BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari maupun dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE PERMAINAN DENGAN BERBANTUAN TANGRAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap satuan pendidikan diharapkan membuat Kurikulum Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nining Priyani Gailea, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan profesional, serta memiliki kompetensi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan. mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan membahas tentang: (A) konteks penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan yang baik dicerminkan oleh lulusan yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak sampai dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini kita hidup pada abad 21 dimana segala tantangan zaman semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemahaman siswa

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. usaha itu ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intan Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang sangat pesat. Para ahli psikologi pendidikan. yang telah melalui bermacam penelitiannya. Para ahli pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan perkembangan mutu pendidikan yang baik, haruslah ditunjang

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SD sampai dengan SMP. SD merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia. Keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hana Riana Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

Oleh : Wiwik Suharti NIM : S BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara tidak langsung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menuntut matematika untuk ikut berkembang, seperti diketahui bahwa ilmu ini telah diperkenalkan kepada siswa pendidikan usia dini sehingga penerapannya dalam kehidupan siswa di masa yang akan datang. Seperti dikemukakan oleh Cookroff (dalam Abdulrahman, 2003 : 253) bahwa: Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Faktor utama penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah kondisi pengajar itu sendiri yaitu kualitasnya tidak layak atau tingkat pendidikan yang dimilikinya belum memenuhi standard yang dibutuhkan sesuai dengan satuan pendidikan tempat bertugas dan tidak sesuai bidang keahliannya. Tantangan yang terkait dengan mutu pendidikan termasuk tantangan pribadi, maupun ketrampilan pendidik dalam melaksanakan tugasnya. Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh 1

2 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Panduan penyusunan KTSP terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama berupa Panduan Umum dan bagian kedua Model KTSP. Panduan umum memuat pedoman dan rambu-rambu yang perlu diacu, dijabarkan dari berbagai ketentuan-ketentuan tentang kurikulum yang terdapat dalam UU No. 22 tahun 2003 dan PP No. 19 tahun 2005, serta aturan pada umumnya yang berlaku dalam mengembangkan kurikulum. Panduan Umum diterbitkan terpisah dari model KTSP. Satuan Pendidikan yang telah melakukan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh diperkirakan mampu secara mandiri mengembangkan kurikulumnya berdasarkan SKL, SI dan Panduan Umum. Bagian kedua Panduan Penyusunan KTSP terdiri dari atas contoh atau model KTSP sebagai hasil pengembangan SKL dan SI dengan menggunakan Panduan Umum. Sebagai contoh hendaknya tidak secara utuh digunakan oleh satuan Pendidikan, namun dapat dimanfaatkan sebagai referensi. Satuan pendidikan perlu memperhatikan kepentingan dan kekhasan daerah, sekolah dan peserta didik dalam mengembangkan KTSP. Untuk itu dapat menggunakan model KTSP sebagai referensi dengan melakukan perubahan dan penyesuaian yang diperlukan. Model KTSP terlampir berupa model silabus setiap mata pelajaran, ditujukan terutama bagi satuan pendidikan yang saat ini belum mampu mengembangkan kurikulum secara mandiri. Bagi satuan pendidikan ini, mempunyai waktu sampai dengan tiga tahun untuk mengembangkan kurikulumnya, yaitu selambat-lambatnya pada Tahun Pembelajaran 2009/2010. Akan tetapi belakangan ini banyak muncul berbagai masalah tentang mutu pendidikan di Indonesia, termasuk penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

3 (KTSP) khususnya bidang studi matematika. Banyak ahli yang mencoba mengungkapkan beberapa penyebabnya, antara lain: Marpaung (2001:1) mengemukakan bahwa: Di Indonesia sejak empat tahun terakhir ini menunjukkan dengan jelas betapa memprihatinkannya dunia pendidikan, khususnya pendidikan matematika. Karnasih (2001:1) juga menambah bahwa: permasalahan yang muncul dewasa ini adalah rendahya kemampuan matematika siswa, banyak kegagalan di matematika sekolah dasar dan madrasah karena disebabkan penggunaan pendekatan tradisional yang tidak cocok dengan cara kebanyakan siswa belajar. Peningkatan kualitas pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih ditingkatkan untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam era globalisasi. Disiplin ilmu yang dipelajari harus memiliki materi yang cocok, menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman, dan dalam penyampaiannya hendaknya meggunakan strategi pembelajaran yang tepat serta menggunakan metode dan media yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran sehingga dapat menumbuhkembangkan kreativitas dan keterampilan siswa untuk memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan nyata. Pembelajaran yang baik akan menjadi indikator keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mencapai harapan ini perencana pendidikan khususnya guru harus mampu menciptakan sebuah sistem pembelajaran yang baik dengan merajuk pada tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan pada suatu lembaga pendidikan. Sistem pembelajaran yang diciptakan bukan hanya sebagai konsep namun yang terpenting adalah bagaimana mengimplementasikan konsep itu secara nyata.

