BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB III METODE PENELITIAN

Konsep-Konsep Periklanan

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Giat Riyadi B

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

LAMPIRAN. Correlations. a1 a2 a3 a4 a5 kognitif a1 Pearson Correlation ** ** Sig. (2-tailed)

BAB I. Pendahuluan. Dikutip dari Kasali (1992), menurut Crompton dan lamb yang disebut Public

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disusun oleh : Aryo Sudiantoro. Pembimbing : Drs. H. Sutopo, M.S.

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi Pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan

Tujuan dan Akibat Komunikasi. Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan lama tanpa didukung oleh bauran komunikasi pemasaran semisal

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 1.1. Komunikasi Massa

2. Iklan Taktis Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan hakikat manusia pada dasarnya untuk memperoleh suatu

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum PT Maluku Televisi Indonesia (Molluca TV)

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB I PENDAHULUAN. menarik dan menjaga loyalitas konsumen, salah satunya melalui iklan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling

BAB I PENDAHULUAN. mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, terjadi perubahan perubahan yang begitu cepat

BAB II KERANGKA TEORI DAN FOCUS OF INTEREST. Definisi komunikasi menurut beberapa ahli : memahami dan mengerti (Rogers & O. Lawrence Kincaid).

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

BAB II LANDASAN TEORI. ukuran iklan (air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full

BAB II STUDI PUSTAKA. Landasan teori merupakan bagian yang membahas uraian pemecahan

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik. Pertemuan 11-12

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II KERANGKA TEORI. menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003). Periklanan

menjanjikan dan melibatkan media massa, baik itu media lini atas (above the line)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan kegiatan iklan. Iklan bertujuan untuk mengenalkan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam Menarik Minat Pelanggan, maka penulis menggunakan teori dan konsepkonsep

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah proses komunikasi, yang disampaikan oleh Laswell dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB I PENDAHULUAN. unsur penting dalam kegiatan pemasaran. Pesan yang disampaikan lewat iklan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Iklan merupakan salah satu media komunikasi pemasaran yang kerap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama dalam penyampaian informasi. mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion) atau prilaku (behavior).

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

Komunikator menyampaikan pesan. jalur komunikasi. kepada komunikan menggunakan. dan media. tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang dipakai perusahaan dengan tujuan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemberitahuan. Iklan merupakan segala bentuk pesan suatu produk. maupun jasa yang disampaikan menggunakan media yang ditujukan

Iklan adalah suatu pesan komersial yang disampaikan lewat media kepada khalayak dengan tujuan memperoleh keuntungan

Muhammad Ghozali

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya di industri bisnis perbankan. Bank yang sekarang ini dianggap bank

KIP dan Perubahan Sikap

BAB I PENDAHULUAN. terbaru sampai kemudahan proses transaksi. Akhirnya teknologi berbasis online

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB II KAJIAN TEORITIS. mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan. enam alat promosi, yaitu periklanan, penjualan pribadi, promosi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dan calon konsumen, dan mereka menonjolkan image bahwa merek mereka

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

TANGGAPAN MASYARAKAT WAJIB PAJAK KELURAHAN PAKOWA TERHADAP IKLAN PAJAK YANG DI TAYANGKAN DI SIARAN TELEVISI TRANS

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN

BAB 2. Landasan Perancangan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan

KOMUNIKASI. Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yg diberitahukan itu menjadi milik bersama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar Dalam dunia pendidikan ilmu komunikasi dikenal dengan unsur komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell. Menurut ahli lainnya seperti Harold Lasswell (Effendy,2004:10) mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Lasswell di atas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur, yakni : a. Komunikator Dalam periklanan seseorang yang mempunyai kepentingan mengirimkan pesan disebut sebagai pengiklan. b. Pesan (message) Dalam kegiatan periklanan, pesan yang dimaksudkan adalah iklan yang disajikan baik media cetak maupun media elektronik. c. Media (channel, media) Dalam kegiatan periklanan, media dibedakan menjadi dua yakni media lini bawah (bellow the line) dan media lini atas (above the line) d. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) 12

