Sistem Pendidikan Profesi Kesehatan Masyarakat. Oleh Agus Samsudrajat S Perwakilan ISMKMI Summit AOMKI Surakarta 17 September 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Tantangan & Peluang Sarjana Kesehatan Masyarakat

Tantangan & Peluang SKM di Era JKN & MEA

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

Illah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

Peran Kemenkes dalam Pembinaan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan (Termasuk Academic Center)

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) TENAGA KESMAS. Husein Habsyi PP IAKMI

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FK UGM

Tinjauan Umum Undang- Undang Pendidikan Kedokteran

SEMILOKA NASIONAL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

Registrasi & Sertifikasi Tenaga Kesehatan MTKP DIY

Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Latar Belakang #2 Program Satu Desa/Kelurahan Satu SKM untuk Indonesia

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

Situasi Pendidikan Dokter di Indonesia

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR MANDIRI ALIH JENJANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru

ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

PROGRAM PERCEPATAN Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan dari Pendidikan Menengah dan Diploma I Ke Diploma III

DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

PENINGKTAN KUALITAS TENAGA KESEHATAN

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

BAB IV PENUTUP. pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dalam pelayanan kefarmasian di. rumah sakit kota Semarang setelah berlakunya Undang-Undang Nomor


Kebijakan Kemristekdikti untuk Program Pendidikan Dokter Spesialis-SubSpesialis

Gambar 1 : Continuous Quality Improvement pada Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDMK. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Jakarta, 26 September 2012

DISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negar

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan di era global. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN

BAB I PENDAHULUAN 4.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, JULI 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan yang baik tentu menjadi keinginan dan harapan setiap orang, selain itu kesehatan dapat menjadi ukuran

STANDAR PENILAIAN PRESTASI KERJA

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kinerja setelah lepas dari institusi pendidikan (Barr, 2010)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

Disampaikan Oleh : BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN. Jakarta 12 Maret Materi 1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 DESEMBER Tim P

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015

UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan suatu institusi yang terintegrasi dalam pelayanan

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Dosen di Rumah Sakit dan Wahana Pendidikan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KRITERIA JENJANG KARIER DOSEN KLINIK DI RS PENDIDIKAN DAN JEJARING Oleh: Dr. Endro Basuki, SpBS (K), MKes

STANDAR PELAKSANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Visi :

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

EVALUASI PELAKSANAAN PENJAMINAN MUTU POLTEKKES KEMENKES

Oleh Pengurus LAM-PTKes

dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI

PERAN DAN KEBUTUHAN TENAGA GIZI DI SEKTOR KESEHATAN. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDMK Bogor, 26 Januari 2017

Transkripsi:

Sistem Pendidikan Profesi Kesehatan Masyarakat Oleh Agus Samsudrajat S Perwakilan ISMKMI Summit AOMKI Surakarta 17 September 2016

Tantangan & Peluang Pendidikan Profesi Kesmas Bagi SKM Agus Samsudrajat S., SKM Delegasi ISMKMI Summit AOMKI Surakarta 17 september 2016

Agus Samsudrajat S Sintang (Kalbar), 3 Februari 1987 Alumni SKM Prodi Kesmas FIK UMS 2010 Ketua HMP Kesmas, Ketua UKM Penelitian FIK UMS, BEM FIK UMS, Peraih beasiswa aktivis UMS. samsoe.skm@gmail.com / samsoe_skm@yahoo.co.id http://agus34drajat.wordpress.com, Hp; (WA/Line) 085725320400 / 082220747877 Perjalanan Ketika SKM Hingga Kini; Asisten Peneliti Direktur IHEPS FK UNS Riset Kesehatan Dasar Th 2010, 2013 Kemenkes Dosen, Sek.Prodi, Ka. Prodi Kesmas & Ketua Bid.Kemahasiswaan di PTS Kalimantan Barat Pasca Sarjana UnDip, MIKM Konsentrasi/minat AKK. Fasilitator/Pendamping Program Pemberdayaan dan promotor KesMas NGO Persada Mitra CSR PT.Unilever Indonesia. (Sekolah Terbaik Nasional & Guru Terbaik se Jateng, untuk G21H PHBS 2013, Sekolah & Guru Terbaik Tingkat Jateng untuk G21H PHBS 2014) Inisiator & konseptor Program Satu SKM Satu Desa/Kelurahan Untuk Indonesia Sehat Salah Satu Program Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI).