4 Guru merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal. Tugas guru adalah menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik melalui interaksi komunikasi dan strategi instruksional yang digunakan. Keberhasilan guru menyampaikan materi pembelajaran sangat tergantung kepada kelancaran interaksi komunikasi dengan anak didiknya. Jika proses interaksi komunikasi yang terjadi dalam proses pembelajaran tidak baik mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak dapat diterima secara baik oleh peserta didik, maka tujuan pembelajaran tidak tercapai. Untuk keberhasilan sebuah interaksi komunikasi dalam pembelajaran maka dibutuhkan kemampuan guru untuk menciptakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Proses pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dijiwai oleh Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai ilmu dasar atau Basic Science. Oleh karena itu dalam upaya mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan alih teknologi dari negara-negara maju sebaiknya ditingkatkan penguasaan berbagai ilmu dasar, khususnya Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi. Upaya peningkatan pendidikan dan pembelajaran matematika sebagai ilmuilmu dasar perlu ditangani dengan sungguh-sungguh pada masa sekarang ini. Untuk mencapai pemahaman siswa dalam matematika bukanlah hal yang mudah. Walaupun usaha perbaikan pendidikan matematika dilakukan terus menerus, seperti penambahan jam belajar, pengadaan buku panduan dan pemanfaatan media dalam mengajar namun masih saja terdapat hambatan serta kekurangan maupun kegagalan. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan matematika belum sesuai dengan yang diharapkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Karnasih (2001:2) bahwa:

5 nilai rata-rata matematika siswa disekolah sangat rendah dan masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai mata pelajaran yang lain, masih banyak siswa memiliki sikap yang tidak positip terhadap matematika. Motivasi belajar siswa masih rendah. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa rendahnya prestasi belajar matematika yang diperoleh siswa di SMP disebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika maupun penyelesaian soal matematika serta rendahnya motivasi yang disebabkan sikap positip siswa pada pelajaran matematika. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar telah berkembang amat pesat, baik dari segi pengembangan materi maupun penggunaannya. Perkembangan ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang membutuhkan penggunaan matematika. Perkembangan IPTEK juga telah memacu perkembangan matematika itu sendiri. Kemampuan guru dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat sangat berpeluang bagi terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, sehingga kegiatan pembelajaran (instructional activities) dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kemampuan guru dalam memfasilitasi peserta didik merupakan nilai tambah bagi siswa untuk dapat meraih hasil belajar sesuai yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran merupakan suatu komponen yang sangat menentukan untuk terciptanya kondisi yang efisien selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Sebaik apapun desain pelaksanaan pembelajaran dibuat, sangat kecil peluangnya akan dapat berhasil secara optimal untuk mewujudkan pencapaian kompetensi yang diharapkan, apabila tidak didukung oleh pemilihan strategi pembelajaran sekaligus penggunaan metode tepat. Penerapan suatu strategi pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran tidak selalu menjamin peserta didik dapat berhasil dalam belajar, hal ini disebabkan masih banyak faktor-faktor lain yang turut

6 mempengaruhi hasil belajar siswa misalnya materi pelajaran, kenyamanan siswa, suasana belajar. Suasana menyenangkan dalam pembelajaran lebih mengarah kepada metode apa yang digunakan guru dalam mengajar, siswa akan sangat terfokus perhatiannya bila guru menerapkan metode pengajaran yang dapat menarik perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Oleh karenanya guru perlu mengetahui berbagai metode pengajaran dan dapat dipilih untuk dilaksanakan dalam pembelajarannya. Salah satu contoh rendahnya prestasi belajar metematika siswa di sekolah dasar dapat di lihat dari nilai harian, nilai pekerjaan rumah dan ulangan umum SMP Eka Prasetya Medan pada Tahun Pembelajaran 2010/2011 masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 1.1. Tabel Nilai Siswa Kelas VII semester 2 Tahun Pembelajaran 2010/2011 No Nilai Jumlah Siswa 1 0-10 - 2 11-20 - 3 21-30 - 4 31-40 - 5 41-50 26 6 51-60 8 7 61-70 - 8 71-80 6 9 81-90 - 10 91-100 - (Sumber: Tata Usaha SMP Eka Prasetya Medan). Kreatifitas dan kemandirian dalam belajar sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran. Untuk itu pengajar mesti menyiapkan media dan manual agar pembelajaran tidak terpusat pada pengajar melainkan berpusat pada pembelajar.

