BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk sosial. Hal ini menuntut manusia untuk dapat meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, Bab 1 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Colin Mathers, koordinator divisi kematian dan penyakit di WHO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Manusia sebagai makhluk biopsikososial membutuhkan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. beratnya latihan dan kontak badan antar pemain bertumpu pada fisik. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. maka kesehatan fisik ialah salah satu hal yang penting. Kesehatan fisik

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu kesatuan dari tulang, sendi, otot dan saraf. Anggota gerak ini

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang kini digalakan salah satunya adalah di

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Plexus Brachialis Injury adalah salah satu plexus saraf somatik yang

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

protein adalah bahan utama pembentuk otot. dengan control sikap (stabililisasi), dimana stabilisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kegiatannya yaitu penggunaan remote control, komputer,

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak (Needlman, 2000). Perkembangan adalah bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat disuatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari penyakit, cacat, bahkan kelemahan maka dalam sistem kesehatan. menyeluruh, dan dapat terjangkau masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangan jaman, kebutuhan manusia yamg semakin kompleks, yang membuat manusia semakin sibuk dengan aktifitas sebagai makhluk sosial. Hal ini menuntut manusia untuk dapat meningkatkan performance dan mengurangi resiko kesakitan guna melangsungkan aktifitas sehari-hari agar dapat hidup produktif,bahagia dan sejahtera dengan meningkatkan kebugaran jasmani manusia itu sendiri. Kebugaran Jasmani adalah kondisi fisik seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memilih cadangan tenaga untuk melakukan aktifitas lainnya. Kebugaran jasmani terbagi kedalam 2 bidang yaitu kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, dan berhubungan dengan keterampilan (Junaedi, 2010). Muhajir (2010) juga berpendapat bahwa kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Kebugaran jasmani itu juga takkan lepas dari aspek fungsional. Aspek aktifitas fungsional tersebut antara lain adalah keseimbangan,kemampuan otot, daya tahan jantung paru, mobilitas dan 1

2 fleksibilitas, koordinasi kontrol neuromuskuler, dan stabilitas. Salah satu komponen terpenting dalam aktifitas fungsional adalah stabilisasi. Stabilisasi adalah kemampuan neuromuskuler untuk memerintah otot bekerja sinergis di segmen tubuh bagian proksimal atau distal dalam posisi statis (diam) atau untuk mengontrol tubuh agar tetap stabil selama bergerak. Kestabilan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah otot agonis dan antagonis yang bekerja sinergis,baiknya ligament penyokong, dan lain-lain. (Kisner,2007). Pada tungkai otot utama yang bekerja untuk stabilitas adalah m.glutei, m.hamstring, m.quadricep, m.quadriceps, m.illiopsoas. Jika salah satu mengalami kelemahan maka akan terjadi ketidak seimbangan otot (muscle imbalance) yang dapat mengakibatkan beberapa penyebab seperti nyeri, perubahan postur, atau adanya instabil mengingat fungsi otot adalah stabilisator aktif. (Kisner,2007). Sendi paling stabil dan terbesar pada manusia adalah sendi Hip atau sendi panggul,hip termasuk multi axial atau sendi peluru, mampu bergerak ke segala arah dan sangat stabil karena sebagian dari collum femoris tertanam baik dalam acetabulum kemudian dibungkus dengan labrum serta kapsul yang besar. Acetabulum merupakan kesatuan dari tulang-tulang ilium, Ischium dan pubis. Selanjutnya hip diliputi oleh kelompok otot-otot yang kuat dan besar diantaranya m.glutei, m.hamstring, m.quadricep, m.quadriceps, m.illiopsoas. (Damien P Byerne,2010).

3 Ketika terjadi intsabil (kestabilan menurun) maka beban sendi menjadi sangat banyak (Phaidon, 2011) oleh karenanya jika tidak diatasi secara intensif maka dapat menimbulkan cedera.stabilitas sendi adalah stabiliasi pasif dan dinamis dengan menjaga postur tetap tegak (Kisner, 2007). Patologi gerak dan fungsional sering kali terjadi pada anggota gerak yang memiliki mobilitas yang luas sehingga membutuhkan tingkat stabilitas yang baik. Stabilitas suatu anggota gerak tidak terlepas hanya pada sebatas komponen stabilisasi aktif maupun pasif, namun bentuk sendi serta struktur pembentuk persendian tersebut.seperti diketahui bahwa pada hip bertemu 2 gaya yang arah datangnya berlawanan sehingga disana seringkali timbul gangguan akibat kompressi mekanik seperti capsular patern, Osteoatritis hip, Arthrosis dan Bursitis. Disektiar hip terdapat banyak bursa sebagai bantalan/peredam gangguan mekanik karena kinesiologik Hip merupakan sendi yang banyak bertanggurtg jawab terhadap aktivitas manusia setelah shoulder. Bursa tersebut kadang-kadang meradang (bursitis) akibat terlampau berat kerja. Hal ini dapat menunjukkan bahwa ketidak stabilan sendi dapat mengundang berbagai masalah pada manusia.oleh karena itu stabilitas diperlukan untuk menjaga postur (pusat tubuhnya) tetap pada bidang tumpu sehingga kerja sistem muskuloskeletal menjadi minimal. Adanya kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien. Dalam hal ini penulis akan membahas lebih dalam tentang stabilitasi panggul.

