ANALISA PRODUKTIFITAS PEKERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING: STUDI KASUS PADA PROYEK X DAN Y

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING: STUDI KASUS PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU

Volume XI, Nomor 1, April 2016 ISSN : X JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA STRUKTUR KOLOM, BALOK, DAN PLAT DI PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

BAB I PENDAHULUAN BAB I-1

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6

PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT (Studi Kasus Proyek Bangunan Condominium TP6)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ANALISIS WAKTU PEKERJAAN FINISHING PADA PROYEK APARTEMEN

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

MENGUKUR PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SEVEN ELEVEN MANGGA DUA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis penelitian ini terhadap faktor-faktor penyebab, jenis

STUDI KASUS PEKERJAAN PRODUKSI DAN PEMASANGAN DINDING PRECAST PADA PROYEK APARTEMEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Faktor-Faktor Lapangan (On-Site Factors) Yang Mempengaruhi

Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Faktor-faktor yang dinyatakan menentukan kualitas pekerja proyek. dievaluasi dalam penelitian ini adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Factors Influencing Contractor Performance in Indonesia: A Study of Non Value-Adding Activities

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA PEKERJAAN PEMBESIAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJAAN DINDING SETENGAH BATA PADA RUMAH DUA LANTAI DI PROYEK PERUMAHAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kata kunci : harga satuan pekerjaan pasangan bata,sni, Work Study.

MOTIVASI PEKERJA PADA BEBERAPA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengalaman kerja 5-10 tahun, 21 responden dengan pengalaman kerja > 10 tahun.

PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL. Oleh : Iwan Rustendi

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

PRODUKTIVITAS DAN KETERLAMBATAN PRODUKSI TIANG PANCANG DAN TIANG LISTRIK PADA PERUSAHAAN X DENGAN MPDM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERBANDINGAN KOMPOSISI PEKERJA PASANGAN DINDING BATA ANTARA SNI 2008 DENGAN KENYATAAN DI LAPANGAN PADA PROYEK PERUMAHAN

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN BATA MERAH PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PONDASI BORED PILE (STUDI KASUS PADA BANGUNAN PERKANTORAN 31 LANTAI)

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS ALAT HYDRAULIC HAMMER DAN JACK IN PILE DI SURABAYA

ANALISIS KINERJA PROYEK KONSTRUKSI

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

INDIKATOR KEBERHASILAN PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG YANG DIPENGARUHI FAKTOR INTERNAL SITE MANAGER

ANALISIS KINERJA WAKTU PROYEK SEKOLAH X DENGAN METODE PERFORMANCE INTENSITY

MONITORING JADWAL SUATU PROYEK SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPI DAN PPC

MOTIVASI PEKERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA PADANG

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK

DESKRIPTIF FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA PRODUKTIVITAS KERJA NORMAL DAN LEMBUR (STUDI KASUS: PEKERJAAN PEMASANGAN BATA PADA PABRIK PT. SINAR SOSRO)

TESIS PENGARUH KARAKTERISTIK TUKANG BATU LOKAL TERHADAP PRODUKTIVITAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. primer dan data sekunder. Data dipeoleh dengan meneliti 16 tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang

PENERAPAN METODE PENJADWALAN BERULANG (REPETITIVE SCHEDULLING METHOD) PADA PROYEK PRINCETON TOWER EDUCITY RESIDENCE SURABAYA

ANALISA PENGARUH CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN MUTU PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:

APLIKASI METHOD PRODUCTIVITY DELAY MODELPADA ANALISA PENGARUH WASTEPEKERJA TERHADAP INDEKS KOEFISIEN PRODUKTIVITAS

KAJIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PRODI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

PERNY AT AAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGASAKHIR. Saya mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan, Universitas Pelita Harapan,

PERANAN KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN GALIAN TANAH BASEMENT TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN

SKRIPSI KAJIAN FAKTOR KETERLAMBATAN PADA PROYEK BANGUNAN AIR BERSIH ( STUDI KASUS ) DI KABUPATEN MANATUTU TIMOR LESTE

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produktivitas memiliki bermacam-macam arti, masing-masing. bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN FUZZY-LOGIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING ORGANISASI PROYEK

BAB II LANDASAN TEORI. masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar

SKRIPSI ANALISIS RISIKO KONSTRUKSI STRUKTUR BORE PILE PADA PROYEK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber

BAB III METODE ANALISIS

PENDAHULUAN. merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun mewah, maka dari itu Solo Baru juga merupakan kawasan pemukiman elit.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pengoperasian menjadi semi-automatis bahkan full-otomatis.

