BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi tinggi, diharapkan industri dapat berproduksi. yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

dokumen-dokumen yang mirip
Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. (UU) No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori ini sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari itu

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan teknologi disamping dampak positif, tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan lebih dari 20 juta

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suara dan gelombang tersebut merambat melalui media udara atau penghantar

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

BAB I PENDAHULUAN. industri untuk senantiasa memperhatikan manusia sebagai human center dari

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. indusrialisasi yang ditandai adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

BAB II KAJIAN TEORI. penuh sehingga tidak memuat apapun.

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mana program tersebut tercakup dalam kegiatan Kesehatan Kerja dan Higiene

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka membangun perekonomian, maka perkembangan industri sedang berlangsung dengan menggunakan semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

Kebisingan KEBISINGAN. Dedy Try Yuliando Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan di bidang industri dari industri tradisioal menjadi industri

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tersebut sering tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. NIDCD (2010) menyatakan bahwa kejadian gangguan pendengaran akibat bising

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telinga (Perhimpunan Ahli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan. Dalam jangka panjang bunyibunyian

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan beban tambahan bagi tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. tentu akan berdampak pada terjadinya berbagai masalah yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

I. PENDAHULUAN. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) pada perusahaan di Indonesia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil

Studi Analisis Tingkat Kebisingan di Sekitar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih

kenaikan tekanan darah atau hipertensi. [1]

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban telah menggeser perkembangan industri ke arah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT... ABSTRAK... PENGESAHAN SKRIPSI... PERNYATAAN PERSETUJUAN... RIWAYAT HIDUP...

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP DENYUT NADI PEKERJA SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Gangguan Psikologis Pekerja Departemen Laundry Bagian Washing PT. X Semarang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki AFTA,WTO dan menghadapi era globalisasi seperti saat

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan setinggi tingginya baik fisik, mental maupun sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan industrilisasi tidak terlepas dari peningkatan teknologi modern. Seiring dengan adanya mekanisme dalam dunia industri yang menggunakan teknologi tinggi, diharapkan industri dapat berproduksi secara maksimal sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Proses modernisasi ini penting untuk perkembangan sebuah negara tetapi dampaknya harus diperhatikan. Pembangunan yang tidak terkontrol akan banyak membawa dampak yang buruk terhadap lingkungan dan manusia. Salah satu dampak dari proses perkembangan ini yang jarang diperhatikan adalah emisi bunyi bising. 1 Secara umum bising adalah suatu bunyi yang tidak diinginkan. Lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat misalnya bising yang melebihi ambang batas merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan ganguan kesehatan. Kebisingan selain dapat menimbulkan ketulian sementara dan ketulian permanen juga akan berdampak negatif lain seperti gangguan komunikasi, efek pada pekerjaan dan reaksi 1 Anizar, Tehnik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri ( Yogyakarta : Graha Ilmu,2012) hlm 153

2 masyarakat. Apabila bekerja dengan kondisi tidak nyaman lama kelamaan akan menimbulkan stres. 2 Intensitas kebisingan sering dapat menyebabkan penurunan performansi kerja, sebagai salah satu penyebab stres dan gangguan kesehatan lainnya. Stres yang disebabkan karena pemaparan kebisingan dapat menyebabkan terjadinya kelelahan dini, kegelisahan dan depresi. Stres karena kebisingan juga menyebabkan cepat marah, sakit kepala dan gangguan tidur. 3 Pekerjaan yang menimbulkan bising dengan intensitas tinggi umumnya terdapat di pabrik tekstil, genarator pabrik yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, pekerjaan pemotongan plat baja, pekerjaan bubut, gurinda, pengamplasan bahan logam dan sebagainya. 4 Bising industri sudah lama menjadi masalah yang sampai sekarang belum bisa ditanggulangi dengan baik sehingga apabila tidak mendapatkan perhatian lebih dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan pendengaran para pekerja dan juga stres kerja sehingga mempunyai dampak yang tidak baik bagi produktivitas tenaga kerja. Wilayah industri modern dapat merupakan suatu tempat yang bising dewasa ini. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan. WHO (1995) memperkirakan hampir 14% total tenaga kerja 2 Niar Tri Yulianingsih, Perbedaan Tingkat Stres Kerja pada Kebisingan Kurang dari NAB dan Lebih dari NAB pada Tenaga Kerja bagian Finishing dan Assembling di PT. Panasonic Gobel Energy Indonesia Bekasi (Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, 2009) hlm. 16. 3 Chandika Chandra Christy, Dampak Faktor Bahaya Kebisingan Terhadap Tenaga Kerja di bagian Unit Power Plant Pusat Pendidikan dan Pelatihan Migas Bumi Cepu (Surakarta: Fakultas Kedokteran Sebelas Maret, 2010) hlm. 16. 4 Aripta Pradana, Hubungan Antara Kebisingan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Gravity PT. Dua Kelinci (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013) hlm.15.