4 Hip joint merupakan triaxial joint, karena memiliki 3 bidang gerak. Hip joint juga merupakan hubungan proksimal dari extremitas inferior. Dibandingkan dengan shoulder joint yang konstruksinya untuk mobilitas, hip joint sangat stabil yang konstruksinya untuk menumpu berat badan. Selama berjalan, gaya dari extremitas inferior ditransmisikan keatas melalui hip ke pelvis & trunk, dan aktivitas extremitas inferior lainnya. Dalam suatu gerak fungsional, terjadi hubungan antara pelvic girdle dan hip joint. Pelvic girdle akan mengalami tilting dan rotasi selama gerakan femur. Hubungan tersebut hampir sama dengan hubungan scapula dengan shoulder joint, perbedaannya adalah scapula kiri & kanan dapat bergerak bebas sedangkan pelvic hanya dapat bergerak sebagai satu unit (Damien P Byerne,2010). Fisioterapi sebagai bentuk pelayanan jasa kesehatan dalam bidang gerak dan fungsi dapat berperan aktif dalam peningkatan kualitas hidup.sesuai PERMENKES 80 tahun 2013 BAB I, pasal 1, ayat 2 dicantumkan bahwa : Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi Pada intinya fisioterapi adalah penyedia layanan kesehatan untuk indivudial maupun kelompok dalam rangka mengembangkan, memelihara dan mengembalikan gerak maksimal dan kemampuan fungsional sepanjang daur kehidupan.

5 Hal ini termasuk menyediakan pelayanan gerak dan fungsi yang diakibatkan oleh proses penuaan, cedera, penyakit, atau karena faktor lingkungan. Tidak ada gangguan gerak fungsional adalah apa yang dimaksud sehat menurut fisioterapi. Seperti yang telah disebutkan bahwa fisioterapi tidak hanya terfokus pada orang sakit (curative), tetapi pada orang sehat dapat. Pemikiran dasar sehat berorientasi pada peningkatan kesehatan, bukan hanya penyembuhan pada orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah pemulihan (rehabilitative), peningkatan penyuluhan (promotive), dan upaya pencegahan (preventif). Pencegahan dapat dilakukan sejak dini, fisioterapi dapat melakukan peningkatan stabilisasi hip dalam rangka pencegahan cedera dengan berbagai macam modalitas, manual terapi, latihan atau penggabungan dari ketiga hal tersebut. Salah satu pencegahan dan pengobatan terjadi cedera dapat dilakukan oleh fisioterapi sebagai salah satu fungsinya yaitu preventive dan curative, yang di lakukan salah satunya dengan cara melatih structure maupun jaringan dengan terapi exercise maupun olah raga. Terapi latihan adalah suatu cara mempercepat penyembuhan dari suatu injuri/penyakit tertentu yang pernah mengubah cara hidupnya yang normal (Gardnear,2001). Terapi latihan adalah suatu usaha pengobatan dalam fisioterapi yang dalam pelaksanaanya mengunakan latihan-latihan gerakan tubuh baik secara aktif maupun pasif.

6 Terapi latihan adalah suatu upaya untuk mempercepat penyembuhan dari suatu injury atau penyakit tertentu yang telah merubah cara hidupnya yang normal. Latihan itu sendiri yaitu suatu aktifitas fisik yang memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan aturan tertentu secara sistimatis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain lain. Sedangkan olah raga berarti aktifitas fisik yang memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan aturan tertentu secara sistimatis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain lain dilakukan dengan mengandung unsur rekreasi serta memiliki tujuan khusus tertentu dan bersifat overload (Syahmirza,2013). Latihan untuk peningakatan stabilisasi hip bisa mengarah kepada otot sebagai stabilisator aktif, berbicara masalah otot ada 3 macam jenis kontraksi diantaranya adalah Kontraksi isotonic, Kontraksi isometric,kontraksi isokinetik,terdiri dari kontraksi isokinetik konsentrik dan isokinetik eksentrik ( Junaidi 2013 ). Selain itu juga latihan ada dua macam jenis latihan diantaranya open kinematic chain dan closed kinematic chain. Kekuatan otot berhubungan dengan besarnya tenaga yang dikeluarkan pada saat kontraksi otot dan jumlah tension kontraksi otot yang dapat diproduksi. Jumlah tension akan meningkat sebab terjadi peningkatan rekruitmen motor unit dan peningkatan jumlah miofibril yang