Komunikan dalam kegiatan perikalanan disebut sebagai sasaran khalayak atau targer audience. e. Efek (effect, impact, influence) Efek dalam komunikasi terbagi atas 3 yaitu : 1. Efek Kognitif : Efek yang berhubungan dengan pengetahuan dari penerima pesan. 2. Efek Afektif : Efek yang diterima oleh penerima pesan berhubungan dengan apa yang dirasakan oleh penerima pesan. 3. Efek Konatif/Psikomotor : Efek yang mengharapkan tergeraknya komunikan atau penerima pesan untuk melakukan sesuatu yang disarankan oleh komunikator dalam penyampaian pesannya. Dari ketiga komponen diatas, Jallaludin Rakhmat (2005:37) menjelaskan bahwa manusia merupakan makhluk sosial, dari proses sosial inilah manusia memperoleh beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku dan mengambil sebuah keputusan. Ketiga komponen efek yang dijelaskan sebelumnya juga di atas merupakan efek yang juga diharapkan dalam suatu kegaitan perikalanan saat target khalayak menerima pesan dari iklan yang disajikan. Dengan kasus yang penulis kajikan dalam penelitian ini, efek kognitif akan melihat sampai sejauh mana iklan layanan masyarakat melalui media televisi lokal di Kota Ambon mempunyai peranan dalam menyebarkan pesan-pesan perdamaian berupa iklan layanan masyarakat dalam bentuk himbauan dari berbagai kalangan Instansi Pemerintah daerha maupun tokok-tokoh agama. Sedangkan dalam efek afktif, yang ingin ditinjau adalah bagaimana iklan layanan masyarakat itu dapat diterima maupun dirasakan oleh masyarakat Kota Ambon khususnya, pasca konflik 11 September 2011. Dan bagaimana proses tindakan dari masyarakat dalam menerima Iklan 13

Layanan Masyarakat yang ditayangkan oleh satu-satunya media televisi lokal yang berada di Kota Ambon yakni Molluca TV. 2.2 Iklan Layanan Masyarakat Iklan Layanan Masyarakat adalah iklan yang bermanfaat untuk menggerakkan solidaritas masyarakat ketika mengahadapi suatu masalah sosial. Iklan tersebut menyajikan pesan-pesan sosial yang dimaksudkan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapai, yakni kondisi yang bisa mengancam keserasian dan kehidupan umum (Kasali, dalam Soehartami, 2006). Menurut David L. Rados (dalam Soehartami, 2006), Iklan Layanan Masyarakat adalah iklan yang mempromosikan kegiatan organisasi publik maupun organisasi non profit dimana iklan tersebut tidak dikenakan biaya. Iklan Layanan Masyarakat merupakan suatu pemberitahuan yang tidak dikenakan biaya dan untuk mempromosikan program, aktifitas, atau pelayanan dari negara, atau pemerintah lokal beserta program-program dan kegiatannya; atau pelayanan dari organisasi non profit dan pemberitahuan lainnya yang ditujukan sebagai pelayanan kepentingan komunitas atau masyarakat sekitar, tidak termasuk sinyalsinyal bunyi, pemberitahuan rutin tentang cuaca dan pemberitahuan promosi. Iklan layanan masyarakat (bahasa Inggris: Public Service Ad atau disingkat PSA) adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum. Iklan layanan masyarakat (ILM) dapat dikampanyekan oleh organisasi profit atau non profit dengan tujuan sosial ekonomis yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Dewan Periklanan di Amerika Serikat yang mensponsori Iklan Layanan Masyarakat (ILM), terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk menetapkan sebuah iklan sebagai iklan layanan masyarakat atau bukan, yaitu : 14

1. Tidak komersil (contoh: iklan pemakaian helm dalam berkendara) 2. Tidak bersifat keagamaan. 3. Tidak bersifat politis. 4. Berwawasan nasional 5. Diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat. 6. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima. 7. Dapat diiklankan. 8. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut memperoleh dukungan media lokal maupun nasional. Dari kriteria tersebut diatas, maka diberikan ciri-ciri Iklan Layanan Masyarakat (ILM) : 1. Tidak mengandung unsur komersial. 2. Tidak ada unsur produk. 3. Klien ILM adalah yayasan/organisasi sosial nonprofit. 4. Berupa didikan/anjuran tingkah laku tertentu (persuasi). 5. Kecenderungan memiliki target lebih luas daripada periklanan komersial. 2.3 Efektivitas Iklan Iklan yang efektif adalah iklan yang memikirkan dan memahami kebutuhan pelanggan, iklan yang mengkomunikasikan keuntungan-keuntungan yang spesifik, iklan yang menekankan pada tindakan spesifik yang harus diambil oleh konsumen. Iklan yang baik memahami bahwa orang-orang tidak membeli produk, tapi membeli keuntungan dari produk tersebut dan lebih dari itu iklan yang efektif adalah iklan yang mendapat perhatian dan diingat serta membuat orang-orang bertindak untuk melakukan pembelian (Schultz & Tenenbaum dalam Handoko, 2006). Shimp (2003) 15

