BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang. Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

Mata Kuliah Askeb III (Nifas)

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vitamin dan mineral yang merupakan zat-zat yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor faktor

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. dan negara Indonesia yang ditandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

1

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

keselamatan ibu dan bayi. Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) perlu didukung upaya untuk mencapai universal coverage pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan nidasi atau implantasi ( Prawirohardjo, 2009:213).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. maternal (maternal mortality). Menurut definisi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang tenaga kesehatan. dalam pelayanan mempengaruhi kualitas hasil dam melayani pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan suatu proses yang normal dan alamiah.perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

PENGERTIAN MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. per kelahiran hidup, AKI yang dicapai masih jauh dari target

BAB I PENDAHULUAN. terbit tahun Sumber detikhealth.com, hasil penelitian WBTI (World Breastfeeding Trends Initiative), ditulis

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan selama kehamilan dan prinsip makan yang besar (Noerpramana

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikis berupa perubahan organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya hubungan antara orang tua dan bayi dengan memberi dukungan. Atas dasar tersebut perlu di lakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga dalam manejemen kebidanan (Rahayu, 2012 : 2). Dalam masa nifas terdapat berbagai komplikasi seperti masalah dalam produksi ASI yang tidak lancar, puting lecet, payudara bengkak, abses payudara, puting susu datar atau terbenam, sindrom ASI kurang, ibu bekerja, ibu melahirkan dengan sectio caesar dan ibu dengan kondisi sakit (Jannah, 2011:51). Pada dasarnya, kebutuhan bayi terhadap ASI dan produksi ASI sangat bervariasi. Sehingga ibu perlu memperhatikan tanda-tanda kelaparan atau kepuasan yang di tunjukkan oleh bayi, serta pertambahan berat badan bayi terhadap ASI (Dwi sunar, 2009:104). Produksi ASI di pengaruhi oleh faktor fisik dan psikologis ibu menyusui. Bila ke dua faktor tersebut tidak terpenuhi maka produksi ASI tidak lancar. Faktor fisik terutama mengenai asupan gizi ibu yang mencukupi, seimbang dan sehat, serta faktor kesehatan ibu. Faktor psikologis terdiri dari rasa nyaman, 1

2 tenang dan berfikiran positif. Serta dukungan dari orang terdekat seperti suami dan keluarga (Soetjiningsih, 2012:77) Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui mempunyai peran penting untuk menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya dengan zat gizi dan antibodi. Sedangkan bagi ibu, menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (postpartum). UNICEF dan WHO membuat rekomendasi pada ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah umur 6 bulan, bayi baru dapat diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap memberikan ASI sampai anak berumur minimal 2 tahun. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan para ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar (54,3%), sedikit meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar (48,6%). Persentase pemberian ASI eksklusif tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat sebesar (79,74%), diikuti oleh Sumatera Selatan sebesar (74,49%), dan Nusa Tenggara Timur sebesar (74,37%). Sedangkan persentase pemberian ASI eksklusif terendah terdapat di Provinsi Maluku sebesar (25,21%), diikuti oleh Jawa Barat sebesar (33,65%) dan Sulawesi Utara sebesar (34,67%).

3 Di Indonesia, proses menyusu kurang dari satu jam (inisiasi menyusu dini) meningkkat dari 29,3% (2010) menjadi 34,5% (2013). Proses menyusu dari 1 jam sampai 6 jam menurun dari 40,7% (2010) menjadi 35,2% (2013). Proses menyusu dari 7 sampai 23 jam menurun dari 7,6% (2010) menjadi 3,7% (2013). Proses menyusu dari 24 sampai 47 jam meningkat dari 11,3% (2010) menjadi 13,0% (2013). Proses menyusu lebih dari 48 jam meningkat dari 11,1% (2010) menjadi 13,7% (2013). Di Provinsi Jawa Timur, proses menyusu kurang dari satu jam (inisiasi menyusu dini) 33,3% (2013). Proses menyusu dari 1 jam sampai 6 jam 33,5% (2013). Proses menyusu dari 7 sampai 23 jam 3,3% (2013). Proses menyusu dari 24 sampai 47 jam 15,3 (2013). Proses menyusu lebih dari 48 jam 14,7% (2013). Persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir semakin menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah pada anak umur 6 bulan (30,2%). Pada usia 0 bulan (52,7%), usia 1 bulan (48,7%), usia 2 bulan (46,0%), usia 3 bulan 42,2%, usia 4 bulan (41,9%), usia 5 bulan (36,6%) dan usia 6 bulan (30,2%) (Dinas Kesehatan, 2013:131). Usaha untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif, adalah dengan cara melakukan perawatan payudara, mengajari teknik menyusui yang benar dan memperlancar produksi ASI agar tidak terjadi bendungan ASI, mastitis, peradangan payudara, abses payudara dan komplikasi lebih lanjut akan terjadi kematian (Suherni, 2019:53).

