EVALUASI DAN SEMILOKA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PUG BIDANG PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL 11 KEGIATAN WORKSHOP PENINGKATAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan

HASIL CAPAIAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 62 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS RAKORTEK PUG DI BATAM DARI TANGGAL 10 APRIL 14 APRIL 2017

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan di Daerah

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENYUSUNAN PPRG DENGAN SISTEM PROBA TINGKAT KABUPATEN/KOTA SE-JAWA TENGAH TAHUN 2017

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2013, No Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nom

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENYUSUNAN PPRG DENGAN SISTEM PROBA TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PANDUAN RAPAT KOORDINASI PENYELENGGARAAN PROGRAM KIP-PIP PENDIDIKAN NONFORMAL

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

C KONSEP PENGURUSUTAMAAN/ MAINSTREAMING GENDER

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Press Release Rapat Koordinasi Nasional Pembangunan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Tahun 2010

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

KERANGKA ACUAN ADVOKASI PELAKSANAAN STRATEGI PUG KEPADA DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI

PEMBANGUNAN NASIONAL BERWAWASAN GENDER

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 2. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 t

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2016 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN RAPAT KOORDINASI PUG TINGKAT OPD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN WORKSHOP PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) KABUPATEN MALINAU TAHUN 2016 RABU, 6 APRIL 2016

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

I. PENDAHULUAN Sejak tahun 2000 Pemerintah Indonesia telah menyadari adanya kesenjangan gender dalam pengelolaan dan penggunaan anggaran publik.

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

EFEKTIVITAS PUG DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PSP

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

GENDER BUDGET STATEMENT. (Pernyataan Anggaran Gender) : Kedeputian Bidang SDM dan Kebudayaan. Perlindungan Anak

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 15 TAHUN No. 15, 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA ACUAN TRAINING OF TRAINER (TOT) PPRG BAGI PERENCANA OPD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

KESEPAHAMAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

PENGARUSUTAMAAN GENDER DI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PPdan PA. Perencanaan. Penganggaran. Responsif Gender.

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

Direktorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta Telp.: (021) Fax. : (021)

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

STRATEGI PUG dalam pembangunan daerah. Hj. ANDI MURLINA PA, S.Sos KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROV.

dalam Pembangunan Nasional;

WORKSHOP PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PUG BIDANG PENDIDIKAN KOTA BANJARMASIN. Banjarmasin, 28 s.d 29 September 2014 DI HOTEL ROYAL JELITA BANJARMASIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Beasiswa. Keluarga Miskin. Responsif Gender.

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER

Peningkatan Kapasitas POKJA Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2014

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

Pendidikan nasional sangat berperan bagi pembangunan manusia karena

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 132 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

Transkripsi:

EVALUASI DAN SEMILOKA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PUG BIDANG PENDIDIKAN Surabaya, 12-15 Mei 2014 ARTIKEL 14 MENGAPA PERLU EVALUASI Sampai saat ini masih ditemukan gejala kesenjangan gender pada bidang pendidikan, bukan saja pada akses akan tetapi juga mutu dan relevansi pendidikan. Kesenjangan tersebut terjadi bukan hanya faktor kultural akan tetapi juga faktor struktural. Secara kultural diketahui bahwa masyarakat Indonesia leih bersifat patriarkhi, sehingga kedudukan laki-laki dalam setiap kehidupan masyarakat dipandang lebih utama dibandingkan dengan perempuan. Kondisi ini mendorong lahirnya diskriminasi terhadap perempuan dalam berbagai bentuk, mulai dari pembatasan akasesibilitas terhadap layanan publik, pelabelan negatif terhadap perempuan yang dikuatkan dengan nilai-nilai kodrati yang dianggap salah, menempatkan perempuan pada peran-peran domestik dan peran yang tidak strategis sehingga tidak dapat memberikan kontribusi penuh terhadap pengambilan keputusan, dan berbagai kekerasan terhadap perempuan baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Kondisi sosiokultural ini diperkuat dengan sistem dan struktur yang berkembang pada sistem pemerintahan. Pembangunan yang dirancang selama ini seolah menegasikan keberadaan perempuan atau tidak menempatkan perempuan sebagai subek penerima utama dari manfaat pembangunan, termasuk di bidang pendidikan.