PENGATURAN RISIKO HUJAN DALAM KONTRAK SERTA DAMPAK DAN KENDALANYA PADAPROYEK KONSTRUKSI

STUDI PUSTAKA : ANALISA PENGARUH DESAIN TERHADAP DIRECT WASTE DAN INDIRECT WASTE YANG TERJADI PADA TAHAP KONSTRUKSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN X BANDUNG

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA ATAP BAJA RINGAN PADA PERUMAHAN DI KALIMANTAN SELATAN

STUDI MENGENAI DIRECTED CHANGES DAN CONSTRUCTIVE CHANGES PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA

Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 4 No.1 Januari 2017 ISSN:

PRODUKTIVITAS KELOMPOK TENAGA KERJA PADA GEDUNG BERTINGKAT (PEKERJAAN PLESTERAN)

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB REWORK PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PEMBANGUNAN GEDUNG MENARA SENTRAYA JAKARTA ATFAL MURODIF

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ialah rework tidak dapat sepenuhnya dihindari dari dunia konstruksi.

ANALISA PERBEDAAN HARGA RAB DENGAN RAP UNTUK PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK ITC POLONIA MEDAN

PERHITUNGAN KOMPLEKSITAS FUNCTION POINT UNTUK SUATU WEB

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata rework dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai

KAJIAN AWAL MENGENAI PERFORMANCE INTENSITY (MOMENTUM MANAGEMENT) UNTUK MENGUKUR KINERJA WAKTU PROYEK KONSTRUKSI

TIME-COST TRADE-OFF MODEL FOR TIE BEAM ACTIVITY

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

STUDI MENGENAI MODEL ESTIMASI DURASI KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Transkripsi:

Civil Engineering Dimension, Vol. 6, No. 2, 72 79, September 2004 ISSN 1410-9530 ANALISA PRODUKTIFITAS PEKERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING: STUDI KASUS PADA PROYEK X DAN Y Andi Dosen Program Pascasarjana Manajemen Konstruksi, Universitas Kristen Petra e-mail: andi@peter.petra.ac.id Koento Danny Wibowo, Andri Prasetya Alumni Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra ABSTRAK Terdapat banyak metode yang bisa digunakan untuk mengukur produktivitas tenaga kerja di lapangan. Namun, pengukuran produktivitas tenaga kerja secara akurat sulit dilakukan. Work sampling adalah salah satu metode pendekatan yang bisa digunakan untuk mengukur produktivitas dengan cukup mudah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisa produktivitas pekerja pada proyek X dan Y dengan metode work sampling. Ukuran produktivitas yang didapat dari analisa ini adalah labor utilization rate (LUR). Selain itu, penelitian ini juga meninjau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi LUR di kedua proyek tersebut dengan cara kuesioner. Hasil analisa work sampling menunjukkan bahwa secara keseluruhan LUR pada proyek X dan Y adalah 55,13% dan 44,45%, secara berturut-turut. Perbandingan nilai LUR pada jenis pekerjaan yang sama, menunjukkan bahwa produktifitas pada proyek X lebih tinggi. Analisa kuesioner menunjukkan bahwa secara umum keadaan faktor-faktor di proyek X lebih bagus dari pada di proyek Y, dan tiga faktor ditemukan berbeda secara signifikan, yaitu faktor material, perancah dan schedule. Penelitian ini juga melihat LUR berdasarkan jam kerja (pagi, siang, dan sore). Kata kunci: produktivitas, work sampling, labor utilization rate, faktor produktifitas. ABSTRACT There are various methods that can be employed to measure construction labor productivity. However it is difficult to measure accurately the labor productivity. Work sampling is a relatively easy- to-use method for measuring productivity. The main objective of this research is to analyze labor productivity on projects X and Y utilizing work sampling method. The productivity measure obtained from the analysis is labor utilization rate (LUR). Besides, this research is intended to investigate factors influencing the LUR in both projects by way of questionnaire. The work sampling analysis shows that in overall LUR of project X and Y was 55.13% and 44.45% respectively. Comparison of LUR on the same types of works indicates that productivity of project X was higher. The questionnaire analysis further confirms that in general the conditions of the influencing factors in project X were better that those in project Y, and that three factors were found significantly different, i.e. material, scaffolding and schedule. The research also details LUR analyses based on the labor working hours (morning, noon, and afternoon). Keywords: productivity, work sampling, labor utilization rate, productivity factors. Catatan: Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Nopember 2004. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Dimensi Teknik Sipil Volume 7, Nomor 1, Maret 2005. 72 Civil Engineering Dimension ISSN 1410-9530 print 2007 Thomson Gale TM http://puslit.petra.ac.id/journals/civil