7 terdepolarisasi, sehingga terjadi peningkatan diameter serabut otot yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya hipertropi otot. Dengan latihan penguatan akan menyebabkan hipertropi pada otot tipe IIa. Macam latihan strengtening lain yang ada selain isometrik adalah latihan konsentrik eksentrik. Pada dasarnya pada saat keadaan tubuh stabil maka type kontraksi otot yakni kontraksi isometrik untuk dapat di di buktikan bahwa untuk peningkatan stabilisasi dilakukan latihan isometrik, disisi lain beberapa penelitian menyebutkan latihan isometrik meningkatkan kekuatan di satu bagian sedang latihan isotonik pada seluruh bagian otot dan Daya tahan dapat lebih meningkat dalam latihan isotonik dibanding isometrik (Syahmirza 2013), dalam penjelasan diatas penulis tertarik untuk meneliti manakah yang lebih baik latihan dengan jenis latihan closed chain exercise dengan mini band series exercise dan open chain exercise dengan glute control untuk meningkatkan stabilisasi hip. 1. Identifikasi Masalah Salah satu komponen aktifitas gerak fungsional untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah terjadinya cedera adalah stabilisasi. Ketidakstabilan dapat memicu terjadinya kerusakan struktur maupun jaringan yang mengarah kepada terjadinya cedera.karena itulah stabilisasi merupakan komponen mendasar untuk peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat produktif.

8 Penelitian ini berfokus pada program fisioterapi pencegahan (preventive) dengan meningkatkan stabilitas hip. Banyak metode dan jenis latihan yang ditujukan untuk meningkatkan stabilitas hip,seperti bridging exercise, single leg balance,squat dan lain-lain. Masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihannya. Untuk meningkatkan stabilitas hip maka penulis akan membandingkan jenis latihan antara lain glute control dengan Mini bands series. Glute control merupakan latihan penguatan otot-otot gluteal dengan posisi statis dan jenis kontraksi isometric dengan berdasarkan gerakkan latihan yang bersifat open kinematic chain dimana satu grup otot dan satu sendi bekerja. Sedangkan mini bands series merupkan latihan dinamis mengunakkan alat berupa karet atau teraband dengan mengarah kepada tipe kontraksi otot yaitu isotonic dan isometric dengan gerakan adduksi hip,dengan gerak latihan yang bersifat closed kinematic chain. Untuk mengetahui pengaruh pada latihan tersebut terhadap kemampuan stabilitas hip joint dengan mengukur menggunakan waktu pada kemampuan kneeling on swiss ball. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang ada maka dapat di rumuskan masalah yang akan di teliti sebagai berikut : a. Apakah latihan mini band series meningkatan stabilitas hip? b. Apakah latihan glute control meningkatkan stabilitas hip?

9 c. Apakah latihan mini bands series lebih baik dari pada latihan glute control terhadap peningkatan stabilitas hip? 3. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk mengetahui mini bands series lebih baik dari pada latihan glute control terhadap peningkatan stabilitas hip. b. Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui latihan mini bands dapat meningkatan stabilitas hip. 2) Untuk mengetahui latihan glute control dapat meningkatan stabilitas hip. 4. Manfaat Penelitian a. Manfaat bagi peneliti 1) Mengetahui dan memahami tentang stabilitas hip. 2) Membuktikan apakah mini bands series lebih baik dari pada latihan glute control terhadap peningkatan stabilitas hip. b. Manfaat bagi fisioterapis 1) Sebagai referensi untuk mengetahui intervensi fisioterapi dengan latihan glute control dan latihan mini bands series untuk meningkatkan stabilisasi hip. 2) Menambah pengetahuan teknik latihan sebagai intervensi yang tepat berdasarkan ilmu pengetahuan fisioterapi.

10 c. Manfaat bagi institusi pendidikan 1) Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan membahas hal yang sama, yang lebih mendalam. 2) Dapat menambah khasanah ilmu kesehatan dalam dunia pendidikan pada umumnya dan Fisioterapi pada khususnya. 3) Sebagai bahan masukkan dalam meningkatkan informasi untuk program pelayanan fisioterapi.