Beberapa kasus putus sekolah di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola putus sekolah yang terjadi pada perempuan dan laki-laki yang dipengaruhi oleh faktor sosial budayanya. Putus sekolah pada perempuan yang disebabkan karena kemiskinan berujung pada pernikahan (dini) atau bekerja sebagai jawaban untuk menyelamatkan keluarga dari beban ekonomi. Sementara pada laki-laki, putus sekolah yang disebabkan faktor ekonomi berujung pada bekerja. Di samping itu, pada kondisi geografis yang sangat sulit untuk menjangkau layanan pendidikan, anak perempuan cenderung memiliki partisipasi yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Pada aspek mutu pendidikan terdapat kecenderungan umum bahwa prestasi akademiki peserta didik perempuan lebih baik dibandingkan dengan laki-laki, sedangkan untuk prestasi nonakademik sebaliknya. Kebijakan tentang pengarusutamaan gender dalam pendidikan dimaksudkan untuk meningkatkan peran serta perempuan dan laki-laki dalam mendapatkan askes, berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan pendidikan, memiliki kontrol terhadap sumber daya pembangunan pendidikan, dan memperoleh manfaat dari program pendidikan. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut dimulai dari pemahaman para pengambil kebijakan dalam merumuskan kebijakan, program, dan kegiatan yang mengintegrasikan dimensi keadilan dan kesetaraan gender di dalamnya. Selama ini telah banyak dukungan kebijakan dan payung hukum dari pemerintah pusat untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. Di bidang pendidikan, Permendiknas No. 84 Tahun 2008 menjadi salah satu komitmen Pemerintah Pusat untuk membangun pendidikan yang responsif gender. Di samping itu, pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan advokasi dan bantuan dana kepada pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota untuk mengintegrasikan dimensi keadilan dan kesetaraan gender dalam pembangunan pendidikan. Di beberapa daerah, pemerintah daerah telah membuat Peraturan Daerah atau peraturan lainnya untuk mendukung integrasi gender dalam pembangunan di daerah, akan tetapi tidak semua daerah memiliki perkembangan yang sama dalam menindaklanjuti perangkat hukum yang telah dimiliki. 1

Atas dasar hal tersebut, dipandang perlu untuk melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pusat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dalam memberikan advokasi terhadap pemerintah daerah (Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk merumuskan kembali strategi yang dapat dilakukan untuk mempercepat integrasi dimensi keadilan dan kesetaraan gender dalam bidang pendidikan. Dasar Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Kegiatan Evaluasi dan Semiloka Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PUG Bidang Pendidikan dilaksanakan berdasarkan kerangka hukum sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar. 4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2009-2014. 5. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA). 6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Petunjuk teknis Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal. 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 84 tahun 2008 tentang Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan. 2

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun 2010 tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun 2010 2014. 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2012 tentang Bantuan kepada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Serta Lembaga di Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Nonformal, dan Pendidikan Informal. 13. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014, Nomor: SP. DIPA-A-023.05.1.666866/2014, tanggal 5 Desember 2013. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Kegiatan Evaluasi dan Semiloka Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PUG Bidang Pendidikan, antara lain bertujuan: 1. Mengetahui pencapaian program PUG Bidang Pendidikan yang telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota; 2. Memetakan permasalahan implementasi PUG Bidang Pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota; 3. Merumuskan strategi dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan PUG Bidang Pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota. Hasil yang Diharapkan Penyelenggaraan Kegiatan Evaluasi dan Semiloka Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PUG Bidang Pendidikan, antara lain bertujuan: 1. Diperolehnya informasi tentang pencapaian implementasi PUG dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang dilihat dari: a. Payung hukum (Kebijakan) 3