3 negara industri terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan sebanyak 20 juta orang Amerika terpapar bising 85 db atau lebih. Wough dan Forcier mendapat data bahwa perusahaan kecil di sekitar Sidney mempunyai tingkat kebisingan 87 db. Quebec Canada, Frechet mendapat data bahwa 55% daerah industri memiliki tingkat kebisingan lebih dari 85 db. Peningkatan suara dengan gelombang kompleks yang tidak beraturan dikenal sebagai bising, merupakan salah satu stresor bagi individu. Bila hal tersebut terjadi berulangkali dan terus menerus sehingga melampaui adaptasi individu maka berakibat terjadi kondisi stres yang merusak atau sering disebut stres. 5 Menurut Ivancevich dan Matteson, bising yang berlebih, berulang kali didengar dan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan stres. Bising oleh pekerja pabrik dinilai sebagai pembangkit stres yang membahayakan. 6 Indonesia adalah negara berkembang yang sedang menuju era industrialisasi dan era perdagangan bebas. Teknologi yang dikembangkan dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, oleh karena itu rekayasa teknologi diusahakan agar sesuai dengan manusia itu, jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan tenaga kerja dengan menekan seminimal mungkin dampak negatif yang ditimbulkan oleh teknologi 5 Apriyanti Sihole, Hubungan Kebisingan Terhadap Stres pada Pekerja Bagian Produksi PT. Hadi Baru Medan (Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, 2008) hlm. 2 6 Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2008) hlm. 382.

4 tersebut. Bising merupakan sumber stres yang menyebabkan peningkatan dari kesiagaan dan ketidakseimbangan psikologis. 7 Lingkungan kerja bising perlu mendapat perhatian yang lebih karena tenaga kerja yang terpapar bising akibat proses produksi dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan kerja. Selain itu, kebisingan yang terus-menerus juga dapat menurunkan konsentrasi pekerja dan mengakibatkan stres sehingga kecelakaan karena kerja dapat terjadi. 8 Dua orang peneliti yaitu Plaut dan Friedman berhasil menemukan hubungan antara stres dengan kesehatan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa stres sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit, karena alergi serta menurunkan sistem autoimunnya. Selain itu ditemukan pula bukti penurunan respon antibodi tubuh di saat mood sesesorang sedang negatif dan akan meningkat naik pada saat mood seseorang sedang positif. 9 PT. Indonesia Toray Synthetics merupakan salah satu industri di Indonesia yang bergerak di bidang produksi bahan baku tekstil yaitu produk serat atau benang sintetis, berlokasi di Tangerang. Adapun hasil produksi berupa benang nylon, benang polyester, dan serat fiber dalam jumlah yang besar setiap harinya, tidak terlepas dari pajanan bising dalam setiap proses produksi. Berdasarkan data pengukuran kebisingan ruang kerja bulan April 2014 dari PT. Unilab Perdana Laboratorium Lingkungan 7 Ibid.,hlm.381. 8 Anizar, op.cit., hlm.155. 9 Apriyanti Sihole, op.cit., hlm.3.

