BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang profil perusahaan dan pelanggan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

IV. PEMBAHASAN. PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Plaza, Indofood Tower, Jl. Jenderal Sudirman kav , 27 th floor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

PERTODE SKRIPSI. Oleh: SINTTYA IC ARBI IIIM.93t NIP E17 2fi Gorontalo, Juni 2014

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT UNILEVER TBK TERKAIT KEPUTUSAN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN PT.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas

BAB III PENYAJIAN DATA

Pendahuluan. 1. Informasi Tentang Perusahaan Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di bursa Efek Indonesia untuk periode Berikut. gambaran umum perusahaan yang akan diteliti:

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

GAMBAR 1.1 LOGO UNILEVER

Public Expose. Jakarta, 9 Agustus 2017

ANALISIS ELEMEN-ELEMEN PEMBENTUK EKUITAS MEREK MIE INSTANT INDOMIE ( Indofood ) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN STUDI PADA MASYARAKAT KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman moderen di tengah masyarakat perkotaan saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1993:4). Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. PT Panganjaya Intikusuma, berdasarkan Akta Notaris Benny. Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian. 1. Sejarah Perusahaan PT. Unilever Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan,

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP KEMAMPULABAAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

NO. PENANYA PERTANYAAN JAWABAN. Apakah ada rencana ekspansi pabrik kelapa sawit ke depannya?

BAB I PENDAHULUAN. Pernahkah anda mendengar slogan As Good As Gold? Ya, itu slogan yang

PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 9 Agustus 2017

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Unilever Indonesia tbk. ( Perseroan ) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933

BAB I PENDAHULUAN. PT Unilever Indonesia. Tbk merupakan perusahaan Consumer Good yang

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Prarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK

I. PENDAHULUAN. Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana. perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997,

GAMBAR 1.1. Logo Unilever Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. mengandung susu tanpa lemak dan lemak susu.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perusahaan perusahaan Fast Moving Consumer

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tengah keluarga, Kecap manis ABC Mantap meluncurkan desain kemasan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi Indonesia terus membaik sepanjang tahun 2010 seiring

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Indofood Sukses Makmur Tanjung Morawa

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperkuat daya saing dalam dunia bisnis. Karena sejak perdagangan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1

Analisis Balanced Scorecard pada PT Unilever Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember

KARYA TULIS CSR, for Society and Company

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bekatul di Indonesia sangat melimpah, mengingat bangsa. Indonesia merupakan negara agraris. Setiap tahun Indonesia mampu

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

EXECUTIVE SUMMARY PENAWARAN UMUM OBLIGASI VII INDOFOOD SUKSES MAKMUR TAHUN 2014 PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Asean sebagai basis produksi pasar dunia. Dilanjutkan dengan WTO ( World Trade Organization ) yaitu organisasi

I PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENCEGAHAN PEMBENTUKAN ASAM LEMAK TRANS MINYAK KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DISTRIBUSI TERHADAP PENJUALAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa. Pada umumnya setiap

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11712 TENTANG

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 19/KPPU/PDPT/VI/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahan Unilever Indonesia

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) atau PTPN XI adalah badan usaha

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

Prarancangan Pabrik Margarin dari RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

LEMAK. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Margarin Hasil penelitian ini menjelaskan tentang profil perusahaan dan pelanggan margarin.pada bagian kedua menjelaskan mengenai pengujian hipotesis pengaruh kualitas produk dan persepsi harga terhadap loyalitas pelanggan. Bagian selanjutnya mengenai pembahasan gambaran variabel kualitas produk, persepsi harga dan loyalitas pelanggan serta bagaimana pengaruhnya antara ketiga variabel tersebut yaitu antara seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan, seberapa besar pengaruh persepsi harga terhadap loyalitas pelanggan dan seberapa besar pengaruh kualitas produk dan persepsi harga terhadap loyalitas pelanggan. Bagian keempatmenjelaskan mengenai implikasi penelitian terhadap pendidikan. 4.1.1 Profil Perusahaan Margarin Margarin pertama kali ditemukan di Perancis oleh seorang ahli Kimia bernama Hippolyte Mege-Mouries pada tahun 1869. Penemuan margarin disebabkan oleh keadaan di Perancis pada saat itu dimana harga mentega sangat mahal sehingga banyak masyarakat yang tidak mampu membelinya. Hal ini terjadi sebagai akibat pengaruh revolusi industri dimana banyak petani yang meninggalkan lahan pertaniannya kemudian mereka menuju kota dan bekerja di industri-industri. Akibatnya, terjadi kekurangan produksi mentega sehingga harga mentega menjadi mahal karena permintaan mentega tinggi. Kemudian, untuk mengatasi keadaan ini maka pada tahun 1869 Napoleon III sebagai penguasa 113

114 Perancis pada saat itu mengadakan sayembara dan akan memberikan hadiah kepada siapa saja yang dapat menemukan pengganti mentega yang murah, tentu pengganti tersebut memiliki sifat-sifat seperti mentega. Hippolyte Mege- Mouries memenangkan sayembara itu karena beliau mampu menemukan apa yang diinginkan oleh Napoleon III yaitu pengganti mentega yang murah. Mege- Mouries menamakan hasil penemuannya dengan nama margarin, nama ini berasal dari kata Yunani margarites yang memiliki arti mutiara. Menururt Apriyantono (2008:4) disebut mutiara karena lemak margarin ketika membentuk butiran padat berbentuk seperti kristal yang mengkilap seperti mutiara. Ciri-ciri margarin yang menonjol adalah bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah, teksturnya mudah dioleskan, serta segera dapat mencair di dalam mulut. Margarin dibedakan atas margarin dapur dan margarin meja. Pada margarin dapur tidak dipersyaratkan adanya penambahan vitamin A dan D. Margarin merupakan produk makanan berbentuk emulsi campuran air di dalam minyak, yaitu sekitar 16 persen air di dalam minimal 80 persen minyak atau lemak nabati. Fase lemak umumnya terdiri dari minyak nabati, yang sebagian telah dipadatkan agar diperoleh sifat plastis yang diinginkan pada produk akhir. Awalnya margarin dibuat dari lemak hewan namun sekarang margarin ekslusif dibuat hanya dari minyak tumbuhan. Margarin secara praktis memiliki nilai kalori yang setara dengan mentega, mudah dicerna, biasanya dilengkapi dengan vitamin A dan D. Margarin sayuran telah direkomendasikan sejak lama sebagai pengganti mentega karena mengandung lemak tak jenuh dan sedikit kolesterol. Menurut salah satu penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association, mengganti mentega dengan margarin dalam

