III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi opersional ini mencakup pengertian yang digunakan

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman karet berasal dari bahasa latin, yaitu Havea brasiliensis, dari negara

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

III. METODE PENELITIAN. Konsepdasardan definisioperasionalmerupakanistilahkhususdandefinisi yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KUBIS DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Saparinto (2008), analisis usahatani dilakukan karena setiap kegiatan

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KERAGAAN PASAR PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN IKAN GURAMI (Oshpronemus Gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN DUREN SERIBU DEPOK JAWA BARAT


II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Daerah asal buah naga adalah Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

I. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

III KERANGKA PEMIKIRAN

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

EFISIENSI PEMASARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA KANDANGSEMANGKON KECAMATAN PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo,

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TATANIAGA BERAS

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

Transkripsi:

28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. Usahatani adalah suatu usaha dimana dilakukan pengelolaan input, seperti lahan, tenaga kerja, modal, dan manajemen yang ditujukan untuk memperoleh produksi di bidang pertanian. Dalam penelitian ini, hal-hal yang berhubungan dengan usahatani ikan gurami ditunjukkan pada Tabel 5. Risiko adalah peluang terjadinya kemungkinan merugi dapat diketahui terlebih dahulu. Ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak bisa diramalkan sebelumnya, dan karenanya peluang terjadinya merugi belum diketahui sebelumnya. Ragam (variance) adalah ukuran satuan usaha dari suatu usaha budidaya yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari usaha budidaya ikan gurami.

29 Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran satuan risiko terkecil yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari budidaya ikan gurami. Koefisien variasi adalah perbandingan risiko yang harus ditanggung petani dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh dengan hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi. Tabel 5. Variabel usahatani No Variabel Satuan 1 Produksi adalah ikan gurami yang dihasilkan oleh petani selama satu periode produksi. (Kg) 2 Tenaga kerja adalah banyaknya orang yang bekerja dalam satu periode panen pada proses usaha budidaya ikan gurami. Penggunaan tenaga kerja diukur dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK). Satu HOK setara dengan tujuh jam kerja efektif pria dewasa. Untuk tenaga kerja wanita dan anak-anak dikonversikan ke dalam HOK berdasarkan tingkat upah yang berlaku. 3 Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh pelaku usaha budidaya ikan gurami yang diperoleh dari jumlah satuan produksi dikalikan dengan harga yang berlaku 4 Keuntungan adalah hasil yang diperoleh petani dari selisih penerimaan total dengan total biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani dalam sekali proses produksi 5 Biaya adalah jumlah seluruh nilai korbanan yang dikeluarkan untuk usaha budidaya ikan gurami 6 Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses usaha budidaya ikan gurami yang terdiri dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan 7 Biaya tunai adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh petani dalam bentuk uang, biaya bibit, biaya pakan, biaya obat, biaya tenaga kerja, dll., per satu periode produksi 8 Biaya yang diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja keluarga, biaya penyusutan peralatan, biaya penyusutan gudang orang 9 Tabel 5. Lanjutan Biaya kolam merupakan biaya yang diperhitungkan untuk nilai

