Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

dokumen-dokumen yang mirip
YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN JILU DI DESA DELING KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II PERKAWINAN DALAM ISLAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005 Tentang PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN ( IRAFAH)

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

PERAYAAN NATAL BERSAMA

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

ISLAM IS THE BEST CHOICE

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Bacaan Tahlil Lengkap

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

JABATAN PELAJARAN TERENGGANU SUMATIF 2 SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2013 PENDIDIKAN ISLAM

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

NIKAH MUT AH. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :

PENETAPAN PRODUK HALAL

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. Alamat : Jl. AES Nasution Gang Samudin Rt 11 Rw 02

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFI I TENTANG TATA CARA RUJUK SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PERATURAN MENTERI AGAMA NO.

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB DAN TENTANG STATUS WALI DALAM PERKAWINAN

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

PDF Create! 2 Trial.

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB V ANALISIS DATA. A. Analisis Data Terhadap Pendapat Ulama Muhammadiyah di Banjarmasin Tentang Hukum Kawin Hamil Karena Zina

P E N E T A P A N Nomor 20/Pdt.P/2013/PA Slk

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Sumairi Techan, Pekajangan Gang 8/3, Kedungwuni, Pekalongan, Jawa Tengah. Kasus :

SIAPAKAH MAHRAMMU? 1

NIKMAT DUNIA DAN AKHIRAT

BAB II TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM PROSES PERKAWINAN

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

Nilai-nilai Ramadhan dalam Membangun Karakter. Oleh Dr. KH. Tulus Musthofa, MA

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB I PENDAHULUAN. cikal bakal terbentuknya masyarakat luas. Keluarga adalah pemberi warna. masing-masing keluarga yang terdapat dalam masyarakat.

BAB V ANALISIS. 1. Pendapat ulama yang Melarang Keluar Rumah dan Berhias Bagi Wanita Karier.

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR DI DESA WARUJAYENG

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

<المصدر> ] لمتابعة رابط المشاركة. ikuti postingan asal keterangan ini. الا مام ناصر محمد اليماني Al-Imam Naser Mohammed Al-Yamani.

SABAR ITU MAHAL. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.

HOMOSEKS Dosa yang Lebih Besar Dari Zina

HUKUMAN MATI DALAM TINDAK PIDANA TERTENTU

Kaidah Fiqh SEMUA KERABAT HARAM DINIKAHI KECUALI EMPAT, SEDANGKAN SEMUA IPAR HALAL DINIKAHI KECUALI EMPAT. Publication: 1435 H_2014 M

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Keutamaan Bulan Ramadhan

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

Kaidah Fiqh. Perbedaan agama memutus hubungan saling mewarisi juga waii pernikahan. Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: PERBEDAAN AGAMA

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Transkripsi:

"kemal pasa", k_pasa03@yahoo.com Pertanyaan : Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu? Jawaban : Tidak ditemukan nash nash (Al Qur an dan As Sunnah yang shahih lagi maqbul) yang dapat dijadikan alasan tidak membolehkannya. Ada ayat ayat Al Qur an dan As Sunnah yang shahih lagi maqbul yang menerangkan perempuan peremupuan yang tidak boleh kawin dengan seorang laki laki (mahram), seperti yang diterangkan oleh ayat ayat Al Qur an, yaitu ayat ayat 3, 22, 23, dan 24 surat An Nisa`, ayat ayat 228, 230, 234, dan 235 surat Al Baqarah, ayat 3 surat An Nur, hadits dari Abu Hurairah, hadits dari Hamzah, dan sebagainya. Agar lebih jelas, pada uraian selanjutnya akan kami kutipkan nash nash yang relevan dengan pertanyaan di atas. Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa`: و لا ت ن ك ح وا م ا ن ك ح ا ب او ك م م ن الن س اء ا لا م ا ق د س ل ف ا ن ه ك ان ف اح ش ة و م ق ت ا و س اء س ب يلا ) 22 ( ح رم ت ع ل ي ك م ا مه ات ك م و ب ن ات ك م و ا خ و ات ك م و ع م ات ك م و خ الا ت ك م و ب ن ات ا لا خ و ب ن ات ا لا خ ت و ا م ه ات ك م اللا ت ي ا ر ض ع ن ك م و ا خ و ات ك م م ن الر ض اع ة و ا مه ات ن س اي ك م و ر ب اي ب ك م اللا ت ي ف ي ح ج ور ك م م ن ن س اي ك م ال لات ي د خ ل ت م ب ه ن ف ا ن ل م ت ك ون وا د خ ل ت م ب ه ن ف لا ج ن اح ع ل ي ك م و ح لا ي ل ا ب ن اي ك م ال ذ ين م ن ا ص لا ب ك م و ا ن ت ج م ع وا ب ي ن ا لا خ ت ي ن ا لا م ا ق د س ل ف ا ن االله ك ان غ ف ور ا ر ح يم ا ) 23 ( و ال م ح ص ن ات م ن الن س اء ا لا م ا م ل ك ت ا ي م ان ك م ك ت اب االله ع ل ي ك م و ا ح ل ل ك م م ا و ر اء ذ ل ك م ) 24 ( Artinya: Dan janganlah kamu kawini perempuan perempuan yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji, dibenci Allah dan seburuk buruk jalan yang ditempuh. Diharamkan atas kamu mengawini ibu ibumu, anak anakmu yang perempuan, saudara saudaramu yang perempuan, saudara saudara bapakmu yang perempuan, saudara saudara ibumu yang perempuan, anak anak perempuan dari saudaramu yang laki laki, anak anak perempuan dari saudaramu yang perempuan, ibu ibumu yang menyusukanmu, saudara perempuan sepesusuanmu, ibu ibu isterimu (mertua), anak anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan) maka tidak berdosa kamu mengawininya, (dan diharamkan bagimu) isteri isteri anak kandungmu (menantu) dan menghimpun (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang terjadi pada masa lampau, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dan (diharamkan bagimu mengawini) perempuan perempuan yang bersuami, kecuali budak budak yang kamu miliki. (Allah menetapkan hukum ini)

