Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL ANALISIS SAMPEL BATUBARA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

BAB V BATUBARA 5.1. Pembahasan Umum Proses Pembentukan Batubara Penggambutan ( Peatification

BAB IV ENDAPAN BATUBARA

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

BAB IV ENDAPAN BATUBARA

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

FORMULIR ISIAN DATABASE SUMBER DAYA BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.

BAB IV ENDAPAN BATUBARA

BAB IV ANALISA SUMBER DAYA BATUBARA

BAB IV ENDAPAN BATUBARA

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 50

BAB IV PEMODELAN DAN PENGHITUNGAN CADANGAN ENDAPAN BATUBARA

BAB III LANDASAN TEORI

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

Oleh : Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Surya Dharma 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama

Geologi dan Potensi Sumberdaya Batubara, Daerah Dambung Raya, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan BAB IV

BAB V EVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Univarian

ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN DAN KUALITAS BATUBARA DI PIT J, DAERAH PINANG, SANGATTA, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGKAJIAN CEKUNGAN BATUBARA DI DAERAH BAYUNG LINCIR, KABUPATEN MUSI BANYUASIN, PROPINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENGOLAHAN DATA

INVENTARISASI BATUBARA PEMBORAN DALAM DAERAH SUNGAI SANTAN-BONTANG KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

3.1 KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Pedoman pelaporan, sumberdaya, dan cadangan batubara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal 1

BAB III LANDASAN TEORI

Oleh: Sigit Arso W., David P. Simatupang dan Robert L. Tobing Pusat Sumber Daya Geologi Jalan Soekarno Hatta No. 444, Bandung

Agar pelatihan efektif, buku petunjuk ini dibuat dengan asumsi sebagai berikut:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB III LANDASAN TEORI

ESTIMASI SUMBERDAYA BATUBARA BERDASARKAN DATA WELL LOGGING

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)

POLA PENYEBARAN LAPISAN BATUBARA SEAM

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang

Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA Analisis Pengawetan Struktur Jaringan dan Derajat Gelifikasi

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

BAB IV EKSPLORASI BATUBARA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN

EVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA BANKO TENGAH, BLOK NIRU, KABUPATEN MUARA ENIM, PROPINSI SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR

PEMODELAN GEOLOGI BATUBARA DAERAH MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MENGGUNAKAN COAL RESOURCES AND RESERVES EVALUATION SYSTEM

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk

GEOLOGI DAN EKSPLORASI BATUBARA DAERAH ASAM-ASAM, KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE CIRCULAR USGS 1983 DI PT. PACIFIC PRIMA COAL SITE LAMIN KAB. BERAU PROVINSI KALIMATAN TIMUR

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

Oleh. Narendra Saputra 2) Dr.Ir.Eddy Winarno, S.Si., MT, Ir. R. Hariyanto, MT 1) Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta 2)

PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA BERDASARKAN USGS CIRCULAR No.891 TAHUN 1983 PADA CV. AMINDO PRATAMA. Oleh : Sundoyo 1 ABSTRAK

BAB I TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB IV INTERPRETASI SEISMIK

Desain Pit untuk Penambangan Batubara di CV Putra Parahyangan Mandri, Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan

3. SNI Amandemen 1, , baru menyentuh klasifikasi berdasarkan tipe endapan batubara di Indonesia. Hanya saja karena terlalu banyaknya klas

*Corresponding Author :

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

Klasifikasi sumber daya dan cadangan batu bara

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 14 PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA TERBUKTI DENGAN METODE CROSS SECTION. Oleh Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Riyanto 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Exploration Is The Key of Efficiency

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember 2016 Penulis. (Farah Diba) vii

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH BATUSAWAR DAN SEKITARNYA, KABUPATEN TEBO DAN BATANGHARI, PROVINSI JAMBI

Struktur Geologi dan Sebaran Batubara daerah Bentian Besar, Kabupaten Kutai Barat, Propinsi Kalimantan Timur

FASIES BATUBARA FORMASI WARUKIN ATAS DAERAH TAPIAN TIMUR, KP PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

BAB 1. PENDAHULUAN...