30 penggunaan kolam selama satu periode produksi. Biaya ini merupakan biaya diperhitungkan yang dihitung dengan mengakumulasikan nilai sewa kolam per tahun per hektar yang disesuaikan dengan luas kolam yang digunakan oleh petani 10 Penerimaan usahatani adalah jumlah produksi total ikan gurami selama satu periode dikalikan dengan harga ikan gurami di tingkat petani. 11 Penerimaan total adalah nilai hasil yang diterima oleh petani ikan gurami yang dihitung dengan mengalikan jumlah produksi dengan harga jual ikan gurami 12 Pendapatan petani adalah nilai dari penerimaan total dikurangi dengan seluruh biaya yang dikeluarkan petani untuk melakukan usaha budidaya ikan gurami dalam satu periode usahatani 13 Harga merupakan besarnya sejumlah uang yang menjadi tolok ukur nilai dari banyaknya ikan gurami dalam ukuran tertentu 14 Harga di tingkat produsen adalah harga ikan gurami di tingkat produsen setelah terjadi transaksi jual beli 15 Harga di tingkat konsumen atau harga beli konsumen adalah harga ikan gurami yang dibayar oleh konsumen pada waktu terjadi transaksi jual beli ikan gurami. rupiah(rp) rupiah(rp) rupiah per periode (Rp/Periode) rupiah per (Rp/Kg) rupiah per (Rp/Kg) Pemasaran atau tataniaga adalah proses pertukaran yang mencakup serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memindahkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan tujuan memperoleh keuntungan di satu pihak dan kepuasan di pihak lain. Dalam penelitian ini, hal yang berhubungan dengan pemasaran ditunjukkan pada Tabel 6. Saluran pemasaran adalah rantai kegiatan yang melibatkan lembaga-lembaga pemasaran dalam menyampaikan komoditas ikan gurami dari produsen ikan gurami ke konsumen akhir (petani pengguna) dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pembelian, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan.

31 Pasar adalah bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dengan melakukan tawar menawar sehingga memperoleh kesepakatan dalam bertransaksi. Tabel 6. Variabel pemasaran No Varabel Satuan 1 Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran meliputi biaya angkut, biaya bongkar muat, biaya transportasi, kemasan, tenaga kerja, penyusutan dll. rupiah per (Rp/Kg) 2 Marjin pemasaran total adalah selisih harga di tingkat konsumen akhir dengan harga di tingkat produsen atau jumlah marjin untuk semua tingkat lembaga pemasaran. 3 Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran untuk pengangkutan ikan gurami sampai ke lembaga pemasaran tersebut. 4 Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran untuk membayar tenaga kerja yang digunakannya dalam kegiatan pemasaran. 5 Profit marjin adalah marjin keuntungan dari setiap lembaga yang terkait dalam pemasaran. Profit marjin ini dihitung dengan cara mengurangi marjin pemasaran dengan total biaya pemasaran. 6 Rasio profit marjin adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh lembaga perantara pemasaran (pedagang) dengan biaya yang dikeluarkan pada kegiatan pemasaran. 7 Volume jual adalah banyaknya ikan gurami yang dijual, baik oleh produsen, maupun oleh lembaga perantara pemasaran (pedagang). rupiah per (Rp/Kg) rupiah per (Rp/Kg) rupiah (Rp) rupiah per (Rp/Kg) % (persen) (Kg) 8 9 10 11 12 Volume beli adalah banyaknya ikan gurami yang dibeli oleh konsumen (individu) atau lembaga perantara pemasaran Lanjutan Tabel 6 Produsen ikan gurami adalah petani pemelihara atau perusahaan yang bergerak dalam produksi ikan gurami untuk keperluan perdagangan dan budidaya. Pedagang pengumpul (agen) ikan gurami merupakan lembaga pemasaran yang menyalurkan produknya dari petani kepada pedagang besar. Pedagang Besar adalah pedagang yang membeli ikan gurami dari agen atau dari petani langsung. (Kg) orang orang orang orang

32 13 14 Pedagang pengecer I adalah lembaga pemasaran yang memebeli ikan gurami dari pedagang besar. Pedagang pengecer II (pedagang pasar) adalah pemasaran yang memebeli ikan gurami dari pedagang besar dan menjualnya di pasar. Konsumen ikan gurami adalah semua individu atau rumah tangga yang membeli atau memperoleh ikan gurami untuk di konsumsi. orang orang B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pringsewu dengan pertimbangan produktivitas ikan air tawar yang dihasilkan di Kabupaten Pringsewu memiliki urutan tertinggi ke tiga setelah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur. Kecamatan Pagelaran diambil secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan kecamatan ini merupakan sentra produksi ikan air tawar di Kabupaten Pringsewu. Dari 24 pekon yang ada di Kecamatan Pagelaran kemudian dipilih satu pekon secara sengaja (purposive). Pemilihan Pekon Lugusari sebagai tempat penelitian yaitu dengan pertimbangan bahwa pekon ini merupakan wilayah yang memiliki jumlah petani ikan air tawar paling banyak di Kecamatan Pagelaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus dengan mengambil seluruh populasi yang ada. Responden dalam penelitian ini berjumlah 79 orang yang terdiri dari 34 petani, 5 orang pedagang pengumpul, 2 orang pedagang besar, 2 orang pedagang pengecer I, 5 orang pedagang pengecer II, masing-masing menggunakan metode sensus serta 25 konsumen. Penentuan responden konsumen menggunakan dua metode pengambilan sampel. Metode sensus digunakan untuk responden rumah makan di Pringsewu dan tempat