PENDAHULUAN Kurang diperhatikannya produktivitas pekerja pada suatu proyek konstruksi dapat menghambat pekerjaan konstruksi tersebut. Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas dalam proyek konstruksi, dimana salah satunya adalah faktor tenaga kerja yang berkaitan langsung dalam pembangunan konstruksi di lapangan. Produktivitas pekerja merupakan salah satu unsur utama dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu proyek konstruksi, tapi seringkali penggunaan tenaga kerja tidak efektif, seperti menganggur, mengobrol, makan, minum, dan merokok di luar jam istirahat, dan lain-lain. Untuk itu, pihak manajemen harus dapat mengetahui cara-cara untuk mengukur produktivitas pekerja sebelum melakukan upaya peningkatkan produktivitas. Ada banyak metode yang bisa digunakan untuk mengukur produktivitas pekerja. Namun pengukuran ini sulit untuk dilakukan secara akurat. Oleh karena itu, metode-metode pendekatan biasanya dilakukan untuk mengukur produktivitas pekerja. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisa produktivitas pekerja dengan metode work sampling. Penelitian dilakukan pada dua proyek konstruksi yang sedang berjalan di Surabaya, yang selanjutnya akan disebut proyek X dan Y. Selain itu, penelitian ini juga akan meninjau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas di kedua proyek tersebut dengan cara kuesioner. PRODUKTIFITAS DAN WORK SAMPLING Secara umum produktivitas adalah perbandingan antara hasil kegiatan (output) dan masukan (input) [1]. Dalam bidang konstruksi, pengertian produktivitas tersebut biasanya dihubungkan dengan produktivitas pekerja dan dapat dijabarkan sebagai perbandingan antara hasil kerja dan jam kerja [2]. Pengukuran produktivitas tenaga kerja seperti disebutkan di atas sulit dilakukan secara akurat dan memerlukan tenaga dan biaya yang besar. Oleh karena itu pengukuran produktivitas tenaga kerja di konstruksi dapat dilakukan dengan metode-metode pendekatan, yang salah satunya adalah metode work sampling [3]. Work sampling secara umum dapat dikatakan sebagai suatu teknik dimana banyak dilakukan pengamatan-pengamatan instan dalam periode waktu dari suatu kelompok pekerja, mesin atau proses [4]. Pada penelitian ini yang menjadi fokus adalah pekerja. Beberapa kelebihan dari metode work sampling untuk pendekatan produktivitas adalah [5]: (1) tidak menggunakan biaya yang besar dibanding pengamatan yang kontinu, (2) tidak memerlukan pelatihan dan keahlian khusus dari pengamat, (3) memberikan tingkat akurasi yang memadai secara statistik, (4) dapat mengikutsertakan partisipasi supervisor dan mandor, (5) memberikan lebih sedikit gangguan kepada pekerja daripada pengamatan langsung yang kontinu, dan (6) memberikan indikasi seberapa efektif pekerja pada proyek secara keseluruhan. Work sampling memiliki prinsip-prinsip tertentu dalam menjalankannya [6], yaitu: 1. Pengamat harus dapat dengan cepat mengidentifikasikan individu dari sample untuk dapat digolongkan. 2. Sample yang diamati tidak boleh kurang dari 384 pengamatan. 3. Sample terkumpul dari bermacam-macam bagian siklus tenaga kerja untuk memastikan setiap unit mempunyai kesempatan yang sama untuk diamati. 4. Di kelompok besar manapun, sebuah sample diambil secara acak yang akan mewakili sebagian atau seluruh karakteristik dari kelompok tersebut. Dengan kata lain, sebuah sample tidak boleh menunjukkan kondisi atau situasi khusus yang akan memberikan dampak bagi yang akan diamati. 5. Untuk menghindari prasangka, pencatatan harus dilakukan secara cepat tanpa raguragu seperti apa yang dilihat pertama kali. Work sampling dapat dibagi menjadi tiga pendekatan [6]: field rating, productivity rating, dan 5-minute rating. Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah productivity rating, dimana kegiatan seorang pekerja digolongkan menjadi tiga, yaitu: effective, essential contributory, dan ineffective. Pengertian ketiga jenis kegiatan ini adalah sebagai berikut. 1. Effective work adalah pekerjaan dimana kegiatan pekerja berkaitan langsung dengan proses konstruksi yang berperan langsung terhadap hasil akhir. Contohnya adalah pekerjaan mengecat dinding, pekerjaan mengecor balok, dll. 2. Essential contributory work adalah kegiatan yang tidak berpengaruh langsung terhadap hasil akhir, tetapi pada umumnya dibutuhkan dalam menjalankan suatu operasi. Contohnya adalah membaca gambar, mem- 73