PENYELIDIKAN BATUBARA BERSISTEM DAERAH TANJUNG LANJUT KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI. Oleh : Wawang Sri Purnomo, Didi Kusnadi dan Asep Suryana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penambangan (mining) dapat dilakukan dengan menguntungkan bila sudah jelas

PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE

Gambar Batubara Jenis Bituminous

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH UMUK DAN SEKITARNYA KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

SNI Standar Nasional Indonesia. Tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH AMPAH DAN SEKITARNYA KABUPATEN BARITO TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Studi Kualitas Batubara Secara Umum

Oleh : Sujiman 1 dan Nuryanto 2 ABSTRAK

Transkripsi:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Pemodelan Geologi Endapan Batubara Di Daerah Desa Bentayan, Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Geological Modeling Of Coal Deposits In Bentayan Village, Tungkal Ilir, District Banyuasin, South Sumatra 1 Andi Setiawan, 2 Dudi Nasrudin Usman 1,2 Prodi Pertambangan, FakultasTeknik, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email: 1 andisetiawan0014@gmail.com, 2 dudinasrudinmining@gmail.com Abstract.The existence of coal deposits in the area Bentayan Prospect Village is one of the locations keterdapatan existence of coal deposits in South Sumatra. Deposition batuabra in the region shows the geological model of the coal seam by the number of ± 21 seam. Observations indicate the general direction of moves for each coal seam Southeast trending slope of the lining around 8-12º. In the deposition area are their fault, so the continuity of the lining disconnected. Geological conditions at the site of deposition including moderate groups based on the study of geological parameters supporters. Based on 71 sample tested obtained value - average Fixed Carbon amounted to 49.83% (dmmf). Value - average Volatile Matter amounted to 50.17% (dmmf). Value - average calori Value amounted to 12727.11 BTU / lb or 7069.91 Kcal / Kg (dmmf). Calorific value is obtained, including class rank Bituminous coal calorific value 12727.11 BTU / lb or 7069.91 Kcal / Kg (dmmf). For the calculation of the resources are divided into three area bounded by fault structure with depth limit reaches -150 m. Seam coal seam in the count just having a thickness of more than 1 m and an area that is in the third block. In part 1 including the classification of resource blocks measured by the amount of 31,909,581.08 ton of resources. In the second block including resource classification Designated by the number of resources 17,545,705.71 tons. In the third block section including resource classification Designated by the amount of 10,333,383.19 ton of resources. Keywords: Geological modeling, coal quality and coal resources. Abstrak. Keterdapatan endapan batubara di daerah Desa Bentayan Prospect merupakan salah satu lokasi keterdapatan endapan batubara di Sumatera Selatan. Endapan batubara di wilayah tersebut menunjukkan model geologi lapisan batubara dengan jumlah ±21 seam. Hasil pengamatan menunjukkan arah umum jurus untuk tiap lapisan batubara berarah Tenggara dengan kemiringan lapisan sekitar 8-12º. Pada daerah endapan terdapat adanya sesar, sehingga kemenerusan lapisannya terputus. Kondisi geologi di lokasi endapan termasuk kelompok geologi moderat berdasarkan kajian parameter-parameter pendukung. Berdasarkan 71 perconto yang diuji didapat nilai rata - rata karbon tertambat (Fixed Carbon) sebesar 49,83 % (dmmf). Nilai rata rata zatterbang (Volatile Matter) sebesar 50,17 % (dmmf). Nilai rata - rata kalori batubara (Calori Value) sebesar 12.727,11 BTU/lbatau 7.069,91 Kcal/Kg (dmmf). Nilai kalori yang didapat, rank batubara termasuk dalam kelas Bituminus nilai kalorinya 12.727,11 BTU/lbatau 7.069,91 Kcal/Kg (dmmf). Untuk perhitungan sumberdaya dibagi menjadi 3 luasan yang dibatasi oleh struktur sesar dengan batasan kedalaman mencapai -150 m dpl. Seam batubara yang di hitung hanya seam yang mempunyai tebal lebih dari 1 m dan luasan yang berada di 3 blok tersebut. Pada bagian blok 1 termasuk klasifikasi sumber daya terukur dengan jumlah sumberdaya 31.909.581,08 ton. Pada bagian blok 2 termasuk klasifikasi sumberdaya tertunjuk dengan jumlah sumberdaya 17.545.705,71 ton. Pada bagian blok 3 termasuk klasifikasi sumberdaya tertunjuk dengan jumlah sumberdaya 10.333.383,19 ton. Kata Kunci: Model Geologi, Kualitas Batubara, dan Sumberdaya Batubara. 660

