PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

dokumen-dokumen yang mirip
Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

PENGEMBANGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEPATU KAMPAS REM KENDARAAN BERMOTOR BERBAHAN ALUMUINUM DAUR ULANG

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALMINIUM DAUR ULANG (Al 6,4%Si 1,93%Fe)

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS

Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN HASIL PENGECORAN PADA MATERIAL ALUMINIUM DAUR ULANG

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN LOGAM TERHADAP KEKERASAN PADA BAHAN ALUMINIUM BEKAS

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON

ISSN hal

I. PENDAHULUAN. 26, Unsur ini mempunyai isotop alam: Al-27. Sebuah isomer dari Al-26

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

OPTIMASI DESAIN CETAKAN DIE CASTING UNTUK MENGHILANGKAN CACAT CORAN PADA KHASUS PENGECORAN PISTON ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

PENGARUH TEKANAN, TEMPERATUR DIE PADA PROSES SQUEEZE CASTING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PISTON BERBASIS MATERIAL BEKAS

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

Pengaruh Tekanan, Temperatur Die Pada Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Berbasis Material Piston Bekas

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. walaupun harga produk luar jauh lebih mahal dari pada produk lokal. yang menjadi bahan baku utama dari komponen otomotif.

11 BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

KAJIAN JUMLAH SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGECORAN Al-11Si DENGAN CETAKAN PASIR

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

Analisa Pengaruh Penambahan Sr atau TiB Terhadap SDAS, Sifat Mekanis dan Fluiditas Pada Paduan Al-6%Si

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

I. PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya permintaan aluminium dikalangan konsumen.

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN LIMBAH TEMBAGA DAN TIMAH SEBAGAI BAHAN KOMPONEN RADIATOR

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

Kekuatan Tarik Dan Porositas Silinder Al-Mg-Si Hasil Die Casting Dengan Variasi Tekanan

Pencegahan Terjadinya Retak Panas pada Proses Pengecoran Squeeze Benda Tipis Al-Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

Analisis Kualitas Produk Alumunium yang Dicetak Dalam Fase Semi Solid Liquid ditinjau dari Sifat Fisis dan Mekanis

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ALUMINIUM A356.0

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

ANALISA PENGARUH VARIASI MEDIA QUENCHING DAN PENAMBAHAN SILIKON PADA PADUAN Al-Si REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS SKRIPSI

PENERAPAN MODEL SALURAN DAN CAWAN TUANG UNTUK MENGATASI CACAT POROSITAS PRODUK COR DI IKM BUDI JAYA LOGAM JUWANA KABUPATEN PATI

II. KEGIATAN BELAJAR 2 DASAR DASAR PENGECORAN LOGAM. Dasar-dasar pengecoran logam dapat dijelaskan dengan benar

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si

PENGARUH UNSUR SILIKON PADA ALUMINIUM ALLOY (Al Si) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR KALI, CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM TERHADAP HASIL PRODUK FLANGE CORAN ALUMUNIUM (Al)

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

PROSES PEMBUATAN FLANGE DENGAN BAHAN ALUMUNIUM (AL) MENGGUNAKAN VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

Pengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium

KARAKTERISTIK PENGECORAN LOST FOAM PADA BESI COR KELABU DENGAN VARIASI KETEBALAN BENDA

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TUANG PADA PENGECORAN DAUR ULANG Al-Si TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DENGAN POLA LOST FOAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STUDI KARAKTERISTIK MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO CORAN ALUMINIUM MINUMAN KALENG