sebagai ketentuan Nya, dan dihalalkan bagimu selain yang demikian. (QS. An Nisa`:22,23,24) Jika hubungan mahram yang disebutkan pada ayat ayat di atas disusun secara sistematis, maka hubungan mahram itu dapat dibagi kepada dua macam, yaitu mahram yang termasuk tahrim mu abbad dan mahram yang termasuk tahrim muwaqqat. Tahrim mu abbad ialah halangan perkawinan seorang laki laki dengan seorang perempuan untuk selama lamanya. Sedang tahrim muwaqqat ialah halangan perkawinan seorang laki laki dengan seorang perempuan dalam waktu waktu tertentu saja. Bila keadaan yang menghalangi perkawinan antara keduanya hilang, pada saat itu mereka boleh melakukan perkawinan. Seperti seorang laki laki dengan istri orang lain. Selama perempuan itu terikat dengan suaminya (tidak bercerai), maka selama itu pula perempuan itu tidak boleh kawin dengan laki laki lain. Jika mereka telah bercerai dan habis iddahnya, perempuan itu boleh kawin dengan laki laki lain. Demikian seterusnya. Yang termasuk mahram yang tahrimnya mu abbad ialah: 1. Karena hubungan keturunan (lin nasab), sebagai tersebut pada ayat 23 surat An Nisa` di atas, yaitu: a. Ibu, ibu dari ibu, ibu dari bapak, dan seterusnya ke atas. b. Anak perempuan, cucu perempuan, dan seterusnya ke bawah. c. Saudara perempuan sekandung, seayah, dan seibu. d. Saudara ayah yang perempuan. e. Saudara ibu yang perempuan. f. Anak perempuan dari saudara laki laki. g. Anak perempuan dari saudara perempuan. 2. Karena susuan (lir radha ah), ialah: a. Ibu ibu yang menyusukan. b. Saudara perempuan sepesusuan. Sehubungan dengan hadits mengenai permintaan Hamzah (paman Nabi saw) agar Nabi saw mengawini putrinya, makanabi saw menjawab: ا ن ه ا لا ت ح ل ل ي ا ن ه ا اب ن ة ا خ ي م ن الر ض اع ة و ي ح ر م م ن الر ض اع ة م ا ي ح ر م م ن الن س ب ) رواه البخاري و مسلم ( Sesungguhnya perempuan itu (putri Hamzah) saudaraku sepesusuan, haram karena sepesusuan adalah apa yang haram karena nasab (HR. Bukhari dan Muslim), maka para ulama berbeda pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa yang haram karena susuan itu hanyalah dua macam saja, yaitu ibu yang menyusukan dan dan saudara perempuan sepesusuan. Mereka beralasan dengan firman Allah SWT yang terdapat pada ayat 24 surat An Nisa`, yang artinya: dan dihalalkan bagimu selain yang demikian (yang tersebut pada ayat 22, 23, 24 surat An Nisa` di atas). Pendapat kedua menyatakan bahwa hadits Hamzah adalah hadits shahih, karena itu dapat menjelaskan dan menambah keterangan yang telah diterangkan oleh Al Qur an. Kata maa yahrumu minan nasab (apa yang haram karena nasab) harus dihubungkan dengan tujuh macam yang haram karena nasab yang disebutkan di atas, sehingga yang termasuk yang haram karena susuan menjadi: a. Bekas istri istri dari suami ibu yang menyusukan. b. Anak anak perempuandari suami ibu yang menyusukan. c. Saudara saudara perempuan sepesusuan. d. Saudara saudara perempuan dari suami dari ibu yang menyusukan.