115 makanan secara signifikan menurunkan kadar kolesterol darah. Awalnya margarin dibuat dengan mengkonversi lemak tak jenuh (hidrokarbon ikatan rangkap) menjadi lemak jenuh (ikatan tunggal) melalui proses hidrogenisasi. Lemak jenuh yang membentuk kristal lemak berperan penting dalam menentukan tekstur margarin dan membuatnya tetap padat pada suhu ruangan. Namun proses hidrogenasi yang tidak sempurna mengakibatkan terbentuknya asam lemak trans yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menekan HDL.(Hakim:2008) Menurut Almatsier (2003:59) Margarin di Indonesia dibuat dari minyak kelapa dan minyak kelapa sawit melalui proses hidrogenasi. Dalam proses ini tidak semua asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh. Pada margarin yang terbuat dari minyak nabati, lemak yang terkandung di dalamnya pun adalah asam lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Konfigurasi di sekitar ikatan rangkap apa saja dalam asam lemak alamiah adalah cis, suatu konfigurasi yang menyebabkan titik leleh lemak itu rendah. Menurut Fessenden (1986:409) : Asam lemak jenuh membentuk rantai zig-zag yang dapat cocok satu sama lain secara mampat, sehingga gaya tarik Van Der Waalsnay tinggi, oleh karena itu lemak-lemak jenuh itu bersifat padat. Jika beberapa ikatan rangkap cis terdapat dalam rantai, molekul itu tidak dapat membentuk kisi yang rapi dan mampat. Molekul yang tidak mampat tersebut menjadikannya berbentuk minyak (liquid) dalam suhu rendah. Sehingga untuk menjadikannya asam lemak jenuh, margarin harus mengalami proses hidrogenasi. Menurut Departemen Gizi FKM UNAIR:2008 Hidrogenasi adalah proses penambahan atom H pada ikatan tidak jenuh dalam asam lemak yang mengeliminasi ikatan rangkapnya sehingga menjadi ikatan tunggal yang jenuh. Keuntungan dari proses hidrogenasi ini adalah dapat melindungi dari proses

116 oksidasi dengan membuat asam lemak tak jenuh berikatan rangkap banyak ini menjadi lebih jenuh. Keuntungan kedua adalah mengubah tekstur makanan dengan menjadikan minyak nabati yang cair menjadi lebih padat.namun sayangnya proses hidrogenasi ini sering tidak sempurna. Proses hidrogenasi yang tidak sempurna dapat menyebabkab struktur kimia rantai asam lemak ini berubah menjadi asam lemak trans. Asam lemak trans dapat membahayakan kesehatan, karena dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL ( kolesterol jahat ) dan menurunkan kadar kolesterol HDL ( kolesterol baik ). Pembentukan Low Density Lipoprotein (LDL) oleh reseptor LDL ini penting daalm pengontrolan kolesterol darah. Disamping itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL. Melalui sel-sel perusak ini molekul LDL dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk kembali kedalam aliran darah. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk dalam selsel perusak.hal ini terjadi selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak akan bercampur dengan protein dan akan ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium. Hal inilah yang kemudian dapat berkembang menjadi aterosklerosis. (Almatsier, 2003:68) High Density Lipoprotein (HDL). Bila sel-sel lemak membebaskan gliserol dan asam lemak, kemungkinan kolesterol dan fosfolipida akan dikembalikan pula ke dalam aliran darah. Hati dan usus halus akan memproduksi HDL (lipoprotein dengan densitas tinggi) yang masuk ke dalam aliran darah. HDL mengambil kolesterol dan fosfolipida yang ada di dalam aliran darah. HDL menyerahkan kolesterol ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali ke hati guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh. Nilai LDL dan HDL mempunyai implikasi

117 terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. Nilai LDL yang tinggi terhadap serangan jantung. Sebaliknya HDL tinggi dikaitkan dengan resiko rendah. (Almatsier, 2003:68) Secara umum margarin adalah bahan semipadat yang mempunyai sifat dapat dioleskan yang mengandung lemak minimal 80% dan maksimum 90%. Bahan untuk membuat margarin secara umum adalah minyak dan lemak, baik yang berasal dari nabati (tumbuh-tumbuhan), hewani maupun ikan. Berdasarkan definisi yang ditetapkan oleh badan yang berwenang di Eropa, margarin adalah produk yang berasal dari lemak padat atau cair yang berasal dari nabati dan/atau hewani, artinya bisa seluruhnya berasal dari minyak/lemak nabati, seluruhnya dari lemak hewani atau campuran minyak/lemak nabati dan lemak hewani. Di Amerika, margarin dapat dibuat dari lemak makan dan/atau campuran minyak dan lemak dimana asal minyak dan lemak tersebut adalah nabati, karkas hewan dan hewan laut (minyak ikan). Di Kanada margarin dapat dibuat dari minyak dan lemak apa saja asalkan bukan dari lemak susu.(apriyantono:2008) Namun dengan teknologi sekarang produsen margarin di negara maju telah memfokuskan diri untuk memproduksi margarin tanpa asam lemak trans dengan menjauhi proses hidrogenisasi dan menggantinya dengan proses penambahan minyak bibit kelapa sawit. Proses ini menghasilkan margarin yang lebih lembut dibandingkan margarin yang dibuat dengan proses hidrogenisasi.(hakim:2008) Fase minyak dari margarin dan spread biasanya terdiri dari: minyak (30-79.5%), emulsifier (0.1-0.5%), lesitin (0.0-0.3%), pewarna (beta-karoten atau anato), perisa (flavouring) dan vitamin. Fase air (aqueous) mengandung air, garam (1.0-2.0%), padatan susu (whey, nonfat dry milk, padatan sweet