Pemodelan Geologi Endapan Batubara 661 A. Pendahuluan Sebelum melakukan kegiatan penambangan (eksploitasi) batubara, terlebih dahulu dilakukan kegiatan eksplorasi batubara. Tahapan awal berupa kegiatan eksplorasi mulai dari eksplorasi umum hingga rinci akan memberikan kebutuhan data dasar, dimana data dasar tersebut sangat penting terutama adalah data bor. Berdasarkan data bor maka dapat diketahui karakteristik lapisan batubara meliputi sebaran, kualitas, kuantitas dari batubara dan pada tahapan berupa pemodelan geologi selanjutnya data tersebut menjadi dasar dalam menentukan metoda penambangan yang tepat yang sesai dengan karakteristik batubara. Data tersebut mendukung dilakukannya pemodelan geologi lapisan batubara serta dapat menentukan besar dari sumberdaya batubara tersebut. Pemodelan geologi merupakan bagian yang sangat penting didalam menggambarkan mengenai kondisi stratigrafi, struktur, litologi, bahkan hingga dapat mengestimasikan sumberdaya di bawah permukaan bumi, sehingga pemodelan geologi ini sangat erat kaitannya dengan ilmu geologi, seperti geologi struktur, geofisika, sedimentologi, dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana bentuk model geologi endapan batubara dan berapakah jumlah sumberdaya batubara yang berada di daerah Desa Bentayan, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan?. Selanjutnya, tujuan dalam penelitian ini diuraikan dalam pokok-pokok sbb. 1. Mengetahui pelamparan lapisan batubara secara lateral. 2. Mengetahui pelamparan lapisan batubara secara vertikal. 3. Mengetahui kualitas batubara. 4. Mengetahui jumlah sumberdaya batubara beserta kelasnya. B. Landasan Teori Batubara terbentuk pada lingkungan pengendapan tertentu, dan sangat berpengaruh pada penyebaran lateral, ketebalan, komposisi, serta kualitasnya. Kriteria cara untuk mengenali lingkungan pengendapan Antara lain : Lingkungan Back Barrier. Lingkungan Lower Delta Plain. Lingkungan Transitional Lower Delta Plain. Lingkungan Upper Delta Plain Fluvial. Berdasarkan proses sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik geologi tersebut menurut Standar Nasional Indonesia 5015 : 2011 dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama : kelompok geologi sederhana, kelompok geologi moderat, dan kelompok geologi kompleks. Berikut adalah uraian tentang batasan umum untuk tiap - tiap kelompok beserta tipe lokalitasnya : Kelompok Geologi Sederhana : Endapan batubara dalam kelompok ini umumnya tidak terlalu terpengaruh oleh lipatan, sesar, dan intrusi. Kemiringan pada umumnya landai, menerus secara lateral sampairi buan meter, dan hamper tidak mempunyai percabangan. Ketebalan dan kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang signifikan Kelompok Geologi Moderat : Batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi bervariasi sampai tingkat tertentu, mengalami pengaruh tektonik sepertisesarataulipatandan pasca proses pengendapan. Kemiringan lapisan dan variasi ketebalan bercabang, namun sebenarnya masih dapat diikuti TeknikPertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