ADC 12 SEBAGAI MATERIAL SEPATU REM MENGGUNAKAN PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING DENGAN VARIASI TEMPERATUR PENUANGAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE Darmanto *, Sri Mulyo Bondan Respati, Helmy Purwanto Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl. Menoreh Tengah X/22 Sampangan Semarang * Email : darmanto_uwh@yahoo.co.id Abstrak Sepatu kampas rem merupakan salah satu komponen kendaraan bermotor yang diproduksi melalui proses pengecoran umur pemakaiannya relatif pendek dan dapat mengalami kegagalan. Pengembangan mekanisme pengecoran dilakukan dengan menggunakan sistem hidrolis dua arah untuk sistem penutupan dan pembukaan cetakan maupun pengeluaran coran dari dalam cetakan. Temperatur cetakan dan tekanan squeeze divariasikan untuk mendapatkan kapasitas produksi, spesimen metalografi dan kekerasan dari bahan paduan alumunium silikon daur ulang. Pengamatan dan analisa hasil penelitian menunjukkan mekanisme yang dikembangkan dapat bekerja secara optimal mulai dari penutupan cetakan, pembukaan cetakan dan pelepasan coran dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem hidrolis. Kecepatan produksi sangat tergantung dari pemanasan cetakan, semakin panas cetakan yang diberikan semakin rendah kecepatan produksi. Pada temperatur cetakan lebih tinggi jumlah menurun, SDAS semakin halus, kekerasan menurun. Penambahanm tekanan squeeze menghasilkan menurun, SDAS semakin halus dan kekerasan meningkat. Kata kunci: mekanisme pengecoran squeeze, alumunium daur ulang, sifat fisis dan mekanis 1. PENDAHULUAN Ketertinggalan Indonesia dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, India dan Thailand pada pengembangan mobil atau motor nasional perlu mendapat perhatian khusus. Program mobil atau motor nasional tidak akan terwujud jika masih mengantungkan produk import baik secara utuh maupun komponen atau suku cadangnya. Dukungan industri hulu pembuatan komponen perlu dikembangkan dengan memperhatikan kondisi alam dan sosial industri masyarakat Indonesia. Indonesia dengan struktur industri yang dikembangkan yaitu industri kecil dan menengah, serta bahan daur ulang yang cukup berlimpah harus mampu mendukung program nasional. Proses pengecoran tuang (gravity casting) ditemukan banyak yang merupakan faktor inisiasi retak. Alumunium daur ulang mengandung unsure Fe (besi). Fe dalam paduan merupakan unsur pengotor yang menyebabkan turunnya kekuatan dan ketahanan terhadap korosi (Smith, 1993), dan ini merupakan masalah yang utama dalam industri pengecoran aluminium daur ulang (Mondolfo,1976). Sepatu kampas rem merupakan salah satu komponen kendaraan bermotor yang umur pemakaiannya relatif pendek dan dapat mengalami kegagalan yaitu patah pada bagian pengait atau pada bagian tengah. Karateristik fisis dan mekanis diperlukan sepatu kampas rem yang berbahan aluminium pada proses pengecoran dalam produksinya. Biji alumunium tersedia melipah di bumi terapi proses pemurnianya memerlukan energi dan biaya tinggi. Daur ulang alumunium merupakan alternatif tetapi pengecoran kembali pada alumunium daur ulang akan menurunkan kualitas fisis dan mekanis. Pengecoran squeeze merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kualitas hasil pengecoran. Hasil pengecoran squeeze dapat menghasilkan produk dengan penyusutan kecil atau tanpa penyusutan dengan bentuk mendekati ukuran akhir atau bentuk kesempurnaannya (near-net shape), Tjitro dan Firdaus (2000) dan Sedangkan struktur mikro hasil pengecoran squeeze lebih padat dibandingkan dengan hasil pengecoran dengan cara tuang (Yue dan Chadwick, 1995). Pengecoran squeeze pada sepatu kampas rem telah menunjukan hasil yang signifikan terhadap peningkatan sifat fisis dan mekanis dan dapat bersaing dengan sepatu kampas rem yang beredar dipasaran (Darmanto, dkk. 2012). Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 95

Pengembangan Mekanisme dan Kualitas Produksi Sepatu (Darmanto dkk.) Tulisan ini melaporkan pengembangan mekanisme pengecoran squeeze dalam pembuatan sepatu kampas rem yang telah dilakukan untuk meningkatkan dan mengetahui kapasitas produksi, sifat fisis dan mekanisnya. 2. METODOLOGI Sepatu kampas rem bekas dari salah satu merek tertentu di lebur ulang dan dijadikan ingot. Ingot di lebur pada temperatur 700 O C dan dituang pada cetakan dan diberi tekanan Squeeze yang ditahan antara 75 hingga 100 detik. Adapun variasi penelitian sesuai dengan tabel 1. Tabel 1. Variabel penelitian Temperatur Cetakan Tekanan No ( O C) (MPa) 1 0 2 200 194 3 300 4 400 5 0 6 104 300 7 149 8 194 Mekanisme dirancang dan dibuat dengan menggunakan sistem hidrolis dua arah untuk sistem penutupan dan pembukaan cetakan maupun pengeluaran coran dari dalam cetakan dan mekanisme hidrolis proses penekanan dan penarikan penekan. Sistem hidrolis ini digerakkan oleh pompa hidrolis menggunakan motor listrik yang dapat diatur waktu dan kecepatan gerakan piston hidrolisnya seperti terlihat pada gambar 1. Hasil pengecoran diamati secara makro dan mikro pada setiap bagian tengah dan di uji kekerasan dengan menggunakan alat uji kekerasan brinell pada bagian atas tengah dan bawah dari proses posisi pengecoran. Gambar 1. Mekanisme pengecoran squeeze yang dikembangkan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Mekanisme pengecoran dapat berjalan secara efektif dimana logam cair dapat dituangkan kedalam cetakan, sementara hidrolis penekan langsung dapat bekerja dan selanjutnya pembukan cetakan dijalankan secara otomatis coran dapat keluar dari dalam cetakan yang selanjutnya cetekan ditutup kembali dan proses pengecoran dapat diulang. 3.1. Kecepatan Produksi Dan Hasil Pengecoran Kecepatan produksi hanya tergantung pada perubahan temperatur cetakan, semakin tinggi temperatur cetakan maka kecepatan produksi semakin rendah, hal ini disebabkan oleh pembekuan semakin lambat sehingga dibutuhkan waktu pelepasan coran dari dalam cetakan semakin lama. Dalam percobaan dibutuhkan waktu 30 detik per produk, sedangkan dengan pemanasan cetakan makasimal 400 O C produksi per produk selama 10 menit. Sedangkan penambahan penghalus butir dan tekanan tidak berpengaruh terhadap kecepatan produksi. 96 ISBN 978-602-99334-3-7

