTAR PUSTAKA 1. Sharkley, 2011. Kebugaran dan Kesehatan. Rajawali Sport, Devisi Buku Olahraga & Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. 75 85. 2.Triangto, M. 2005. Jalan Sehat dengan Sports Therapy. Jakarta : Intisari. Universitas Indonesia Terbuka Departemen Pendidikan Nasional 3. Wilmore, J. H., Costill, 2005. Training For Sport and Activity. Win C. " Brown Publisher, Dubuque, Lowa. 4. Poccok, 2008. Clinical Trials A Practical Aproach. New York : A Willey Medical Publication. Pustaka Utama. 121-129. 5. Wilmore, J. H., Costill, 2005. Athletic Training and Psysical Fitness. Boston, Sidney : Allyn and Bacon. 27

6. Perry, S. 2008. Improving Cardiovasculer Health and Fitness. Available at : www.freeengineering.com [Cited 2013 April 21]. 7. Sajoto. 2002. Peningkatan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olah Raga. Semarang: Dohara Prise. 83. 8. Nala, 2011. Prisip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar; Udayana University Press. 26-29. 9. Mc Ardle., A, B and C. 2000. Essentials of Exercise Physiology. 2 nd ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. 10.Nugroho, S. 2007. Pengaruh Latihan Sirkuit (Circuit Training) Terhadap Daya Tahan Aerobik (Vo2 Max) Mahasiswa PKO Fakultas Ilmu Keolahragan Universitas Negeri Yogyakarta 28