bersihkan tempat kerja, membawa material, dll. 3. work adalah kegiatan pekerja yang menganggur atau melakukan sesuatu yang tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan yang sedang dilakukan. Contohnya adalah pekerja yang hanya berjalanjalan saja tanpa membawa apa-apa, melakukan pekerjaan yang tidak sesuai prosedur, mengobrol dll. Pengamatan di lapangan dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) pengamat harus melengkapi diri, minimum dengan kertas dan alat tulis; (2) pengamat mengelilingi lapangan, lalu mencatat pekerja yang ditemui dan menggolongkannya ke dalam salah satu jenis kegiatan (effective, essential contributory, atau ineffective work); (3) pengamatan dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip worksampling yang telah dijabarkan di atas. Setelah pengamatan selesai dilakukan, dilakukan perhitungan jumlah pekerja di masingmasing jenis kegiatan. Untuk menghitung berapa besar tingkat keektifan (produktifitas) pekerja digunakan pendekatan labor utilization rate (LUR). Nilai LUR dihitung dengan formula berikut ini [6]: effective + 1 4essential contributory LUR = (1) total pengamatan dimana effective dan essential contributory adalah jumlah pekerja yang melakukan effective work dan essential contributory work secara berturut-turut, dan total pengamatan adalah jumlah total pekerja dari ketiga jenis kegiatan (effective + essential contributory + ineffective works). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS LUR seperti dijelaskan di atas dapat digunakan untuk mengetahui seberapa efektif (produktif) pekerja pada suatu proyek, tetapi tidak dapat menjelaskan mengapa nilainya rendah atau tinggi. Dengan kata lain LUR tidak dapat menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya/tingginya produktivitas pekerja. Untuk dapat mengetahui faktor-faktor tersebut dan membandingkan nilai LUR pada dua proyek dalam penelitian ini, maka digunakan metode kuesioner [5]. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas dapat dibagi menjadi dua bagian besar [6]: (1) faktor dari dalam pekerja (misal: moral dan tingkah laku, absensi dan keterlambatan, keahlian, kerja sama tim, dan motivasi pekerja), 2) faktor luar (misal: material, alat, informasi, schedule, kepemimpinan, dan kontrol dan pengawasan). Pembagian dua faktor ini didasarkan pada kemampuan dari pekerja untuk mengontrol faktor-faktor tersebut, dimana faktor luar menunjukkan bahwa faktor tersebut berada di luar kontrol pekerja dan lebih cenderung berada di bawah kontrol pihak manajemen. METODOLOGI PENELITIAN Work Sampling Untuk studi work sampling, penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip seperti telah dipaparkan di atas. Jenis pekerjaan yang diamati adalah bekisting, pembesian, dan pekerjaan tanah (penggalian). Semua pekerjaan ini kemudian digolongkan menjadi tiga jenis kegiatan: effective, contributory, atau ineffective. Pengamatan dilakukan sesuai jam kerja pada proyek yaitu mulai jam 08.00 WIB sampai jam 17.00 WIB. Untuk melakukan pengamatan aktivitas normal dari pekerja, perhitungan dianjurkan untuk tidak dimulai paling sedikit ½ jam setelah pekerja mulai bekerja di pagi hari atau kembali bekerja setelah istirahat siang, atau ½ jam mendekati istirahat (makan siang) atau bubaran [6]. Pada penelitian ini, pengamatan jam normal dibagi menjadi tiga periode, yaitu pagi (08.30 11.30), siang (13.30 15.00), dan sore (15.00 16.30). Selain itu, penelitian ini juga melakukan pengamatan di luar jam normal, yaitu pagi (08.00 08.30), siang (11.30 13.30) dan sore (16.30 17.00). Hari pengamatan adalah Senin sampai dengan Sabtu. Kuesioner Tujuan dari kuesioner adalah untuk mengetahui secara langsung faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerja, yaitu faktor yang menyebabkan nilai labor utilization rate berbeda pada dua proyek yang diteliti. Responden yang mengisi kuesioner ini adalah pihakpihak yang terlibat langsung dalam proyek, seperti site manager, mandor, dan supervisor. Kuesioner final berisi data umum responden dan 18 faktor produktifitas, yang diambil dari [6] dan selengkapnya bisa dilihat di [7]. Responden diminta untuk menunjukkan tingkat 74