118 creambuttermilk sebanyak 0.0-1.6%), pengawet (0.2%, biasanya potasium sorbat dan sodium benzoat), asam (asam fosfat, sitrat atau laktat), pengental (0.0-0.5%, maltodekstrin, gelatin, pektin dan gum lainnya), perisa (flavouring).(apriyantono:2008) Di Indonesia sendiri terdapat 17 perusahaan yang memproduksi margarin, namun hanya tiga perusahaan yang produknya tersebar luas di pasaran dan yang paling sering dipilih konsumen. 4.1.2 Identitas Perusahaan Margarin Tiga nama merek yang paling sering dipilih konsumen yaitu Blue Band, Simas Palmia, dan Forvita. Produsen margarin Blue Band yaitu PT. Unilever Indonesia, Simas Palmia yaitu PT. Salim Invomas Pratama (PT Indofood Sukses Makmur) dan Forvita yaitu PT Bina Karya Prima. Berikut akan dijelaskan mengenai identitas ketiga perusahaan margarin tersebut. 1. PT Unilever Indonesia Sejak didirikan pada 5 Desember 1933Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain. Visi Misi dari PT. Unilever Indonesia adalah : Bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari

119 Membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain Menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia Mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan Tujuan corporatept Unilever Indonesia adalah bahwa kesuksesan memerlukan Standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami. Sejarah singkat PT Unilever Indonesia : PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997,

120 nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri

121 Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No.C-18482HT.01.04- TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933. Perluasan Unilever Indonesia Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte.Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte.Ltd. Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham

122 minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004.Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah.penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004. Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008. Kronologi 1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers 1933 Pabrik sabun Zeepfabrieken NV Lever Angke, Jakarta 1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV Angke, Jakarta 1941 Pabrik komestik Colibri NV, Surabaya 1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II) 1965-66 Di bawah kendali pemerintah

123 1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing 1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta 1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya 1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya 1990 Terjun di bisnis teh 1992 Membuka pabrik es krim 1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi 1996-98 Penggabungan instalasi produksi Cikarang, Rungkut 1999 Deterjen Cair NSD Cikarang 2000 Terjun ke bisnis kecap 2001 Membuka pabrik teh Cikarang 2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta 2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar 2004 Terjun ke bisnis makanan ringan 2005 Membuka pabrik sampo cair Cikarang 2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah 2. PT Indofood Sukses Makmur Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan

124 bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Margarin Simas Palmia merupakan salah satu rangkaian produk yang dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood). Visi Perusahaan Total Food Solutions Misi Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan Meningkatkan stakeholders values secara berkesinambungan. Sejarah singkat PT Indofood Sukses Makmur : 1990 Didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. 1994 Berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Penawaran Saham Perdana sebanyak 763 juta saham dengan harga nominal Rp1.000 per saham, tercatat di Bursa Efek Indonesia. 1995 Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari. 1996 Melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:2

125 1997 Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis serta distribusi. Melakukan penawaran umum terbatas dengan perbandingan 1:5, total penambahan saham sebanyak 305,2 juta. 2000 Melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:5. Menerbitkan Obligasi Seri I sebesar Rp1 triliun. 2001 Menerima persetujuan atas rencana pembelian kembali saham dan pelaksanaan Employee Stock Ownership Plan (ESOP). 2002 Melaksanakan ESOP tahap I sebanyak 228,9 juta saham. Melakukan pembelian kembali saham sebanyak 915,6 juta saham. Menerbitkan Eurobonds sebesar US$280 juta. 2003 Melaksanakan ESOP tahap II sebanyak 58,4 juta saham. Menerbitkan Obligasi Seri II sebesar Rp1,5 triliun. 2004 Melaksanakan ESOP tahap III sebanyak 919,5 ribu saham. Menerbitkan Obligasi Seri III sebesar Rp1 triliun. Mengakuisisi 60% saham perusahaan kemasan karton. 2005 Membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé. Mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.

126 Mengakuisisi Convertible Bonds yang diterbitkan oleh perusahaan perkapalan, setara dengan 90,9% kepemilikan saham. 2006 Melakukan pelunasan Eurobonds sebesar US$143,7 juta. Mengakuisisi 55,0% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd. Mengakuisisi beberapa perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat. 2007 Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan menempatkan saham baru. Menerbitkan Obligasi Seri IV sebesar Rp2 triliun. Menambah sebesar 35% kepemilikan saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd. menjadi 90% kepemilikan Mengakuisisi 60% kepemilikan saham di perusahaan perkebunan Rascal Holding Limited. Partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Mitra Inti Sejati Plantation dan memiliki sebesar 70% kepemilikan. Mengakuisisi 64,41% kepemilikan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. 2008 Partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Lajuperdana Indah dan memiliki sebesar 60% kepemilikan. Menjual kembali 251.837.500 lembar treasury stock dan menarik kembali 663.762.500 lembar treasury stock. Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif 68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka.

127 Mengakuisisi 100% saham di beberapa perusahaan perkebunan yang memiliki fasilitasbulking. 2009 Menerbitkan Obligasi Seri V sebesar Rp1,6 triliun. Grup Agribisnis menerbitkan Obligasi Rupiah Seri I sebesar Rp452 miliar dan Sukuk Ijarah I sebesar Rp278 miliar. Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam ICBP. 2010 Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010. Meningkatkan kepemilikan saham Pacsari Pte. Ltd. sebesar 10% menjadi 100% kepemilikan. 3. PT Bina Karya Prima Sejak BKP memulai bisnis pada tahun 1981, perusahaan ini telah mengelola untuk memperkuat posisi dalam bisnis kelapa sawit yang terintegrasi dan selalu melanjutkan usaha tanpa henti dalam menjelajahi pasar ekspor baru.