5 Hidup, beberapa area kerja di produksi Polyester Filament ini, khususnya area Take Up Filament Mesin dan Draw Twister Mesin memiliki tingkat bising >85 dba. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang intensitas kebisingan yang diterima tenaga kerja dan keluhan rasa tidak nyaman akibat bising yang dirasakan pekerja selama bekerja di area ruang kerja tersebut. Sedangkan NAB faktor fisika kebisingan ditempat kerja sebesar 85 db merupakan nilai yang masih dapat diterima untuk pemaparan tidak melebihi selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.13/MEN/X/2011, sehinggga apabila tenaga kerja yang telah lama terpapar kebisingan di tempat kerja tersebut tidak ditangani akan mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dan membangkitkan stres kerja yang membahayakan. 10 Berdasarkan hal-hal diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai Pengaruh Kebisingan kontinu terhadap stres kerja pada tenaga kerja di bagian produksi PT. ITS Tahun 2014. 1.2 Identifikasi Masalah Kebisingan dapat menyebabkan berbagai pengaruh terhadap tenaga kerja, seperti pengaruh fisiologis, pengaruh psikologis berupa gangguan 10 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.13/MEN/X/2011, Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja

6 (mengganggu atau annoying), pengaruh pada komunikasi dan pengaruh yang paling serius adalah gangguan terjadinya ketulian. 11 Lebih rinci lagi, menurut Ambar W. Roestam (2004), gangguan akibat kebisingan dapat berupa : 1. Gangguan fisiologis Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10 mmhg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. 2. Gangguan psikologis Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, stres, kelelahan, dan lain-lain. 3. Gangguan komunikasi Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini bisa menyebabkan ter-ganggunya pekerjaan, sampai pada 11 Soeripto M, Higiene Industri (Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008) hlm. 339

7 kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya; gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan tenaga kerja. 4. Gangguan keseimbangan Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual. 5. Efek pada pendengaran Efek pada pendengaran adalah gangguan paling serius karena dapat menyebabkan ketulian. Ketulian bersifat progresif. Pada awalnya bersifat sementara dan akan segera pulih kembali bila menghindar dari sumber bising, namun bila terus menerus bekerja di tempat bising, daya dengar akan hilang secara menetap dan tidak akan pulih kembali. 12 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak gangguan psikologis yaitu stres kerja pada tenaga kerja, maka penulis membatasi penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kebisingan kontinu terhadap stres kerja pada tenaga kerja bagian produksi di PT. Indonesia Toray Synthetics tahun 2014. 12 Apriyanti Sihole, op.cit., hlm.11.

8 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas, maka perumusan masalah yang dapat dijadikan dalam penelitian yaitu Apakah ada pengaruh intensitas kebisingan kontinyu terhadap stres kerja pada tenaga kerja bagian produksi di PT. ITS tahun 2014. 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui pengaruh kebisingan kontinu terhadap stres kerja pada tenaga kerja di bagian produksi PT. ITS Tahun 2014. 1.5.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengukur intensitas kebisingan kontinu di bagian produksi PT. ITS tahun 2014. b. Untuk mengidentifikasi stres kerja pada tenaga kerja di bagian produksi PT. ITS Tahun 2014. c. Untuk menganalisis pengaruh antara intensitas kebisingan kontinyu terhadap stres kerja pada tenaga kerja di bagian produksi PT. ITS Tahun 2014. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Peneliti Dapat meningkatkan pengetahuan,wawasan dan pengalaman bagi penulis serta mengimplementasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan

9 terhadap kenyataan di lapangan terutama mengenai permasalahan yang diteliti. 1.6.2 Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat merupakan tambahan pengetahuan dan masukan tentang kebisingan kontinu terhadap tenaga kerja khususnya dampak stres kerja, sehingga perusahaan diharapkan dapat melakukan upaya pengendalian kebisingan terhadap tenaga kerja untuk mengurangi resiko. 1.6.3 Bagi Fakultas Dapat menjadikan sarana untuk membina hubungan baik antara pihak universitas dengan perusahaan baik dari segi pendidikan ataupun ketenagaan.