BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Yogyakarta berisi tentang latar belakang sejarah berdirinya SMA Bopkri 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN. Demikian juga soal job descriptions-nya. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PLUS PANYABUNGAN

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun

PROPOSAL PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN EKSTRA KURIKULER SEKOLAH

SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Disusun Oleh: RM. ANGGAKARA SURYAMAHOTAMA / KOM

BAB II HASIL SURVEY. 6 Surabaya yang terus berjalan hingga saat ini. keputusan KMKB Surabaya, SMA Negeri VI C Surabaya dapat menempati

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB II GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 6 SURABAYA

Drs. BUNYAMIN, M.Pd. KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG

BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Gorontalo

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri,

INSTRUMEN PENELITIAN QUESIONER (ANGKET) PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PILKADA BUPATI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

BAB II HASIL SUREY. sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Sekolah Athalia merupakan sebuah sekolah yang didirikan oleh Ibu

1) Identitas Sekolah

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

Panduan Rekrutment Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum SMAK Untung Suropati Sidoarjo

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB II HASIL SURVEY. enam kelas IPA dan tujuh kelas IPS. SMAN 1 Driyorejo memiliki fasilitas ruang

2. Keadaan Fisik Sekolah

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2014

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum SMAK Untung Suropati Sidoarjo. siswa untuk memperoleh prestasi di sekolah maupun di luar sekolah.

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN. berada di Jl. Asri Lestari Raya, Jakasetia, Bekasi Selatan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB IV GAMBARAN UMUM. Politik, tepatnya di. Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung

BAB II GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 PETIR

MADRASAH ALIYAH MANBAUL ULUM MOJOPUROGEDE BUNGAH GRESIK Jl. RAYA MOJOPUROGEDE NO 39 Telp.: (031)

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. baik di dalam kota maupun di pinggir kota. Ternyata pada saat itu ilmu pengetahuan

LAMPIRAN. Fasilitas Akademik Sekolah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini.

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014

PANDUAN TEKNIS PENULISAN NASKAH BACAAN SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH, TAHUN 2009 KATA PENGANTAR

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI 101 JAKARTA Sejarah Berdirinya SMA Negeri 101 Jakarta

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMA NEGERI 4 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung. sekarang dipimpin oleh Dahlan Iskan, memiliki sejarah yang sangat panjang.

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

INFOGRAFIS HARI PERTAMA SEKOLAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH RSBI. Oleh : Drs. JOKO PURWANTO, M.Pd.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DI SLB ABC SWADAYA KENDAL

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 10 Maret 2012 dengan memberi sejumlah pertanyaan atau kuisioner kepada

PENGELOLAAN MEDIA WARGA

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

Olimpiade Sains Nasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan perekonomian bangsa ditambah dengan perkembangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita

Berdasarkan hasil observasi kelas pra PPL, diperoleh data sebagai berikut:

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

TRANSKIP WAWANCARA Hari/Tanggal : Senin, 24 Maret 2014 : Bapak Drs. Syaefudin, M.Pd : Kepala Madrasah

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

Statuta Poltekkes Kemenkes Kupang Tahun 2014

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

BAB III GAMBARAN UMUM SMA SANTA THERESIA. Pos No.2, sebuah sekolah yang didirkan oleh para biarawati Ursulin pada tahun 1960.

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Sejarah SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Buku panduan bagi siswa baru tahun 2006/2007 tentang SMA Bopkri 1 Yogyakarta berisi tentang latar belakang sejarah berdirinya SMA Bopkri 1 Yogyakarta, visi misi sekolah, struktur organisasi sampai dengan kegiatankegiatan yang ada di SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Beberapa hal mengenai SMA Bopkri 1 dapat dijelaskan pada pembahasan berikut ini. SMA Bopkri 1 yang di kalangan masyarakat lebih dikenal dengan nama SMA BOSA berdiri pada awal Agustus 1946 di bawah naungan Yayasan BOPKRI (Badan Oesaha Pendidikan Kristen Repoeblik Indonesia). Pada awal berdirinya menempati gedung bekas Hollan Chinesche School di Gemblakan 42 (sekarang Jln. Mas Suharto 42) dengan nama SMA Bopkri pagi. Selanjutnya SMA Bopkri pagi terpaksa harus ditutup pada masa perang kolonial II (19 Desember 1948 29 Juni 1949). SMA Bopkri pagi dibuka kembali pada tanggal 15 Juli 1949 dengan menempati gedung Gondokusuman 29 (sekarang Jl. Jenderal Sudirman 57). Selain menempati gedung Gondokusuman 29, SMA Bopkri pagi juga menempati asrama putra RS Bethesda. Pada tanggal 19 Juni 1950 pengurus Yayasan BOPKRI menerima hibah tanah, gedung dan peralatan dari Vereneging Schoolen m/d Bijbel (penyelenggara Sekolah Kristen zaman Belanda) dan Zending (sekolah yang diselenggarakan oleh gereja-gereja Nederland di Indonesia), SMA Bopkri pagi menempati salah 44