128 Sekarang, perusahaan ini telah sepenuhnya terlibat dalam pemurnian dan pengolahan minyak sawit mentah (CPO) dan dikembangkan menjadi tiga operasi yaitu: penyulingan kelapa sawit dan fraksinasi, lemak, dan manufaktur sabun. Margarin Forvita merupakan salah satu produk yang di hasilkan oleh PT Bina Karya Prima. Kesuksesan perusahaan ini telah dijamin melalui keahlian dan pengalaman orang-orang di dalamnya serta kerjasama yang baik dengan mitra bisnis perusahaan, yang semuanya telah memberikan dasar yang kokoh bagi pertumbuhan berkelanjutan BKP dan mitra bisnis. Untuk tetap berada di depan dalam persaingan, BKP memiliki tujuan jangka panjang untuk memperkuat reputasi perusahaan dan memberikan kualitas produk yang tinggi dan kepuasan pelayanan. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh di www.bkp.com. 4.1.3 Profil PelangganMargarin Setiap pengguna margarin di Desa Banjaran yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik responden menggambarkan keadaan keseluruhan pengguna margarin di Desa Banjaran. Karakteristik berdasarkan demografi memberikan data yang obyektif tentang sifat-sifat populasi seperti usia, pendidikan terakhir,pekerjaan dan pendapatan.

129 4.1.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden berdasarkan usia terhadap 100 responden, diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.1berikut ini: TABEL 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA USIA FREKUENSI PERSENTASE (F) (%) 22-29 10 10 30-39 71 71 40-49 15 15 50-60 4 4 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 Tabel 4.1 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia, berdasarkan data dapat dilihat bahwa sebagian besar pengguna margarin didominasi oleh usia 30-39 tahun yaitu sebanyak71 orang atau persentase sebesar 71%. Sebagian kecil pengguna margarin pada kelompok usia 40-49 tahun sebanyak15 orang atau 15 %, sedangkan pada kelompok usia 22-29 tahun sebanyak 10 orang atau 10% dan pada kelompok usia 50 60 tahun sebanyak 4 orang atau 4%. Hal ini menggambarkan bahwa usia 30 39 tahun mendominasi penggunaanmargarindi Desa Banjaran dibandingkan kelompok usia yang lain, ini disebabkan karena pada usia tersebut ibu-ibu rumah tangga berada pada usia produktif. Hampir setengahnya margarin yang digunakan pada usia 30 39 tahun adalah margarin Blue Band yaitu sebanyak 28 orang, dan hampir setengahnya pengguna margarin Simas Palmia pada usia 30-39 tahun yaitu sebanyak 26 orang, sebagian kecil pengguna margarin Forvita sebanyak 17 orang. Sebagian kecil pada kelompok usia 40 49 tahun ibu-ibu yang menggunakan margarin

130 Blue Band sebanyak 9 orang, yang menggunakan Simas Palmia sebanyak 5 orang dan 1 orang yang menggunakan margarin Forvita. Selanjutnya, sebagian kecil pada usia antara 20 29 tahun yang menggunakan Blue Band yaitu sebanyak 6 orang, yang menggunakan Simas Palmia sebanyak 1 orang dan yang menggunakan margarin Forvita sebanyak 3 orang. Sebagian kecil pada usia antara 50 60 tahun yang menggunakanmargarin Blue Band sebanyak 3 orang, Simas Palmia sebanyak 1 orang dan tidak seorangpun yang menggunakan margarin Forvita. Berikut ini Gambar 4.1 yang menggambarkan keterkaitan usia ibu-ibu dengan margarin yang digunakan di Desa Banjaran. 30 25 20 15 10 5 Blue Band Simas Palmia Forvita 0 22-29 30-39 40-49 50-60 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 GAMBAR 4.1 KETERKAITAN USIA DENGAN PRODUK MARGARIN YANG DIGUNAKAN 4.1.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir terhadap 100 responden, diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.2berikut ini.

131 TABEL 4.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN TERAKHIR Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 Hasil pengolahan data dari 100 responden pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu sebanyak 72 responden (72%) memiliki pendidikan terakhir dibangku SMA. Sebagian kecil yatu sebanyak 10 responden(10%) memiliki pendidikan terakhir dibangku SMP dan sebagian kecilnya lagi yaitu sebanyak 11 responden (11%) memiliki pendidikan terakhirsarjanadan 7 responden (7%) memiliki pendidikan terakhir dibangku Diploma. PENDIDIKAN TERAKHIR FREKUENSI (F) PERSENTASE (%) SMP 10 10 SMA 72 72 DIPLOMA 7 7 SARJANA 11 11 Total 100 100 Hampir setengahnya margarin yang digunakan oleh tingkat pendidikan terakhir SMA yaitu margarin Simas Palmia sebanyak 29 orang, dan margarin Blue Band sebanyak 26 orang. Sebagian kecil pengguna margarin Forvita sebanyak 17 orang. Pada tingkat pendidikan terakhir SMP sebagia kecil ibu-ibu menggunakan Blue Band sebanyak 8 orang, pengguna Simas Palmia sebanyak 2 orang dan tidak seorangpun yang menggunakan margarin Forvita. Pada tingkat pendidikan terakhir sarjana sebagian kecil yaitu sebanyak 8 orang menggunakan margarin Blue Band, 1 orang menggunakan margarin Simas Palmia dan 2 orang menggunakan margarin Forvita. Tingkat pendidikan terakhir Diploma seagian kecil yaitu sebanyak 4 orang menggunakan Blue Band, 2 orang menggunakan Simas Palmia, dan 1 orang menggunakan margarin

132 Forvita. Berikut ini Gambar 4.2 yang menggambarkan keterkaitan pendidikan terakhir responden dengan margarin yang digunakan di Desa Banjaran. 30 25 20 15 10 5 Blue Band Simas Palmia Forvita SMP SMA Diploma Sarjana 0 Sumber : Hasil Pengolaha Data 2011 GAMBAR 4.2 KETERKAITAN PENGGUNA MARGARIN DENGAN PENDIDIKAN TERAKHIR 4.1.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden berdasarkan pekerjaan terhadap 100 responden, diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.3 berikut ini. TABEL 4.3 KARAKTERISTIK RESPONDEN PEKERJAAN FREKUENSI PERSENTASE (F) (%) GURU 10 10 WIRASWASTA 48 48 PNS 3 3 IRT 39 39 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 Hasil pengolahan data dari 100 responden, hampir setengahnya yaitu sebanyak 48 responden (48%) memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, dan 39 responden (39%) sebagai ibu rumah tangga. Sebagian kecil yaitu sebanyak 10