33 pemancingan. Sedangkan metode convenience sample untuk sebagian responden rumah makan di Bandar Lampung, responden rumah tangga dan tempat hajat. Pengambilan seluruh responden selain petani dilakukan dengan cara mengikuti alur/rantai pemasaran yang terbentuk. Dalam pelaksanaannya pertama-tama dilakukan wawancara terhadap responden petani ikan gurami yang selanjutnya responden tersebut diminta untuk menyebutkan (menunjuk) responden lainnya (pedagang pengumpul, pedagang besar atau pengecer), hal ini dilakukan sedemikian rupa sehingga didapat rantai pemasaran. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2012 di Pekon Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. C. Metode Pengumpulan Data Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan bantuan kuesioner yaitu dengan mewawancarai langsung petani ikan gurami dan pedagang pengumpul atau pengecer menggunakan kuisioner dan pengamatan serta pencatatan langsung tentang keadaan di lapangan. Data sekunder diperoleh dari pengumpulan data dan studi literatur dari lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Pringsewu, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanggamus dan lain-lain.

34 D. Metode Analisis Data Metode pengolahan data dilakukan dengan menghitung pendapatan usahatani dan analisis efisiensi pemasaran. Data yang diperoleh disederhanakan dalam bentuk tabulasi dan akan dianalisis dengan melakukan perhitungan data dengan menggunakan rumus yang telah ada. 1. Pendapatan Usahatani Ikan Gurami Pendapatan dari usahatani yang telah dilakukan akan dihitung dengan menggunakan rumus (Soekartawi, 1995): π = Y.Py (x i.px i ) BTT (1) Keterangan : π = keuntungan Y = hasil produksi (kg) Py = harga hasil produksi (Rp) X i = faktor produksi variabel ke-i Px i = harga faktor produksi variabel k-i (Rp/Kg) BTT = biaya tetap total = 1, 2, 3, 4, 5,.n i Pendapatan juga dapat dihitung menggunakan rumus (Soekartawi, 1995): = TR-TC (2) keterangan : π = keuntungan/pendapatan TR = Total Revenue (total penerimaan) TC = Total Cost (total biaya) 2. Analisis Risiko Usahatani Pengukuran risiko secara statistik dilakukan dengan menggunakan ukuran ragam (variance) atau simpangan baku (standard deviation). Kedua cara ini menjelaskan risiko dalam arti kemungkinan penyimpangan pengamatan

35 sebenarnya disekitar nilai rata-rata yang diharapkan. Ukuran untuk hasil yang diharapkan adalah hasil rata-rata (mean) (Kadarsan, 1995), rumusnya adalah: E = n i 1 n Ei.(3) Keterangan: E = keuntungan rata-rata (rupiah) E i = keuntungan yang diterima petani (rupiah) n = jumlah sampel petani responden (orang) Simpangan baku (standard deviation) adalah : V = n ( Ei 2 E) i 1 ( n 1).. (4) Keterangan: V = simpangan baku E = keuntungan rata-rata (rupiah) E i = keuntungan (rupiah) n = jumlah sampel petani (orang) Besarnya keuntungan yang diharapkan (E) menggambarkan jumlah ratarata keuntungan yang diperoleh petani, sedangkan simpangan baku (V) merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau merupakan risiko yang ditanggung petani. Untuk melihat nilai risiko dalam memberikan suatu hasil dapat dipakai ukuran keuntungan koefisien variasi yang rumusnya (Kadarsan, 1995): CV =..(5)