menyatakan iklan disebut efektif bila mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan. Pada taraf minimun, iklan yang efektif memiliki beberapa komponen yakni efek kognitif, efek afektif dan efek psikomotorik atau konatif. Dalam ketiga komponen ini memliki kekuatan masing-masing yang dapat dikaji. Rakhmat (2005:37). Menurut Markenzie & Lutz (Dominanto, 2008), sikap terhadap iklan adalah predisposisi merespon dalam cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap rangsangan iklan tertentu pada saat penayangan suatu iklan. Respon kognitif adalah cara konsumen berpikir mengenai sebuah iklan, sedangkan sikap terhadap iklan (afektif) merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut. Assael sebagaimana dikutip Dominanto (2008) menjelaskan bahwa pemahaman adalah proses kognitif yang melibatkan interpretasi untuk mengetahui suatu konsep, peristiwa, objek, dan manusia dalam lingkungan Respon kognitif yang positif (support arguments and source bolstering) umumnya akan menghasilkan sikap positif konsumen terhadap iklan. Yang dimana, dalam respon tersebut diharapkan mampu membawa sisi positif bagi masyarakat Kota Ambon agar tidak terpancing atau terprovokasi dengan isu-isu yang tersebar. Begitupun sebaliknya, respon kognitif yang negatif (counterarguments and source derogation) umumnya menghasilkan sikap negatif. Karena aspek afektif yang dominan maka sikap terhadap iklan diukur dalam afektif penerima pesan yang menilai baik-tidak baik, suka-tidak suka, menariktidak menarik, kreatif-tidak kreatif, informatif-tidak informatif. 2.4 Kualitas Pesan Iklan Iklan yang baik biasanya difokuskan pada satu usulan penjualan inti, yang berisi hal-hal yang menarik dari merek yang diiklankan, menyatakan sesuatu yang eksklusif, berbeda dan tidak akan dijumpai di merek yang lain, serta dapat meyakinkan atau dibuktikan konsumen (Kotler, 2003). Takeuchi dan Nishio menyatakan bahwa kualitas iklan dapat dinilai melalui pesan-pesan yang informatif, 16

disampaikan secara familier, dan mampu memikat keterlibatan konsumen pada saat ditayangkan (Albari, 2007). Sedangkan menurut Durianto dan Liana (2004), memformulasikan pesan iklan harus memperhatikan apa yang akan dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya secara simbolis (format iklan), dan siapa seharusnya yang mengatakan (sumber pesan). Berdasarkan paparan teori diatas, penulis lebih menekankan pada kualitas pesan yang menjabarkan tentang informasi tingkat informatif, cara penyampaian, daya pikat terhadap konsumen/khalayak. Tiga cara yang tepat dalam penggambaran mengenai kualitas pesan yang akan penulis teliti, sehingga dapat menemukan titik terang bagaimana Iklan Layanan Masyarakat itu disuguhkan bagi para masyarakat Kota Ambon Pasca Konflik 11 September 2011. Diharapkan penuh dalam ketiga komponen ini mempunyai pola dan peranan tersendiri dalam menyebarkan pesanpesan yang bersifat positif. Pesan iklan dapat dianalogikan sama seperti pendorong, yaitu suatu kegiatan yang menunjukkan segala kebutuhan dari calon pembeli. Pesan iklan yang ideal menurut Kotler (1996) adalah pesan iklan harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan (action). Menurut Situmorang (2008), pesan iklan dapat dibuat berdasarkan : 1) Tingkat diinginkannya, iklan harus mengatakan suatu hal yang diinginkan atau menarik dari produk tersebut. 2) Keekslusifannya, iklan harus mengatakan mengapa produk tersebut ekslusif ataupun berbeda dengan merek lain yang ada di pasar. 3) Tingkat dipercayainya, dimana pesan iklan tersebut dapat dipercaya atau dibuktikan. Dalam merencanakan pesan yang baik, kata-kata iklan yang tepat akan membantu sebuah iklan untuk berkomunikasi secara jelas kepada pasar targetnya (Cannon dkk, 2009). Apa yang harus dikomunikasikan oleh iklan dengan katakatanya (copy trust) dan ilustrasinya sehingga pesan yang disampaikan akan mudah dipahami 17