b. Dokumen Perencanaan (Renstra, RKA) c. Kelembagaan, SDM dan Gender Focal Point d. Program dan Kegiatan (persentase program yang sudah responsif gender) e. Data Terpilah f. Dukungan Anggaran (APBD) g. Dokumen-dokumen pendukung lainnya; Hasil analisis melalui GAP atau lainnya; GBS, dan TOR Responsif Gender. 2. Diperoleh pemetaan tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dalam melaksanakan PUG Bidang Pendidikan; 3. Tersusunnya rekomendasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan strategi peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dalam pembangunan pendidikan di daerah (provinsi/kabupaten/ kota). D. Proses Pelaksanaan Kegiatan 1) Registrasi Peserta Panitia melakukan registrasi peserta di meja panitia yang telah disiapkan. Setiap peserta mendaftarkan diri kepada panitia dengan menyerahkan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan, yaitu: 1) surat tugas sebagai pengganti SPPD yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang; 2) bukti riil pengeluaran darat; 3) tiket pesawat, boarding pass, dan airport 4

tax (bagi peserta yang menggunakan transportasi udara kelas ekonomi dengan rute terdekat). 2) Pembukaan Kegiatan Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama, dilanjutkan dengan rangkaian acara pembukaan, sebagai berikut: a) Laporan Penyelenggara Kegiatan oleh Kasi Penyusunan Program, Dra. Kurniati Restuningsih, M.Pd mewakili Kasubdit Program dan Evaluasi. Beberapa hal penting yang disampaikan beliau dalam laporan penyelenggaraan kegiatan: 1) Pertama-tama memanjatkan puji syukur kepada Tuhan YME atas terselenggaranya kegiatan Evaluasi dan Semiloka Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PUG Bidang Pendidikan terlaksana dengan lancar. 5

2) Salam penghormatan kepada tamu undangan khususnya Dirjen PAUDNI, Deputi KPP dan PA, Bappenas dan Tim Pakar PUG Bidang Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 3) Selamat datang kepada seluruh peserta Kegiatan Evaluasi dan Semiloka Peningkatan Kapasitas PUG Bidang Pendidikan. 4) Kegiatan ini, dirancang dengan maksud untuk mendukung kebijakan Kemdikbud dalam rangka pencapaian program PUG Bidang Pendidikan, pemetaan masalah implementasi PUG Bidang Pendidikan, dan perumusan strategi peningkatan kapasitas kelembagaan PUG Bidang pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. 5) Sampai saat ini masih ditemukan gejala kesenjangan gender pada bidang pendidikan, bukan saja pada akses akan tetapi juga mutu dan relevansi pendidikan. 6) Kesenjangan tersebut terjadi bukan hanya faktor kultural akan tetapi juga faktor struktural. 7) Secara kultural diketahui bahwa masyarakat Indonesia lebih bersifat patriarkhi, sehingga kedudukan laki-laki dalam setiap kehidupan masyarakat dipandang lebih utama dibandingkan dengan perempuan. Kondisi ini mendorong lahirnya diskriminasi terhadap perempuan dalam berbagai bentuk, mulai dari pembatasan aksesibilitas terhadap layanan publik, pelabelan negatif terhadap perempuan yang dikuatkan dengan nilai-nilai kodrati yang dianggap salah, menempatkan perempuan pada peran-peran domestik dan peran yang tidak strategis sehingga tidak dapat memberikan kontribusi penuh terhadap pengambilan keputusan, dan berbagai kekerasan terhadap perempuan baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik. Kondisi sosiokultural ini diperkuat dengan sistem dan struktur yang berkembang pada sistem pemerintahan. 6

8) Dalam upaya menyamakan persepsi tentang substansi program dan untuk melakukan peningkatan kapasitas Program PUG Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota, maka dipandang perlu menyelenggarakan KEGIATAN EVALUASI DAN SEMILOKA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PUG BIDANG PENDIDIKAN Tahun 2014. b) Ucapan Selamat Datang oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 1) Menyampaikan permohonan maaf dari Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur tidak bisa hadir pada kegiatan Evaluasi dan Semiloka ini karena bertepatan waktunya dengan acara lain yang tidak bisa ditinggalkan. 7