Dasar Hukum Pendidikan Tinggi Kesehatan UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi UU 36/2009 tentang Kesehatan UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan PP 4/2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Dan Pengelolaan Perguruan Tinggi Perpres 20/2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional indonesia Permendikbud 49/2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Sejarah TUJUAN FKM & SKM Sumber; Tulisan Ilmiah Prof.Does Sampoerno; Peran FKM dalam Pembinaan kesehatan penduduk dan Pengembangan SDM di Indonesia, Hal 5-6., FKM UI.

Permasalahan Input : Input SKM berasal dari SMA, D3 kesehatan apa saja, bahkan pernah ada yang non kesehatan dan rencana Program Profesi untuk semua sarjana kesehatan dan sarjana NON Kesehatan. Proses : Kurikulum, peminatan, penyetaraan matakuliah dari D3 dan sarjana lain. Output : Hak & Kewenangan para SKM sebagai tenaga kesmas belum memiliki payung hukum/regulasi secara jelas dan tegas sebagaimana profesi kesehatan lain, Sehingga posisi SKM akan mudah disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertangungjawab.

Permasalahan sistem pendidikan Kesmas Pendidikan Kesmas yang multi-entry dan multi-exit (mengaburkan fokus kompetensi kesmas terutama SKM) Belum adanya program pendidikan Profesi bagi SKM, 2004/2005 pernah disepakati untuk dibuka pendidikan profesi hanya untuk SKM tetapi belum berjalan hingga saat ini. Belum memiliki STR khusus untuk SKM seperti profesi lain, (STR kesmas masih dan akan untuk profesi lain) seperti profesi lainya. 50 % persen lebih masih belum terakreditasi Pertumbuhan laju pendidikan SKM yg kurang terkontrol tidak seiring dengan kebutuhan pemerintah akan SKM Belum memiliki Organisasi Profesi (OP) yang sejenis (latar belakang pendidikan dasar/level 6 yang sama seperti OP kesehatan lain)

Masalah Sistem Pendidikan Profesi Kesmas

Sesuai KKNI level 7 Bukan Multidisipliner, Multi-Entry & Multi-Exit.

Bagi SKM dari jalur D3 kesehatan, mayoritas hanya dijadikan batu loncatan membuka peluang karier baru dan kenaikan jabatan/golongan bagi yang sudah bekerja dan jelas melanggar sumpah atau etika profesi kesehatan asalnya (D3) dengan hanya menempuh 2 tahun SKM untuk jd profesi kesmas. Penyetaraan dari D3 kesehatan lain, hanya berlaku bagi Sarjana Kesmas dan Profesi Kesmas tidak dan tidak berlaku di sarjana/program profesi kesehatan lain. Tidak ada keadilan profesi dan keadilan keahlian bagi SKM jika semua sarjana kesehatan dan profesi bisa menjadi tenaga atau profesi kesmas tanpa menempuh pendidikan SKM 4 tahun, tetapi SKM tidak bisa/tidak boleh menjadi profesi kesehatan lain.

Dampak Sistem Pendidikan di Lapangan Sistem pendididikan kesmas saat ini Mengaburkan kompetensi SKM dan tumpang tindih kewenangan dengan profesi lain.

Realita sistem pendidikan yang perlu dibenahi Pendidikan SKM/Kesmas yang Multi Entry dan MultiExit Pendidikan SKM Dengan Peminatan yang beragam (tidak sama) dan kurikulum yang berbeda disetiap institusi. STR AKM untuk SKM dan S.Gz dan ada rencana untuk sarjana lainya. Bayangkan Jika SE, ST, SH,S,Pd, Sarjana lain bisa jadi profesi kesmas tanpa melalui pendidikan SKM 4 Tahun?? Lalu apa artinya pendidikan SKM 4 tahun...?? Bayangkan jika sistem itu juga berlaku di profesi kedokteran, apoteker, ners, dan profesi lain...?? Tentu sebuah

Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kedokteran Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pelayanan Keperawatan Pelayanan Farmasi Pelayanan Kebidanan Pelayanan Gizi

Perbedaan Pelayanan Kesehatan PELAYANAN KEDOKTERAN 1. Tenaga Pelaksana terutama adalah para dokter 2. Perhatian utamanya pada penyembuhan penyakit 3. Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga 4. Kurang memperhatikan efesiensi 5. Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan atika kedokteran 6. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan undang-undang. 7. Peenghasilan diperoleh dari imbal jasa 8. Bertanggung jawab hanya kepada penderita 9. Tidak dapat memonopoli upaya kesehata dan bahkan mendapat saingan. 10. Masalah administrasi sangat sederhana. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT 1. Tenaga Pelaksananya adalah para ahli/tenaga kesehatan masyarakat (SKM) 2. Perhatian Utamanya pada pencegahan penyakit 3. Sasaran utamanya adalah masyarakat secara umum. 4. Selalu berupaya mencari cara yang efesien 5. Dapat menarik perhatian masyarakat misalnya dengan penyuluhan masyarakat. 6. Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat dukungan undangundang. 7. Penghasilan berupa gaji dari pemerintah. 8. Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat 9. Dapat memonopoli upaya kesehatan masyarakat 10. Menghadapi berbagai persolan kepemimpinan.

MASUKAN & REKOMENDASI Upaya Promotif & Preventif dari Profesi kesehatan lain (praktisi dokter PUSKESMAS). Judul Artikel ; Upaya Pencegahan penyakit belum terpadu. Sumber. Print Kompas 18 April 2015.

Keberhasilan pembangunan kesehatan delapan puluh persen (80%) ditentukan oleh SDM kesehatan Selain Pembiayaan. Menurut laporan World Health Organization (WHO) 2006, Indonesia termasuk salah satu dari lima puluh tujuh (57) negara yang menghadapi krisis SDM kesehatan, baik jumlahnya yang kurang maupun distribusinya yang tidak merata. Sumber ; WHO. The World Health Report 2006. Working Together for Health. Geneva. 2006.

Semakin banyak dan beragam Jenis tenaga kesehatan yang tersedia maka semakin positif dampaknya terhadap masyarakat. Sumber; Kurniati, A & Efendi, F. Kajian SDM Kesehatan Indonesia. Salemba Medika. Jakarta Selatan. 2012.

Sebuah kajian nasional pada kabupaten/kota yang menggunakan pedoman penyusunan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan (47,4%), metode yang paling sering digunakan berturut-turut adalah: 1. Ratio Method atau Metode Rasio (35,3%) 2. Health Services Demand Method (29,4%) 3. Health Services Target Method (14,7%) 4. Health Need Method (2,9%) 5. Berdasarkan beban kerja dan berdasarkan sarana kesehatan (8,8%) Sumber; Laporan Kajian Perencanaan tenaga kesehatan Bappenas 2005, Hal. 32

Sumber; Laporan Kajian Perencanaan tenaga kesehatan Bappenas 2005, hal 35.

Sumber : Dokumen Kajian kebijakan Perencanaan Tenaga Kesehatan Bappenas 2005. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 4, Maret 2015 Hal 37-42. Permenkes 33 tahun 2015.

Jenis-jenis Tenaga Kesehatan Masyarakat di BPPSDMK.Kemkes.go.id TIDAK SESUAI dengan Jenis Tenaga Kesehatan Masyarakat yang sudah ada dan berjalan di PT Kesmas Selama Ini maupun berbagai regulasi seperti UU tenaga Kesehatan dan Peraturan lain terkait tentang jenisjenis tenaga kesehatan. Sumber : http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/index.php?pil=6 diakses 16 maret 2016

Rekomendasi Aktif mengawal, kritis dan memberi masukan sistem pendidikan yang profesional dengan tetap menjunjung tinggi etika profesi, menghormati hak dan kewenangan setiap profesi. Aktif membangun komunikasi antar mahasiswa kesehatan dalam membangun sistem pendidikan yang profesional, kolaborasi yang tertib, adil dan bermartabat dalam setiap mengawal kebijakan yang terkait. Saling membantu dan mendukung lembaga atau organisasi profesi lain dalam upaya mewujudkan profesionalitas profesi masing-masing melalui sistem pendidikan yang baik dan benar. Menginformasikan mahasiswa sejenis akan pentingnya mengetahui isu pendidikan untuk masa depan profesinya, (SDM pembangunan Negeri) fokus untuk mengabdi dan melanjutkan pada bidang keilmuan/keahlian masing-masing dengan tidak ikut merusak atau ikut-ikutan masuk dalam sebuah sistem pendidikan profesi lain. Menginformasikan kepada Mahasiswa untuk fokus kepada lahan dan keahlian profesinya masing2 dan tidak menggangu hak dan kewenagan lahan profesi lain, dan diharapkan ikut membantu profesi lain (sesuai batas kewenanganya) dengan menjunjung harkat martabat dan etika profesi masingmasing. Perlunya sebuah regulasi atau payung hukum yang mengatur hak dan kewenangan setiap profesi kesehatan yang ada secara adil dan jelas untuk mentertibkan dan memperjelas kompetensi, hak dan kewenangan masing masing profesi.

Terimakasih Salam Juang Calon SKM & calon Profesi Kesehatan Lain untuk Indonesia Sehat