4 Penelitian dari Emma Gustbee, Charlotte Anesten, Andrea Markkula dari swedia pada tahun 2013 menjelaskan bahwa perawatan payudara dan teknik menyusui yang benar dapat mempengaruhi produksi ASI. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ketidak lancaran ASI banyak dipengaruhi oleh perawatan payudara yang kurang. Oleh karena itu, perawatan payudara sangat penting dilakukan bagi ibu yang telah melahirkan utuk mencegah masalah-masalah yang timbul selama laktasi. Dan kegagalan menyusui adalah disebabkan karena kesalahan ibu dalam memosisikan dan meletakkan bayi saat menyusui. Salah satu faktor yang sering dilakukan saat menyusui adalah posisi menyusui yang belum tepat sehingga menganggu fungsi transfer produksi ASI ke bayi (Jurnal, 2013). Penelitian dari Elly Wahyuni, Sri Sumiati, Nurliani pada tahun 2012 membuktikan bahwa jantung pisang batu dapat memperlancar produksi ASI. Jantung pisang batu merupakan jenis makanan yang mengandung laktogogum yaitu zat gizi yang dapat meningkatkan dan melancarkan produksi ASI terutama pada ibu yang mengalami masalah dalam produksi ASI (Jurnal, 2012) Berdasarkan hasil pendahuluan yang di lakukan di Polindes desa Mlaras, Sumobito, Jombang. Pada tahun 2014 terdapat 50 ibu nifas, sebanyak 13 orang (26%) yang mengalami produksi ASI tidak lancar di karenakan kondisi psikologis ibu cemas sebanyak 2 orang (15,3%), pengetahuan ibu kurang tentang perawatan payudara sebanyak 3 orang

5 (23%), posisi menyusui yang salah sebanyak 3 orang (23%), ibu bekerja sebanyak 2 orang (15,3%), dan di karenakan ibu nutrisinya kurang sebanyak 3 orang (23%). Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan ASI Tidak Lancar di Polindes desa Mlaras Sumobito Jombang 2015. 1.9 Rumusan Masalah Bagaimana pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan ASI tidak lancar di Polindes desa Mlaras Jombang 2015? 1.10 Tujuan Penelitian 1.10.1 Tujuan Umum Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan ASI Tidak Lancar Di Polindes desa Mlaras Jombang 2015 dengan menggunakan Standar Asuhan Kebidanan. 1.10.2 Tujuan Khusus 1. Melaksanakan pengkajian pada ibu nifas dengan ASI tidak lancar di Polindes desa Mlaras Jombang 2015. 2. Melaksanakan perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada ibu nifas dengan ASI tidak lancar di Polindes desa Mlaras Jombang 2015.

6 3. Melaksanakan perencanaan pada ibu nifas dengan ASI tidak lancar di Polindes desa Mlaras Jombang 2015. 4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan ASI tidak lancar di Polindes desa Mlaras Jombang 2015. 5. Melaksanakan evaluasi pada ibu nifas dengan ASI tidak lancar di Polindes desa Mlaras Jombang 2015. 6. Melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan ASI tidak lancar di Polindes desa Mlaras Jombang 2015. 1.11 Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup pada penulisan Studi Kasus ini adalah Sasaran : Ibu Nifas Dengan ASI Tidak Lancar Tempat : Polindes Desa Mlaras Sumobito Jombang Waktu : Februari-Maret 2015 1.12 Manfaat Penulisan 1.12.1 Manfaat Teoritis Dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat memberikan Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan ASI tidak lancar. 1.12.2 Manfaat Praktisi 1.12.2.1 Bagi Penulis Penulis dapat meningkatkan pengetahuan dan leterampilan dalam proses manajemen kebidanaan dengan kasus ibu nifas dengan ASI tidak lancar.