7 Pembelajaran yang didominasi oleh pengajar akan cenderung untuk menyikapi pembelajar tanpa menumbuhkan motivasi. Media dengan menggunakan Tangram dirancang untuk dapat meningkatkan kreatifitas pembelajar untuk mengembangkan konsep-konsep yang diuraikan. Manual mesti disusun dengan singkat dan padat. Manual pun harus menarik agar pembelajar cenderung untuk mempelajarinya. Penggunaan media dengan menggunakan Tangram, dapat menghitung: luas segitiga, belah ketupat, jajaran genjang. Dengan penggunaan media Tangram, materi yang diuraikan pada praktik menjadi lebih mudah. Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, diajukan beberapa tindakan untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran dalam menghitung suatu luas, tindakan yang dilakukan tersebut diantaranya adalah dengan menggunakan media tangram. Media tangram dapat mengembangkan motivasi pembelajar sedikit demi sedikit melalui proses-proses pengembangannya. Para ahli berpendapat bahwa tangram bermanfaat bagi anak-anak dalam berbagai hal, diantaranya Bohning and Althouse 1997; Krieger 1991; National Council of Teacher s Mathematic 2003 : - Mengembangkan rasa suka terhadap geometri - Mampu membedakan berbagai bentuk - Mengembangkan perasaan intuitif terhadap bentuk bentuk dan relasi geometri - Mengembangkan kemampuan rotasi misalnya memutar, menggeser, membalik. Bila wacana itu berkenaan dengan manual dalam penggunaan media tangram memungkinkan pembelajar dapat memahami manual dan mengaplikasikannya berupa eksplorasi tangram.

8 Memperhatikan uraian tersebut, maka upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika perlu dilakukan suatu penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sehingga didapatkan media pembelajaran yang sesuai yang dapat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika di kelas VII Sekolah Menengah Pertama Eka Prasetya Medan. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas, beberapa permasalahan dalam pembelajaran bangun datar di sekolah khususnya sekolah menengah pertama. 1) Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Eka Presetya Medan pada mata pelajaran matematika melalui penerapan metode permainan dengan menggunakan media tangram. 2) Bagaimana mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Eka Presetya Medan pada mata pelajaran matematika melalui penerapan metode permainan dengan menggunakan media tangram. 3) Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Guru kelas VII Sekolah Menengah Pertama Eka Presetya Medan pada mata pelajaran matematika dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika? 1.3 Batasan Masalah Batasan malahan dalam penelitian adalah: 1) Peningkatan hasil belajar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Eka Presetya Medan pada mata pelajaran Matematika melalui penerapan metode permainan dengan menggunakan media tangram

9 2) Media tangram yang dipergunakan adalah dalam bentuk berpetak, yaitu: lembaran petunjuk untuk menggunakan tangram dan mengaplikasikan perhitungan bangun datar seperti: menghitung luas bujur sangkar, persegi panjang, segitiga, belah ketupat, layang layang, jajaran genjang, dan trapesium. 1.4 Rumusan Masalah Dari batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah penerapan metode permainan dengan menggunakan media tangram dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Eka Presetya Medan pada mata pelajaran Matematika? 2) Apakah penerapan dengan menggunakan media tangram dalam bentuk berpetak dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Eka Presetya Medan pada mata pelajaran Matematika? 1.5 Tujuan Peneltian Tujuan Penelitian ini secara keseluruhan adalah: 1) Untuk memperoleh suatu gambaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Eka Presetya Medan pada mata pelajaran Matematika melalui penerapan metode permainan dengan menggunakan media tangram 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang akan dilaksanakan nantinya, diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

10 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Diharapkan dapat menjadi acuan untuk peningkatan mutu pendidikan, serta mampu mendiagnosa problem yang terjadi dalam dunia pendidikan, sehingga pada pelaksanaannya tidak bersifat teoritis saja melainkan bagaimana pelaksanaan di Sekolah. 2. Bagi Lembaga - Untuk memberikan gambaran tentang melalui penerapan metode permainan dengan menggunakan media tangram - Diharapkan sebagai ikhtisar pengetahuan bagi semua pihak yang berkorelasi dengan dunia pendidikan khususnya dan dapat dijadikan sebagai masukan bagi sekolah pada umumnya serta bagi para guru yang mengajar pada mata pelajaran Matematika agar dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa - Sebagai bahan masukan bagi guru-guru Sekolah Menengah Pertama dalam mencari altematif pendekatan pembelajaran untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses belajar mengajar. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memotivasi guru dalam memodifikasi kebiasaan mengajarnya - Sebagai bahan masukan bagi guru-guru Sekolah Menengah Pertama dalam merencanakan pembelajaran Matematika - Sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas lulusan. 3. Bagi Peneliti Untuk memperkaya khasanah pemikiran dan memperluas wawasan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam meningkatkan keterampilan berpikir siswa dan hasil belajar siswa, serta dapat dijadikan pijakan sebagai calon sarjana yang dituntut siap terjun dalam dunia pendidikan.