662 Andi Setiawan, et al. sampai ratusan meter. Kualitas batubara berkaitan dengan proses sedimentasi berlangsung maupun pasca pengendapan. Pada beberapa tempat intrusi batuan beku mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas batubaranya. Kelompok Geologi Kompleks : Batubara pada kelompok ini umumnya mengalami sedimentasi yang komplek akibat deformasi tektonik yang ekstensif sehingga terbentuknya lapisan batubara dengan ketebalan yang beragam. Kualitas dipengaruhi oleh perubahan proses sedimentasi berlangsung atau pada pasca pengendapan seperti pembelahan atau kerusakan lapisan, perlipatan, pembalikan dan pergeseran yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik. Pada umum dijumpai sifatnya rapat sehingga lapisan batubara sulit direkontruksi dan dikorelasikan. Sebaran lapisan batubaranya terbatas dan hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Gambar 1. Kondisi Geologi Endapan Batubara Tabel 1. Aspek Tektonik dan Sedimentasi Sebagai Parameter Dalam Pengelompokan Kompleksitas Geologi (SNI, 2011) Kondisi geologi Sederhana Moderat Kompleks Parameter Aspek Sedimentasi 1. Variasi ketebalan sedikit bervariasi bervariasi sangat bervariasi 2. Kesinambungan ribuan meter ratusan meter puluhan meter 3. Percabangan hampir tidak ada beberapa banyak Aspek Tektonik 1. Sesar hampir tidak ada jarang rapat 2. Lipatan hampir tidak terlipat terlipat sedang terlipat kuat 3. Intrusi tidak berpengaruh berpengaruh sangat berpengaruh 3. Kemiringan Landau sedang terjal Variasi Kualitas sedikit bervariasi bervariasi sangat bervariasi Secara umum pemodelan geologi adalah kegiatan eksplorasi bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi stratigrafi, struktur, litologi, dan sebagainya di bawah permukaan bumi, sehingga pemodelan geologi ini sangat erat kaitannya dengan ilmu geologi, seperti geologi struktur, geofisika, sedimentologi, dan sebagainya. Klasifikasi ini dikembangkan di Amerika oleh Bureau of Mines yang akhirnya dikenal dengan Klasifikasi menurut ASTM (America Society for Testing and Material). Klasifikasi ini berdasarkan rank dari batubara itu atau berdasarkan derajat metamorphism atau perubahan selama proses coalifikasi (mulai dari lignite hingga antrasit). Untuk menentukan rank batubara diperlukan data fixed carbon (dmmf), volatile matter (dmmf) dan nilai kalor dalam Btu/lb dengan basis mmmf (moist, mmf). Rumus untuk Merubah basis adb menjadi basis dmmf, yaitu : Volume 2, No.2, Tahun 2016