7 1.12.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan untuk institusi pendidikan dalam penerapan proses manejemen kebidanan dengan kasus ibu nifas dengan ASI tidak lancar. 1.12.2.3 Bagi Lahan Praktek Dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan manejemen kebidanan terhadap kasus ibu nifas dengan ASI tidak lancar yang profesional agar terhindar dari komplikasi-komplikasi lain. 1.12.2.4 Bagi Klien Sebagai bahan masukan dan data tambahan ilmu pengetahuan secara luar serta pangalaman bagi klien untuk memperhatikan dan melaksanakan tindakan-tindakan yang telah di berikan bidan /petugas kesehatan. 1.13 Metode Memperoleh Data Metode yang di gunakan dalam penulisan Studi Kasus ini adalah : 1.13.1 Studi Kepustakaan Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari referensi yang relevan dengan kasus yang di bahas yakni pada Ibu Nifas dengan ASI tidak lancar dari beberapa buku dan informasi dari internet.

8 1.13.2 Studi Kasus Melakukan studi kasus dengan menggunakan pendekatan Asuhan Kebidanan yang meliputi Pengkajian, Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi dan Pencatatan Asuhan Kebidanan di Polindes Desa Mlaras Sumobito serta mendokumentasikan. Untuk mengumpulkan data dalam pengkajian data dapat menggunakan metode : 1.13.2.1 Anamese Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, suami, dan keluarga yang dapat membantu memberikan informasi yang di butuhkan. 1.13.2.2 Pemeriksaan Fisik Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien mulai dari kepala sampai kaik dengan teknik inspeksi, palpasi, auskultrasi, dan perkusi. 1.13.2.3 Studi Dokumentasi Studi di lakukan dengan mempelajari kasus kesehatan klien yang bersumber dari bidan maupun sumber lain yang menunjang. 1.13.2.4 Observasi Yaitu pengamatan langsung terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada klien.

9 1.14 Sistematika Penulisan Untuk lebih memudahkan dalam pemahaman Studi Kasus ini, penulis, menyusun dalam BAB sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penulisan, metode memperoleh data, sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka a. Menguraikan tentang konsep teori yang mendukung penelitian Tinjauan teori dasar Nifas, Tujuan asuhan masa Nifas, Tahapan masa Nifas, Perubahan fisiologis pada masa Nifas, Kebutuhan dasar ibu Nifas, Adaptasi psikologis pada masa Nifas, Deteksi dini komplikasi pada masa Nifas dan penaganannya, Teori dasar ASI, Produksi ASI, Manfaat ASI, Komposisi gizi dalam ASI, Upaya memperbanyak ASI, Tanda bayi cukup ASI, Teknik menyusui yang benar, Lama dan frekuensi menyusui yang benar, Cara merawat payudara, Penelitian relevan. b. Menggunakan Standar Asuhan Kebidanan yang terdiri dari 6 langkah : Pengkajian, Perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi dan Pencatatan asuhan kebidanan.

10 c. Landasan Hukum Kewenangan Bidan Peraturan-peraturan kompetensi bidan dan standart pelayanan kebidanan pada ibu Nifas dengan ASI tidak lancar. BAB III : Tinjauan kasus Pengkajian, Perumusan diagnose dan atau masalah potensial, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pencatatan asuhan kebidanan. BAB IV : Pembahasan Pengkajian, Perumusan diagnose dan atau masalah potensial, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pencatatan asuhan kebidanan. BAB V : Penutup DAFTAR PUSTAKA Saran dan Kesimpulan LAMPIRAN - LAMPIRAN