dan menarik pemirsa. Komponen kreatif iklan terdiri dari bahasa iklan, gambar atau ilustrasi, dan tata letak. Bahasa iklan dapat disampaikan secara verbal (wording), sementara gambar atau ilustrasi sering diposisikan sebagai pendukung. Sementara itu Menon, Block dan Ramanathan menyatakan pengiklan perlu mendemonstrasikan isyarat pesannya, karena isyarat pesan yang diberikan mempengaruhi estimasi mereka pada risiko diri, meningkatkan pemrosesan pesan, sikap dan minat berperilaku (Albari, 2007). Menurut Takeuchi dan Nishio seperti yang dikutip Albari (2007), iklan yang mempunyai muatan kognisi dan affeksi positif mampu mencapai penetrasi yang sangat dalam. Kognisi positif menunjukkan perasaan konsumen pada iklan persuasif, sedangkan affeksi positif mengarah pada perasaan familier. Sementara Muehling dan Sprott berpendapat bahwa pengingatan nostalgia dalam periklanan mempengaruhi pola pikir konsumen selama penayangan iklan (Albari 2007). Proses berpikir muncul untuk mempengaruhi sikap terhadap iklan dan merek. Dengan demikian, pesan iklan yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada khalayak diharapkan akan dapat meningkatkan efektivitas iklan layanan masyarakat. 2.5. Pendekatan: Uses and Gratification Dalam Mengkaji Efektifitas dan Kualitas Iklan Layanan Masyarakat. Efektivitas dan kualitas pesan dalam sebuah iklan layanan masyarakat sangatlah berpengaruh penting antara satu dengan yang lainnya. Nilai pengaruhnya dari efektifitas itu berkaitan dengan iklan yang memikirkan dan memahami kebutuhan pelanggan, atau dengan kata lain, iklan yang mengkomunikasikan keuntungan-keuntungan yang spesifik dan juga iklan yang menekankan pada tindakan spesifik yang harus diambil oleh konsumen (Kotler, 2003). Untuk itu, iklan layanan masyarakat yang ditayangkan oleh stasiun televisi lokal Molluca TV di Kota Ambon mengenai peristiwa tentang konflik yang terjadi pada tanggal 11 September 2011 diharapkan dapat memberikan pesan-pesan perdamaian yang dapat membangun rasa 18

saling menghargai antar umat masyarakat khususnya di Kota Ambon dalam kehidupan bersama-sama layaknya pada zaman dahulu yang berpegang teguh dengan slogan satu gandong. Yang artinya walaupun berbeda keyakinan, namun tali persaudaraan tetap terjaga secara utuh. Sehingga melalui efektifitas iklan layanan masyarakat tersebut, pemerintah daerah terus memberikan himbauan-himbauan positif agar tidak terjadi perpecahan antar umat masyarakat. Kemudian dari sisi kualitas pesan dalam iklan layanan masyarakat adalah bagaimana iklan tersebut memberikan kontribusi positif dalam membangun paradigm yang sama dan tidak berbeda-beda dalam menjalani kehidupan yang rukun dan aman, sehingga konflik di Kota Ambon boleh berangsur baik dan tidak mengalami konflik yang dapat merusak kebersamaan warga Kota Ambon khususnya. Efektifitas dan kualitas iklan layanan masyarakat dikaji dengan menggunakan pendekatan Uses and Gratification yang dijelaskan oleh Rakhmat (2001), yaitu bahwa khalayak dianggap aktif menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut pendekatan Uses and Gratification, seseorang menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu. Motif-motif inilah dikaji dalam ketiga komponen yakni efek kognitif yang merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Komponen kognitif ini berisi tentang kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu yang dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial. Efek afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruhpengaruh yang mungkin mengubah sikap seseorang dalam berperilaku atau mengambil keputusan. Sedangkan efek psikomotorik atau konatif adalah aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang dan berisi kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara tertentu. Sehingga dalam ketiga komponen efek psikologi ini, peneliti dapat menemukan sampai sejauh mana efektifitas iklan layanan masyarakat itu dimaknai 19

dan disikapi oleh masyarakat Kota Ambon yang menonton iklan layanan masyarakat tersebut, yang didalamnya mengandung himbauan para petinggi daerah seperti Gubernur dan Walikota dan tokoh-tokoh agama. Untuk itu, dalam pengkajian dengan menggunakan pendekatan Uses and Gratification khalayak ditempatkan sebagai titik fokus atau pusat penelitian. McQuail dan Windahl (1993) menjelaskan bahwa yang paling penting dari teori gratifikasi penggunaan media adalah ide bahwa media menawarkan imbalan yang bisa diharapkan (dapat diprediksi) oleh anggota khalayak berdasarkan pengalaman mereka di masa lalu tentang media. Kedua sarjana ini juga melihat bahwa gagasan tersebut menyediakan cara untuk menjelaskan perilaku penggunaan media massa. 20