Secara makro hasil pengecoran dalam setiap percobaan masih menunjukkan beberapa cacat diantaranya cacat rongga tidak terisi dan cacat penyusutan. Penambahan temperatur cetakan dan tekanan dapat mengurangi cacat rongga tidak terisi, hal ini disebabkan karena semakin tinggi temperatur cetakan dan tekanan makan fluiditas naik dan efek penekanan pada logam cair dapat bekerja efektif sehingga logam cair dapat mengisi seluruh rongga cetakan. Sedangkan penambahan TiB tidak terlihat berpengaruh terhadap hasil pengecoran secara makro. Adapun hasil pengecoran seperti terlihat pada gambar 2. Gambar 2. Hasil pengecoran 3.2. Struktur Mikro Struktur mikro hasil pengecoran diperlihatkan pada gambar 3 sampai dan gambar 4. Terlihat cacat pada variabel tampa pemanasan dan tampa tekanan. (a) (b) (c) (d) Gambar 3. Struktur mikro yang diambil yang diambil pada bagian tengah sepatu kampas rem (a) Temperatur cetakan 0; (b) 200 O C; (c) 300 O C dan (d) 400 O C (a) (b) (c) (d) Gambar 4. Struktur mikro yang diambil yang diambil pada bagian tengah sepatu kampas rem pada tekanan (a) 0; (b) 104 MPa; (c) 149 MPa dan (d) 194 MPa Porositas akan semakin berkurang pada penambahan temperatur cetakan dan penambahan tekanan. Pada temperatur cetakan 0, terjadi karena gas yang terjebak dalam rongga cetakan belum sempat keluar oleh efek penekanan, logam cair terlalu cepat membeku karena panas langsung di serap cetakan yang tampa dipanaskan. Sedangkan pada temperatur cetakan yang lebih tinggi terdapat kesempatan efek penekanan squeeze sesat sebelum logam cair membeku karena laju pembekuan yang lambat, hal ini disebabkan perpindahan panas dari logam cair ke cetakan semakin lambat dengan diberikan peningkatan temperatur cetakan. Seperti yang dilaporkan bahwa fraksi terkecil didapat pada temperatur cetakan 400 C (Firdaus, 2002). Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 97