e. Saudara saudara perempuan dari ibu yang menyusukan. f. Anak anak perempuan dari saudara laki laki sepesusuan. g. Anak anak perempuan dari saudara perempuan sepesusuan. 3. Karena perkawinan (lil mushaharah), yaitu: a. Bekas istri (janda) ayah (baca ayat 22 surat An Nisa` di atas). b. Ibu ibu dari istrimu (mertua) (baca ayat 23 surat An Nisa` di atas). c. Bekas istri (janda) dari anak kandungmu (baca ayat 23 surat An Nisa` di atas). d. Anak anak perempau dari istrimu (anak tiri) dari istri yang telah dicampuri (baca ayat 23 surat An Nisa` di atas). Yang termasuk mahram yang tahrimnya muwaqqat ialah: 1. Istri orang lain (al muhshanaat), sebagai tersebut pada ayat 24 surat An Nisa`. 2. Mengumpulkan sebagai istri (memadu): a. Dua orang atau lebih wanita yang bersaudara (wa an tajma uu bainal ukhtain) b. Mengumpulkan sebagai istri seorang perempuan dengan saudara ayahnya yang perempuan dan seorang perempuan dengan saudara ibunya yang perempuan, berdasarkan hadits: ع ن ا ب ي ه ر ي ر ة ن ه ى ال نب ي ص لى االله ع ل ي ه و س ل م ا ن ي ج م ع ب ي ن ال م ر ا ة و ع مت ه ا و ب ي ن ال م ر ا ة و خ ال ت ه ا ) رواه البخاري و مسلم ( Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi saw melarang (laki laki) mengumpulkan (sebagai istri) seorang perempuan dengan saudara perempuan bapaknya dan seorang perempuan dengan saudara perempuan ibunya. (HR. Bukhari dan Muslim) 3. Seorang laki laki yang telah mempunyai istri empat orang, maka semua perempuan menjadi mahramnya. Allah SWT berfirman: و ا ن خ ف ت م ا لا ت ق س ط وا ف ي ال ي ت ام ى ف ان ك ح وا م ا ط اب ل ك م م ن الن س اء م ث ن ى و ث لا ث و ر ب اع ف ا ن خ ف ت م ا لا ت ع د ل وا ف و اح د ة ا و م ا م ل ك ت ا ي م ان ك م ذ ل ك ا د ن ى ا لا ت ع ول وا ) النساء : 3 ( Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah perempuan perempuan lain yang kamu sukai: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja atau budak budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS. An Nisa`:3) 4. Seorang laki laki telah mentalak istrinya tiga kali, sejak itu bekas istrinya itu menjadi mahramnya, kecuali bila bekas istrinya itu telah kawin dengan laki laki lain kemudian bercerai dan habis iddahnya. Allah SWT berfirman: ف ا ن ط ل ق ه ا ف لا ت ح ل ل ه م ن ب ع د ح تى ت ن ك ح ز و ج ا غ ي ر ه ف ا ن ط ل ق ه ا ف لا ج ن اح ع ل ي ه م ا ا ن ي ت ر اج ع ا ا ن ظ نا ا ن ي ق يم ا ح د ود االله و ت ل ك ح د ود االله ي ب ي ن ه ا ل ق و م ي ع ل م ون ) البقرة : 230 ( Kemudian jika suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya, hingga ia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami dan bekas isteri yang telah bercerai tiga kali) untuk kawin kembali,

jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum hukum Allah. Itulah hukum hukum Allah, diterangkan Nya kepada orang orang yang mau mengetahui. (QS. Al Baqarah:230) 5. Perempuan perempuan dalam masa iddah. a. Perempuan dalam iddah dan ia masih mengalami masa haidh. Ia dilarang kawin dengan laki laki lain dalam iddahnya itu, kecuali ia dalam iddah talak raj i dan yang rujuk itu adalah bekas suaminya. Allah SWT berfirman: و ال م ط ل ق ات ي ت ر ب ص ن ب ا ن ف س ه ن ث لا ث ة ق ر وء و لا ي ح ل ل ه ن ا ن ي ك ت م ن م ا خ ل ق االله ف ي ا ر ح ام ه ن ا ن ك ن ي و م ن ب االله و ال ي و م ا لا خ ر و ب ع ول ت ه ن ا ح ق ب ر د ه ن ف ي ذ ل ك ا ن ا ر اد وا ا ص لا ح ا ) البقرة : 228 ( Perempuan perempuan yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru`. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami suami mereka berhak merujuknya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah. (QS. Al Baqarah:228) b. Perempuan dalam masa iddah karena suaminya meninggal dunia. Allah SWT berfirman: و ا لذ ين ي ت و ف و ن م ن ك م و ي ذ ر ون ا ز و اج ا ي ت ر ب ص ن ب ا ن ف س ه ن ا ر ب ع ة ا ش ه ر و ع ش ر ا ف ا ذ ا ب ل غ ن ا ج ل ه ن ف لا ج ن اح ع ل ي ك م ف يم ا ف ع ل ن ف ي ا ن ف س ه ن ب ال م ع ر وف ) البقرة : 234 ( Orang orang yang meninggal di antara kamu dengan meninggalkan isteriisteri (hendaklah para isteri itu) menahan dirinya (ber`iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis `iddahnya, tidak ada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut (QS. Al Baqarah:234) 6. Perempuan perempuan musyrik. Dilarang seorang laki laki mukmin kawin dengan perempuan musyrik, demikian pula dilarang perempuan mukminat kawin dengan laki laki musyrik, hingga mereka beriman. Allah SWT berfirman: و لا ت ن ك ح وا ال م ش ر ك ات ح تى ي و م ن و ل ا م ة م و م ن ة خ ي ر م ن م ش ر ك ة و ل و ا ع ج ب ت ك م و لا ت ن ك ح وا ال م ش ر ك ين ح تى ي و م ن وا و ل ع ب د م و م ن خ ي ر م ن م ش ر ك و ل و ا ع ج ب ك م ا ول ي ك ي د ع ون ا ل ى ال نار و االله ي د ع و ا ل ى ال ج نة و ال م غ ف ر ة ب ا ذ ن ه ) البقرة : 221 ( Dan janganlah kamu nikahi perempuan perempuan musyrik, sebelum mereka beriman, sesungguhnya perempuan budak yang mu'minat lebih baik dari perempuan musyrik walaupun ia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan laki laki musyrik (dengan perempuan mu'minat), sebelum mereka beriman, sesungguhnya budak yang mu'min lebih baik dari laki laki musyrik walaupun ia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin Nya. (QS. Al Baqarah:221) Para ulama berbeda pendapat tentang kebolehan menikahi perempuan pezina dan perempuan yang sedang ihram. Perbedaan pendapat menikahi perempuan pezina disebabkan perbedaan pendapat dalam menafsirkan ayat 3 surat An Nur, sedang tentang

perempuan yang sedang ihram, karena perbedaan pendapat dalam menilai hadits dari Ibnu Abbas dan hadits dari Maimunah. Demikian pula tentang wanita yang bercerai dengan suaminya dengan proses sumpah, seperti pada ila`, zhihar, li an. Apakah suami boleh kawin dengan bekas istrinya kembali tanpa melanggar sumpahnya lebih dahulu atau akad nikah boleh dilakukan setelah suami melanggar sumpahnya lebih dahulu. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat. Dalam masalah ini, Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah berpendapat: 1. Wanita pezina adalah mahram bagi laki laki muslim, kecuali bila ia telah taubat. 2. Wanita yang sedang melakukan ihram haram dikawini. 3. Semua perceraian yang dilaksanakan dengan proses sumpah, maka perkawinan kembali dapat dilakukan setelah bekas suami melanggar sumpahnya dengan membayar kifarat. Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perkawinan seorang lakilaki dan seorang perempuan saudara sepupu dengan arti kedua ayahnya saudara sekandung tidak dilarang, dengan arti bahwa keduanya tidak mempunyai hubungan mahram. *(km)