Pemodelan Geologi Endapan Batubara 663 {(FC - 0,15 x S) x 100} FC (dmmf) = {100 - (M + 1,08 x A + 0,55 x S)} VM (dmmf) = 100 - FC (dmmf) {(BTU - 50 x S) x 100} FC (dmmf) = {100 - (M + 1,08 x A + 0,55 x S)} Keterangan : FC = Fixed Carbon (Karbon Tertambat) % (adb) VM = Volatile Matter (Zat Terbang) % (adb) M = Moisture (Kadar Lengas) % (adb) A = Ash (Abu) % (adb) S = Sulphur (Sulpur) % (adb) BTU = British Termal Unit; per pound = 1,8185 x CV (adb) Tabel 2. Konversi Nilai Kalori Btu/lb Kkal/kg MJ/kg Btu/lb 1 0,5555 0,002326 Kkal/kg 1,8 1 0,004187 MJ/kg 429,923 238,846 1 Dasar klasifikasi sumberdaya batubara merupakan pengelompokan yang didasarkan atas keyakinan geologi. Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi. Tabel 3. Jarak Titik Informasi Menurut Kondisi Geologi (SNI,2011) KONDISI GEOLOGI KRITERIA SUMBERDAYA Tereka terunjuk terukur SEDERHANA Jarak titik 1000 < X 1500 500 < X 1000 X 500 informasi (m) MODERAT Jarak titik 500 < X 1000 250 < X 500 X 250 informasi (m) KOMPLEKS Jarak titik 200 < X 400 100 < X 200 X 100 informasi (m) Klasifikasi sumberdaya batubara merupakan pengelompokan yang didasarkan atas keyakinan geologi. Sumberdaya Tereka : Bagian dari total estimasi sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya hanya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Titik informasi yang mungkin didukung oleh data pendukung tidak cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya. Sumberdaya Tertunjuk : Bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang masuk akal, didasarkan pada informasi yang didapatkan dari titik titik pengamatan yang mungkin didukung oleh data pendukung. Titik informasi yang ada cukup untuk menginterpretasikan kemenerusan lapisan batubara, tetapi tidak cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya. Sumberdaya Terukur : Bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya dapat diperkirakan dengan tingkat, didasarkan pada informasi yang didapat dari titik-titik pengamatan yang diperkuat dengan data - data pendukung. Titik-titik pengamatan jaraknya cukup berdekatan untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan atau kualitasnya. TeknikPertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

664 Andi Setiawan, et al. Etimasi galian dengan metode blok dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Pembatasan blok dengan interpolasi (kontur dalam), Pembatasan blok dengan ekstrapolasi (kontur luar), Penghitungan luas setiap blok. Penghitungan ketebalan rata-rata dari titik-titik pengamatan, dapat dihitung dengan rumus : Dimana : tr = Ketebalan rata-rata, t1, t2, t3 = Ketebalan di setiap titik (ujung segitiga), n = Jumlah titik pengamatan. Penghitungan volume setiap blok segitiga, dapat dihitung dengan rumus : V = L x tr Dimana : V = Volume setiap blok segitiga, L = Luas setiap segitiga. Penghitungan tonase, dapat dihitung dengan rumus : Dimana : T = Tonase, V = Volume setiap blok segitiga, = Berat jenis rata - rata (dari tiga titik). dr C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Model Geologi Secara Lateral t r = (t 1+ t 2 + t 3 ) n T = V x dr Hasil rekonstruksi terdapat dua garis sesar yang terdapat di daerah penelitian. Sesar yang terdapat di daerah penelitian merupakan sesar turun. Hal ini diperkuat dengan data dari hasil pemboran yang menyatakan bahwa sesar di daerah penelitian merupakan sesar turun. Penentuan seam batubara berikan berdasarkan dari hasil interpretasi kedudukan batubara, data litologi pemboran dan tebal lapisan. Korelasi batubara dilakukan berdasarkan hasil pemboran. Pengkorelasian dilakukan dengan cara menghubungkan hasil dari beberapa titik bor, kemudian mempertimbangkan kemiringan dan litologi lapisan atap (roof) dan lapisan bawah (floor) batubara. Kontur struktur direkontruksi dari hasil korelasi titik bor dengan data cropline, dimana hasil korelasi titik bor menghasilkan sejauh mana kemenerusan batubara kearah vertikal dan cropline menghasilkan sebaran batubara kearah horizontal atau dipermukaan.penyebaran lapisan batubara pada setiap seam mempunyai penyebaran yang beragam, mulai yang mempunyai penyebaran merata sampai yang terputus atau tidak merata. Volume 2, No.2, Tahun 2016

Pemodelan Geologi Endapan Batubara 665 Model Geologi SecaraVertikal Penampang yang disusun ini adalah hasil dari kombinasi antara cropline batubara dengan data pemboran (log bor). Dengan cara interpolasi antar data seam pada setiap titik bor yang berdekatan dan juga model kontur struktur yang telah di modelkan. Penampang melintang dibuat agar dapat mengetahui kondisi bawah permukaan lapisan batubara. Litologi batubara dibuat berdasarkan korelasi dari data pengeboran yang dikerjakan secara komputerisasi. Dari penampang pula akan di interpolasi dan di interpretasikan terhadap topografi sehingga akan menghasilkan model geologi lapisan batubara. Gambar 2. Contoh Model Secara Lateral Pada Seam A Gambar 3. Contoh Model SecaraVertikal TeknikPertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