133 responden (10%) memiliki pekerjaan sebagai guru, dan 3 responden(3%) memiliki pekerjaan sebagai PNS. Hal ini menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden pengguna margarin memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dan ibu rumah tangga. Dimana penggunan margarin kebanyakan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari oleh kalangan wiraswasta dan kebutuhan rumah tangga. Sebagian kecil margarin yang paling banyak digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang sekaligus sebagai wiraswasta yaitu margarin Simas Palmia sebanyak 20 orang, pengguna margarin Blue Band sebanyak 19 orang dan pengguna margarin Forvita sebanyak 9 orang. Sebagian kecil margarin yang digunakan ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan lain selain mengurus rumah tangga yaitu kebanyakan dari mereka memilih margarin Blue Band untuk kebutuhan sehari-seharinya sebanyak 20 orang, 10 orang menggunakan margarin Forvita dan 9 orang menggunakan margarin Simas Palmia. Selanjutnya ibu rumah tangga yang berprofesi juga sebagai guru sebagian kecil dari mereka menggunakan Blue Band yaitu sebanyak 6 orang, 3 orang menggunakan margarin Forvita dan 1 orang menggunakan margarin Simas Palmia. Berikut ini Gambar 4.3 yang menggambarkan keterkaitan pekerjaan responden dengan margarin yang digunakan di Desa Banjaran. 20 15 10 5 0 Guru Wiraswasta PNS IRT Blue Band Simas Palmia Forvita Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 GAMBAR 4.3

134 KETERKAITAN PEKERJAAN DENGAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN 4.1.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan terhadap 100 responden, diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.4. TABEL 4.4 KARAKTERISTIK RESPONDENBERDASARKAN PENDAPATAN PENDAPATAN FREKUENSI PERSENTASE (F) (%) <1.000.000 4 4 1.000.000-5.000.000 80 80 >5.000.000 16 16 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat di lihat bahwa responden pengguna margarin sebagian besar memperoleh rata-rata pendapatan per bulan antara Rp. 1.000.000,- s.d Rp. 5.000.000,- sebanyak 80 responden atau sebesar 80% dari seluruh responden. Sebagian kecilpendapatankurang dari Rp. 1.000.000,- sebanyak 4 responden atau 4%. Sebagian kecil rata-rata pendapatan lebih dari Rp. 5.000.000,- sebanyak 16responden atau 16%. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa pengguna margarin kebanyakan dari kalangan menengah dan menengah keatas.hal ini dapat disimpulkan bahwa pada kalangan bawah margarin masih terbilang sangat jarang dibeli oleh kalangan bawah itu artinya bahwa margarin hanyalah sebagai barang pelengkap saja bagi kalangan bawah. Sebagian besarresponden yang memperoleh pendapatan sekitar Rp.1.000.000 Rp.5.000.000 menggunakan margarin Blue Band sebanyak 60 orang, sebagian kecil sebanyak 11 orang menggunakan margarin Simas

135 Palmia, dan 9 orang menggunakan margarin Forvita. Responden yang memperoleh pendapatan < Rp.1.000.000 sebagian kecil menggunakan margarin Simas Palmia yaitu sebanyak 4 orang. Sedangkan yang memperoleh pendapatan sebesar > Rp.5.000.000 sebagian kecil responden yang menggunakan margarin Blue Band sebanyak 16 orang. Berikut ini Gambar 4.4 yang menggambarkan keterkaitan perolehan pendapatan responden dengan margarin yang digunakan di Desa Banjaran. 60 50 40 30 20 10 0 <1.000.000 1.000.000-5.000.000 >5.000.000 Blue Band Simas Palmia Forvita Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 GAMBAR 4.4 KETERKAITAN PENDAPATAN DENGAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN 4.1.4 Pengalaman Responden Pengguna Margarin Pengalaman responden yang digambarkan dalam penelitian ini meliputi dari mana responden mengetahui tentang informasi margarin, merek margarin yang digunakan oleh responden, alasan menggunakan margarin, kemasan margarin yang digunakan, tempat membeli margarin, dan frekuensi pembelian margarin.

136 4.1.4.1 Pengalaman Responden Berdasarkan Pemilihan Merek Margarin yang Digunakan Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh data mengenai pengalaman berdasarkanpemilihan merek margarin yang digunakan.hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.5berikut ini. TABEL 4.5 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN DARI PEMILIHAN MEREK MARGARIN YANG DIGUNAKAN Merek Margarin Frekuensi (F) Blue Band 46 46 Simas Palmia 33 33 Forvita 21 21 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 Persentase (%) Berdasarkan Tabel 4.5 mengenai pengalaman responden berdasarkan dari pemilihan merek margarin yang digunakan, dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden memilih margarin merek Blue Band yaitu sebanyak 46 orang atau 46%. Sedangkan responden yang memilih margarin merek Simas Palmia sebesar 33 orang atau 33%, dan sebagian kecil responden yaitu sebanyak 21orang atau 21% responden memilih margarin merek Forvita. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa hampir setengahnya responden memilih margarin merek Blue Band dikarenakan merek ini pertama kali dikenal dan yang paling diingat oleh masyarakat. Berikut ini Gambar 4.5 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan merek margarin yang digunakan.