36 Keterangan : CV = koefisien variasi V = simpangan baku keuntungan (rupiah) E = keuntungan rata-rata (rupiah) Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa risiko yang harus ditanggung petani ikan gurami semakin besar dan sebaliknya. Selain itu penentuan batas bawah sangat penting dalam pengambilan keputusan petani untuk mengetahui jumlah hasil terbawah di bawah tingkat hasil yang diharapkan. Hal ini, dapat menjadi pertimbangan petani dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan usaha budidaya ikan guraminya atau tidak yang mempunyai tingkat risiko. Batas bawah keuntungan (L) menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima oleh petani. Rumus batas bawah keuntungan menurut Kadarsan (1995) adalah : L = E 2V.(6) Keterangan: L = batas bawah E = rata-rata keuntungan yang diperoleh V = simpangan baku Koefisien variasi (CV) merupakan nisbah antara simpangan baku dan rata-rata pendapatan yang menunjukkan besarnya risiko dari usaha budidaya ikan gurami dan batas bawah (L) menunjukkan aman tidaknya modal/investasi yang ditanam dari kemungkinan kerugian. Nilai koefisien variasi (CV) dan batas bawah (L) secara tidak langsung

37 menyatakan aman tidaknya modal yang ditanam dari kemungkinan kerugian. 3. Analisis Efisiensi Sistem Pemasaran Analisis efisiensi sistem pemasaran akan dilakukan dengan meneliti pemasaran yang terbentuk menggunakan pendekatan organisasi pasar. Organisasi pasar adalah suatu istilah umum yang mencakup seluruh aspek suatu sistem pemasaran tertentu. Menurut Hasyim (1994), analisis yang digunakan untuk menganalisis organisasi suatu pasar adalah analisis dengan model S-C-P (structure, conduct, dan performance). Pada dasarnya, organisasi pasar dapat dikelompokkan ke dalam tiga komponen, yaitu : a. Struktur Pasar (market structure) Struktur pasar menggambarkan hubungan antara penjual dan pembeli yang dilihat dari jumlah lembaga pemasaran, diferensiasi produk, dan kondisi keluar masuk pasar (entry condition). Struktur pasar dikatakan bersaing sempurna bila jumlah pembeli dan penjual banyak, tidak dapat mempengaruhi harga pasar (price taker), tidak ada gejala konsentrasi, produk homogen, dan bebas untuk keluar masuk pasar. Struktur pasar yang tidak bersaing sempurna terjadi pada pasar monopoli (hanya ada penjual tunggal), pasar monopsoni (hanya ada pembeli tunggal), pasar oligopoli (ada beberapa penjual), dan pasar oligopsoni (ada beberapa pembeli).

38 b. Perilaku Pasar (market conduct) Perilaku pasar merupakan gambaran tingkah laku lembaga pemasaran (petani sebagai produsen, lembaga perantara atau pedagang, dan konsumen) dalam menghadapi struktur pasar untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya yang meliputi kegiatan pembelian, penjualan, dan pembentukan harga. Perilaku pasar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor budaya, faktor sosial (kelompok acuan, keluarga, peran dan status) faktor pribadi (umur, situasi ekonomi, gaya hidup), serta faktor psikologis (motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan, dan sikap) (Kotler dan Amstrong, 2001). c. Keragaan Pasar (market performance) Keragaan pasar merupakan gambaran gejala pasar yang tampak akibat interaksi antara struktur pasar (market structure) dan perilaku pasar (market conduct). Interaksi antara struktur dan perilaku pasar cenderung bersifat kompleks dan saling mempengaruhi secara dinamis. Selanjutnya, untuk menganalisis keragaan pasar digunakan beberapa indikator, yaitu : (1) Saluran pemasaran Saluran pemasaran merupakan lembaga-lembaga yang memasarkan produk yang berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen akhir. Fungsi lembaga pemasaran itu berbeda satu sama lainnya, dicirikan oleh aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan

39 pemasaran seperti pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan (Assauri, 2002). Menurut Hanafiah & Saefudin (1983), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu komoditas yaitu : a. Jarak antara produsen dan konsumen Makin jauh jarak produsen dan konsumen, maka makin panjang saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu produk. b. Cepat tidaknya produk rusak Suatu produk yang cepat atau mudah rusak harus segera dikonsumsi oleh konsumen dan hal ini memerlukan saluran pemasaran yang pendek dan cepat. c. Skala Produksi Produksi yang berlangsung dalam keadaan kecil, jumlah produk yang dihasilkan berukuran kecil. Jika penjualannya dilakukan langsung ke pasar, maka hal ini tidak akan menguntungkan. d. Posisi keuangan perusahaan Produsen yang mempunyai posisi keuangan yang kuat cenderung memperoleh saluran pemasarannya dan pedagang yang memiliki posisi keuangan yang kuat akan lebih banyak melakukan fungsi pemasaran lebih banyak dibandingkan dengan pedagang.

40 Saluran pemasaran dianalisis secara kualitatif (deskriptif) pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses arus barang. Jika saluran pemasaran panjang, namun fungsi pemasaran yang dilakukan sangat dibutuhkan (sulit diperpendek), maka dapat dikatakan efisien. Sebaliknya, jika saluran pemasaran panjang, namun ada fungsi pemasaran yang tidak perlu dilakukan (dapat diperpendek), tetapi tidak dilakukan, maka dapat dikatakan tidak efisien. Jika saluran pemasaran pendek dan fungsi pemasaran dirasa cukup, maka dapat dikatakan efisien. Sebaliknya, jika saluran pemasaran pendek dan dirasa perlu tambahan fungsi pemasaran sehingga perlu diperpanjang, maka dapat dikatakan tidak efisien. (2) Harga, biaya, dan volume penjualan Keragaan pasar dianalisis secara kualitatif (deskriptif) yang berkenaan dengan harga, biaya, dan volume penjualan masing-masing tingkat pasar mulai dari tingkat petani, pedagang, sampai ke konsumen. (3) Pangsa produsen (Produser Share) Analisis pangsa produsen bertujuan untuk mengetahui bagian harga yang diterima petani (produsen). Apabila pangsa produsen semakin tinggi, pemasaran akan semakin efisien. Pangsa pasar dirumuskan sebagai : Pf PS Pr x100%... (7)

41 Keterangan : PS = Bagian harga ikan gurami yang diterima petani (produsen) Pf = Harga ikan gurami di tingkat petani (produsen) Pr = Harga ikan gurami di tingkat konsumen (4) Marjin pemasaran dan rasio profit marjin Marjin pemasaran adalah perbedaan harga pada tingkat usahatani (Pf) dan harga di tingkat eceran atau konsumen (Pr) (Hasyim, 1994). Secara matematis perhitungan marjin pemasaran dan marjin keuntungan dapat ditulis : mji = Psi Pbi atau mji = bti + πi... (8) Total marjin pemasaran adalah : Mji = n i 1 mji atau Mji = Pr Pf. (9) Konsep pengukuran dalam analisis adalah : (a) Marjin pemasaran dihitung berdasarkan perbedaan harga beli dengan harga jual dalam rupiah per pada masing-masing lembaga pemasaran. (b) Harga beli dihitung berdasarkan harga rata-rata pembelian per. (c) Harga jual dihitung berdasarkan harga rata-rata penjualan per. Penyebaran marjin pemasaran dapat dilihat berdasarkan persentase keuntungan terhadap biaya pemasaran (Ratio Profit Margin/RPM) pada masing-masing lembaga pemasaran, dirumuskan sebagai (Hasyim, 1994):

42 RPM = Keterangan: bt i i...(10) mji Mji Psi Pbi bti πi Pr Pf i = marjin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i = total marjin pada satu saluran pemasaran = harga jual pada lembaga pemasaran tingkat ke-i = harga beli pada lembaga pemasaran tingkat ke-i = biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i = keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i = harga pada tingkat konsumen = harga pada tingkat produsen = 1,2,3,...,... n