keadaan tiap faktor dengan menggunakan skala 1 sampai 5, dimana skala 5 menunjukkan tingkat yang paling baik dan skala 1 menunjukkan tingkat yang paling jelek. Contoh pertanyaan adalah: Apakah pada proyek anda pekerja sering terlambat atau tidak masuk kerja? Sangat sering 1 2 3 4 5 Sangat tidak sering Kuesioner yang sudah disebarkan dan diterima kembali diolah dengan analisis mean. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berbeda secara signifikan maka kuesioner diolah dengan cara T-Test. Kedua proses analisis ini menggunakan program SPSS. Umum HASIL ANALISA DATA Gambaran umum proyek X dan Y tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Gambaran Umum Proyek yang Diteliti Jenis proyek Mal (4 lantai) Mal (16 lantai) Jadwal mulai Mei 2003 September 2003 Jadwal selesai April 2004 Nopember 2004 Jadwal September Nopember 2003 pengamatan Nopember 2003 Luas bangunan 1,3 ha 25 ha Penelitian pada proyek ini dilakukan pada dua jenis pekerjaan, yaitu pekerjaan bekisting dan pembesian. Proporsi dari setiap jenis kegiatan pada dua pekerjaan ini dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 1. Gambar 2 menunjukkan total proporsi work sampling setiap jenis kegiatan untuk pekerjaan bekisting dan pembesian secara keseluruhan pada proyek X. Pada proyek ini ada tiga jenis pekerjaan yang diamati yaitu pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian, serta pekerjaan tanah dan penggalian. Proporsi dari setiap jenis kegiatan pada tiga pekerjaan ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3. Gambar 4 menunjukkan total proporsi work sampling setiap jenis kegiatan untuk pekerjaan bekisting, pembesian, dan tanah dan penggalian secara keseluruhan pada proyek Y. Tabel 2. Hasil Analisa Work Sampling pada Jenis kegiatan Jumlah Pengamatan Proporsi Total (%) LUR (%) (%) Effective langsung 863 48,90 48,90 material dan 26,18 alat 444 25,16 Bekisting Instruksi 18 1,02 tangan kosong 135 7,65 Menganggur 260 14,73 24,93 Waktu pribadi 45 2,55 Total bekisting 1765 100,00 100,00 Effective langsung 784 48,19 48,19 material dan alat 411 25,26 26,43 Pembesian Instruksi 19 1,17 tangan kosong 108 6,64 Menganggur 272 16,72 25,38 Waktu pribadi 33 2,03 Total pembesian 1627 100,00 100,00 Effective langsung 1647 48,56 48,56 material dan alat 855 25,21 26,30 Instruksi 37 1,09 TOTAL Bekisting & Pembesian Proporsi (%) 60.00 40.00 20.00 0.00 tangan kosong 243 7,16 Menganggur 532 15,68 Waktu pribadi 78 2,30 25,15 Total 3392 100,00 100,00 langsung material & alat Instruksi Bekisting 48.90 25.16 1.02 7.65 14.73 2.55 Pembesian 48.19 25.26 1.17 6.64 16.72 2.03 Kegiatan tangan kosong Menganggur Waktu pribadi Gambar 1. Proporsi Jenis Kegiatan pada 7.16% 1.09% 15.68% 25.21% 2.30% 48.56% langsung 55,44 54,79 55,13 material dan alat Instruksi tangan kosong Menganggur Waktu pribadi Gambar 2. Total Worksampling pada : Bekisting dan Pembesian 75

Tabel 3. Hasil Analisa Work Sampling pada Jumlah Pengamatan Proporsi (%) Total (%) LUR (%) Jenis kegiatan Effective langsung 218 34,99 34,99 material dan alat 185 29,70 Bekisting Instruksi 17 2,73 32,42 43,10 tangan kosong 43 6,90 Menganggur 122 19,58 Waktu pribadi 38 6,10 32,58 Total bekisting 623 100,00 100,00 Effective langsung 316 35,99 35,99 material dan alat 251 28,59 Pembesian Instruksi 18 2,05 30,64 43,65 tangan kosong 82 9,34 Menganggur 164 18,68 Waktu pribadi 47 5,35 33,37 Total pembesian 878 100,00 100,00 Effective langsung 100 43,10 43,10 material dan alat 66 28,45 Instruksi 8 3,45 31,90 Tanah & Penggalian tangan kosong 10 4,31 51,08 Menganggur 42 18,10 Waktu pribadi 6 2,59 25,00 Total pekerjaan tanah & penggalian 232 100,00 100,00 Effective langsung 634 36,58 36,58 material dan TOTAL alat 502 28,97 Bekisting, Instruksi 43 2,48 31,45 44,45 Pembesian, Tanah & tangan kosong 135 7,79 Penggalian Menganggur 328 18,93 Waktu pribadi 91 5,25 31,97 Total 1733 100,00 100,00 Analisa Berdasarkan Waktu Kerja Bagian ini menganalisa LUR setiap proyek berdasarkan waktu pengamatan (pagi, siang dan sore). Gambar 5 menunjukkan hasil analisa, dimana dapat diketahui bahwa nilai LUR pekerja pada pagi hari secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan pada siang dan sore hari. Hal ini mungkin disebabkan karena pada pagi hari pekerja masih mempunyai semangat yang tinggi, tenaga yang masih kuat dan cuaca juga mendukung karena tidak terlalu panas dibandingkan dengan siang hari maupun sore hari. Analisa LUR di Luar Jam Normal Seperti dijelaskan pada bagian metodologi penelitian, survey (pengamatan) untuk analisa work sampling harus dilakukan pada jam-jam yang telah disyaratkan (jam normal). Untuk tujuan perbandingan, penelitian ini juga melakukan pengamatan work sampling di luar jam normal. Namun karena keterbatasan waktu penelitian, pengamatan hanya dilakukan pada proyek Y. Hasil analisa ditampilkan pada Gambar 6, yang menunjukkan bahwa pada jam normal, proporsi kegiatan effective dan contributory lebih tinggi dibandingkan dengan di luar jam normal. Sebaliknya, kegiatan ineffective di luar jam normal cenderung lebih tinggi. Proporsi (%) 60.00 40.00 20.00 0.00 langsung material & alat Instruksi Bekisting 34.99 29.70 2.73 6.90 19.58 6.10 Pembesian 35.99 28.59 2.05 9.34 18.68 5.35 Tanah 43.10 28.45 3.45 4.31 18.10 2.59 Kegiatan tangan kosong Menganggur Waktu pribadi Gambar 3. Proporsi Jenis Kegiatan pada 18.93% 7.79% 2.48% 5.25% 28.97% 36.58% langsung material dan alat Instruksi tangan kosong Menganggur Waktu pribadi Gambar 4. Total Worksampling pada : Bekisting, Pembesian, dan Tanah dan Penggalian LUR (%) 70 60 50 40 30 Pagi Siang Sore Waktu Gambar 5. LUR Berdasarkan Waktu Kerja pada dan Y 76

LUR (%) 40 30 20 10 0 37 Dalam jam normal 33 31 32 29 Effective Inefective Kegiatan Di luar jam normal Gambar 6. Perbandingan Antara LUR di Dalam dan di Luar Jam Normal pada Perbandingan LUR antara dan Y Untuk mengetahui proyek mana yang lebih produktif, maka dilakukan perbandingan proporsi kegiatan effective, ineffective dan contributory pada proyek X dan Y, dan juga nilai LUR nya. Gambar 7 menunjukkan perbandingan tersebut untuk pekerjaan bekisting (Gambar 7(a)) dan pekerjaan pembesian (Gambar 7(b)). 38 PERBANDINGAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIFITAS PADA PROYEK X DAN Y Dari hasil analisa kuesioner yang ditampilkan pada Gambar 8, bisa dilihat bahwa hampir semua nilai rata-rata dari faktor-faktor yang dijawab oleh responden pada proyek X lebih tinggi dibandingkan dengan pada proyek Y, meskipun secara keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas memiliki nilai rata-rata di atas tiga. Hal ini mungkin dapat menjelaskan adanya perbedaan nilai LUR pada kedua proyek, dimana semakin baik kondisi faktor-faktor tersebut akan semakin produktif (dalam hal ini, semakin tinggi nilai LUR) pekerja pada proyek tersebut. Nilai rata-rata 5.0 4.0 3.0 2.0 24.93% Effective 48.90% 26.18% 32.58% (a) Bekisting Effective 34.99% 32.42% 1.0 Material Alat Perancah Rework Informasi Inspeksi Pemindahan kru Absen Area penuh Schedule Kontrol & pengawasan Menerima informasi Motivasi Team work Moral & tingkah laku Kepemimpinan Skill Pergantian pekerja Gambar 8. Nilai Rata-rata Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktifitas 25.38% 26.43% 32.58% 32.42% Analisa T-Test Effective 48.19% (b) Pembesian Effective 34.99% Gambar 7. Perbandingan Produktifitas dan Y Berdasarkan data dari Tabel 2 dan 3 sebelumnya, dapat dihitung bahwa nilai LUR untuk pekerjaan bekisting dan pembesian pada proyek X dan Y adalah 55,13% dan 43,42% secara berturut-turut. Dari sini dapat dikatakan bahwa proyek X lebih produktif dibanding proyek Y baik secara keseluruhan maupun untuk setiap jenis pekerjaan, meskipun nilai LUR di kedua proyek tersebut masih dalam batas normal untuk pekerjaan proyek konstruksi, yaitu 40-60% [6]. Untuk dapat menjelaskan mengapa LUR proyek Y lebih rendah dari LUR proyek X, bagian berikut ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berbeda secara signifikan antara proyek X dan proyek Y, maka dilakukan analisa T-test. Tabel 4 menunjukkan hasil tes, dimana ada tiga faktor yang secara statistik signifikan berbeda antara proyek X dan Y pada tingkat keyakinan 95%, yaitu: faktor material, perancah, dan schedule proyek, dan lima faktor lain yang berbeda secara signifikan pada tingkat keyakinan 90%, yaitu: skill, pergantian pekerja, kepemimpinan, kontrol & pengawasan, dan alat. Delapan faktor ini lah yang mungkin dapat menjelaskan mengapa nilai LUR pada proyek X lebih baik dibanding dengan proyek Y. Seperti terlihat pada Tabel 4 dan Gambar 8 nilai rata-rata delapan faktor ini lebih baik di proyek X daripada di proyek Y. Namun, seberapa jauh pengaruh dari faktor-faktor ini terhadap produktifitas pekerja belum dapat dilihat dari hasil analisa ini. Hal ini menarik untuk ditindak lanjuti pada penelitian yang akan datang. 77