137 Forvita Blue Band Simas Palmia Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 GAMBAR 4.5 PEMILIHAN MEREK MARGARIN YANG DIGUNAKAN 4.1.4.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Memilih Margarin Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh data mengenai pengalaman responden berdasarkanalasan memilihmargarin. Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.6berikut ini. TABEL 4.6 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN ALASAN MEMILIH MARGARIN ALASAN FREKUENSI PERSENTASE (F) (%) Kualitas 46 46 Harga 30 30 Merek 15 15 Kemasan 9 9 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 Berdasarkan Tabel 4.6 mengenai pengalaman responden berdasarkan alasan memilih margarin dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden memilih margarin karena faktor kualitas yaitu sebanyak 46 orang atau 46%, berdasarkan faktor harga yaitu sebanyak 30 orang atau 30%. Sedangkan

138 sebagian kecil lainnya yaitu 15 orang atau 15% yang memilih berdasarkan merek dan 9 orang atau 9% memilih berdasarkan kemasan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya responden memilih margarin berdasarkan faktor kualitas dan harga margarin. Blue Band dikenal oleh responden sebagai merek margarin yang mempunyai kualitas paling bagus maka dari itu hampir setengahnya responden memilih margarin karena kualitasnya sebanyak 40 orang, dan sebagian kecil responden menggunakan margarin Blue Band berdasarkan merek yaitu sebanyak 6 orang. Sedangkan margarin Simas Palmia yang selama ini dikenal sebagai margarin yang murah tetapi kualitasnya baik juga masih banyak digunakan oleh responden dan menjadi pilihan kedua setelah Blue Band, sebagian kecil yaitu sebanyak 21 responden memilih margarin Simas Pamia berdasarkan harga margarin, 9 responden memilih margarin Simas Palmia berdasarkan nama merek, dan 3 responden memilih margarin Simas Palmia berdasarkan kualitasnya. Selain margarin Blue Band dan Simas Palmia juga ada pesaing lain sebagai follower margarin Simas Palmia, karena memposisikan produknya sebagai produk margarin yang murah, dengan kemasan yang lebih menarik dari Simas Palmia yaitu margarin Forvita. Sebagian kecil responden memilih margarin Forvita berdasarkan harga dan kemasan yaitu sebanyak 9 orang dan 3 orang memilih margarin Forvita berdasarkan kualitasnya. Berikut ini Gambar 4.6 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan alasan memilih margarin.

139 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Kualitas Harga Merek Kemasan Blue Band Simas Palmia Forvita Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 GAMBAR 4.6 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN ALASAN MEMILIH MARGARIN 4.1.4.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Kemasan Margarin yang Dipilih Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh data mengenai pengalaman responden berdasarkankemasan margarin yang di pilih. Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.7berikut ini. TABEL 4.7 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN KEMASAN MARGARIN YANG DIPILIH KEMASAN FREKUENSI PERSENTASE (F) (%) Sachet 200gr 40 40 Cup 250/350gr 46 46 Refil 1kg 4 4 Kaleng 1kg 10 10 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 Berdasarkan Tabel 4.7 mengenai pengalaman responden berdasarkan kemasan margarin yang dipilih dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden menggunakan kemasan margarin cup yaitu sebanyak 46 orang atau 46%, responden yang menggunakan kemasan sachet sebanyak 40 orang atau 40%. Sebagian kecil responden menggunakan kemasan kaleng yaitu sebanyak

140 10 orang atau 10% dan sebagian kecilnya lagi menggunakan kemasan refil sebanyak 4 orang atau 4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden memilih kemasan cup karena mudah diisi ulang,praktis, dan bentuknya yang unik. Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil memilih kemasan cup 250 gr sebanyak 22 orang, 11 orang memilih sachet 200gr, 10 orang memilih refil 1 kg, dan 4 orang memilih refil 1 kg. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil memilih kemasan sachet yaitu sebanyak 24 orang, dan yang memilih kemasan cup 250 gr sebanyak 8 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil lebih memilih kemasan ukuran cup 350gr yaitu sebanyak 16 orang. Hal ini disebabkan karena kemasan cup Forvita dengan ukuran 350 gr lebih murah dan isi yang lebih banyak, jadi dapat menghemat kebutuhan sehari-hari. Responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil memilih kemasan sachet 200gr yaitu sebanyak 5 orang. Berikut ini Gambar 4.7 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan kemasan margarin yang dipilih. 25 20 15 10 5 Blue Band Simas Palmia Forvita 0 Sachet 200gr Cup 250/350gr Refil 1kg Kaleng 1kg Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 GAMBAR 4.7 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN KEMASAN MARGARIN YANG DIPILIH

141 4.1.4.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Tempat Pembelian Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh data mengenai pengalaman responden berdasarkan tempat pembelian margarin. Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.8berikut ini. TABEL 4.8 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN TEMPAT PEMBELIAN MARGARIN Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 Berdasarkan Tabel 4.8 mengenai pengalaman responden berdasarkan tempat pembelian margarin dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden memilih membeli margarin di Supermarketyaitu sebanyak 43 orang atau 43%, sebagian kecil memilih membeli di minimarketyaitu sebanyak 22 orang atau 22%. Sedangkan yang memilih membeli di pasar sebagian kecil yaitu sebanyak 20 orang atau 20%, dan sebagian kecilnya lagi memilih membeli di toko terdekat sebanyak 15 orang atau 15%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memilih membeli margarin di supermarket dikarenakan harga di supermarket lebih murah dibandingkan dengan membeli di tempat lain selain itu responden juga dapat mendapatkan kenyamanan saat berbelanja. TEMPAT FREKUENSI PERSENTASE (F) (%) Supermarket 43 43 Mini market 22 22 Toko terdekat 15 15 Pasar 20 20 Total 100 100 Sebagian kecil dari responden pengguna Blue Band memilih membeli margarin Blue Band di supermarket yaitu sebanyak 24 orang, masing-masing responden yang memilih membeli Blue Band di mini market dan di pasar sebanyak 9 orang dan di toko terdekat sebanyak 6 orang. Pengguna margarin

142 Simas Palmia sebagian kecil membeli di pasar yaitu sebanyak 11 orang, 8 orang membeli di mini market, 7 orang membeli di toko terdekat dan 6 orang membeli di supermarket. Sedangkan pengguna margarin Forvita sebagian kecil membeli di supermarket yaitu sebanyak 13 orang, 5 orang membeli di mini market dan 2 orang membeli di toko terdekat. Berikut ini Gambar 4.8 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan tempat membeli margarin. 25 20 15 10 5 0 Supermarket Minimarket Toko terdekat Pasar Blue Band Simas Palmia Forvita Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 GAMBAR 4.8 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN TEMPAT MEMBELI MARGARIN 4.1.4.5 Pengalaman Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh data mengenai pengalaman responden berdasarkanfrekuensi pembelian margarin. Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.9berikut ini. TABEL 4.9 PENGALAMAN RESPONDENBERDASARKAN FREKUENSI PEMBELIAN FREKUENSI PEMBELIAN FREKUENSI (F) 1 X 38 38 2 X 48 48 3 X 4 4 4 X 10 10 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 PERSENTASE (%)