45 satu gedung di Jalan Pogung (sekarang Jln. Wardani 2). Gedung ini adalah bekas Christelijke MULO School yang pada Zaman Kemerdekaan ditempati oleh Militer Akademi Yogyakarta (Mei 1946 Desember 1948). Alumni Militer Akademik Yogyakarta antara lain Jenderal Susilo Sudarman, Himawan Susanto, Wiyogo Asmodarminto, Acub Zaenal, dan lain-lain. Pada tahun pelajaran 1952/1953 SMA Bopkri pagi berganti nama menjadi SMA Bopkri 1 Yogyakarta. SMA Bopkri 1 Yogyakarta menempati gedung di Jalan Wardani 2 pada pagi hari, sedangkan sore harinya gedung ini ditempati oleh SMEA Bopkri Yogyakarta (sekarang SMK Bopkri 1). Baru pada tahun pelajaran 1996/1997 SMA Bopkri 1 Yogyakarta dapat sepenuhnya menempati gedung di Jalan Wardani 2 karena SMEA Bopkri dipindahkan ke Terban. Dalam perjalanannya yang panjang SMA Bopkri 1 Yogyakarta selalu berupaya mengembangkan dirinya dengan melakukan pembaharuanpembaharuan di segala bidang agar pelayanan pendidikan di SMA Bopkri 1 Yogyakarta menjadi semakin berkualitas dan semakin diminati masyarakat. Hingga pada awal periode tahun 80-an, SMA Bopkri 1 menempati 30 ruang kelas yang terdiri atas: 1. Kelas I : 10 kelas 2. Kelas II : 10 kelas 3. Kelas III : 10 kelas (program Bahasa, IPA, IPS) Pada awalnya jumlah siswa tiap kelas adalah 40 siswa, bahkan adakalanya lebih dari 40 siswa. Tetapi karena tuntutan perkembangan zaman, maka jumlah 40 siswa tiap kelas ini dirasa tidak efektif lagi dalam proses pembelajaran, apalagi

46 jika hal ini dikaitkan dengan diterapkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi. Untuk itulah dengan melalui suatu kajian yang mendalam, mulai tahun pelajaran 2001/2002 SMA Bopkri 1 Yogyakarta mengambil kebijakan hanya menerima maksimal 24 siswa tiap kelasnya. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat lebih efektif, dan setiap pamong dapat melayani, mendampingi, memotivasi setiap siswa. Untuk dapat mendukung hal tersebut, SMA Bopkri 1 Yogyakarta telah memfasilitasi dirinya dengan sarana prasarana yang sangat memadai sesuai dengan tuntutan perkembangan IPTEK, serta terus berupaya meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan untuk menyiapkan kualitas pelayanannya. SMA Bopkri 1 dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan mendasarkan diri pada visi dan misi. Adapun visi dan misi SMA Bopkri 1 Yogyakarta dapat dilihat di bawah ini. 1. Visi SMA Bopkri 1 Yogyakarta Menuju peningkatan mutu pendidikan dengan dasar kasih serta didukung tenaga pendidikan profesional yang mampu melayani setiap peserta didik untuk menjadi manusia kritis dan humanis. 2. Misi SMA Bopkri 1 Yogyakarta a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien. b. Memberi kesempatan setiap warga sekolah untuk saling mengenali potensi diri dan mengembangkannya secara optimal. c. Membentuk manusia berbudi luhur dan memiliki kompetensi tinggi. d. Saling memberikan yang terbaik kepada sesama.

47 e. Menghasilkan lulusan yang berkualitas, mandiri, mampu menanggapi dan menjawab setaiap perubahan kini dan masa depan. Pembagian kerja di SMA Bopkri 1 Yogyakarta didasarkan pada struktur organisasi sekolah yang terdiri dari: 1. Kepala Sekolah a. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum b. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan c. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Prasarana d. Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas 2. Tata Usaha 3. Bimbingan Konseling 4. Rencana Induk Pengembangan Sekolah (RIPS) 5. Dewan Guru 6. Siswa Bagan struktur organisasi SMA Bopkri 1 Yogyakarta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

48 Yayasan BOPKRI DISDIKPORA Kepala Sekolah Tata Usaha Ren. Ind. Peng. Sek (RIPS) Bimbingan Konseling Wakasek Sarpras Wakasek Kurikulum Wakasek Kesiswaan Wakasek Humas Dewan Guru Siswa Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Bopkri 1 Yogyakarta B. Deskripsi tentang MABOSA MABOSA adalah majalah sekolah yang dikelola oleh para siswa SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Ide penerbitan majalah sekolah ini berawal ketika pada tahun 1989 Kepala Sekolah SMA Bopkri 1 Yogyakarta periode 1975 1995 Bapak Drs. Purwanto DA. bertemu dengan Ign. Adjie R. Primantoro, SS yang akrab dipanggil dengan panggilan Adjie yang dari percakapan mereka tercetus keinginan Pak Purwanto agar mas Adjie mau membina siswa dalam pembuatan majalah sekolah.