666 Andi Setiawan, et al. Kualitas Batubara Jumlah perconto yang dianalisis sebanyak 71 data dari masing masing titik bor dan setiap seam nya diuji di Laboratorium di PT. Geoservice. Data kualitas batubara didapat dari analisis proksimat batubara. Pada setiap titik bor mempunyai hasil yang bervasiasi pada lapisan seam yang sama hanya saja selisihnya tidak terlalu mencolok. Dari nilai kalori yang didapat, rank batu bara termasuk dalam kelas Bituminus nilai kalorinya 12.727,11 BTU/lb atau 7.069,91 Kcal/Kg (dmmf). Volume 2, No.2, Tahun 2016 Tabel 4. Hasil Kualitas Batubara Fixed Volatile Calorific Value Carbon Matter (%) dmmf (%) dmmf (BTU/lb) dmmf (Kcal/Kg) dmmf Min 46,44 46,20 12.331,83 6.850,33 Max 53,80 53,56 13.558,43 7.531,71 Rata - rata 49,83 50,17 12.727,11 7.069,91 Perhitungan Sumberdaya Perhitungan sumberdaya batubara dilakukan dengan menggunakan metoda blok. Metode ini digunakan karena daerah penelitian termasuk ke dalam kondisi geologi moderat yang telah dilakukan pengkajian berdasarkan aspek tektonik dan sedimentasi sebagai parameter dalam pengelompokkan kompleksitas geologi. Perhitungan untuk luasan pada daerah penelitian dibatasi dengan garis sesar. Perhitungan sumberdaya dibagi menjadi 3 blok dengan tujuan untuk memudahkan perhitungan. Luasan perhitungan sumberdaya pada masing masing blok dibatasi hingga kedalaman -150 m dpl. Tabel 5. Data Hasil Perhitungan Sumberdaya Batubara Seam Luas (m2) Tebal Sumberdaya (ton) Density Rata-rata Blok 1 Blok 2 Blok 3 (ton/m3) (m) Blok 1 Blok 2 Blok 3 A 1.195.000 408.800 390.000 4,41 1,3 6.850.935,00 2.343.650,40 2.235.870,00 A2 638.500 125.800 242.000 1,45 1,3 1.203.572,50 237.133,00 456.170,00 B 1.264.000 382.600 375.600 4,35 1,3 7.147.920,00 2.163.603,00 2.124.018,00 B1 466.600 368.900 377.900 1,02 1,3 618.711,60 489.161,40 501.095,40 C 1.014.000 218.600 84.200 1,18 1,3 1.555.476,00 335.332,40 129.162,80 D 833.700 74.250 33.250 1,47 1,3 1.593.200,70 141.891,75 63.540,75 D1 682.200 46.910 12.740 1,52 1,3 1.348.027,20 92.694,16 25.174,24 N 639.700 546.400 262.900 7,33 1,3 6.095.701,30 5.206.645,60 2.505.174,10 N1 562.100 111.200 196.100 1,25 1,3 913.412,50 180.700,00 318.662,50 O 527.500 648.200 226.700 3,52 1,3 2.413.840,00 2.966.163,20 1.037.379,20 P 449.700 679.200 175.900 1,82 1,3 1.063.990,20 1.606.987,20 416.179,40 Q 307.800 488.600 156.800 1,54 1,3 616.215,60 978.177,20 313.913,60 R 64.600 551.900 142.200 1,12 1,3 94.057,60 803.566,40 207.043,20 Total Sumberdaya 31.515.060.20 17.545.705,71 10.333.383,19 D. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pemodelan yang dilakukan di daerah penelitian memiliki 21 seam yang pada umunya mempunyai kemiringan yang landai, ketebalan rata rata 0,56 hingga 7,33 m. Semua lapisan batubara ini memiliki ketebalan yang relatif bervariasi. Hasil dari pemodelan secara lateral pola penyebarannya beragam, mulai dari yang merata sampai yang terputus. Penyebaran lapisan batubara yang