143 Berdasarkan Tabel 4.9 mengenai pengalaman responden berdasarkan frekuensi pembelian margarin dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden membeli margarin dalam satu bulan sebanyak 1x yaitu sebanyak 38 orang (38%), dan hampir setengahnya responden membeli margarin sebanyak 2x dalam 1 bulan yaitu 48 orang (48%). Sedangkan sebagian kecil lainnya yaitu sebanyak 4x dalam sebulan sebanyaks 10 orang (10%), dan yang membeli 3x dalam satu bulan yaitu sebanyak 4 orang (4%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya responden membeli margarin sebanyak 1x dalam satu bulan karena kebanyakan margarin digunakan hanya untuk pelengkap saja. Sebagian kecil responden yang menggunakan margarin Blue Band membeli margarin dalam satu bulan yaitu 1x sebanyak 20 orang, frekuensi pembelian sebanyak 2x dalam satu bulan yaitu sebanyak 18 orang, frekuensi pembelian 3x dalam sebulan sebanyak 2 orang, 4x dalam sebulan sebanyak 6 orang. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil membeli margrin 1x dalam satu bulan sebanyak 16 orang, frekuensi pembelian 2x sebanyak 13 orang, frekuensi pembelian 3x sebanyak 2 orang dan frekuensi pembelian 4x dalam satu bulan sebanyak 2 orang. Selanjutnya responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil membeli margarin 2x dalam satu bulan yaitu sebanyak 17 orang dan 1x dalam sebulan sebanyak 4 orang. Berikut ini Gambar 4.9 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan frekuensi pembelian margarin dalam satu bulan.

144 20 15 10 5 Blue Band Simas Palmia Forvita 1x 2x 3x 4x 0 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 GAMBAR 4.9 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN FREKUENSI PEMBELIAN MARGARIN DALAM SATU BULAN 4.2 Gambaran Variabel Kualitas Produk, Persepsi Harga dan Loyalitas Pelanggan 4.2.1 Tanggapan Responden terhadap Kualitas Produk 4.2.1.1 Raw Materials Quality 1) Aroma masakan yang dihasilkan jika menggunakan margarin. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai aroma masakan yang dihasilkan jika menggunakan margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.10 sebagai berikut. No TABEL 4.10 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP AROMA MASAKAN YANG DIHASILKAN Alternatif Frekuensi Persentase Pernyataan Skor 1 Aroma masakan yang dihasilkan jika menggunakan margarin Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011 Jawaban (F) (%) Sangat kuat 33 33 165 Kuat 52 52 208 Cukup Kuat 14 14 42 Lemah 1 1 2 Sangat Lemah 0 0 0 TOTAL 100 100 417

145 Berdasarkan Tabel 4.10 di atas terlihat bahwa responden setuju terhadap tanggapan tentang aroma masakan yang dihasilkan jika menggunakan margarin, sebagian kecil14 responden (14%) menyatakan cukup kuat, sebagian besar52 responden (52%) menyatakan aromanya kuat, hampir setengahnya 33 responden (33%) menyatakan sangat kuat dan sebagian kecil 1 responden (1%) meyatakan aromanya lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnyayaitu sebanyak 92% [35%+50%+(14%:2)] responden menyatakan bahwa masakan yang menggunakan margarin beraroma kuat. Hampir setengahya responden pengguna margarin Blue Band yang menyatakan aroma masakan sangat kuat sebanyak 26 orang, sebagian kecil yang menyatakan kuat sebanyak 16 orang, dan yang menyatakan cukup kuat sebanyak 4 orang. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia yang menyatakan aroma masakan sangat kuat yaitu sebanyak 5 orang, yang menyatakan kuat sebanyak 22 orang dan cukup kuat sebanyak 6 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil yang menyatakan sangat kuat sebanyak 4 orang, yang menyatakan kuat 12 orang, yang menyatakan cukup kuat yaitu sebanyak 4 orang dan yang menyatakan lemah yaitu sebanyak 1 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak menyatakan aroma masakan sangat kuat yaitu responden pengguna margarin Blue Band. Berikut ini Gambar 4.10 yang menggambarkan tanggapan responden terhadap aroma masakan yang dihasilkan dengan margarin yang digunakan.

146 30 25 20 15 10 5 Blue Band Simas Palmia Forvita 0 Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Lemah Sangat Lemah Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 GAMBAR 4.10 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP AROMA MASAKAN YANG DIHASILKAN DENGAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN 2) Tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentudi Desa Banjaranpada Tabel 4.11 sebagai berikut : TABEL 4.11 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KETAHANAN MARGARIN BILA DISIMPAN DALAM SUHU TERTENTU No Pernyataan Alternatif Frekuensi Persentase Jawaban (F) (%) Skor 2 Tingkat ketahanan Sangat tahan 31 31 155 margarin bila Tahan 53 53 212 disimpan dalam Cukup Tahan 14 14 42 suhu tertentu Tidak Tahan 2 2 4 Sangat Tidak 0 0 0 Tahan TOTAL 100 100 413 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011 Berdasarkan Tabel 4.11 di atas terlihat bahwa responden setuju terhadap tanggapan tentang tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu, sebagian kecil14 responden (14%) menyatakan cukup tahan,