Tabel 4. Hasil Analisa T-Test Faktor-faktor Nilai Rata-rata P-Value Material 4,1 3,1 0,013 ** Perancah 4,8 4,3 0,023 ** Schedule 4,6 4,0 0,048 ** Skill 4,4 3,8 0,053 * Pergantian pekerja 4,3 3,5 0,053 * Kepemimpinan 4,5 4,1 0,070 * Kontrol & pengawasan 4,7 4,1 0,076 * Alat 4,4 3,8 0,087 * Informasi 3,4 4,0 0,145 Team work 4,7 4,5 0,201 Absen 3,9 4,3 0,288 Area penuh 4,1 3,8 0,430 Pemindahan kru 4,0 3,7 0,497 Inspeksi 3,9 3,7 0,502 Rework 3,6 3,3 0,561 Motivasi 4,1 3,9 0,580 Moral & tingkah laku 3,9 3,9 0,803 Menerima informasi 4,0 4,0 1,000 **Faktor signifikan pada α = 0,05 *Faktor Signifikan pada α = 0,10 Sering terlambat atau kurangnya material maupun perancah menyebabkan pekerja harus menunggu pekerjaan yang akan dikerjakannya sehingga pekerja banyak yang menganggur. Kurang baiknya schedule pada tahap awal perencanaan juga sangat besar pengaruhnya dalam menentukan produktivitas dari tenaga kerja. Selain itu, penelitian sebelumnya [8] telah menyajikan bahwa faktor-faktor ini berpengaruh secara signifikan kepada time performance pembangunan proyek-proyek ruko di Surabaya. KESIMPULAN DAN SARAN Produktifitas Pekerja dan Labor Utilization Rate Penelitian ini telah memaparkan analisa produktifitas pekerja dengan menggunakan metode work sampling pada dua proyek konstruksi (X dan Y) yang sedang berjalan di Surabaya. Hasil analisa menunjukkan bahwa labor utilization rate (LUR) secara keseluruhan untuk pekerjaan bekisting dan pekerjaan pembesian pada proyek X adalah 55,13%. Pada proyek Y, dengan tambahan pekerjaan tanah (penggalian), secara keseluruhan memiliki LUR sebesar 44,45%. Perbandingan LUR untuk pekerjaan bekisting dan pembesian menunjukkan bahwa LUR pada proyek X lebih baik daripada proyek Y (LUR = 43,42%). Sedangkan pada analisa LUR berdasarkan waktu kerja mengindikasikan bahwa pada pagi hari pekerja lebih produktif dibanding pada siang dan sore hari. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor cuaca yang lebih menunjang di pagi hari dan faktor tenaga kerja yang masih baik. Hasil ini dapat memberi masukkan kepada pihak manajemen bahwa peningkatan produktifitas (productivity improvement) perlu dilakukan, terutama pada siang dan sore hari. Selain itu analisa pada proyek Y menunjukkan bahwa LUR di dalam jam normal lebih baik daripada di luar jam normal. Temuan ini berarti menguatkan argumen tentang jam pengamatan ideal untuk studi produktifitas pekerja, yang telah dijelaskan di atas. Perbedaan nilai LUR pada jenis pekerjaan yang berbeda (misal antara pekerjaan bekising dan pekerjaan pembesian) tidak dapat mengatakan bahwa satu pekerjaan lebih produktif dibanding pekerjaan yang lain. Hal ini dikarenakan ada beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan pekerjaan persiapan (essential contributory) yang lebih banyak. Jadi perlu dicatat di sini bahwa pihak manajemen harus berhati-hati apabila akan menggunakan hasil studi produktifitas (terutama bila menggunakan metode work sampling seperti dalam penelitian ini) untuk memberikan insentif kepada pekerja agar bekerja lebih baik. Pihak manajemen bisa menggunakan metode lain (misal, pengukuran langsung hasil akhir yang dicapai oleh pekerja) untuk tujuan tersebut. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Jika dilihat dari karakteristiknya, ketiga faktor yang berbeda secara signifikan di kedua proyek masuk dalam tanggung jawab dari pihak manajemen, dimana pekerja tidak memiliki kuasa untuk mengontrol. Oleh karena itu pihak manajemen harus memberikan perhatian yang serius kepada faktor-faktor ini dalam usahanya untuk memperbaiki produktifitas pekerja. Penelitian lebih lanjut dapat menyelidiki pengaruh (sensitifitas) produktifitas pekerja terhadap faktor-faktor ini. Akhirnya, pemakaian metode-metode lain selain work sampling untuk pengukuran produktifitas pekerja perlu dipertimbangkan pada penelitian yang akan datang. Hal ini dikarenakan masih adanya kontroversi seputar pemakaian metode work sampling hingga saat ini. Beberapa penulis mengatakan bahwa hasil dari pengukuran work sampling tidak dapat digunakan sebagai ukuran produktifitas pekerja [9,10,11]. Namun di sisi lain beberapa penelitian untuk 78