Pemodelan Geologi Endapan Batubara 667 kemenerusannya terputus atau hilang dapat diindikasikan bahwa daerah tersebut mengalami erosi. 2. Hasil pemodelan secara vertikal dapat terlihat bentuk dan arah sebaran batubara serta struktur sesar yang berada dilokasi penelitian. Sesar yang berada di lokasi penelitian merupakan sesar turun. Kondisi geologi batubara pada daerah penelitian termasuk dalam kelompok geologi moderat. 3. Dari hasil perhitungan didapat nilai karbon tertambat (Fixed Carbon) mempunyai nilai minimal 46,44 % (dmmf) dan nilai maksimal 53,80 % (dmmf) dengan nilai rata rata 49,83 % (dmmf). Nilai zat terbang (Volatile Matter) mempunyai nilai minimal 46,20 % (dmmf) dan nilai maksimal 53,56 % (dmmf) dengan nilai rata rata 50,17 % (dmmf). Nilai kalori batubara (Calorific Value) mempunyai nilai minimal 12.331,83 BTU/lb atau 6.850,33 Kcal/Kg (dmmf) dan nilai maksimal 13.558,43 BTU/lb atau 7.531,71 Kcal/Kg (dmmf) dengan nilai rata rata 12.727,11 BTU/lb atau 7.069,91 Kcal/Kg (dmmf). Dari nilai kalori yang didapat, rank batubara termasuk dalam kelas Bituminus nilai kalorinya 12.727,11 BTU/lb atau 7.069,91 Kcal/Kg (dmmf). 4. Dari hasil estimasi sumberdaya batubara pada blok 1 merupakan klasifikasi sumberdaya terukur dengan estimasi sumberdaya 31.909.581,08 ton. Pada blok 2 merupakan klasifikasi sumberdaya tertunjuk dengan estimasi sumberdaya 17.545.705,71 ton. Pada blok 3 merupakan klasifikasi sumberdaya tertunjuk dengan estimasi sumberdaya 10.333.383,19 ton. Perhitungan menggunakan metode blok dengan jarak antar titik bor 150 sampai 470 m dan batasan kedalaman perhitungan sampai -150 m dpl. Hasil total estimasi sumberdaya sebesar 59.394.149,10 ton dan overburden sebesar 498.703.532,32 m3. E. Saran Saran yang dapat dikembangkan dari laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis pemodelan geologi dan mempertimbangkan dari hasil estimasi sumberdaya disarankan untuk memperapat kembali titik informasi pada blok 2, blok 3 dan di luar batasan wilayah penelitian (Masih di wilayah lokasi IUP) untuk memperkuat tingkat keyakinan geologi seperti titik informasi pada blok 1. 2. Dilakukan kajian kelayakan tambang untuk menimbang faktor ekonomis dan kelayakan tambang. Daftar Pustaka Anonim, 1996.Sandi Stratigrafi Indonesia. Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Jakarta. Dirga, Juli 2012. Metode dan Perhitungan Endapan Batubara. http://www.dirgamining.blogspot.co.id. Muchjidin, 2006, Pengendalian Mutu dalam Industri Batu Bara. Institut Teknologi Bandung, Bandung Anonim, Standar Nasional Indonesia 5014, 1998. Klasifikasi dan Cadangan Batubara. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Anonim, Standar Nasional Indonesia 5015, 2011. Pedoman Pelaporan, Sumberdaya, dan Cadangan Batubara. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Syafrizal, 2000. Konstruksi Model Perhitungan Sumberdaya Batubara. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Fakh, Fairuz. Geologi dan Endapan Batubara. http://digilib.itb.ac.id. TeknikPertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016