147 sebagian besar53 responden (53%) menyatakan tahan, hampir setengahnya yaitu sebanyak31 responden (31%) memilih sangat tahan dan sebagian kecil yaitu sebanyak 2 responden (2%) menyatakan tidak tahan. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnyayaitu sebanyak 91% [31%+53%+(14%:2)] responden menyatakan bahwa margarin memiliki tingkat daya tahan yang tinggi. Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan sangat tahan sebanyak 17 orang, responden yang menyatakan tahan sebanyak 19 orang dan yang menyatakan cukup tahan sebanyak 10 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan tahan yaitu sebanyak 18 orang, yang menyatakan sangat tahan sebanyak 11 orang dan 4 orang menyatakan cukup tahan. Responden margarin Forvita sebagian kecil menyatakan tahan sebanyak 16 orang, yang menyatakan sangat tahan sebanyak 3 orang, dan tidak tahan sebanyak 2 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa margarin yang memiliki tingkat daya tahan yang sangat kuat yaitu margarin Blue Band dan kebanyakan menyatakan tahan yaitu margarin Simas Palmia. Berikut ini Gambar 4.11 yang menggambarkan mengenai tanggapan responden terhadap tingkat daya tahan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu. 20 15 10 5 0 Sangat tahan Tahan Cukup Tidak Sangat Tahan Tahan Tidak Tahan Blue Band Simas Palmia Forvita Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 GAMBAR 4.11 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP DAYA TAHAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN

148 3) Tingkat kandungan gizi margarin. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai Tingkat kandungan gizi margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.12 sebagai berikut : TABEL 4.12 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KANDUNGAN GIZI MARGARIN No Pernyataan Alternatif Frekuensi Persentase Jawaban (F) (%) Skor 3 Tingkat kandungan Sangat 23 23 115 gizi margarin lengkap Lengkap 48 48 192 Cukup 25 25 75 Lengkap Tidak Lengkap 4 4 8 Sangat Tidak 0 0 0 Lengkap TOTAL 100 100 390 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011 Berdasarkan Tabel 4.12dapat dilihat tanggapan responden tentang tingkat kandungan gizi margarinsebagian kecil sebanyak 4 responden (4%) menyatakan tidak lengkap, hampir setengahnya 48 responden (48%) menyatakan lengkap, sebagian kecil yang menyatakan cukup lengkap sebanyak 25 responden (25%) dan yang menyatakan sangat lengkap yaitu sebanyak 23 responden (23%). Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnyayaitu sebanyak 79.5% [10%+57%+(25%:2)] responden menyatakan bahwa margarin memiliki kandungan gizi yang lengkap. Sebagian kecil responden pengguna margarin yang menyatakan kandungan gizi margarin Blue Band sangat lengkap yaitu sebanyak 13 orang, yang menyatakan lengkap sebanyak 24 orang dan 9 orang menyatakan cukup lengkap. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia

149 kebanyakan menyatakan lengkap sebanyak 15 orang, yang menyatakan cukup lengkap sebanyak 9 orang dan sangat lengkap 9 orang. Sedangkan pengguna margarin Forvita sebagian kecil responden menyatakan cukup lengkap sebanyak 7 orang, yang menyatakan lengkap sebanyak 9 orang, yang menyatakan tidak lengkap 4 orang dan sangat lengkap 1 orang. Berikut ini Gambar 4.12 yang menggambarkan tanggapan responden terhadap kandungan gizi margarin yang digunakan. 25 20 15 10 5 0 Sangat Lengkap Cukup Lengkap Lengkap Tidak Lengkap Sangat Tidak Lengkap Blue Band Simas Palmia Forvita Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 GAMBAR 4.12 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP KELENGKAPAN KANDUNGAN GIZI MARGARIN YANG DIGUNAKAN 4.2.1.2 Sanitation 1) Tingkat keamanan mengkonsumsi margarin Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat keamanan mengkonsumsi margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.13 sebagai berikut :

150 TABEL 4.13 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEAMANAN MENGKONSUMSI MARGARIN No Pernyataan Alternatif Frekuensi Persentase Jawaban (F) (%) Skor 4 Tingkat keamanan Sangat Aman 19 19 95 mengkonsumsi Aman 64 62 256 margarin Cukup Aman 17 17 51 Tidak Aman 0 0 0 Sangat Tidak 0 0 0 Aman TOTAL 100 100 402 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011 Berdasarkan Tabel 4.13dapat dilihat tanggapan responden tentang tingkat keamanan mengkonsumsi margarinsebagian kecil17 responden (17%) menyatakan cukup aman, sebagian besar64 responden (64%) menyatakan aman, dan sebagian kecil 19 responden (19%) menyatakan sangat aman. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seuruhnyayaitu sebanyak 91,5% [19%+64%+(17%:2)] responden menyatakan bahwa margarin aman dikonsumsi. Responden pengguna margarin Blue Band sebagia kecil menyatakan aman sebanyak 26 orang, yang menyatakan sangat aman sebanyak 12 orang dan yang menyatakan cukup aman sebanyak 8 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan aman sebanyak 22 orang, yang menyataan sangat aman 6 orang dan cukup aman 4 orang. Responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan aman 16 orang, 4 orang menyatakan cukup aman dan yang menyatakan sangat aman yaitu 1 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan dari keseluruhan responden menyatakan bahwa margarin aman dikonsumsi. Berikut ini Gambar 4.13 yang menggambarkan tanggapan responden terhadap tingkat keamanan mengkonsumsi margarin dengan margarin yang digunakan.

151 30 25 20 15 10 5 0 Sangat Aman Aman Cukup Aman Tidak Aman Sangat Tidak Aman Blue Band Simas Palmia Forvita Sumber : Hasil Pengolahan data 2011 GAMBAR 4.13 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEAMANAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN 2) Tingkat Kebersihan Produk dan Kemasan Margarin Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat kebersihan produk dan kemasan margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.14 sebagai berikut : TABEL 4.14 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN PRODUK DAN KEMASAN MARGARIN Alternatif Frekuensi Persentase No Pernyataan Skor 5 Tingkat kebersihan produk dan kemasan margarin Jawaban (F) (%) Sangat Bersih 29 29 145 Bersih 68 68 272 Cukup Bersih 3 3 9 Tidak Bersih 0 0 0 Sangat Tidak 0 0 0 Bersih TOTAL 100 100 426 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011 Berdasarkan Tabel 4.14dapat dilihat bahwa sebagian besar68 responden (68%) menyatakan bersih terhadap produk margarin, sebagian kecil3 responden (3%) menyatakan cukup bersih, hampir setengahnya 29 responden (29%) menyatakan sangat bersih. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir