BAB I PENDAHULUAN. makhluk ciptaan Allah yang lain, diciptakan juga akal pikiran untuk berfikir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Dengan akalnya, manusia dapat menciptakan, mengembangkan,

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpasang-pasangan bertujuan untuk dapat menjalani kehidupan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

BAB I PENDAHULUAN. karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang yang tidak

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

BAB IV ANALISA UPAH PELACURAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB I PENDAHULUAN. banyak para bisnisman yang persaingan secara tidak sehat dengan cara saling

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

JABATAN PELAJARAN TERENGGANU SUMATIF 2 SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2013 PENDIDIKAN ISLAM

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

UNTUK KALANGAN SENDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan penciptaan manusia. Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Nilai-nilai Ramadhan dalam Membangun Karakter. Oleh Dr. KH. Tulus Musthofa, MA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mencapai hajat hidup dengan meningkatkan taraf

Dinamakan bacaan izhar halqi apabila terdapat nun sukun ( ن ) atau tanwin (

BAB I PENDAHULUAN. rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Islam merupakan agama yang bersifat komprehensif dan

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama universal yang mempunyai sekumpulan aturan dan

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di antara makhluk ciptaan Allah yang lain, diciptakan juga akal pikiran untuk berfikir sebagai kesempurnaan atas penciptaan manusia tersebut. Akal manusia mulai berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan zaman yang makin maju membuat manusia semakin menginginkan kesempurnaan dalam kehidupannya. Kesempurnaan fisik menjadi paling utama untuk diperhitungkan, sesuai dengan pergantian zaman maka akan selalu ada perubahan. Oleh karenanya pada setiap perubahan zaman akan ada sesuatu yang baru maupun suatu permasalahan yang baru. Selalu tampil cantik membuat permasalahan tentang hukum Islam makin pelik dibahas, salah satunya adalah pembahasan tentang merebonding rambut, foto prewedding dan ojek wanita yang dibahas oleh pondok pesantren Lirboyo. Salah satu yang menjadi pembahasan dalam hal ini adalah tentang rambut. Rambut merupakan mahkota bagi wanita dan rahasia kecantikan setiap wanita, untuk itu wanita selalu merawat rambut mereka dengan berbagai cara agar tampil menawan dan menarik dalam penampilannya. Seperti yang 1

2 diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A. bahwasannya Rasulullah SAW. bersabda, Barang siapa yang memiliki rambut maka hendaklah ia memuliakannya. (HR. Abu Dawud) 1 Untuk menambah kecantikan terutama rambut, mereka memakai perhiasan untuk memperindah misalnya dengan menggunakan pita, rambut palsu atau dengan menyambung rambut. Dalam hal ini penerapan hukum Islam tentang menyambung rambut terdapat perbedaan pendapat pada kalangan maz\hab. Menyambung rambut bukan dengan rambut manusia para empat maz\hab memberikan pendapatnya. Para ulama maz\hab Syafi i menyebutkan bahwa hukum menyambung rambut itu hukumnya makruh bagi yang bersuami. Maz\hab Hanafi berpendapat bahwa menyambung rambut itu diperbolehkan. Sedangkan maz\hab Maliki dan Hambali mengharamkan menyambung rambut meskipun bukan dengan rambut manusia. 2 Hukum pemakaian rambut palsu sudah diterangkan di atas tapi dalam kenyataannya masih belum jelas diterangkan tentang bagaimana hukum tentang memproduksi rambut. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju seperti sekarang ini, banyak sekali hal-hal yang halal dan haram masih tersamarkan. salah satunya adalah tentang memproduksi rambut yang terjadi di masa kini. 1 Akram Ridha, Manajemen Diri Mus1imah Buku 1 (Bandung: PT. Syamil Cipta Media, 2005) h. 70. 2 http://utadzaris.com. Diakses tanggal 13 Januari 2010

3 Pengaruh lingkungan dan zaman yang semakin maju dan modern kita tak bisa memungkiri bahwa manusia ingin memiliki sesuatu terutama harta benda untuk memenuhi kebutuhannya, sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Ali Imran: 14. 3 و ا لخ ي ل و ا لف ض ة الذ ه ب م ن ا لم قن طر ة و ا ل قن اط ير و ا لب ن ين الن س ا ء م ن ال شه و ا ت ح ب ل ل نا س ز ي ن : عمران (ا ل ا لم ا ب ح س ن ع ن د ه و ا الله ال دن ي ا ا لح ي ا ة ع م ت ا ذل ك و ا لح ر ث و الا ن ع ا م ا لم س وم ة ( Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Allah SWT. tidak hanya menyuruh kita shalat dan puasa saja tetapi juga mencari nafkah secara halal, proses memenuhi kebutuhan hidup inilah yang kemudian menghasilkan kegiatan ekonomi. Di dalam agama Islam diterangkan bahwa tidak ada sesuatu pembatasan untuk memiliki harta, dan tidak ada larangan untuk mencari, memakai, dan memanfaatkannya tidak bertentangan dengan larangan Allah SWT sebagaimana firman-nya dalam surat Al-Baqarah: 198. 4 77. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya (Bandung: Sya>amil Al-Qur an, 205) h. 4 Ibid., h. 49.

4 ع ن د ا الله فا ذ كر وا ع ر فا ت م ن ا فض ت م فا ذا ر ب ك م م ن فض لا ت ب ت غ وا ا ن ج ن ا ح ع لي ك م لي س ا لم ش ع ر و ا ذ كر و ه ا لح ر ام كم ا ه د ا ك م و ا ن كن ت م م ن قب ل ه لم ن ال ضال ين (البقرة : ) Artinya: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar Termasuk orang-orang yang sesat. Islam memberikan motivasi dalam memproduksi serta pedoman-pedoman menempuh cara yang benar. Dalam Al-Quran diterangkan kata al aml (kerja produktif) diangkat ke tingkat ibadah dan juga berulang-ulang disebut bersamaan dengan iman, seperti dalam Al-Qur'an surat A1-Jumu ah (62): 10. ل ع ل ك م ك ث ير ا الل ه و اذ ك ر وا االله ف ض ل م ن و اب ت غ وا الا ر ض ف ي ف ان ت ش ر وا الص لاة ق ض ي ت ف ا ذ ا ت ف ل ح ون (الجمعة : ) Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Dalam konteks tersebut, sama halnya dengan masalah produksi rambut yang memanfaatkan sesuatu yang telah ada tetapi dalam hukumnya masih belum jelas penyebutannya. Salah satu masalah yang belum jelas dalam hal ini adalah tentang bagaimana hukum memproduksi rambut palsu. Dengan banyaknya permintaan dan kebutuhan yang makin pokok terhadap rambut palsu, dikarenakan tuntutan profesi yang mengharuskan setiap individu untuk tampil lebih sempurna,

5 membuat manusia berpikir untuk memproduksi rambut dengan jumlah yang banyak. Dalam permasalahan ini hukum Islam belum sepenuhnya menjawab tentang permasalah ini. Dalam hal yang berkaitan dengan produksi ada beberapa masalah yang belum disinggung oleh ijtihad atau pemikiran para ulama pada masa lalu, karena memang tidak merupakan fenomena masyarakat muslim saat itu. 5 Karena daerah halal itu sangat luas maka tidak bisa disebutkan juga dengan jelas apakah barang tersebut halal atau tidaknya. Masalah memproduksi rambut ini merupakan hal baru dalam bidang ekonomi Islam karena selama ini pembahasannya masih seputar pemakaiannya saja tapi belum pernah dibahas secara konkrit dalam ekonomi Islam sebelumnya. Untuk itu perlu dikaji lebih dalam lagi untuk mengetahuinya, terutama bagaimana pendapat tokoh agama menyingkapi hal tersebut. Pendapat tokoh yang akan kita kaji di sini adalah pendapat tokoh agama NU (Nahdlatul Ulama). NU adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, maka kita bisa mengambil kesimpulan dan pendapat mereka tentang bagaimana hukum tentang memproduksi rambut menurut hukum Islam. Dari uraian di atas maka penulis ingin meneliti lebih lanjut pendapat tokoh NU tentang memproduksi rambut palsu dan bagaimana analisis hukumnya. Oleh karenanya penelitian ini dianggap menarik oleh peneliti. 5 Rustam Efendi, Produksi dalam Islam (Yogyakarta: Megistra Insania Press, 2003) h. 4.

6

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas, yaitu: 1. Bagaimana pendapat tokoh NU (Nahdlatul Ulama) Waru Sidoarjo tentang memproduksi rambut? 2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap pendapat tokoh NU (Nahdlatul Ulama) Waru Sidoarjo tentang memproduksi rambut palsu? C. Kajian Pustaka Dalam penelusuran awal sampai saat ini penulis belum menemukan penelitian atau tulisan yang secara spesifik mengkaji tentang PENDAPAT TOKOH NU (NAHDLATUL ULAMA) WARU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU (STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM). D. Tujuan Penelitian Penulis meneliti dan membahas masalah ini dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana pendapat tokoh NU tentang memproduksi rambut. 2. Untuk mengetahui Bagaimana analisis hukum Islam terhadap pendapat tokoh NU (Nahdlatul Ulama) tentang memproduksi rambut palsu.

8 E. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Kegunaan secara teoritis a. Untuk memperkaya khazanah keilmuan dalam fiqih mu'amalah terutama masalah produksi dalam Islam dan ekonomi Islam. b. Untuk dijadikan bacaan dan referensi bagi penelitian berikutnya. 2. Kegunaan secara praktis Sebagai masukan dan sumbangan yang mendalam kepada masyarakat tentang memproduksi rambut ditinjau dan hukum Islam. F. Definisi Operasional Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menghindari kesalahpahaman pembaca dalam mengartikan judul skripsi ini, maka penulis sampaikan beberapa istilah, yaitu: 1. Produksi : Segala kegiatan yang menghasilkan barangbarang. 6 Dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai kegiatan untuk menciptakan manfaat (utility) baik di masa kini maupun di masa mendatang (M. Frank, 2003). 7 h. 626. 102. 6 Pius A. Pratanto, M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: PT. Arkola, 1994) 7 Mustofa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana, 2006) h.

9 2. Produksi Rambut Palsu : kegiatan menghasilkan barang yang berupa Rambut tiruan atau (rambut buatan) sebagai penutup kepala atau hiasan rambut. 8 3. NU (Nahdlatul Ulama) Waru Sidoarjo : Adalah suatu jam iyah diniyyah Isla>miyyah (organisasi keagamaan Islam) yang didirikan di Surabaya pada 16 Rajab 1344 H / 31 Januari 1926 M berakidah Islam menurut ahlussunnah wal jama ah. 9 Merupakan salah satu MWC yang berada di kecamatan Waru kabupaten Sidoarjo. 4. Tokoh NU : Adalah orang yang berperan dalam NU, baik kultural maupun struktural. 5. Studi Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk memenuhi keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya). 10 6. Hukum Islam : Peraturan-peraturan dan ketentuan hukum yang bersumber dari Al-Quran, Al-H{adis{, dan ketentuan para imam madzhab dan ulama fiqih. 8 www.bahtera.org. Diakses tanggal 18 Januari 2010. 9 Ahmad Zahro, Lajnah Bahtsul Masa il 1926-1999 Tradisi Intelektual NU (Yogyakarta: LKiS, Cet.1, 2004) h. 15. 10 DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) h. 32.

10 G. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Bibliographic Research) dan penelitian lapangan (field research), untuk itu tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah: 1. Sumber Data a. Data Primer Data ini bersumber dari lapangan yang diperoleh dari: 1. Subjek penelitian yaitu melalui wawancara dengan para tokoh NU Waru Sidoarjo antara lain; H. Abdul Qohar, H. Abdul Hafid, H. Husen Hasyim, H. Jazuli, H. Ishomuddin. 2. Responden yaitu wawancara dengan nara sumber yang berhubungan langsung dengan produksi rambut palsu. b. Data Sekunder Data ini bersumber dari buku-buku dan catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan judul skripsi, antara lain; 1) Mustofa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. 2) Rustam Efendi, Produksi dalam Islam. 3) Akram Ridha, Manajemen Diri Muslimah Buku I. 4) Jaribah Bin Ahmad Al-Haritsi penerjemah Asmuni Solihan, Fiqih Ekonomi Umar bin A1-Khatab.

11 5) Abu Fajar Al Qolami dan Abdul Wahid Al Banjary, Terjemahan Riyadush Shalihin. 6) Abdul Mudjib, Kaidah-kaidah Ilmu Fiqih (al-qawaid al-fiqhiyyah) 7) Dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas di atas. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, jadi penelitian ini mengambil populasi dari tokoh NU b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, jadi pengambilan sampel dalam penelitian yang akan digunakan purposive sample yaitu teknik yang berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi dijadikan untuk mengambil sampel. 11 Maka sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah tokoh NU dari Sidoarjo. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang benar dan tepat di tempat penelitian, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara interview, yaitu tanya jawab dengan responden (pihak-pihak yang terkait dalam penelitian mengenai pendapat tokoh NU tentang memproduksi rambut palsu) dalam 107. 11 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) h.

12 rangka memperjelas teknik pengamatan baik tempat, proses dan hal-hal yang terkait dengan penelitian ini. 4. Teknik Pengolahan Data a. Organizing, yaitu menyusun dan mensistematiskan data yang diperoleh dalam kerangka yang telah direncanakan sebelumnya untuk memperoleh bukti-bukti dan gambaran secara jelas hukum Islam tentang memproduksi rambut palsu agar sesuai dengan perumusan masalah dalam penelitian ini. b. Writing, yaitu dengan melakukan penulisan atas data yang telah dipetakkan (organizing) berdasarkan sub pokok pembahasan. c. Editing, yaitu memeriksa kembali secara cermat dari segi kelengkapan, keterbatasan, kejelasan makna, kesesuaian satu sama lain, referensi dan keseragaman data. d. Coding, yaitu usaha untuk mengkategorikan data dan memeriksa data untuk relevan dengan tema riset. 5. Teknik Analisis Data Setelah penulis mengumpulkan data yang dihimpun, kemudian menganalisisnya dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu memaparkan data tentang memproduksi rambut yang disertai dengan analisis hukum Islam untuk diambil kesimpulan. Penulis menggunakan metode ini karena ingin memaparkan, menjelaskan dan menguraikan data yang

13 terkumpul kemudian disusun dan dianalisis untuk diambil kesimpulan dengan menggunakan logika. Metode pembahasan yang dipakai adalah induktif, merupakan metode yang digunakan fakta-fakta atau kenyataan dari hasil penelitian yaitu pada produksi rambut, kemudian diteliti sehingga ditemukan pemahaman terhadap pendapat tokoh NU tentang memproduksi rambut palsu, dan kemudian dianalisis secara umum pendapat tokoh NU tersebut menurut hukum Islam. H. Sistematika Pembahasan Guna mendapat gambaran yang jelas mengenai sistematika pembahasan dalam skripsi ini, penulis membagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa subbab yaitu sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan yang memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II : Merupakan tinjauan tentang pengertian produksi dalam perspektif Islam dan hukum tentang menyambung rambut dalam Islam. Cakupan dalam bab ini adalah tentang pengertian produksi, tujuan produksi, prinsip-prinsip produksi, serta faktor-faktor

14 produksi, juga memuat diskripsi tentang menyambung rambut ditinjau dari hukum Islam. BAB III : Memuat data tentang bagaimana memproduksi rambut palsu, serta pendapat tokoh NU tentang memproduksi rambut. BAB IV : Memuat tentang analisis hukum Islam terhadap pendapat tokoh NU tentang memproduksi rambut palsu. BAB V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dan saran- saran untuk menambah pengetahuan tentang memproduksi rambut.