mengetahui produktifitas pekerja masih menggunakan metode tersebut [12,13,14]. Hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam. DAFTAR PUSTAKA 1. Pilcher, R., Principles of Contruction Management 3 rd ed, McGraw-Hill, Inc, Singapore, 1992. 2. Boy, R.A., Improving Total Corporate Productivity, Thomson Learning, 1986. 3. Olomolaiye, P.O., Jayawardane, A.K.W., and Harris, F.C., Contruction Productivity Management, McGraw-Hill, 1998. 4. Olomolaiye, P.O., Kaming, P.F., Holt, G.D., and Harris, F.C., Regional Comparison of Indonesian Contruction Productivity, Journal of Management in Engineering, 13(2), 1996, 33-39. Construction Engineering and Management, 117(3), 1991, 423-444. 12. Liou, F.S., and Borcherding, J.D., Work Sampling can Predict Unit Rate Productivity, Journal of Construction Engineering and Management, 112(1), 1986, 90-103. 13. Kaming, P.F., Olomaiye, P.O., Holt, G.D., and Harries, F.C., Factors Influencing Craftsmen s Productivity in Indonesia, International Journal of Project Management, 15(1), 1997, 21-30. 14. Jenkins, J.L., and Orth, D.L., Productivity Improvement through Work Sampling, AACE International Transactions, 2003, CS51. 5. Andi, Handout mata kuliah Construction Project Administration, Program Pascasarjana, Universitas Kristen Petra, Indonesia, 2003. 6. Oglesby, C.H., Parker H.W., and Howell G.A., Productivity Improvement In Construction, McGraw-Hill, 1989. 7. Wibowo, K.D., dan Prasetya, A., Analisa Labor Utilization Rate pada Proyek X dan Y dengan Menggunakan Metode Worksampling, Skripsi, Universitas Kristen Petra, Indonesia, 2004. 8. Andi, Susandi, and Wijaya, H., On Representing Factors Influencing Time Performance of Shop-House Construction in Surabaya, Dimensi Teknik Sipil, 5(1), 2003, 7-13. 9. Thomas, H.R., and Yiakoumis, I., Factors Model of Construction Productivity, Journal of Construction Engineering and Management, 113(4), 1987, 623-639. 10. Thomas, H.R., Maloney, W.F., Horner, R.M., Smith, G.R., Handa, V.K., and Sanders, S.R. Modeling Construction Labor Productivity, Journal of Construction Engineering and Management, 16(4), 1990, 705-726. 11. Thomas, H.R., Labor Productivity and Work Sampling: The Bottom Line, Journal of 79