2) Memberi apresiasi yang baik kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI dimana kota Surabaya mendapatkan kehormatan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan ini. 3) Memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan YME sehingga kita dapat mengikuti kegiatan Evaluasi dan Semiloka Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PUG Bidang Pendidikan terlaksana dengan sukses. 4) Berdasarkan data BPS kalau Provinsi Jawa Timur masih memiliki penduduk buta aksara yang cukup besar di Indonesia sehingga dengan kegiatan Evaluasi dan Semiloka PUG Bidang Pendidikan memberikan benang merah terhadap ketertinggalan perempuan sehingga diperlukan affirmasi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. 5) Provinsi Jawa Timur telah membuktikan pada beberapa tahun ini dengan memberikan anggaran yang cukup signifikan dalam melakukan gerakan penuntasan buta aksara dan meningkatkan pemahaman terhadap masyarakat tentang gender responsive pada satuan pendidikan dan masyarakat. 6) Namun demikian masih banyak tantangan yang harus dikerjakan dan dituntaskan untuk menuju masyarakat yang responsive gender. 7) Mengucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas pemilihan kota Surabaya sebagai tempat penyelenggaran dan semoga hasil yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi masyarakat di Indonesia sehingga responsive gender. c) Pembukaan sekaligus paparan kegiatan oleh Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal PAUDNI 8

1) Mengawali arahan Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal, Dr. Wartanto, menyampaikan salam dan penghormatan kepada Bappenas, KPP dan PA, Direktorat Jenderal Anggaran, Tim Pakar dan semua pihak yang mendukung gender mainstream di bidang pendidikan. 2) Memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kemurahannya terutama niat dan sehat sehingga dapat menghadiri kegiatan ini dengan penuh semangat dan antusias. 3) Komitmen pemerintah untuk mengimplementasikan PUG dalam seluruh bidang pembangunan, termasuk dalam bidang pendidikan terus ditingkatkan, bahkan mulai tahun 2014 PUG dalam pembangunan diarahkan pada suatu aktivitas yang lebih terukur dari kegiatan pembangunan yaitu melalui Perencanaan dan Penganggaran responsif Gender (PPRG). 4) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan Kementrian yang memiliki komitmen untuk mengintegrasikan dimensi keadilan dan kesetaraan gender pada seluruh tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi pembangunan pendidikan. 5) Di samping melakukan penguatan internal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memfasilitasi Dinas 9

Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melakukan kegiatan serupa melalui program penguatan kapasitas kelembagaan PUG. 6) Sampai dengan tahun 2013, seluruh Dinas Pendidikan Provinsi di Indonesia telah mendapatkan advokasi pengarusutamaan gender dalam bidang pendidikan melalui fasilitasi pendanaan dan pelatihan/pendampingan. Beberapa provinsi menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, di mana pemerintah daerah secara terus menerus memberikan perhatian khusus tentang implementasi PUG tersebut. Namun demikian, beberapa provinsi memiliki hambatan dalam mengimplementasikan PUG Bidang Pendidikan. 7) Beberapa permasalahan utama ketidakberhasilan implementasi PUG di daerah: Belum adanya payung hukum yang dimiliki pada tingkat Pemerintah Daerah (Perda/Pergub/ Perbup/Perwal). Masih terdapat pemahaman yang keliru tentang gender, di mana gender diidentikkan sebagai pemberdayaan perempuan. Tingkat rotasi dan mutasi jabatan yang cepat Gender focal point belum berjalan secara efektif dalam membantu implementasi PUG. 8) Atas dasar kondisi di atas diperlukan suatu perubahan strategi dalam membangun pengarusutamaan gender dalam pendidikan di provinsi, sehingga persoalan yang ada selama ini diidentifikasi dapat dipecahkan dengan baik. 9) Pada tahun 2011 Pemerintah Pusat melalui Permendagri No. 67 Tahun 2011 menetapkan bahwa diperlukan suatu strategi implementasi PUG yang lebih masif yaitu melalui Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG). sebagai penguat pencapaian tersebut Menteri Dalam Negeri menyampaikan surat kepada seluruh Gubernur untuk 10

membentuk Sekretariat Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) pada tanggal 10 Septeber 2013. d) Pembacaan doa Pembacaan Doa oleh Drs. Zaenal Ariffin dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Semoga kegiatan ini dengan diawali doa mendapatkan rahmat dan ridho dari Allah SWT. e) Penjelasan Teknis Kegiatan Setelah pembacaan doa, acara diteruskan dengan penjelasan teknis kegiatan yang dipandu oleh Kasi Penyusunan Program, Subdit Program dan Evaluasi, Dra. Kurniati Restuningsih, M.Pd. Subi sudarto 11