49 Awalnya sekitar tahun 1989 akhir para siswa sering mengadakan semacam perkumpulan dengan Adjie dan mencetuskan ide untuk membuat majalah sekolah yang mulai dari pengumpulan bahan, proses pembuatan dan pengelolaannya dilakukan oleh siswa. Dari beberapa kali pertemuan, akhirnya rencana tersebut bisa direalisasikan sehingga MABOSA terbit pertama kali pada bulan Juni 1990 dengan nama Majalah BOSA. Pada awal-awal terbit Majalah Bosa terbit satu tahun sekali, namun pada tahun 1994 terbit dua kali setahun. Pada tahun 1999 Majalah BOSA berubah nama menjadi MABOSA dan pada tahun 2005 sampai sekarang MABOSA terbit tiga kali setahun, yaitu setiap semester ditambah satu edisi pada hari Paskah. Dilihat berdasarkan esensinya, isi MABOSA ada tiga jenis, yaitu: fakta, fiksi, dan opini. Fakta adalah rubrik-rubrik yang berisi peristiwa yang terjadi, misalnya liputan khusus, laporan utama, seputar OSIS, dan sebagainya. Fiksi adalah artikel-artikel yang didasarkan pada hasil karangan, misalnya cerita pendek, sajak, astrologi, kartun, dan sebagainya, sedangkan opini adalah artikel yang berkaitan dengan pendapat seseorang, misalnya: opini siswa, suara guru, suara siswa, dan sebagainya. Biasanya persiapan terbit MABOSA minimal 3 bulan, misalnya untuk terbit bulan Desember, persiapannya dimulai bulan September, karena biasanya bulan Juli dilakukan rekruitmen anggota MABOSA dan bulan Agustus dilakukan pelantikan, sehingga bulan September mulai persiapan untuk penerbitan dan bulan Desember telah terbit. Namun, kadang-kadang ada yang persiapannya

50 kurang dari tiga bulan, misalnya bulan Maret/April terbit untuk edisi Paskah, sedangkan bulan Juni sudah harus terbit untuk semester genap. Susunan redaksi MABOSA terdiri dari pimpinan redaksi, wakil pimpinan redaksi, sekretaris redaksi, redaktur pelaksana, redaktur artistik, redaktur, dan fotografer yang semua personilnya adalah siswa yang masih aktif belajar di kelas X dan kelas XI dari SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Jika anggota redaksi telah naik ke kelas XII akan diganti oleh adik kelasnya yang masih kelas X dan XI, namun siswa kelas XII yang masih ingin berpartisipasi, bisa aktif mengirim naskah atau bahan lain ke MABOSA. Siswa lain, yang bukan anggota redaksi dari kelas X dan XI ternyata juga ada beberapa yang aktif mengisi MABOSA dengan artikel, puisi, gambar, dan sebagainya. Anggota MABOSA selalu mengadakan pertemuan seminggu sekali, yaitu setiap hari Jumat setelah selesai kegiatan pembelajaran. Untuk menjadi anggota MABOSA dibatasi hanya kelas X dan XI dan jika ada anggota MABOSA yang naik kelas ke kelas XII harus mengundurkan diri dan diganti dengan anggota baru dari kelas X atau XI yang proses seleksinya sekitar bulan Juli dan dilantik bulan Agustus. Untuk menjadi anggota MABOSA ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, antara lain: 1. Berminat di bidang jurnalistik 2. Bisa membagi waktu 3. Persetujuan orang tua 4. Masih duduk di kelas X atau XI

51 Seleksi menjadi anggota MABOSA dilakukan dua tahap, tahap pertama adalah pendaftaran anggota MABOSA yang penjaringannya dengan tugas membuat karya jurnalistik dalam OSPEK dan anggota akan dilantik pada bulan Agustus. Seleksi tahap kedua adalah seleksi untuk menjadi redaksi MABOSA, biasanya dilakukan dengan rekoleksi di bulan April dengan materi praktek lapangan dan meliput. Pada rekoleksi ini siswa juga diberi pembekalan terlebih dahulu sehingga bisa melaksanakan tugas praktek lapangan dan peliputan. Untuk mencari posisi yang tepat bagi siswa maka dibagikan angket yang berisi tiga sampai dengan lima pilihan, misalnya: menjadi redaktur opini, kartun, redaktur musik, redaktur berita, dan sebagainya. Berdasarkan angket ini akan diseksi siswa yang tepat/cocok menduduki posisi tertentu. Redaksi berhak menentukan tema termasuk isi materi yang akan diterbitkan, sedangkan anggota MABOSA yang bukan redaksi tidak berhak mengambil kebijakan mengenai tema dan isi. Selain redaksi dan anggota MABOSA bisa mengirimkan naskah ke MABOSA, namun untuk layak dan tidaknya dimuat akan diseleksi materinya terlebih dahulu oleh redaksi. Mengenai tugas redaksional, agar terjadi pemerataan maka di MABOSA dilakukan rotasi. Contohnya jika di kelas X anggota MABOSA pernah menjadi reporter, di kelas XI jabatannya mungkin menjadi redaktur, jika di kelas X seorang siswa menjadi fotografer mungkin di kelas XI menjadi reporter, dan seterusnya.