Pengembangan Mekanisme dan Kualitas Produksi Sepatu (Darmanto dkk.) Fenomena ini menunjukkan dengan meningkatnya laju pendinginan, pertumbuhan fasa silikon terhalang akibat terbentuknya kristal aluminium yang membungkus kristal silikon sehingga menghasilkan penyebaran terhadap pertumbuhan matrik seperti yang dilaporkan Duskiardi dan Tjitro (2002) Hal serupa juga terjadi pada peningkatan tekanan squeeze, dengan bertambahnya besar tekanan gaya dorong pada logam cair untuk dimampatkan dan mengeluarkan gas juga semakin besar, sehingga gas akan semakin berkurang dengan peningkatan tekanan squeeze. Seperti yang dilaporkan Yue, (1997) pada material AA7010 pada tekanan 50 MPa masih ditemukan sedangkan pada penambahan tekanan 104 MPa,149 MPa dan 194 MPa sdikit atau tidak ditemukan gas. a b Gambar 5. Kekerasan Brinell hasil penecoran a. Variasi temperatur cetakan dan b. Penambahan tekanan Kekerasan rata-rata hasil pengecoran pada variabel penambahan temperatur cetakan dan tekanan seperti terlihat pada gambar 6. Hasil pengujian kekerasan brinell menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur cetakan kekerasan menurun. Penurunan kekerasan ini disebabkan oleh laju pembekuan yang semakin lambat, dimana semakin lama atau semakin lambat laju pembekuan maka kekerasan akan semakin menurun. Peningkatan rata-rata kekerasan juga dipengaruhi oleh tekakan, semakin tinggi tekanan squeeze maka kekerasan brinell semakin besar. Penambahan tekanan mengakibatkan struktur yang lebih rapat dan karena tekanan berefek pada laju pembekuan yang semakin cepat pula. Hasil berbeda berbeda seperti yang dilaporkan oleh Diskiardi dan Tjitro (2002) pada material piston komersial lokal bahwa kakerasan turun pada tekanan 100 MPa setelah mencapai titik optimum pada tekanan 75 MPa. Yue dan Chadwick (1995) juga mengungkapkan bahwa pada tekanan 100 MPa sifat fisis dan mekanis akan mencapai titik optimum sehingga penambahan tekanan lebih dari 100 MPa tidak akan memperbaiki keunggulan material. 4. KESIMPULAN Dari percobaan dan analisa hasil yang dilakukan pada maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Mekanisme yang dikembangkan dapat bekerja secara optimal mulai dari penutupan cetakan, pembukaan cetakan dan pelepasan coran dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem hidrolis. 2. Kecepatan produksi sangat tergantung dari pemanasan cetakan, semakin panas cetakan yang diberikan semakin rendah kecepatan produksi yang disebabkan oleh waktu pembekuan coran yang lama. Tampa pemanasan cetakan produksi sepatu kampas rem dapat dilakukan selama 30 detik per produk, sedangkan dengan pemanasan cetakan makasimal 400 O C produksi per produk selama 10 menit. 3. Pada temperatur cetakan lebih tinggi terlihat struktur mikro semakin halus, jumlah pada produk coran semakin rendah, dan ukuran atau butir SDAS semakin halus, serta produk yang dihasilkan mendekati bentuk akhir cetakan. Semakin tinggi temperatur cetakan maka nilai rata-rata kekerasan akan semakin turun sehingga produk sepatu kampas rem tidak getas atau mudah patah dalam menerima beban pada saat pengereman. Rata-rata terkecil pada bagian tepi dan tenggah terjadi pada temperatur cetakan 400 O C yaitu sebesar 1,48 %, rata-rata 98 ISBN 978-602-99334-3-7

SDAS terkecil juga terjadi pada temperatur cetakan 400 O C yaitu 9,065 µm dan kekerasan tertinggi pada perlakuan tanpa pemanasan cetakan yaitu 49,77 BHN. 4. Penambahan tekanan squezee dapat menurunkan rata-rata prosentase, merapatkan SDAS dan meningkatkan kekersan pada spesimen uji. Rata-rata terkecil didapat pada tekanan 194 MPa yaitu 3,11%, SDAS terkecil terlihat juga pada tekanan 194 MPa yaitu 7,18 µm dan kekerasan terbesar juga pada tekanan 194 MPa yaitu sebesar 35,40 BHN UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesiatahun anggaran 2013, terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Darmanto, SMB Respati, H. Purwanto, 2012, Pengembangan Metode Pengecoran Squeeze Untuk Meningkatkan Kualitas Sepatu Kampas Rem Kendaraan Bermotor Berbahan Aluminum Daur Ulang, Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Duskiardi dan Tjitro, S., 2002, Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro pada Material Piston Komersial Lokal, Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen Petra, Vol. 4, hal. 1-5. Firdaus, 2002, Analisis Parameter Proses Squeeze Casting Terhadap Cacat Porositas Produk Flens Motor Sungai, Jurnal Teknik Mesin Universitas kristen Petra, vol. 4, hal. 6-12. Mondolfo, L.F., 1976, Aluminium Alloys: Structure and Properties, Butterworths, London Smith, W.F., 1993, Structure and Properties of Engineering Alloys, McGraw-Hill inc, Second Edition. Soejono Tjitro dan Firdaus, 2001, Pengecoran Squeeze, Jurnal Teknik Mesin Vol. 2, No. 2, Oktober 2000: 109 113 Yue, T.M., 1997, Squeeze Casting of High-Strength Alumunium Wrought Alloy AA7010, Journal of Material Processing Technology vol. 66, pp. 179-185. Yue, T.M., and Chadwick G.A., 1995, Squeeze Casting of Light Alloys and Their Composites, Journal of Material Processing Technology, vol. 58, pp. 302-307. Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 99